Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI

Attention Deficit Hyperaktivity Disorder (ADHD) dicirikan dengan tingkat gangguan


perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas yang tidak sesuai dengan tahap
perkembangan dan gangguan ini dapat terjadi disekolah maupun di rumah (Isaac,
2005).

Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak.
Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan
bertindak sekehendak hatinya atau impulsif. (Dr. Seto Mulyadi dalam bukunya
“Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“)

Hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi
neurologis dengan gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian. (Sani Budiantini
Hermawan, Psi.,)
ETIOLOGI

FAKTOR
FAKTOR GENETIK
NEUROLOGIK

FAKTOR
FAKTOR TOKSIK PSIKOSOSIAL DAN
LINGKUNGAN
PATOFISIOLOGI
Kurang konsentrasi/gangguan hiperaktivitas ditandai dengan gangguan
konsentrasi, sifat impulsif, dan hiperaktivitas. Tidak terdapat bukti yang
meyakinkan tentang sesuatu mekanisme patofisiologi ataupun gangguan
biokimiawi. Anak pria yang hiperaktiv, yang berusia antara 6 – 9 tahun serta
yang mempunyai IQ yang sedang, yang telah memberikan tanggapan yang baik
terhadap pengobatan–pengobatan stimulan, memperlihatkan derajat
perangsangan yang rendah (a low level of arousal) di dalam susunan syaraf pusat
mereka, sebelum pengobatan tersebut dilaksanakan, sebagaimana yang berhasil
diukur dengan mempergunakan elektroensefalografi, potensial–potensial yang
diakibatkan secara auditorik serta sifat penghantaran kulit. Anak pria ini
mempunyai skor tinggi untuk kegelisahan, mudahnya perhatian mereka
dialihkan, lingkup perhatian mereka yang buruk serta impulsivitas. Dengan 3
minggu pengobatan serta perawatan, maka angka–angka laboratorik menjadi
lebih mendekati normal serta penilaian yang diberikan oleh para guru mereka
memperlihatkan tingkah laku yang lebih baik.
MANIFESTASI KLINIS

Ukuran objektif tidak memperlihatkan bahwa anak yang terkena gangguan ini
memperlihatkan aktifitas fisik yang lebih banyak, tetapi gerakan–gerakan yang mereka
lakukan kelihatan lebih kurang bertujuan serta mereka selalu gelisah dan resah. Mereka
mempunyai rentang perhatian yang pendek, mudah dialihkan serta bersifat impulsif dan
mereka cenderung untuk bertindak tanpa mempertimbangkan atau merenungkan akibat
tindakan tersebut. Mereka mempunyai toleransi yang rendah terhadap perasaan frustasi
dan secara emosional mereka adalah orang–orang yang labil serta mudah terangsang.
Suasana perasaan hati mereka cenderung untuk bersifat netral atau pertenangan,
mereka kerap kali berkelompok, tetapi secara sosial mereka bersikap kaku.
PENATALAKSANAAN

Keperawatan
a. Anak tersebut hendak mempunyai aturan yang berjalan secara teratur
menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti kegiatan rutinnya itu,
dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata pujian.
b. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat haruslah
dihindarakan
c. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang
d. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian rupa
Medis
a. Terapi farmakologis
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Menurut Videbeck (2008) pengkajian anak yang mengalami


AttentionDeficytHiperactivityDisorder (ADHD) antara lain:
► Pengkajian riwayat penyakit
► Penampilan umum dan perilaku motorik
► Mood dan afek
► Proses dan isi pikir
► Sensorium dan proses intelektual
► Penilaian dan daya tilik diri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
► Harga diri rendah situasional berhubungan dengan koping individu tidak efektif.
► Risiko cedera berhubungan dengan hiperaktivitas dan perilaku impulsif.
► Ketidakefektifankoping individu berhubungan dengankelainan fungsi darisystem keluarga
dan perkembangan ego yang terlambat, serta penganiayaan dan penelantaran anak.
► Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas dan hiperaktif.
► Ansietas (sedang sampai berat) berhubungan dengan ancaman konsep diri, rasa takut
terhadap kegagalan, disfungsi system keluarga dan hubungan antara orang tua dan anak
yang tidak memuaskan.
► Koping defensif berhubungan dengan harga diri rendah, kurang umpan balik atau umpan
balik negatif yang berulang yang mengakibatkan penurunan makna diri.
► Penurunan koping keluarga berhubungan dengan perasaan bersalah yang berlebihan, marah
atau saling menyalahkan diantara anggota keluarga tentang perilaku anak, kepenatan orang
tua karena menghadapi anak dengan gangguan dalam jangka waktu yang lama.
► Defisit pengetahuan tentang kondisi, prognosis, perawatan diri dan kebutuhan terapi
berhubungan dengan kurang sumber informasi, interpretasi yang salah tentang informasi.

Anda mungkin juga menyukai