PENDAHULUAN
1
terjadi akibat penyakit toraks atau paru yang diklasifikasikan sebagai pneumotoraks
sekunder.6,7 Pneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas penyebab antara lain :
pneumotoraks spontan, pneumotoraks traumatik dan pneumotoraks iatrogenik. Paling
sering terjadi spontan tanpa ada riwayat trauma, dapat pula sebagai akibat trauma
toraks dan karena berbagai prosedur diagnostik maupun terapeutik.7 Jika
pneumotoraks besar dan dispnea berat maka perlu dipasang selang torakotomi yang
dihubungkan dengan water sealed drainage (WSD) untuk membantu pengembangan
paru kembali.
Salah satu masalah yang selalu terkait erat dengan TB yaitu masalah gizi yang
dalam hal ini adalah malnutrisi (Kekurangan Energi Protein/KEP). Prevalensi yang
tinggi terdapat pada anak dibawah usia 5 tahun. KEP diklasifikasikan menjadi KEP
derajat ringan (gizi kurang) dan KEP derajat berat (gizi buruk). Telah lama diketahui
adanya hubungan sinergis antara KEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat
memperburuk keadaan status gizi.8
Berikut ini akan dilaporkan kasus seorang anak perempuan berusia 15 tahun 3
bulan yang didiagnosis tuberkulosis paru + pneumothorax post pemasangan wsd +
gizi buruk marasmik klinis, dirawat inap dari tanggal 8 Maret 2019 di bangsal Tulip
lantai 2 (Anak) ruang isolasi RSUD Ulin Banjarmasin.