ᅳ TBC Paru
ᅳ TBC Paru tak diobati BTA (-), tanda-tanda meragukan (Setiati 2014,
866-867).
diperlukan. Klinis,
negatif.
TBC Paru batuk kemudian mengeluarkan cairan atau droplet, ada dalam
ini tahan terhadap gangguan fisis maupun kimia, serta tahan terhadap asam
oksigen. Dapat bertahan hidup dalam kondisi apapun, dan dapat bangkit
atau aktif kembali, merupakan sifat lain dari bakteri ini (sifat dormant)
2. Patogenesis
bertahan dalam jangka waktu yang lama, yang kemudian akan menginfeksi
paru-paru orang yang sehat. Bakteri yang sudah terkumpul di jaringan paru
penyakit. Contohnya bila bakteri telah menginfeksi pleura pada paru, maka
jaringan paru akan membentuk sebuah sarang yang bernama sarang Ghon.
limfadenitis regional. Proses ini akan terjadi selama 3-8 minggu, dan ada
865-866).
11
bersifat dormant akan ada dan bertahan dalam waktu yang lama. Setelah
didukung oleh faktor internal yaitu imunitas, bila imunitas menurun makin
dengan sarang bakteri TBC, yakni dapat sembuh tanpa pengobatan, perlu
resisten, TB MDR ini tidak dapat merespon obat anti TBC Paru yang
dapat menyebabkan bakteri bersifat resisten. Hal ini dapat menular dari
3. Etiologi
yang gelap dan lembab karena ia akan bertahan lebih lama yaitu sekitar
beberapa jam, bahkan bisa sampai beberapa bulan (Masriadi 2017, 38).
menderita penyakit TBC Paru adalah batuk produktif berdahak yang tidak
kunjung sembuh selama lebih dari 3 minggu, merasakan nyeri dan sesak
napas pada dada, batuk hingga keluar darah, berat badan menurun, suhu
tubuh lebih dari normal (demam tinggi), dan keluar keringat dingin saat
malam hari. Kemudian masa inkubasi penyakit TBC Paru adalah sekitar 4-
12 minggu, ini dimulai dari awal mula terkena sampai dengan timbul
5. Komplikasi
dua, yaitu komplikasi dini dan komplikasi lanjut. Pada komplikasi dini
lanjut akan terjadi obstruksi jalan napas, yaitu Sindrom Obstruksi Pasca
(sindrom gagal napas dewasa), karsinoma paru, kor pulmonal, yang itu
komplikasi dari penyakit lain, yaitu penyakit Diabetes Mellitus dan HIV.
Menurut Fauziah (2016, 350), TBC Paru menjadi prevalensi pada penyakit
tahan tubuh yang dapat beresiko untuk terjadi infeksi TBC Paru.
prevalensi pada penyakit HIV yang dipengaruhi oleh usia dan jenis
kelamin. Karena pada penderita HIV terjadi resiko kesehatan yang serius
6. Pemeriksaan Penunjang
suara napas bronkial, dan perkusi redup, ini berarti terjadi infiltrasi
otot inter kosta, ini berarti terjadi meluasnya fibrosis. Bila dilakukan
diikuti dengan perkusi yang agak pekak, ini disebabkan telah terbentuk
efusi pleura. Sering sekali pada kasus TBC Paru ini penderita tidak
2014, 868).
b) Pemeriksaan Radiologis
apeks paru, tapi terkadang juga berada di lobus bagian inferior. Pada
radiologi tampak seperti awan atau kabut, dan tak ada batas-batas yang
penebalan pada pleura yaitu radang pleura (pleuritis), efusi pleura atau
pemeriksaan radiologi bisa juga salah atau tak sesuai, sehingga tenaga
canggih dan akurat adalah CT-Scan dan MRI. CT-Scan dinilai lebih
jelas pada hasil radiologi. Pada penderita TBC Paru, perlu juga
c) Pemeriksaan Laboratorium
ᅳ Darah
kurang spesifik, namun tetap bisa dilakukan. Pada awal fase penyakit
TBC Paru, jumlah leukosit akan meninggi karena terjadi infeksi. Dan
pada saat itu juga laju endap darah akan meningkat, natrium dalam
ringan. Tetapi bila penyakit TBC Paru sudah mulai sembuh, nilai
leukosit akan kembali normal dan laju endap darah juga berada pada
ᅳ Sputum
refleks batuk yang muncul. Walau sputum telah didapat, BTA yang
bronkus yang terbuka atau tertutup, bila terbuka maka BTA akan
ᅳ RT-PCR GeneXpert
Diagnostik Metode Real Time PCR GeneXpert pada TBC Paru BTA
yang simpel.
17
seperti TBC Paru pasti akan merasa cemas, takut, dan bisa berujung pada
stres. Hal ini dikarenakan jangka waktu pengobatan untuk TBC Paru ini
tersebut terjadi, diperlukan suatu hal yang sangat penting dan berpengaruh
untuk diri penderita. Hal tersebut antara lain meliputi motivasi, dukungan
dan dapat mengurangi rasa cemas serta takut yang dirasakan oleh penderita
dikarenakan sedang terjadi infeksi dalam tubuh penderita. Pada saat sakit,
penderita harus tetap menjaga pola makan serta asupan nutrisi yang ada
ada PMO (Pengawas Minum Obat), yang harus ada untuk mendampingi
18
disimpulkan bila motivasi, kebutuhan nutrisi, dan PMO adalah hal bagian-
B. Dukungan Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sebuah bagian yang terdiri dari dua orang atau
jenis keluarga, yakni keluarga inti, keluarga orientasi, dan extended family.
peran sebagai ayah, ibu, suami, istri dan anak-anak. Keluarga orientasi
inti ditambah dengan keluarga lain dari keluarga asal, seperti kakek,
nenek, paman, bibi, sepupu, dan lainnya, yang masih memiliki hubungan
lain :
Dukungan sosial keluarga ini muncul bisa dari dalam atau luar
keluarga. Yang dimaksud dengan dukungan keluarga dari dalam ini adalah
dan sebaliknya. Sedangkan dukungan dari luar ini diperoleh dari dukungan
dapat berupa hal-hal seperti saling berbagi pada saat kita atau salah satu
dirasakan pada anggota keluarga lain ketika kita tertimpa masalah, dan
penderita TBC Paru seperti istri/suami, anak, serta orang tua, akan merasa
takut, yaitu takut akan tertular, takut bila ekonomi menurun, takut bila
terjadi komplikasi sampai takut terhadap kematian yang akan terjadi. Akan
timbul juga reaksi kecemasan pada saat merawat penderita TBC Paru.
serta merupakan koping yang efektif untuk mencegah terjadinya stres yang
saran. Salah satu masalah yang mungkin dihadapi klien yaitu pada saat
klien yang tertimpa masalah, agar emosi dapat stabil kembali (Caplan,
C. Psikoedukasi Keluarga
1. Definisi Psikoedukasi
1. Pengertian Media
pengantar, yang termasuk dalam perangkat lunak dan keras, dan hasil dari
media tersebut dapat dilihat, dan didengar (Arsyad, 2015) dalam (Pertiwi
2016).
2. Jenis-jenis Media
melalui proses cetak, contohnya buku, leaflet, dan poster. Teknologi audio
berupa gambar (visual) dan suara (audio) (Arsyad 2015) dalam (Pertiwi,
25
pesan dalam bentuk visual dan audio, salah satunya : film, yang dapat
diketahui. Kelebihan dari audio visual ini antara lain dapat memperjelas
visual ini dapat dilihat dari segi tenaga dan biaya yang harus dikeluarkan,
E. Kerangka Teori
Keluarga Penderita
TBC Paru
Psikoedukasi
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
27
F. Kerangka Konsep
yang akan diteliti, didasari pada teori yang telah ada. Kerangka konsep
bimbingan untuk melakukan analisa (Shi, 2008) dalam (Swarjana 2015, 37).
G. Hipotesis
akan dilakukan (Swarjana 2015, 40). Hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.