Anda di halaman 1dari 2

GENERAL MARKET RISK

Studi Kasus: Bank Syariah (Bank Indonesia Membekukan Kegiatan Usaha


PT. Bank Global)

Sejak 14 Desember 2004, Bank Indonesia (BI) membekukan kegiatan usaha (BKU) PT Bank
Global Tbk. Sekitar 8.000 nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang terpaksa kerepotan mengurus
dananya. Bukan hanya itu, ratusan investor publik pemegang saham juga menjadi tidak jelas investasinya.
Belum lagi bank dan pihak lain yang memiliki tagihan. Nasib ratusan karyawan pun menjadi tak menentu
di tengah sulitnya lapangan kerja. Apa jadinya kalau mereka di-PHK? Jelas, akan menambah deretan
panjang pengangguran. Semua itu tentu akan menambah beban pemerintah dalam memulihkan roda
perekonomian, terutama sektor real.

Menurut laporan berbagai media kasus tersebut adalah terjadi penggelapan uang nasabah yang
seharusnya dikonversikan dari deposito ke investasi reksadana.Dengan kata lain, pembobolan bank
tersebut bukan dilakukan melalui suatu “teknik” yang canggih, namun benar-benar karena adanya niat
buruk pengelola bank yang memanfaatkan kelengahan pengawasan BI dan Bappepam.

Jika dikaitkan dengan intensitas kampanye penerapan tata kelola perusahaaan yang baik dan
implementasi manajemen risiko, maka kasus Bank Global ini merupakan “pelecehan” yang luar biasa
terhadap dua lembaga pengawas keuangan, yaitu Bank Indonesia dan Bappepam. Berbagai laporan
keuangan yang sempat dipublikasikan oleh Bank Global, ternyata telah mengelabui banyak pihak, selain
dua institusi tersebut ada perusahaan pemeringkat Kastnic Indonesia, yang telah kecolongan karena
memberikan obligasi Bank Global peringkat A- (investment grade).

kasus Bank Global ini adalah bahwa laporan keuangan yang dipublikasikan disusun sedemikian
rupa bagusnya, namun tanpa dukungan bukti-bukti transaksi yang memadai. Kejahatan seperti ini harus
mendapatkan sanksi tegas, kalau tidak akan menjadi buruk di masa mendatang.

4 alasan ditutupnya Bank Global:

1. Memburuknya kondisi keuangan Bank Global pada saat itu.


2. tidak menyetorkan tambahan modal yang diminta BI sejak bank tersebut masuk pengawasan
khusus (special surveillance unit) pada 27 Oktober hingga 13 Desember 2004.
3. direksi Bank Global tidak menunjukkan iktikad baik untuk patuh pada aturan. Bahkan, dalam
pengawasan BI dan kepolisian ada upaya secara sengaja dari pihak bank tersebut untuk
memusnahkan dan menghilangkan barang bukti.
4. direksi, pejabat eksekutif, dan beberapa karyawan bank publik itu diduga telah melakukan tindak
pidana perbankan dengan merusak dan menghilangkan dokumen-dokumen penting bank.
Solusi :

1. Kepemilikan saham pada sebuah bank dibatasi maksimal 10%. Di atas angka tersebut, harus
mendapatkan ijin dari Bank Sentral yang prosedurnya sangat ketat.
2. Fokus kegiatan bisnis bank, Jika sebuah bank hanya hidup dari hasil membiayai kelompok
usahanya sendiri atau fokus bisnisnya tidak jelas, harus segera dievaluasi ulang operasional bank
tersebut
3. Membuat kembali kelompok bank berdasarkan dominasi kepemilikan, keterkaitan dengan grup
usaha, dan fokus bisnis bank.
4. BI melakukan pengawasan di lapangan (On site Presence/OSP) secara lebih intensif untuk
mencegah praktik tidak tercatatnya transaksi harian pada pembukuan bank.
5. Meningkatkan ketentuan modal disetor minimum untuk bank-bank kecil dalam rangka
menciutkan jumlah bank yang saat ini dirasa terlalu banyak untuk dapat diwasi secara efektif.

Penjelasan Dan Rekomendasi

General market risk merupakan resiko yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang
dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi
seluruh sektor bisnis Sehatnya sebuah bank tidak hanya berpatokan pada aset (modal) semata,
tetapi juga harus memperhitungkan faktor manajemen risiko yang meliputi delapan faktor, yakni
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategi, risiko
kepatuhan dan risiko reputasi. Tidak sedikit para bankir yang tidak bisa mengelola manajemen
risiko dengan baik, sehingga terjadi pelanggaran prinsip kehati-hatian bank. Yang terpenting dari
kasus-kasus pembekuan bank adalah pembelajaran bagi pemilik maupun pengurus bank untuk
bercermin diri dalam pengelolaan keuangan dan manajemen perbankan agar tidak menyimpang
dari ketentuan-ketentuan yang ada.

Rekomendasi nya adalah diharuskan menerapkan prudent banking, Lebih khusus bagi
para nasabah agar tidak gegabah dan senantiasa berhati-hati jika ingin menempatkan dananya
pada lembaga perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Dan bagi pihak bank pun harus
lebih teliti lagi agar tidak adalagi kecurangan lagi dan pihak bank pun harus membuat nasabah
percaya kepada pihak bank bahwasanya bank tersebut sesuai memiliki peraturan yang telah
ditetapkan oleh BI.

Anda mungkin juga menyukai