Anda di halaman 1dari 21

Setelah melakukan perancangan geometri dan melakukan proses meshing pada geometri tersebut,

maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan simulasi aliran dengan menggunakan aplikasi
ANSYS Fluent.
Dimana simulasi ini dilakukan dengan kodisi sebagai berikut :

 Fluida : Udara
 Densitas : 1 kg/m3
 Viskositas Dinamis : 0.01 kg/m.s
 Kecepatan Udara : 2 m/s
 Solid : Alumunium
 Mass Flow Rate : 0.1 kg/s
 Operating Conditions : 1 atm
 Residual Maksimum : 1 x 10-6
 Jumlah Iterasi : 600
 Partikel Injeksi : Calcium Sulfate
Dmim : 50 x 10-6 m
Dmax : 600 x 10-6 m
Dsmd : 300 x 10-6 m

1. Langkah pertama adalah dengan membuka aplikasi ANSYS Fluent. Pilihlah konfigurasi yang
anda inginkan. Dalam hal ini adalah sebagai berikut

2. Kemudian, buka file meshing gambit yang sudah di export tadi kedalam Fluent dengan cara
klik menu File, kemudian pilih read, kemudian pilih mesh.
3. Setelah berhasil memasukan file meshing ke dalam aplikasi Fluent, ada beberapa pengaturan
yang harus kita lakukan terlebih dahulu sebagai input dalam simulasi kita nantinya. Pengaturan
yang pertama adalah dengan menentukan unit yang diingkan dengan cara masuk ke submenu
General. Kemudian pilih Scale untuk menentukan satuan yang akan digunakan, dalam hal ini
adalah mm. Dan mengatur pada bagian display seperti pada gambar dibawah ini :
4. Setelah itu mengatur pada bagian gravity, yakni pada sumbu y senilai -9,81 m/s2
5. Setelah melakukan pengaturan pada unit, langkah selanjutnya adalah menetukan Viscous
Model yang akan digunakan. Dalam hal ini kita menggunakan Turbulence model tipe k-epsilon.
Untuk model kita gunakan RNG. Dan pengaturan lainnya seperti gambar dibawah ini :
6. Selanjutnya melakukan pengaturan pada models dengan memilih menu “Discrete Phase”. Dan
mengaur injection-nya. Seperti pada gambar dibawah ini :
7. Kemudian untuk pengaturan selanjutnya adalah pada boundary condition. Dalam hal ini kita
pilih inlet sebagai daerah acuan kita. Pada inlet, variable yang akan kita isi adalah pada bagian
velocity magnitude dengan nilai 2 m/s.
8. Untuk tahapan Basic Setup sudah selesai kita lakukan untuk permodelan ini. Tahap selanjutnya
adalah dengan melakukan pengaturan pada bagian solution. Setelah itu, masuk ke menu
solution. Didalam menu ini, ada beberapa bagian yang akan kita analisa. Yang pertama adalah
dari Solution Method. Pada submenu ini, kita akan menggunakan setting First Order terlebih
dahulu untuk mencegah hasil yang divergen pada tahap awal running calculation dengan
menginput semua nilai pada gradient, pressure, dan momentum dengan setting first order.
9. Kemudian setelah mensetting pada pengaturan solution method, kita akan masuk ke
pengaturan monitor untuk mengatur residual nya. Dalam pengaturan ini, kita akan mengatur
sampai sejauh mana hasil iterasi kita akan kita lakukan sampai hasil dari residual graph nya
akan mendekati konvergen. Dalam hal ini, input dari maksimum iterasi diinput pada nilai 10-6
dengan harapan jika iterasi suda mencapai ke zona ini, hasil residual sudah bisa kita
asumsikan tightly convergen.
10. Setelah itu, masuk ke submenu Solution Initialization. Pada submenu ini, kita dihadapkan
pada pemilihan Initialization model yang meliputi Hybrid dan Standard. Pada pilihan Hybrid
digunakan untuk mengevaluasi domain dari sisi inlet dan outlet nya. Sedangkan pada pilihan
Standard digunakan untuk mengevaluasi domain dari sisi inlet saja. Pada kasus ini pilih lah
pilihan Standard.
11. Kemudian setelah itu, barulah kita masuk ke submenu Run Calculation dari Menu Solution
untuk memulai simulasi. Dengan tetapan iterasi awal, kita masukan nilai 600 iterasi sebagai
langkah awal.
12. Setelah melakukan running sebanyak 600 iterasi, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut

Terlihat seperti pada gambar diatas bahwa residual graph sudah konvergen, maka dari itu
proses iterasi sebanyak 600 iterasi sudah terpenuhi untuk mencapai konvergen.
13. Dari hasil residual diatas, selanjutnya adalah mengatur iso surface untuk medeteksi pola
graphic plot pada posisi tertentu. Sehingga nanti didapatkan data berupa plot kontur pressure
dan velocity.

I. Hasil Simulasi
1. Hasil simulasi yang didapatkan dari jurnal :
(mengikuti Jurnal “EVALUATION OF CYCLONE GEOMETRY AND
ITS INFLUENCE ON PERFORMANCE PARAMETERS BY COMPUTATIONAL
FLUID DYNAMICS (CFD)” W.P. Martignoni 2007).
Berikut ini profil kecepatan yang didapatkan di jurnal :
- Tangential Velocity

- Static Pressure
2. Hasil Simulasi
Berdasarkan simulasi yang dilakukan kali ini diperoleh profil seperti berikut ini :
a) Static Pressure
b) Velocity Magnitude
c) Tangential Velocity
II. Pembahasan
Di dalam jurnal di tampilkan bentuk profil kecepatan tangensial dan static pressure
seperti berikut. Kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi yang kami lakukan.
Gambar di atas merupakan gambar profil tangential velocity Cyclone. Gambar sebelah kiri
merupakan hasil simulasi yang ditampilkna di jurnal, sedangkan gambar sebelah kiri
merupakan hasil simulasi yang kami lakukan. Berdasarkan gambar di atas didapatkan
kontur yang hampir sama meskipun tidak sama persis. Perbedaan dapat terjadi karena
perbedaan geometri ataupun meshing yang dilakukan.

Gambar di atas merupakan gambar profil Static Pressure Cyclone. Gambar sebelah kiri
merupakan hasil simulasi yang ditampilkna di jurnal, sedangkan gambar sebelah kiri
merupakan hasil simulasi yang kami lakukan. Berdasarkan gambar di atas didapatkan
kontur yang hampir sama meskipun tidak sama persis. Perbedaan dapat terjadi karena
perbedaan geometri ataupun meshing yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai