21927-Article Text-44602-2-10-20180304 PDF
21927-Article Text-44602-2-10-20180304 PDF
Siti Salamah
Abstract
The phenomenon of budget absorption in December that caused inequality of budget absorption is one of the
problems being experienced by Central Java Province. The purpose of this study is to analyze the factors causing
inequality absorption of APBD and the speed of absorption of Central Java Provincial Government's APBD.
This type of research is descriptive qualitative research with data analysis technique used in this research is
descriptive analysis and AHP (Analytical Hierarchy Process). Informants from this research consists of 13
keyperson consisting of academician/researcher and government institution that is Financial and Asset
Management Board of Central Java Province and the Regional Administration Bureau of CentralJavaProvince.
The result of research using AHP is first criterion is regulation factor, second criterion of budgetplanningfactor,
and resource factor. Alternative program of socialization program on budget disbursement mechanism.
Furthermore, the existence of RAB (Budget Plan), and the budget absorption budget..
45
Siti Salamah/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
Gambar 1. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 1997 -
2016
Sumber : BPKAD Provinsi Jawa Tengah, diolah
dominasi usia PNS yang ada di Pemerintahan Permasalahan penumpukan anggaran ini
Provinsi Jawa Tengah berusia 51 tahun sampai tidak terlepas dari penyerapan anggaran yang
dengan 55 tahun sejumlah 12.054 orang. Hal kurang optimal yaitu penyerapan anggaran
tersebut menunjukkan bahwa ada 12.054 orang pemerintah daerah yang cenderung rendah di
atau 27% dari keseluruhan jumlah PNS di awal tahun dan menumpuk di akhir tahun
Provinsi Jawa yang sudah memasuki usia yang anggaran merupakan penyerapan anggaran yang
kurang produktif tetapi masih dipekerjakan kurang baik dilihat dari sisi perencanaan
sebagai PNS. Apabila dibandingkan antara PNS pemerintah daerah. Selain itu tidak sesuai
yang termasuk dalam golongan usia yang masih dengan harapan pemerintah bahwa proses
produktif dengan PNS yang sudah memasuki pelaksanaan pembangunan dan pencairan
usia kurang produktif yaitu sebanyak 9.965 orang anggaran seharusnya dapat berlangsung tepat
atau 22,4% merupakan PNS yang berusia waktu, lebih merata dan memberikan multiplier
produkif sedangkan sebanyak 34.511 orang atau effect yang besar kepada kegiatan perekonomian.
77,6% PNS sudah memasuki usia kurang Kegagalan target penyerapan anggaran memang
produktif. Sehingga perlu adanya regenerasi PNS berakibat hilangnya manfaat belanja, karena
yang ada di Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah dana yang dialokasikan ternyata tidak semuanya
karena terkait dengan ketidakmerataan dapat dimanfaatkan, yang artinya terjadi iddle
penyerapan APBD sebagai akibat dari money. Menurut pihak Badan Pengelola
rendahnya penyerapan APBD pada bulan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa
Januari dan menumpuknya penyerapan APBD Tengah bahwa batasan idle money yang dapat
ketika menjelang akhir tahun yaitu dari bulan ditoleransi yaitu sebesar 5% sehingga terjadi
Juli sampai dengan bulan Desember. siklus penumpukan penyerapan anggaran pada bulan
anggaran politik dapat dihasilkan dari lembaga Desember. Penyerapan anggaran yang rendah
fiskal yang menciptakan batasan anggaran yang menunjukkan adanya permasalahan yang serius
lunak: yaitu, di mana calon dan pemilih rasional di kalangan pengguna anggaran, yang selalu saja
dapat memperkirakan bahwa biaya pra- terulang setiap tahun, khususnya persoalan di
pemilihan akan ditutup sebagian oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Rozai,
pemerintah pusat (Baskaran, et al., 2017) 2015).
49
Siti Salamah/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
HASIL DAN PEMB AHASAN komitmen dari pejabat pelaksana anggaran, dan
adanya sanksi bagi pejabat yang tidak
Setelah melakukan pengumpulan data
menyelesaikan tugas tepat waktu.
dapat diketahui faktor-faktor penyebab
Faktor-faktor tersebut merupakan faktor
ketidakmerataan penyerapan APBD Pemerintah
yang akan dijadikan kriteria dan dari kriteria
Provinsi Jawa Tengah yaitu dari faktor
tersebut kemudian dijadikan beberapa alternatif
perencanaan anggaran, faktor regulasi, dan
untuk menentukan strategi penyerapan APBD
faktor Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Melalui
dari faktor-faktor tersebut dibuat strategi untuk
bantuan dari keyperson yaitu pihak Badan
pemerataan penyerapan APBD yaitu: (1)
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi
Faktor perencanaan anggaran terdiri dari adanya
Jawa Tengah dan pihak Biro Administrasi
adanya RAB (Rencana Anggaran Biaya), adanya
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah
KAK (Kerangka Acuan Kerja), dan diadakan
dalam memberikan rating dan pembobotan pada
pelatihan pembuatan RAB (2) Faktor regulasi
setiap kriteria dan alternatif yang telah dibuat,
meliputi adanya kebijakan penyerapan anggaran,
maka dapat dilakukan analisis AHP (Analitycal
diadakan sosialisasi mengenai mekanisme
Hierarchy Process) untuk strategi penyerapan
pencairan anggaran, dan adanya kebijakan yang
APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Setiap
mengatur penerbitan SK (3) Faktor Sumber Daya
faktor yang dipertimbangkan dalam program
Manusia (SDM) terdiri dari adanya pelatihan
pemerataan penyerapan APBD beserta nilai
rutin untuk pejabat pelaksana anggaran, adanya
bobotnya disajikan pada tabel 1 berikut:.
50
Siti Salamah/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
provinsi atau pemerintah daerah sering atau Pejabat Pelaksana Anggaran (PPA) atau
mengalami perubahan tetapi belum pernah Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) akan
diadakan sosialisasi mengenai mekanisme menyebabkan keterlambatan penerbitan SK
pencairan anggaran yang menyebabkan pejabat pejabat tersebut (6) Adanya komitmen dari
pelaksana anggaran kurang mengetahui cara pejabat pelaksana anggaran disebabkan
mencairkan anggaran (2) Adanya RAB (Rencana seringnya pejabat tersebut berpindah-pindah
Anggaran Biaya) disebabkan karena ada OPD (7) Diadakan pelatihan pembuatan RAB
beberapa OPD yang tidak membuat RAB untuk karena kenyataan bahwa seringnya OPD
melaksanakan kegiatan atau program (3) Adanya melakukan revisi RAB setiap tahunnya dan
kebijakan penyerapan anggaran karena selama pelatihan pembuatan RAB tersebut juga belum
ini tidak ada kebijakan yang mengatur mengenai pernah dilakukan (8) Adanya pelatihan rutin
besaran atau persentase penyerapan anggaran untuk pejabat pelaksana anggaran karena pejabat
setiap bulan/triwulan/kuartal/semester yang pelaksana anggaran memiliki kompetensi,
harus dicapai oleh OPD (4) Adanya KAK pengetahuan, dan keahlian teknis dalam proses
(Kerangka Acuan Kerja) disebabkan masih ada penatausahaan keuangan daerah yang berbeda-
beberapa OPD yang tidak berpedoman pada beda (9) Adanya sanksi bagi pejabat yang tidak
KAK dalam melaksanakan kerjasama menyelesaikan tugas tepat waktu disebabkan
kegiatan/program kerja dengan pihak ketiga (5) banyak pejabat pelaksana anggaran yang sering
Adanya kebijakan yang mengatur penerbitan SK menunda-nunda pekerjaan dan kurang disiplin
karena masih seringnya terjadi keterlambatan dalam menyelesaikan tugasnya.
penetapan Pejabat Pengelola Keuangan (PPK)
Tabel 2. Urutan Alternatif Strategi Penyerapan APBD dari yang Paling Prioritas
Kriteria Program Nilai Bobot Keterangan
Diadakan sosialisasi mengenai mekanisme 0,183 Faktor Regulasi
pencairan anggaran
Adanya RAB (Rencana Anggaran Biaya) 0,162 Faktor Perencanaan Anggaran
Adanya kebijakan penyerapan anggaran 0,150 Faktor Regulasi
Adanya KAK (Kerangka Acuan Kerja) 0,148 Faktor Perencanaan Anggaran
Adanya kebijakan yang mengatur penerbitan 0,123 Faktor Regulasi
SK
Adanya komitmen dari pejabat pelaksana 0,076 Faktor Sumber Daya Manusia
anggaran
Diadakan pelatihan pembuatan RAB 0,064 Faktor Perencanaan Anggaran
Adanya pelatihan rutin untuk pejabat pelaksana 0,052 Faktor Sumber Daya Manusia
anggaran
Adanya sanksi bagi pejabat yang tidak 0,042 Faktor Sumber Daya Manusia
menyelesaikan tugas tepat waktu
Sumber : Data Primer diolah
51
Siti Salamah/ Economics Development Analysis Journal 7 (1) (2018)
52