Anda di halaman 1dari 22

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RSUD BESUKI

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM RSUD BESUKI
NOMOR: 188.4/679/430.10.7/2019
TENTANG
ASUHAN SERAGAM
DI LINGKUNGAN RUMAH SAKITBESUKI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


DIREKTURRUMAH SAKIT BESUKI

Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan rumah sakit agar dapat memberikan
Pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna berjalan sesuai standar, aman
Dan berkualiatas serta untuk menjamin mutu pelayananan kesehatan dan
mellindung keselamatan pasien maka di perlukan suatu kebijakan Asuhan
seragam di Rumah Sakit Umum besuki

b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan dalam Diktum sebagaimana tersebut perlu


di tetapkan Kegiatan asuhan seragam Pasien di Rumah Sakit Umum Besuki

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran ( Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 nomor 116, Tambahkan Lembaran Negara
Republik Indonesia nomor 4431).
2.Undang Undang Nomor 36 TAHUN 20019 tentang Kesehatan( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahkan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072)
3. Undang-Undang nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit( Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 nomor 298, Tambahkan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5607)
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, Tambahkan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5612);
6. peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2014 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahkan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3637)
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 Tentang Izin Praktk
Dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 671);
8. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan
pengelolaan Rumah Sakit Daerah;
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
10. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/439/KPTS/013/2008 tentang
penetapan Rumah sakit Umum Besuki
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANG ASUHAN SERAGAM DI
LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM BESUKI;
KESATU : Keputusan Direktur tentang Kebijakan asuhan seragam di Rumah Sakit Umum
Besuki:
KEDUA : Asuhan seragam sebagaimana disebutkan dalam Diktum KESATU keputusan
meliputi:
1. akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, yang diberikan oleh PPA
yang kompeten tidak Tergantung harinya setiap minggu atau waktunya setiap
hari(3-24-7).
2. Penggunaan alokasi sumberdaya yg sama, antara lain staf klinis dan
pemeriksaan dianostik, untuk memenuhi kebutuhan pasien pada populasi yang
sama.
3. Pemberian asuhan yang diberikan kepada pasien sama di semua unit pelayanan
di RS.
4. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setara di seluruh Rumah Sakit.
5. penerapan dan penggunaan regulasi dan form dalam bidang klinis antara lain :
metode asasmen IAR(Informasi Analisis Rencana), form asesmen awal-
aksesmenulang, PPK, Alur Klinis terintegrasi, Pedoman Manajemen Nyeri,
regulasi untuk berbagai tindakan seperti antara lain Water sealed Drainage,
pemberian tranfusi darah, biopsy ginjal, fungsi lumbal dan sebagainya.
KETIGA : Asuhan seragam sebagaimana di sebutkandi dalam Diktum KESATU Keputusan ini
di tetapkan sbg pedoman dalam penyelenggaraan pelaksanaan kegitatan pelayanan pasien di
Rumah SAkit Umum Besuki
KEEMPAT : Keputusan Direktur ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan, dan apabila di
dalam penetapan Keputusan ini terdapat kekliruan akan diadakan pembetulan sebaimana
mestinya

Tembusan :
1. Para Wakil Direktur
2. Kepala Bidang dan Bagian Terkait
3. Kepala instalsi terkait
4. ketua Komite Medik
5. Ketua komite Keperwatan
6. kepala pavilyun
RSU DR.H. NO NAME
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadiran Allah SWT karena hanya atas pertolongan-nya sajalah
maka panduan ini dapat terselesaikan.
Panduan pelayanan Seragam untuk berpatisipasi lebih baik dalam mengikuti asuhan yang di
berikan dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat bagi diri/keluarga.
Setiap petugas kesehatan yang ada di RSUD besuki mampu memberikan Pelayanan
Seragam kepada pasien dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Besuki tentang fasilitas dan
pelayanan kesehatan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit yang meliputi alur pendaftaran
pelayanan rawat jalan dan inap,pelayanan di IGD pelayanann penunjang, tariff fasilitas rumah
sakit dll..
Panduan ini di susun dengan harapan dapat dijadikan acuan oleh setiap petugas dalam
memberkan pelayanan Seragam kepada pasien dan Keluarga.
Akhir kata semoga bermanfaat.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS(PPK)
TATA LAKSANAKASUS
SMK BEDAH

Appendisitis
(ICD 10 : k35)
NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
2/PPK/1/2015 1/1 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI

Dr. no name
pembinaUtama muda
Nip :
1. pengertian (definisi) Appendisitis adalah peradangan pada appendix yang di sebabkan
adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga terjadi kongesti
vascular, iskemik dan di ikuti dengan infeksi.
ada umumnya obstruksi di sebabkan fecalith tetapi pada anak
hanya dijumpai pada 20% kasus saja. Penyebab obstruksi lainnya
adalah hyperplasia folikel limfoid, carcinoid benda asing atau
cacing.
Pada anak umumnya appendicitis di jumpai pada 6-10 tahun dan
lebih sring pada anak laki laki di bandingkan perempuan(3:2).
2. Anemnesis Riwayat nyeri perut kanan bawah yang biasanya di awali dengan
nyeri pada ulu hati di sertai adanya mual dan muntah, kemudian
nyeri pindah ke perut kanan bawah. Nyeri dapat menyebarkan ke
seluruh perut bila telah terjadi peritonitis akibat perforasi
appendicitis.
3. Pemeriksaan Fisik  Nyeri tekan titik MCBurney (+)
 Rovsing’s sign (+)
 Nyeri tekan pada jam 9-12 pada pemeriksaan rectal
toucher
 Defance muscular pada perut kanan bawah sampai
seluruh perut pada kasus appendicitis perforasi
4. kriteria diagnosis 1. Anamnesa : sesuai criteria
2. Pemeriksaan fisik : Susuai Kriteria
5. Diagnosis Apendisitis
6. Diagnosis banding TOA, Adnexitis,ISK, Urolithiasis
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah rutin (ditemukan lekositosis)
penunjang 2. Urinalisa
3. USG appendix ( didapatkan gambaran tubular buntu
dengan diameter>6mm

8. terapi Appendictomy

9.edukasi 1. Kemungkinan terjadinya komplikasi


post operasi
2. Kontrol rutin post operasi
10. Pronogsis Advitam : dubiaadbonam/malam
Adsanationam : dubiaadbonam/malam
Adfungsionam : dubiaadbonam/malam

11.Tingkat evidens I/II/III/IV

12. Tingkat Rekomendasi A /B/C

13. kepustakaan 1. Grosfeld Jl.O’neil JA et al.


Appendicits. Dalam pediatric Surgery.
6 th ed; Mosby Elsevier. Philadelphina
2006.P. 577-585
2. Ashcraft, KW. Appensistis. Dalam
pediatric Surgery 4 ed.
Elsevier.2005.p.1501-1513
3. Ziggler.MM. et al. Appendisitis. Dalam
Operative Pediatric Surgery.
McGraw-Hill.2003.P.671.690
4. Puri.p., Hoolwarth.M. Appendisitis.
Dalam pediatric Surgery. Springer-
Verlag Berlin Heigdelberg 2006. P
335-346
5. Robert M. Arenman, M.D, Daniel A.
Bambini, M.D, P. Stephen Almound,
M.D, Pediatric Surgery, Vademacum,
2000,pg 388
PANDUAN PRAKTIK KLINIS(PPK)
TATALAKSANA KASUS
UPF DALAM
RSUD BESUKI
2019-2020
DEMAM TYPHOID
(ICD 10 : A01.0)
NO DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN
54/PPK/I/2015 1/1 1/3
TANGGAL TERBIT Ditetapkan:
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI

Dr. no name
Pembina Utama Muda
NIP……
Pengertian (definisi) Penyakit sistematik akut yang di sebabkan oleh infeksi kuman
Salmonella typhi atau Salmonella partatyphi
Anamnesis Demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu
demam menetap (kontinyu) ato remiten pada minggu
kedua.Demam terutama sore/malam hari,sakit kepala, nheri
otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
Pemeriksaan fisik Febris, kesadaran berkabut, bradikardia relative( peningkatan
suhu 10C tidak di ikuti peningkatan denyut nadi 8x/mnt), lidah
yang berselaput (kotor di tengah, tepid an ujung merah, serta
themor), hepatomegali, spelenomegali, nyeri abdomen, reseolae
(jarang pada orang Indonesia).
Komplikasi Intestal : pendarahan intestinal, perforasi usus, ileus paralitik,
pancreatitis
Ekstra-intestinal : Kardiovaskular (kegagalan sirkulasi perifer,
miokarditis,thrombosis, trombofeblitis), hematologic (anemia
hemolitik, trombositopenia KID), paru ( pneumonia, empiema,
pleuritis), tulang (osteomielitis, periotitis, spondilitis, arthritis),
neuropsikiatrik (toksik typhoid)
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa: sesuai criteria
2. Pemeriksaan fisik : Sesuai criteria
3. Laboratorium : Darah lengkap,widah tite, titer, IgM, tes
fungsi hati, serologis, kultur darah (biakan empedu)
Diagnosis kerja Demam Typhoid
Diagnosis Banding 1. Infeksi virus
2. Malaria
Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium : darah lengkap, widal : titer o>160, titer
o> 160, titer IgM salmonella (+), tes fungsi hati,
serelogis, kultur darah (biakan emedu)
2. Thorax Foto ( apabila ada komplikasi)
3. BOF (apabaila ada komplikasi)
Terapi Nonfarmakologis : tirah baring, makanan
lunak rendah serat
Farmakologis :
 Simtomatis
 Antimikroba:
-pilihan utama : kloramfenikol 4x
500mg sampai dengan 7hari bebas
demam.
Alternative lain :
- Tiamfenikol 4x500mg (komplikasi
hermatologi lebih rendah
dibandingkan kloramfenikol)
- Kotimoksazol 2x2 tablet selama 2
minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-
150mg/kgBB selama 2 minggu
- Safalosporin generasi iii : yang
terbukti efektif adalah seftriakson 3-
4 gram dalam sehari, selama 3-5
hari
- Dapat pula diberikan sefotaksim 2-
3 x 1 gr,sefoparazon 2 x 1 gr.
- Flurokuinolon (demam umumnya
lisis pada hari III atau menjelang
hari IV)
- Norfloksasin 2x 400 mg/hari
selama 14 hari
- Siprofloksasin 2x 500mg/hari
selama 6 hari
- Ofloksasin 2x400 mg/hari selama 7
- Peflosasin 400mg/hari selama 7hari
- Fleroksasin 400mg/hari selama 7
hari
 Pada kasus toksik typhoid ( demam
typhoid disertai gangguan kesadaran
dengan atau tanpa kelainan neurologis
lainnya dan hasil pemeriksaan cairan
otak masih dalam batas normal)
langsung di berikan kombinasi
kloramfnikol 4x500mg dengan
ampilisin 4x1 gr dan deksametason
3x5mg
 Kombinasi antibiotika hanya diindikasi
pada toksik typhoid, peritonitas atau
perforasi, renjatan septic.
 Steroid hanya di indikasi pada toksik
typhoid atau deam typhoid yang
mengalami renjatan septic dengan dosis
3x5mg
Kasus typhoid karier :
- Tanpa kollelitiasis>>> pilihan
rejimen terapi selama 3 bulan :
- Ampisilin 100
mg/kgBB/hari+Probenesid
30mg/kgBB/hari
- Kontrimoksazol 2x2 tablet/hari
 Dengan kolelitiasis >>>
kolesistektomi+rejimen tsb di atas
selama 28 hari atau kolesistektomi+
salaha satu rejimen berikut
- Siprofloksasin 2 x 750mg/hari
- Norfloksasin 2x400 mg/hari
 Dengan infeksi Schistosoma
haematobium traktus urinarius,,
eradikasi Schistosoma haematobium:
- Prazikuatntel 40 mg/kgBB dosis
tunggal, atau
- Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila perlu
diberikan 3 dosis, interval 2 minggu
Setelah eradikasi berhasil, di berikan rejimen
tetapi untuk typhoid karier seperti diatas.

Perhatikan: Pada kehamilan fluorokuinolon


dan kotrimoksazol tidak boleh digunakan.
Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trimester
III.
Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trimester I.
Obat yang dianjurkan golangan beta laktam :
ampisilin, amoksisilin, dan sefalosporin
generasi III ( seftriakson).

Edukasi 1. Edukasi jenis penyakit dan


perjalanannya
2. Edukasi pengobatan
3. Edukasi nutrisi/ pola hidup
Prognosis Ad vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad fungsional : bonam
Tingkat Evidens I/II/III/IV
Tingkat Rekomendasi A/B/C
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM BESUKI
NOMOR : 188.4/257/430.10.7/2019
TENTANG
DAFTAR STAF MEDIS DAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA MEDIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI
SPK- RKK DOKTER sebagai berikut :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Besuki, di
perlukan penyelengaraan mutu pelayanan bermutu tinggi;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit Umum Besuki dapat terlaksana denRumah gan
baik, perlu adanya kebijakan direktur Rumah Sakit Umum Besuki sebagai landasan bagi
penyelengaraan pelayanaan pasien rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Besuki ;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud direktur Rumah Sakit Besuki;
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang kesehatan (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063)
2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahkan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5072)
3. Peraturan Menteri Kesehatan republic Indonesia Nomor 755/MENKES/PER/1V/2011
tentang Penyenggelagarakan Komite Medis di Rumah Saki
4. Keputusan Direktur Nomor 188.4/57.2/430.11.8/2015, Tentang Peranturan Internal Staf
Medis Rumah Sakit Umum Besuki
5. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Besuki nomor3 tahun 2014 Rumah Sakit Umum
besuki pembentukan Komite Medik
6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Besuki Nomor 188.4/285/430.10.7/2019
Tentang peerubahan kedua atsa Keputsan Direktur Nomor 188.4/82.1 Perubahan kedua
atas keputusan Direktur Nomor 188.4/82.1/430.11.8/2019 Tentang pengangkatan
Keanggotaan Komite Medik Rumah Sakit Umum Besuki

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANGDAFTAR STAF MEDIS DAN
KEWENANGAN KLINIS TENAGA MEDIS
KESATU: Keputusan direktur Rumah Sakit Umum dr H. Koesnadi Bondowoso Tentang Daftar
Staf Medis dan Kewenangan Klinis Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Besuki
KEDUA :Keputusan Tentang Kewenangan Klinis pelayanan pasien rawat inap dan rawat-jalan
di Rumah Sakir Umum Besuki sesuai dengin bidang keahlian masing masing sesuai
kompetensinya,
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tentang Kewenangan Klinis bagi staf
medis di ruma sakit Besuki dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Besuki
KEEMPAT:Keputusan ini mulai berlakku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan segala sesuatu
akan diubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terjadi
kekeliruan dalam penetapan ini.

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERA BESUKI
TENTANG
SURAT PENUGASAN KLINIS DAN RINCIAN KEWENANGAN KLINIS
STAF MEDIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BESUKI
Menimbang:
a. bahwa menindaklanjuti surat Komite Medik Nomor 29.1/KM RS/ X/ 2018 tanggal 2
Oktober 2018 tentang Rekomendasi Surat Penugasan Klinis Dan Rincian Kewenangan
Klinis Tambahan perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Surat Penugasan Klinis
dan Rincian Kewenangan Klinis Staf Medis,TERNENDALI
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Mengingat Negara Republik
Indonesia Nomor 5063),
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang ure8aN Republik Rumah Sakit
(Lembaran Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072)
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 755/MENKES/PER/IV/2011 JOmON
Penyelenggaraan Komite Medis di Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 259)
4. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum daera besuki Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan Komite Medik Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi Bondowoso,
5. Keputusan Dircktur Nomor 1884 57 2 430.11.8/2015, tentang Peraturan Internal Staf
Medis Rumah Sakit Umum daera besuki
6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum dr H Nomor Koesnadi Bondowoso
188.4/21/430. 10.7/2018 Tentang Perubahan Keanggotaan Komite Medik Rumah Sakit
Umum Daerah Besuki
MEMUTUSKAN
Menetapkan : DIREKTUR TENTANG SURAT KEPUTUSAN PENUGASAN KLINIS DAN
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
KESATU : Memberikan penugasan klinis kepada dokter siswani sesuai dengan rincian
Kewenangan Klinis yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini, Penugasan JP
sesuai dengan Rincian upeday Keputusan ini berlaku selama 3 Tiga) tahun sejak
tanggal ditetapkannya,
KEDUA : Keputusan ditetapkan dengan catatan segala sesuatu akan diubah dan diatur
kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudien hari terjadi kekeliruan dalam
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan segala
sesuatu akan di ubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian
hari terjadi kekeliruan dalam penetapan
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BESUKI

TENTANG ASUHAN SERAGAM DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM BESUKI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
BESUKI

Menimbang : a. Bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan rumah sakit agar dapat memberikan
pelayanan keseatan aman, dan berkualitas serta untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan
melindungi keselamatan pasien maka diperlukan suatu kebijakan Asuhan Menimbang pelayaná
kesehatan untuk melaksanakan kegiatan dalam rumah sakit sebagaimana tersebut perlu
ditetapkan Kebijakan asuhan seragam Pasien di Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi dengan
Keputusan Direktur Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431 ) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) aluua Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072), Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga tr Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612)
BAB I

DEFINISI

1. Pengertian asuhan seragam


Pengertian Asuhan seragam Adalah asuhan yang menghormati dan responsif
terhadap pihan. kebutuhan dan nilai nilai pribadi pasien, serta memastikan bahwa nilal
nilal pasien menjadi panduan bagi semua keputusan klinis
Penyediaan pelayanan yang paling sesuai di suatu rumah sakit untuk mendukung
dan merespon setinp kebutuhan pasien yang unik. memerlukan perencanaan dan
koordinani tingkat tinggi Ada beberapa aktivitas tertentu yang bersifat denar begi
pelayanan pasien Untuk semua disiplin yang memberikan pelayanan pasien, akrivitas ini
termasuk
a) Perencanaan dan pemberinn asuban kepeda setiap/masing masing pasien
b) Pemantauarn panien untuk mengetahui hasil asuhan pasien
c) Modifilkasi asuhan pasien bila perlu,
d) Perencanaan tindak lanjut
Banyak praktisi kenehatan yaitu: nutrisionis, terapis rehabilitani, dan praktisi
pelayanan kesehatan lain melaksanakan aktivitas ternebut Masing masing praktisi
pelayanan kesehatan mempunyai peran yang jelas dalam asuhan pasien Peran tersebut
ditentukan oleh lisensi, kredensial, sertifikat, undang-undang dan peraturan, ketrampilan
(skill) khusus individu, pengetahuan, pengalaman, juga kebijakan rumah sakit atau uraian
tugas Sebagian pelayanan bisa dilaksanakan oleh panien, keluarganya, atau pembentu
pelaksana asuhan lainnya yang terlatih dokter perawat, apoteker

2. Konsep danar Pelayanan Asuhan Seragam

a) Martabat dan rana hormat

1) Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan & menghormati pandangan dan pilihan


pasien & keluarga

2) Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien & keluarga


dimanukkan dim perencanaan dan pemberian pelnyanan kesehatan

b) Berbagi informani

1) Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara


lengkap pasien & keluarga

2) Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan ) Partisipast Pasien
& keluarga didorong dan didukung utk berpartisipası dim asuhan dan pengambilan
keputusan / pilihan mereka
c) Partisipasi

pasien dan keluarga di doron g untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan pasien.

d) Kolaborasi / kerjasama. Pimpinan pelayanan kesehatan bekerjasama dgn pasien &


keluarga dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program,

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi


untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan individu, keluarga. kelompok, dan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat


memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan keschatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar
pelayanan profesi yang telah ditetapkan

Kesehatan adalah merupakan hak azazi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Danar 1945 Setiap kegiatan dalam
rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif. pembentukan sumber daya
manusia Indonesia serta meningkatkan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional

Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat


Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi negara dan setiap upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga partipasif. dan berkelanjutan dalam
rangka berarti insvestasi bagi pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah mapun
masyarakat

Dengan semakin meningkatnya jumlah pasien yang mempergunakan fasilitas


Rumah Sakit Umum dr H. Koesnadi maka diperlukan peningkatan pelayanan IGD,
Rawat Jalan, Rawat Inap dan pemeriksaan penunjang dengan pelayanan yang seragam.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di buat panduan pelayanan seragam yang
merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang
diberikan pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Besuki ke pasien yang melakukan
BAB II

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Pelayanan Seragam Setiap hal yang menyebabkan terjadinya


gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi
yang besar bag negara dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga
berarti insvestasi bagi pembanguanan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah mapun
masyarakat Pemerintah menyusun alat ukur untuk mengukur kinerja pelayanan publik
25/KEP/M.PAN/2/2004 25/KEP/M PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan
eksternal Berdasarkan Menpan Menpan melalui Keputusan Keputusan ON ON Indeks
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, terdapat 14 ueunday indikator kriteria
pengukuran kinerja organisası dan 4 indikator untuk akreditasi rumah sakit untuk
pelayanan seragam sebagai berikut:

a Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak tergantung atas
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan

b Akses untuk asuhan dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten
tidak tergantung atas hari-han serta yang memadai yang tertentu atau waktu
tertentu

c Ketepatan facuity) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya


untuk memenuhi kebutuhan pasien

d Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia)


sama di seluruh rumah sakit

e Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan


keperawatan yang setingkat di seluruh rumah sakit

f Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada


masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan

g Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrative yang


diperlukan untuk mendapatkan pelayanan dengan jenis tunsas pelayanannya.

h Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang


memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya)
I Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan
pelayanan, terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang
berlaku

J Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung


jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan

k Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tihgkat keahhan dan ketrampilan yong


dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat

l Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam


waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan

m. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dens tidak


membedakan golongan/status masyarakat

n Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugan dalam
memberikan pelayanan kepada manyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati

o Kewajaran binya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadop


benarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan

P Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian dibayarkan dengan biaya yang


telah ditetapkan

q Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan sesuai dengan


ketentuan yang telah ditetapkan

r Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang


beraih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan

s Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit


penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga masyarakat
meraso tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang
diakibatkarn dari pelaksanaan pelayanan

Berdasarkan pada uraian di atas, pengukuran kinerja organisasi publik dapat


dilakukan secara internal maupun ekstemal Penilaiin secra internal adalah
mengetahui apakah proses pencapaian tojuan sudah sesuai dengan rencana bila
dilihat dari proses dan waktu, sedangkan penitaian ke luar (ekaternal) dilakukan
dengan mengukur kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
Adapun Fasilitas Pelayanan:

1. UNIT GAWAT DARURAT

2. PELAYANAN SPESIALISTIK

a. Poli Penyakit Dalam

b. Poliklinik Kebidanan

c. Poliklinik Keschatan Anak

3. PELAYANAN MEDICAL CHECK UP

Unit Pelayanan Kesehatan yang lainnya

a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
BAB III
TATA LAKSANA

Asuhan pasien yang seragam menghasilkan penggunaan sumber daya yang efisien dan
sehingga mendapatkan evaluasi hasil foutcome) yang sama untuk asuhan di seluruh rumah sakit
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat
kualitas asuhan yang sama di rumah sakit Untuk melaksanakan prinsip "kualitas asuhan yang
setingkat" dan secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada populasi pasien yang sama pada
berbagai unit kerja, rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama setiap hari
dalam seminggu dan pada setiap shift Kebijakan dan prosedur tersebut harus sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku yang membentuk proses pelayanan pasien dan
dikembangkan secara kolaboratif
Keseragaman prosedur pelayanan di rumah sakit ini sesuai sesuai dengan persyaratan
teknis dan administratif yang Persyaratan pelayanan yaitd layanan seisuai dengan jenis
pelayanannya diperlukan untuk mendapatkan meliputi antara lain
a Keseragaman prosedur alur pelayanan rawat jalan
b. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan rawat inap
c. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan IGD
d. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan rawat jalan dan inap
e Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan laboratorium patolog klinik dan natomi
f Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan radiolog & Keseragaman mendapatkan
prosedur pelayanan Cateterisası Jantung
h Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan darah
I Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan hemodialisa
J Keseragaman mendapatkan prosedur fasilitas perawatan
k Keseragaman melakukan prosedur penyelesaian administrasi
1 Keseragaman mendapatkan prosedur asupan gizi
m Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan obat
n Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan anestesi
o Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan bedah atau tindakan lain
P Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan transportasi
q Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan jenazah

Anda mungkin juga menyukai