4. Bila ditemukan obat tanpa adanya izin edar yang sah apakah ada kaitannya dengan mutu
distribusi?
Jawaban :
Tidak ada , karena semmua obat yang telahakan atau telah diedarkan harus mempunyai
izin edar, berdasarkan pada :
a) PP no 72 tahun 1972 tenttang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan untuk
diproduksi dan diedarkan harus memperoleh izin edar
b) Peraturan Kepala BPOM No.27 tahun 2013
Pengecualian untuk stok yang dibuat mendadak sehingga tidak perlu izin edar karena
sudah sesuai dengan resepnya atau formulasinya secara langsung. Contoh : krim dokter
yang dibuat dadakan.
5. Metode apa saja yang boleh digunakan dalam pengujian dan penjaminan mutu
Jawaban :
a) Metode sterilisasi zona bening
b) Metode yang menggunakan cairan kepiting dan tapal kuda menggunakan darahnya.
KELOMPOK 2 : PRINSIP PENJAMINAN MUTU
1. Bagaimana dan kapan pelaksanaan penjaminan mutu?
Jawaban :
Penjaminan mutu dilaksanakan sebelum produk diedarkan adanya pengadaan
bahan dan pembuatan sedangkan untuk setelah diedarkan tetap dilakukan controlling
produk secara berkala. Penjaminan mutu dilaksanakan berdasarkan atas dokumen yaitu :
a) Dokumen pelayanan kesehatan sebagai rencana dan standar
b) Dokumen mutu sebagai instrument untuk mencapai dan memenuhi standar yang
ditetapkan
3. Berapa tahun pengujian mutu dan apa saja hal – hal yang harus dilakukan dalam
pengkajian mutu?
Jawaban :
Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya dilakukan tiap tahun dan
didokumentasikan, dengan mempertimbangkan hasil kajian ulang sebelumnya dan
hendaklah meliputi paling sedikit:
a) Kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk produk,
terutama yang dipasok dari sumber baru;
b) kajian terhadap pengawasan selama-proses yang kritis dan hasil pengujian produk
jadi;
c) kajian terhadap semua bets yang tidak memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dan
investigasi yang dilakukan;
d) kajian terhadap semua penyim-pangan atau ketidaksesuaian yang signifikan, dan
efektivitas hasil tindakan perbaikan dan pencegahan;
e) kajian terhadap semua perubahan yang dilakukan terhadap proses atau metode
analisis;
f) kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, ditolak dari dokumen registrasi yang
telah disetujui termasuk dokumen registrasi untuk produk ekspor;
g) kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang tidak
diinginkan;
h) kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan dan penarikan obat yang terkait
dengan mutu produk, termasuk investigasi yang telah dilakukan;
i) kajian kelayakan terhadap tindakan perbaikan proses produk atau peralatan yang
sebelumnya;
j) kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru
mendapatkan persetujuan pendaftaran dan variasi persetujuan pendaftaran; status
kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara (HVAC), air,
gas bertekanan, dan lain-lain; dan
k) kajian terhadap Kesepakatan Teknis untuk memastikannya selalu mutakhir.
KELOMPOK 8 : CPOTB
1. Adakah obat tradisional yang masih baik dan aman digunakan meskipun sudah lewat
tanggal kadaluarsanya, kalau ada kenapa dan kalau tidak kenapa?
Jawaban :
berdasarkan kepercayaan jamu boleh dikonsumsi setelah lewat tanggal kadaluarsa
tetapi tidak terjamin keamanan dan kualitasnya. Penempatan tanggal kadaluarsa pada
setiap obat akan membuat seseorang berfikir produk ttersebut tidak lagi layak dikonsumsi
atau tidak berguna jika sudah lewat taggal kadaluarsanya. Namun, ternyata tanggal
kadaluarsa yang tertera pada setiap label itu tidak selalu menandakan bahwa obat tersebut
sudah tidak lagi layak dikonsumsi. Informasi kadaluarsa tersebut merupakan batas waktu
akhir produsen bersedioa untuk menjamin produk obat masih aman dan terpercaya untuk
dikonsumsi .
3. Mengapa obat tradisional itu diedarkan sedangkan belum melewati uji klinik, aman atau
tidak?
Jawaban :
karena terbuat dari bahan alam yang aman dikonsumsi dan memiliki efek samping
yang sedikit dibandingkan obat tradisional fitofarmaka yang memiliki keamanan yang
lebih tinggi karena sudah diuji pra klinik dan klinik . obat herbal terstandar hanya diuji
pra klinik dan klinik saja . sedangkan jamu tidak dilakukan uji pra klinik dan klinik. Jadi ,
Ada 3 jenis obat tradisional yaitu :
1) Obat tradisonal fitofarmaka memiliki keamanan yang lebih tinggi karena diuji pra
klinik dan klinik.
2) Obat herbal terstandar hanya uji pra kliniknya saja
3) jamu tidak dilakukan uji pra klinik maupun klinik