Anda di halaman 1dari 11

A.

Tujuan

a. Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan mengaplikasikan


materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:


1. Mengetahui pengertian hipertensi
2. Metahui tanda dan gejala hipertensi
3. Mengetahui etiologi hipertensi
4. Mengetahui pelaksanaan Hipertensi

B. Sasaran
Ny. Suminem (warga RW 03 Kelurahan Klampis Ngasem, Kec Sukolilo)

C. Materi

(Terlampir)
E. Media

1. Leaflet

F. Metode

Ceramah dan tanya jawab

G. Setting

Keterangan:
1
1. presentator
2. Tempat notulen
33
3. Meja kecil
4. Klien

2
H. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam
1. Memberi salam Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
2. 10 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :

1. pengertian hipertensi
2. tanda dan gejala hipertensi
3. etiologi
4. pelaksanaan Hipertensi

3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan


mendengarkan
4. 5 menit Penutup: Menjawab salam

1. Menyimpulkan materi penyuluhan yang


telah disampaikan
2. Menyampaikan terima kasih atas perhatian
dan waktu yang telah di berikan kepada
peserta
3. Mengucapkan salam

I. Kriteria Hasil:

1. Klien hadir
2. Keluarga dapat menyebutkan kembali :
a. Mengetahui pelaksanaan Hipertensi
b. Tujuan diet makanan pada penderita hipertensi
c. Makan yang dihindari pada penderita hipertensi
d. Makanan yang dianjurkan pada penderita hipertensi
4. Klien yang hadir mampu mengajukan pertanyaan
5. Klien dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan
LAMPIRAN

1. MATERI HIPERTENSI
A. Definisi
Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih
tinggi daripada 160 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik. (Elizabeth
J.Corwin,2000).

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten.


Peningkatan tekanan darah sistolik pada umumnya >140 mmHg atau tekanan
darah diastolic >90 mmHg (Depkes RI, 2006).

B. Klasifikasi Hipertensi

Menurut JNC, 2003 Klasifikasi Hipertensi terdiri dari:


Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Ddarah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stage 1 140-159 90-99
Hipertensi Stage 2 160 atau >160 100 atau >100

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan


mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:

1. Mengetahui pengertian hipertensi

2. Metahui tanda dan gejala hipertensi

3. Mengetahui etiologi hipertensi

4. Mengetahui pelaksanaan Hipertensi

B. Sasaran kurang aktifikas, stress, penggunaan estrogen (Kemenkes RI,


2003).
Klasifikasi hipertensi terbagi menjadi:
1. Berdasarkan penyebab
a. Hipertensi primer/hipertensi esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun
dikaitkan dengan kombinasi factor gaya hidup seperti kurang gerak
(inaktivitas) dan pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita
hipertensi.
b. Hipertensi sekunder/hipertensi non esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10 % penderita
hipertensi, penyebabnyaadalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2 %
penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB). Penyebab hipertensi antara lain adalah : Stres, usia,
merokok, obesitas (Kegemukan), alcohol, faktor Keturunan, faktor
lingkungan, Penyakit Ginjal.
2. Berdasarkan bentuk hipertensi
Hipertensi diastolic (distolik hypertension), hipertensi campuran (sistolik dan
diastolic yang meninggi), hipertensi sistolik (isolated hypertension).
Terdapat jenis hipertensi lain
1. Hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
pada pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing,
dan pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasarkan penyebabnya
hipertensi pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan
penurunan toleran si dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan.
Hipertensi pulmonal primer sering didapatkan pada usia muda dan usia
pertengahan, lebih sering didapatkan pada perempuan dengan perbandingan
2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3 kasus per 1 juta penduduk dengan
mean survival sampai timbulnya gejala penyakit sekitar 2-3 tahun.
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National
Institute of Health, bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35 mmHg
atau “mean” tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25 mmHg pada saat istirahat
atau lebih dari 30 mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan
katup pada jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenetal
dan tidak adanya kelainan paru.

2. Hipertensi pada kehamilan


Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat
kehamilan, yaitu:
a. Preeklamsia-eklamsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang
diakibatkan kehamilan / keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang
meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya). Preeklamsia
adalah penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena keahmilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudag ada sejak sebelum ibu
mengandung janin
c. Preeklamisa pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan
preeklamsia dengan hipertensi kronik
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat

C. Penatalaksanaan pada Pasien Hipertensi


Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-
obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat
ilakukan dengan membatasi asupan garam tidka lebih dari ¼-1/2 sendok teh (6
gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari munuman beralkohol. Olahraga
juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat juga jalan, lari, jogging, bersepeda
selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 x per minggu. Penting juga cukup
istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemeliharaan serta
penggunaan obat-obatan hpertensi disarankan untuk konsultasi dengan dokter
keluarga.
Makan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi:
1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa,
gajih).
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garan natrium (biskuit, crakers,
keripik, dan makanan kering yang asin)
3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah buahan dalam kaleng, softdrink)
4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang)
5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi, kambing), kuning
telur, kulit ayam).
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, atuco,
serta bumbu penyedap lainnya yang umumnya mengandung garam natrium
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
2. DAFTAR HADIR

DAFTAR HADIR PESERTA


Acara :

Tempat :

Tanggal :

No Nama Tanda Tangan


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
DAFTAR HADIR PELAKSANA
Acara :

Tempat :

Tanggal :

No Nama Anggota Organisasi Tanda tangan


1
2
3
4

3. LEMBAR OBSERVASI / EVALUASI


No Perihal Evaluasi
1
2
3
Referensi

FKUI.2006.Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 4, Jakarta: FKUI


Kowalak.2011.Buku Ajar Patofisiologi.Jakarta: EGC
Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
PENGERTIAN TEKANAN DARAH
Penyebab hipertensi PGK/CKD
TINGGI PADA PASIEN
Hipertensi adalah meningkatnya
tekanan darah arteri >140/90 mmHg GAGAL GINJAL
Tindakan pada pasien Hipertensi Makanan yang dianjurkan
pada PGK :
(Depkes RI, 2006). KRONIK
1. Beras, kentang, ubi, mie, maizena,
a. penyakit ginjal Gagal ginjal kronik adalah hunkue, terigu, gula pasir.
1. Menjaga BB normal yaitu dengan
b. konsumsi natrium berlebih (garam, penurunan semua fungsi ginjal yang 2. Kacang-kacangan dan hasilnya
BMI 18,5-24,9 kg/m
makanan yang diasinkan) menetap, berlangsung lama. seperti kacang hijau, kacang merah,
2. Melakukan aktivitas fisik aerobik kacang tanah, kacang tolo, tempe,
c. kekurangan protein
ringan secara dalamseperti
teratur darah jalan
Hipertensi pada penyakit ginjal tahu tawar, oncom.
d. penyakit jantung 30 menit perhari,
kaki (setidaknya kronis adalah hipertensi yang disebabkan 3. Margarine tanpa garam.
hampir bawaan
e. kelainan setiap lahir
hari dalam satu karena kerusakan ginjal yng menetap. 4. Sayuran yang sudah dimasak
minggu) (dimasak airnya dibuang)
3. Menghentikan kebiasaan merokok 5. Dilarang mengonsumsi buah-
jika pasien merokok. buahan, sayuran mentah karena kaya
4. Hemodialisa sesuai jadwal kaliumdan fosfor
5. Membatasi cairan yang masuk tubuh 6. Mengurangi makanan dengan
(kurang lebih 500 cc/24 jam) produk dasar susu karena
6. Berobat secara teratur. mengandung lemak jenuh
7. Jangan menghentikan, mengubah, 7. Mengurangi asupan natrium hingga
dan menambah dosis dan jenis obat tidak lebih dari 100 mmol per hari
tanpa petunjuk dokter. (2,4 gram natrium/hari)
8. Konsultasikan dengan petugas 8. Diet rendah protein (0,6 – 0,75
kesehatan jika menggunakan obat gram/kg BB/hari) untuk
untuk penyakit lain karena ada obat memperlambat perkembangan gagal
yang dapat meningkatkan ginjal kronik
memperburuk hipertensi

9.

Anda mungkin juga menyukai