Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup buruk
dimasyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu penyakit tidak
menular yang cukup terkenal adalah Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia DM merupakan
ancaman serius bagi pembangunan kesehatan karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal
ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke.
Diabetes Melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan
insulin baik absolut maupun relatif.
Diabetes melitus hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Hasil laporan
dari International Diabetes Federation (IDF, 2014) menyatakan ada sekitar 382 juta
penderita DM dan diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang pada tahun 2035.
Dari 382 juta penderita tersebut ada 175 juta penderita diantaranya belum terdiagnosis,
sehingga terancam mengalami komplikasi tanpa disadari maupun tanpa pencegahan.
Sedangkah menurut World Health Organization / WHO (2012) penderita DM dunia di tahun
2000 berjumlah 171 juta dan diperkirakan meningkat menjadi tiga kali lipatnya, yaitu sekitar
366 juta penderita di tahun 2030. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia mencapai
8.4 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 21.2 juta pada tahun 2030 (WHO, 2012).

Sementara itu penderita diabetes di Indonesia menurut data dari PERKENI (2015)
menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara urutan ke 5 teratas diantara Negara didunia
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak dunia. Prevalensi penderita diabetes di
Indonesia sebesar 9,1 juta orang. DI Indonesia yang paling banyak ditemukan DM tipe 2 dan
selalu meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
prevalensi DM di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 14,96%, angka ini lebih
tinggi dibanding tahun 2013 yakni sebesar 13,6%. Kasus DM menduduki urutan kedua pada
pola penyakit tidak menular. Pada tahun 2015 berdasarkan data kunjungan pasien ditemukan
8.684 kasus baru untuk pasien DM tipe 2 dan 363 untuk pasien DM tipe 1 (Dinas Kesehatan
Surakarta, 2015)

Salah satu komplikasi penyakit DM adalah neuropati perifer, sering mengenai bagian distal
serabut syaraf yang khususnya syaraf ekstremitas bawah. Gejala permulaan paraestesia
(kesemutan) atau peningkatan kepekaan khususnya pada malam hari dan rasa nyeri juga
dirasakan pada ekstremitas bawah. Akibatnya banyak penderita DM yang merasakan nyeri
pada kakinya. Nyeri pada kaki dapat disebabkan adanya hipersensitivitas syaraf perifer,
kehilangan fungsi inhibisi sehingga menaikkan neurotransmitter nyeri, hal ini
mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki, maka akan timbul gejala nyeri
pada kaki bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik.
Salah satu cara mengurangi nyeri yang timbul yaitu senam kaki, Senam kaki adalah kegiatan
atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetesmelitus untuk mencegah terjadinya luka
dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki). Senam kaki diabetes dapat
membantu sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki, mengatasi keterbatasan jumlah insulin pada penderita DM
mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembuluh
darah, saraf dan struktur. Senam kaki diabetes juga digunakan sebagai latihan kaki. Pasien
DM setelah latihan senam kaki diharpakan akan merasa nyaman, bisa mengurangi nyeri,
bisa mengurangi kerusakan saraf dan dapat mengontrol gula darah serta meningkatkan
sirkulasi darah pada kaki.

Dilihat dari hasil penelitian yang pernah dilakukan didapatkan bahwa senam kaki diabetic
efektif terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien diabetes Mmelitus, sehingga dapat
dikatakan apabila senam kaki dilakukan secara teratur dan sesuai prosedur maka dapat
terjadi penurunan intensitas nyeri. Pada pasien diabetes melitus yang melakukan senam kaki
diabetic dapat memperbaiki sirkulasi darah, sehingga intensitas nyeri berkurang. Selain itu
senam kaki dapat mempengaruhi tingkat perhatian seseorang pada persepsi nyeri sehingga
akan terjadi penurunan intensitas nyeri. Gerakan senam kaki juga merupakan
penataklaksanaan terhadap nyeri tanpa menggunakan obat- obatan dan tidak menjadi
kendala dalam pelaksanannya karena dapat dilakukan sendiri.

B. Literature review
1. Karakteristik sampel
a. Karakteristik berdasarkan lama menderita Diabetes Melitus
b. Karakteristik berdasarkan umur
c. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin

2. Teknik sampel dengan Simpel Random Sampling.


3. Cara melakukan senam kaki pada pasien diabetes
a. Pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

Pasien duduk diatas kursi


b. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas
lalu dibengkokkan kembali kebawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

Tumit kaki di lantai dan jari-jari kaki diluruskan ke atas

c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan
tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini dilakukan secara bersamaan pada kaki
kanan dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

Tumit kaki di lantai sedangkan telapak kaki diangkat

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki diangkat ke atas
dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Ujung kaki diangkat ke atas


e. Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Kemudian tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

Jari-jari kaki di lantai

f. Kemudian angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakan jari-jari kaki
kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian kekiri dan ke kanan. Ulangi
gerakan ini sebanyak 10 kali.
g. Selanjutnya luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali kelantai.
h. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah ke-8, namun
gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan. Ulangi gerakan tersebut
sebanyak 10 kali.
i. Angkat kedua kaki dan luruskan,pertahankan posisi tersebut. Kemudian gerakan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.
j. Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat, lalu putar kaki pada pergelangan
kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
lakukan secara bergantian.

Kaki diluruskan dan diangkat


k. Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi
seperti bola dengan kedua belah kaki. Lalu buka kembali bola tersebut menjadi
lembaran seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan
hanya sekali saja.
l. Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut.
m. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil dengan kedua kaki.
n. Kemudian pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi.
o. Lalu bungkus semua sobekan-sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri
menjadi bentuk bola.

Kaki merobek kertas koran kecil-kecil dengan menggunakan jari-jari kaki


lalu bungkus menjadi bentuk bola

Anda mungkin juga menyukai