KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM RSUD BESUKI
NOMOR: 188.4/679/430.10.7/2019
TENTANG
ASUHAN SERAGAM
DI LINGKUNGAN RUMAH SAKITBESUKI
Menimbang : a. bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan rumah sakit agar dapat memberikan
Pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna berjalan sesuai standar, aman
Dan berkualiatas serta untuk menjamin mutu pelayananan kesehatan dan
mellindung keselamatan pasien maka di perlukan suatu kebijakan Asuhan
seragam di Rumah Sakit Umum besuki
Tembusan :
1. Para Wakil Direktur
2. Kepala Bidang dan Bagian Terkait
3. Kepala instalsi terkait
4. ketua Komite Medik
5. Ketua komite Keperwatan
6. kepala pavilyun
RSU DR.H. NO NAME
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadiran Allah SWT karena hanya atas pertolongan-nya sajalah
maka panduan ini dapat terselesaikan.
Panduan pelayanan Seragam untuk berpatisipasi lebih baik dalam mengikuti asuhan yang di
berikan dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat bagi diri/keluarga.
Setiap petugas kesehatan yang ada di RSUD besuki mampu memberikan Pelayanan
Seragam kepada pasien dan pengunjung di Rumah Sakit Umum Besuki tentang fasilitas dan
pelayanan kesehatan kesehatan yang dimiliki Rumah Sakit yang meliputi alur pendaftaran
pelayanan rawat jalan dan inap,pelayanan di IGD pelayanann penunjang, tariff fasilitas rumah
sakit dll..
Panduan ini di susun dengan harapan dapat dijadikan acuan oleh setiap petugas dalam
memberkan pelayanan Seragam kepada pasien dan Keluarga.
Akhir kata semoga bermanfaat.
PANDUAN PRAKTIK KLINIS(PPK)
TATA LAKSANAKASUS
SMK BEDAH
Appendisitis
(ICD 10 : k35)
NO DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
2/PPK/1/2015 1/1 1/2
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI
Dr. no name
pembinaUtama muda
Nip :
1. pengertian (definisi) Appendisitis adalah peradangan pada appendix yang di sebabkan
adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga terjadi kongesti
vascular, iskemik dan di ikuti dengan infeksi.
ada umumnya obstruksi di sebabkan fecalith tetapi pada anak
hanya dijumpai pada 20% kasus saja. Penyebab obstruksi lainnya
adalah hyperplasia folikel limfoid, carcinoid benda asing atau
cacing.
Pada anak umumnya appendicitis di jumpai pada 6-10 tahun dan
lebih sring pada anak laki laki di bandingkan perempuan(3:2).
2. Anemnesis Riwayat nyeri perut kanan bawah yang biasanya di awali dengan
nyeri pada ulu hati di sertai adanya mual dan muntah, kemudian
nyeri pindah ke perut kanan bawah. Nyeri dapat menyebarkan ke
seluruh perut bila telah terjadi peritonitis akibat perforasi
appendicitis.
3. Pemeriksaan Fisik Nyeri tekan titik MCBurney (+)
Rovsing’s sign (+)
Nyeri tekan pada jam 9-12 pada pemeriksaan rectal
toucher
Defance muscular pada perut kanan bawah sampai
seluruh perut pada kasus appendicitis perforasi
4. kriteria diagnosis 1. Anamnesa : sesuai criteria
2. Pemeriksaan fisik : Susuai Kriteria
5. Diagnosis Apendisitis
6. Diagnosis banding TOA, Adnexitis,ISK, Urolithiasis
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah rutin (ditemukan lekositosis)
penunjang 2. Urinalisa
3. USG appendix ( didapatkan gambaran tubular buntu
dengan diameter>6mm
8. terapi Appendictomy
Dr. no name
Pembina Utama Muda
NIP……
Pengertian (definisi) Penyakit sistematik akut yang di sebabkan oleh infeksi kuman
Salmonella typhi atau Salmonella partatyphi
Anamnesis Demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu
demam menetap (kontinyu) ato remiten pada minggu
kedua.Demam terutama sore/malam hari,sakit kepala, nheri
otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
Pemeriksaan fisik Febris, kesadaran berkabut, bradikardia relative( peningkatan
suhu 10C tidak di ikuti peningkatan denyut nadi 8x/mnt), lidah
yang berselaput (kotor di tengah, tepid an ujung merah, serta
themor), hepatomegali, spelenomegali, nyeri abdomen, reseolae
(jarang pada orang Indonesia).
Komplikasi Intestal : pendarahan intestinal, perforasi usus, ileus paralitik,
pancreatitis
Ekstra-intestinal : Kardiovaskular (kegagalan sirkulasi perifer,
miokarditis,thrombosis, trombofeblitis), hematologic (anemia
hemolitik, trombositopenia KID), paru ( pneumonia, empiema,
pleuritis), tulang (osteomielitis, periotitis, spondilitis, arthritis),
neuropsikiatrik (toksik typhoid)
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa: sesuai criteria
2. Pemeriksaan fisik : Sesuai criteria
3. Laboratorium : Darah lengkap,widah tite, titer, IgM, tes
fungsi hati, serologis, kultur darah (biakan empedu)
Diagnosis kerja Demam Typhoid
Diagnosis Banding 1. Infeksi virus
2. Malaria
Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium : darah lengkap, widal : titer o>160, titer
o> 160, titer IgM salmonella (+), tes fungsi hati,
serelogis, kultur darah (biakan emedu)
2. Thorax Foto ( apabila ada komplikasi)
3. BOF (apabaila ada komplikasi)
Terapi Nonfarmakologis : tirah baring, makanan
lunak rendah serat
Farmakologis :
Simtomatis
Antimikroba:
-pilihan utama : kloramfenikol 4x
500mg sampai dengan 7hari bebas
demam.
Alternative lain :
- Tiamfenikol 4x500mg (komplikasi
hermatologi lebih rendah
dibandingkan kloramfenikol)
- Kotimoksazol 2x2 tablet selama 2
minggu
- Ampisilin dan amoksisilin 50-
150mg/kgBB selama 2 minggu
- Safalosporin generasi iii : yang
terbukti efektif adalah seftriakson 3-
4 gram dalam sehari, selama 3-5
hari
- Dapat pula diberikan sefotaksim 2-
3 x 1 gr,sefoparazon 2 x 1 gr.
- Flurokuinolon (demam umumnya
lisis pada hari III atau menjelang
hari IV)
- Norfloksasin 2x 400 mg/hari
selama 14 hari
- Siprofloksasin 2x 500mg/hari
selama 6 hari
- Ofloksasin 2x400 mg/hari selama 7
- Peflosasin 400mg/hari selama 7hari
- Fleroksasin 400mg/hari selama 7
hari
Pada kasus toksik typhoid ( demam
typhoid disertai gangguan kesadaran
dengan atau tanpa kelainan neurologis
lainnya dan hasil pemeriksaan cairan
otak masih dalam batas normal)
langsung di berikan kombinasi
kloramfnikol 4x500mg dengan
ampilisin 4x1 gr dan deksametason
3x5mg
Kombinasi antibiotika hanya diindikasi
pada toksik typhoid, peritonitas atau
perforasi, renjatan septic.
Steroid hanya di indikasi pada toksik
typhoid atau deam typhoid yang
mengalami renjatan septic dengan dosis
3x5mg
Kasus typhoid karier :
- Tanpa kollelitiasis>>> pilihan
rejimen terapi selama 3 bulan :
- Ampisilin 100
mg/kgBB/hari+Probenesid
30mg/kgBB/hari
- Kontrimoksazol 2x2 tablet/hari
Dengan kolelitiasis >>>
kolesistektomi+rejimen tsb di atas
selama 28 hari atau kolesistektomi+
salaha satu rejimen berikut
- Siprofloksasin 2 x 750mg/hari
- Norfloksasin 2x400 mg/hari
Dengan infeksi Schistosoma
haematobium traktus urinarius,,
eradikasi Schistosoma haematobium:
- Prazikuatntel 40 mg/kgBB dosis
tunggal, atau
- Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB bila perlu
diberikan 3 dosis, interval 2 minggu
Setelah eradikasi berhasil, di berikan rejimen
tetapi untuk typhoid karier seperti diatas.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR TENTANGDAFTAR STAF MEDIS DAN
KEWENANGAN KLINIS TENAGA MEDIS
KESATU: Keputusan direktur Rumah Sakit Umum dr H. Koesnadi Bondowoso Tentang Daftar
Staf Medis dan Kewenangan Klinis Tenaga Medis di Rumah Sakit Umum Besuki
KEDUA :Keputusan Tentang Kewenangan Klinis pelayanan pasien rawat inap dan rawat-jalan
di Rumah Sakir Umum Besuki sesuai dengin bidang keahlian masing masing sesuai
kompetensinya,
KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tentang Kewenangan Klinis bagi staf
medis di ruma sakit Besuki dilaksanakan oleh Direktur Rumah Sakit Besuki
KEEMPAT:Keputusan ini mulai berlakku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan segala sesuatu
akan diubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian hari terjadi
kekeliruan dalam penetapan ini.
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERA BESUKI
TENTANG
SURAT PENUGASAN KLINIS DAN RINCIAN KEWENANGAN KLINIS
STAF MEDIS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH BESUKI
Menimbang:
a. bahwa menindaklanjuti surat Komite Medik Nomor 29.1/KM RS/ X/ 2018 tanggal 2
Oktober 2018 tentang Rekomendasi Surat Penugasan Klinis Dan Rincian Kewenangan
Klinis Tambahan perlu menetapkan Keputusan Direktur tentang Surat Penugasan Klinis
dan Rincian Kewenangan Klinis Staf Medis,TERNENDALI
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Mengingat Negara Republik
Indonesia Nomor 5063),
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang ure8aN Republik Rumah Sakit
(Lembaran Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072)
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 755/MENKES/PER/IV/2011 JOmON
Penyelenggaraan Komite Medis di Rumah Sakit (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 259)
4. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum daera besuki Nomor 3 Tahun 2014 Tentang
Pembentukan Komite Medik Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi Bondowoso,
5. Keputusan Dircktur Nomor 1884 57 2 430.11.8/2015, tentang Peraturan Internal Staf
Medis Rumah Sakit Umum daera besuki
6. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum dr H Nomor Koesnadi Bondowoso
188.4/21/430. 10.7/2018 Tentang Perubahan Keanggotaan Komite Medik Rumah Sakit
Umum Daerah Besuki
MEMUTUSKAN
Menetapkan : DIREKTUR TENTANG SURAT KEPUTUSAN PENUGASAN KLINIS DAN
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS STAF MEDIS
KESATU : Memberikan penugasan klinis kepada dokter siswani sesuai dengan rincian
Kewenangan Klinis yang tercantum dalam Lampiran Keputusan ini, Penugasan JP
sesuai dengan Rincian upeday Keputusan ini berlaku selama 3 Tiga) tahun sejak
tanggal ditetapkannya,
KEDUA : Keputusan ditetapkan dengan catatan segala sesuatu akan diubah dan diatur
kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudien hari terjadi kekeliruan dalam
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan catatan segala
sesuatu akan di ubah dan diatur kembali sebagaimana mestinya apabila dikemudian
hari terjadi kekeliruan dalam penetapan
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BESUKI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
BESUKI
Menimbang : a. Bahwa untuk menyelenggarakan kegiatan rumah sakit agar dapat memberikan
pelayanan keseatan aman, dan berkualitas serta untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan
melindungi keselamatan pasien maka diperlukan suatu kebijakan Asuhan Menimbang pelayaná
kesehatan untuk melaksanakan kegiatan dalam rumah sakit sebagaimana tersebut perlu
ditetapkan Kebijakan asuhan seragam Pasien di Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi dengan
Keputusan Direktur Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431 ) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) aluua Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072), Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga tr Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307. Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612)
BAB I
DEFINISI
b) Berbagi informani
2) Pasien & keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan ) Partisipast Pasien
& keluarga didorong dan didukung utk berpartisipası dim asuhan dan pengambilan
keputusan / pilihan mereka
c) Partisipasi
pasien dan keluarga di doron g untuk berpartisipasi dalam mengambil keputusan pasien.
Kesehatan adalah merupakan hak azazi manusia dan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Danar 1945 Setiap kegiatan dalam
rangka memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif. pembentukan sumber daya
manusia Indonesia serta meningkatkan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional
RUANG LINGKUP
a Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak tergantung atas
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan
b Akses untuk asuhan dan pengobatan diberikan oleh praktisi yang kompeten
tidak tergantung atas hari-han serta yang memadai yang tertentu atau waktu
tertentu
n Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugan dalam
memberikan pelayanan kepada manyarakat secara sopan dan ramah serta saling
menghargai dan menghormati
2. PELAYANAN SPESIALISTIK
b. Poliklinik Kebidanan
a. Laboratorium
b. Radiologi
c. Farmasi
BAB III
TATA LAKSANA
Asuhan pasien yang seragam menghasilkan penggunaan sumber daya yang efisien dan
sehingga mendapatkan evaluasi hasil foutcome) yang sama untuk asuhan di seluruh rumah sakit
Pasien dengan masalah kesehatan dan kebutuhan pelayanan yang sama berhak mendapat
kualitas asuhan yang sama di rumah sakit Untuk melaksanakan prinsip "kualitas asuhan yang
setingkat" dan secara khusus, pelayanan yang diberikan kepada populasi pasien yang sama pada
berbagai unit kerja, rumah sakit menyediakan tingkat kualitas asuhan yang sama setiap hari
dalam seminggu dan pada setiap shift Kebijakan dan prosedur tersebut harus sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku yang membentuk proses pelayanan pasien dan
dikembangkan secara kolaboratif
Keseragaman prosedur pelayanan di rumah sakit ini sesuai sesuai dengan persyaratan
teknis dan administratif yang Persyaratan pelayanan yaitd layanan seisuai dengan jenis
pelayanannya diperlukan untuk mendapatkan meliputi antara lain
a Keseragaman prosedur alur pelayanan rawat jalan
b. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan rawat inap
c. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan IGD
d. Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan rawat jalan dan inap
e Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan laboratorium patolog klinik dan natomi
f Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan radiolog & Keseragaman mendapatkan
prosedur pelayanan Cateterisası Jantung
h Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan darah
I Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan hemodialisa
J Keseragaman mendapatkan prosedur fasilitas perawatan
k Keseragaman melakukan prosedur penyelesaian administrasi
1 Keseragaman mendapatkan prosedur asupan gizi
m Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan obat
n Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan anestesi
o Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan bedah atau tindakan lain
P Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan transportasi
q Keseragaman mendapatkan prosedur pelayanan jenazah