OLEH :
IR.KADIR,MTCHASIS
Sistem chassis meliputi suspensi yang
menopang axle, kemudi untuk mengatur arah
kendaraan, roda, ban dan rem untuk
menghentikan jalannya kendaraan. Sistem
system berpengaruh langsung terhadap
kenikmatan berkendaraan, stabilitas dan lain
sebagainya. Sistem rem digunakan untuk
mengurangi atau menghentikan jalannya
kendaraan dan mempertahankan posisi
kendaraan pada saat diparkir.
1. SUSPENSI
Sistem suspensi terletak diantara body
kendaraan dan roda-roda, dan dirancang untuk
menyerap kejutan dari permukaan jalan
sehingga menambah kenikmatan dan stabilitas
berkendaraan serta memperbaiki kemampuan
cengkram roda terhadap jalan. Suspensi terdiri
dari pegas, shock absorber, stabilizer dan
sebagainya. Pada umumnya suspensi dapat
digolongkan menjadi suspensi tipe rigid (rigid
axle suspension) dan tipe bebas (independent
suspension). Suspensi menghubungkan body
kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi
sebagai berikut :
1. Menyerap getaran, kejutan dari permukaan
jalan, sehingga menambah kenyamanan bagi
penumpangnya..
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya
gerak ke body melalui gesekan antara jalan
dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara
letak geometris antara body dan roda-roda.
2. KOMPONEN UTAMA
PEGAS
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan
getaran roda-roda agar tidak diteruskan ke body
kendaraan secara langsung. Disamping itu untuk
menambah kemampuan cengkram ban terhadap
permukaan jalan.
Ada tiga tipe pegas, yaitu
1. Pegas Koil (Coil Spring), dibuat dari batang
baja khusus dan berbentuk spiral.
SHOCK ABSORBER
Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas,
kendaraan akan cenderung beroskilasi naik
turun pada waktu menerima kejutan dari jalan.
Akibatnya berkendaraan menjadi tidak nyaman.
Untuk itu shock absorber dipasang untuk
meredam oskilasi dengan cepat agar
memperoleh kenikmatan berkendaraan dan
kemampuan cengkeram ban terhadap jalan.Di
dalam shock absorber telescopic terdapat cairan
khusus yang disebut minyak shock absorber.
Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya
dihasilkan oleh adanya tahanan aliran minyak
karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu
piston bergerak.
Tipe Shock Absorber
Shock absorber dapat digolongkan menurut cara
kerjanya, kontruksi, dan medium kerjanya.
1) Menurut Cara Kerjanya
1. Shock absorber kerja tunggal
(single action), Efek meredam hanya
terjadi pada waktu shock absorber
berekspansi. Sebaliknya pada saat
kompresi tidak terjadi efek meredam.
2. Shock absorber kerja ganda.
(Multiple action), Baik saat ekspansi
maupun kompresi absorber selalu
bekerja meredam. Pada umumnya
kendaraan sekarang menggunakan tipe
ini.
2) Menurut Konstruksi
1. Shock absorber tipe twin tube,
di dalam shock absorber tipe ini terdapat
pressure tube dan outer tube yang
membatasi working chamber (silinder
dalam) dan reservoir chamber (silinder
luar).
2. Shock absorber tipe mono-tube
di dalam shock absorber hanya terdapat
satu silinder (atau tanpa reservoir).
3) Menurut Media Kerjanya
1. Shock absorber tipe hidraulis, di
dalamnya hanya terdapat minyak shock
absorber sebagai medium kerja.
2. Shock absorber berisi gas
adalah absorber hidraulis yang diisi
dengan gas. Gas yang biasanya
digunakan adalah nitrogen.
BALL JOINT
Ball joint menerima beban vertikal maupun
lateral. Disaamping itu juga berfungsisebagai
sumbu putaran roda pada saat kendaraan
membelok. Di bagian dalam ball joint terdapat
gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan.
Pada setiap interval tertentu gemuk harus
diganti dengan tipe molibdenum disulfide
lithium base.
PENTING
Untuk menambah gemuk, lepaskan screw plug
kemudian pasangkan fitting gemuk Setelah
pengislan gemuk selesal, pastikan gantl fitting
gemuk dengan screw plug. Pada tipe ball Joint
yang menggunakan dudukan dari resin, tidak
diperlukan penggantian gemuk.
]
STABILIZER BAR
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi
kemiringan kendaraan akibat gaya sentrifugal
pada saat kendaraan membelok. Disamping itu
untuk meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi
depan, stabilizer bar biasanya dipasang pada
kedua lower arm melalui bantalan karet dan
linkage. Pada bagian tengah diikat ke frame atau
body pada dua tempat melalui bushing. Bila
roda kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke
bawah secara bersamaan dengan arah dan jarak
yang sama, stabilizer bar harus bebas dari
puntiran. Umumnya pada saat kendaraan
membelok, pegas roda bagian luar (outer spring)
tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner)
mengembang. Akibatnya stabilizer bar akan
terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke
atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah.
Batang stabilizer cenderung menahan terhadap
puntiran. Tahanan terhadap puntiran ini
berfungsi mengurarg body roll dan memelihara
body dalam batas Kemiringan yang aman.
Seperti diperlihatkan pada gambar di bawah,
salah satu ujung strut bar dipasang pada lower
suspension arm dan ujung lainnya diikat ke
bracket strut bar yang diikatkan ke body atau
cross member melalui bantalan karet. Strut bar
berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak
bergerak maju atau mundur pada saat menerima
kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata
atau dorongan akibat terjadinya pengereman.
ROLLING
Bila kendaraan membelok atau melalui tonjolan
jalan, maka pegas pada satu sisi kendaraan
mengembang dan pegas pada sisi lainnya
mengerut. Keadaan ini mengakibatkan body
rolling pada arah samping (sisi ke sisi).
BOUNCHING
Bounching adalah gerakan naik turun body
kendaraan secara keseluruhan. Gejala ini
mungkin terjadi pada kecepatan kendaraan
tinggi dan pada jalan bergelombang, demikian
pula bila pegas suspensi lemah.
YAWING
Yawing adalah gerakan body kendaraan
mengarah memanjang ke kanan dan ke kiri
terhadap titik berat kendaraan. Yawing
kemungkinan terjadi pada jalan yang
menyebabkan pitching.
TIPE REM
Rem yang dipergunakan pada kendaraan
bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa
tipe tergantung pada penggunaannya.
1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk
mengontrol kecepatan dan
menghentikan kendaraan
2. Rem parkir (parking brake) untuk memarkir
kendaraan.
3. Rem tambahan (auxiliary brake) untuk
membantu rem kaki dan digunakan pada
kendaraan besar
REM KAKI
Rem kaki (foot brake) dikelompokkan menjadi
dua tipe : rem hidraulis (hydraulic brake) dan
rem pneumatis (pneumatis brake). Rem
hidraulis mempunyai keuntungan lebih respon
(lebih cepat) dan konstruksi lebih sederhana,
sedangkan rem pneumatis menggunakan
kompresor yang menghasilkan udara bertekanan
untuk menambah daya pengereman.
MEKANISME KERJA
MASTER SILINDER
Bila pedal ditekan, master silinder akan
menghasilkan tekanan hidraulis Cara kerja pedal
rem didasarkan pada prinsip tuas yang merubah
tekanan pedal rem yang kecil menjadi besar
Berdasarkart hukum Pascal: Tekanan pada zat
cair akan diteruskan ke segala arah dengan
tekanan yang sama besar.
TIPE DAN KONSTRUKSI MASTER
SILINDER
Ada dua tipe master silinder : tunggal dan ganda
(tandem).
Pada umumnya untuk sistem rem digunakan
master silinder tipe ganda (tandem), yang
mempunyai keuntungan bila salah satu sistem
tidak bekerja, tetapi sistem lain tetap berfungsi
dengan baik. Pada sistem penggerak roda
belakang, piston no.1 untuk roda depan dan
piston r.o.2 untuk roda belakang. Pada
kendaraan penggerak roda depan, terdapat
beban tambahan pada roda depan, untuk
mengatasi hal ini digunakan diagonal split
hydraulic system.
Cara Kerja
Saat pedal rem tidak diinjak
Piston cup no. 1 & 2 terletak di antara inlet port
dan compensating port, sehingga terdapat
saluran antara cylinder dan reservoir tank.
KOMPONEN
Komponen rem tromol terdiri dari : backing
plate, silinder roda (wheel cylinder), sepatu rem
dan kanvas (brake shoe & lining), tromol rem
(brake drum).
BACKING PLATE
Backing plate terbuat dari baja press, karena
sepatu rem terkait pada backing plate, maka aksi
daya pengereman tertumpu pada backing plate.
SILINDER RODA
Ada dua tipe silinder roda (wheel silinder) :
double piston dan single piston. Bila timbul
tekanan hidraulis pada master silinder maka
akan menggerakkan piston cup, piston akan
menekan ke arah sepatu rem, kemudian
menekan tromol rem. Apabila rem tidak
bekerja, piston akan kembali ke posisi semula
karena kekuatan pegas pembalik sepatu rem.
Bleeder plug berfungsi sebagai baut
pembuangan udara yang terdapat pada sistem
rem
Ag atau dilem. Kanvas terbuat dari campuran
fiber metalic, brass, lead, plastic dan
sebagainya. Kanvas harus mempunyai koefisien
gesek yang tinggi dan harus dapat menahan
panas dan aus.
TROMOL REM
Tromol rem (brake drum) terbuat dari besi tuang
(gray cast iron). Ketika kanvas menekan bagian
dalam dari tromol akan terjadi gesekan yang
menimbulkan panas yang mencapai suhu 200-
300°C.
TIPE UNI-SERVO
Tipe ini mempunyai 1 wheel cylinder dengan 1
piston. Keuntungan : Saat kendaraan maju
kedua sepatu rem menjadi leading shoe
sehingga daya pengereman baik. Kerugian :
Saat kendaraan mundur kedua sepatu rem
menjadi trailing shoe sehingga daya
pengereman kurang baik.
TIPE DUO-SERVO
Tipe ini merupakan penyempurnaan dari tipe
uni-servo yang mempunyai 1 wheel cylinder
dengan 2 piston. Gaya pengereman tetap baik
tanpa terpengaruh oleh gerakan kendaraan.
PAD REM
Pad (disc pad) terbuat dari campuran metallic
fiber dan serbuk besi, yang disebut semi
metallic disc pad. Pada pad diberi celah untuk
menunjukkan tebal batas pad yang diijinkan
(mempermudah pemeriksaan). Pada beberapa
pad terdapat anti squel shim yang berfungsi
untuk mencegah bunyi saat pengereman, dan
pad wear indicator untuk menginformasikan
keausan pad yang sudah tipis.
JENIS-JENIS CALIPER
TIPE FIXED CALIPER (DOUBLE
PISTON)
Pada tipe ini daya pengereman didapat bila pad
ditekan piston secara hidraulis pada kedua sisi
disc.
Cara Kerja
Celah Normal (Keausan Pad Tidak Ada)
Bila rem dioperasikan maka piston seal
membentuk elastis seperti pada gambar. Bila
pedal rem dilepas, piston seal akan kembali ke
bentuk semula, dan menarik piston kembali.
Besarnya deformasi (amount of deformation)
seal adalah celah pad.
Celah Terlalu Besar (Pad Aus)
Saat pad aus, bila rem dioperasikan maka
gerakan piston akan lebih jauh, tetapi besarnya
deformasi seal tetap. Bila pedal rem dilepaskan,
maka piston kembali dengan jarak yang sama
besar dengan deformasi seal, dan celah sepatu
rem telah distel.
REM PARKIR
Rem parkir (parking brake) terutama digunakan
untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi
menjadi dua tipe : tipe roda belakang dan tipe
center brake. Kendaraan penumpang
menggunakan tipe roda belakang, dan
kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe
center brake.
Cara kerja
Mekanisme kerja (operating mechanism) pada
dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda
belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir
ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk
pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir,
maka rem bekerja melalui parking brake cable,
intermediate lever, pull rod, equalizer, parking
brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini
beberapa tipe tuas yang digunakan tergantung
pada design tempat duduk pengemudi dan
sistem kerja yang dikehendaki. Tuas rem parkir
dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas
pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa
tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan
tuas rem untuk memudahkan penyetelan. Kabel
rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol
rem sub-assembly. Pada rem parkir roda
belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer
untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri
dan kanan. Tuas intermediate (intermediate
lever) dipasang untuk menambah daya
pengoperasian.
KENDARAAN DENGAN TROMOL REM
Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan
mengembang oleh brake shoe lever dan shoe
strut.
BOOSTER REM
Booster berfungsi untuk melipat gandakan (2
sampai 4 kali) daya penekanan pedal, sehingga
daya pengereman yang lebih besar dapat
diperoleh.
Contoh :
Bila pedal rem ditekan dengan gaya 40 kg, gaya
ini diperbesar oleh tuas pedal menjadi 200 kg
untuk menekan booster. Misalkan besarnya
vakum pada booster adalah 500 mm.Hg, gaya
output yang dihasilkan adalah 410 kg.
PRINSIP KERJA
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston,
maka piston akan terdorong ke kanan oleh
pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A,
maka piston bergerak ke kiri menekan pegas
karena adanya perbedaan tekanan,
menyebabkan batang piston menekan piston
master silinder.
Cara kerja
Ketika Pedal Rem Belum Ditekan
Air valve tertarik ke kanan oleh air valve return
spring bertemu dengan control valve sehingga
tertutup, dan udara luar tidak bisa masuk ke
variable pressure chamber. Vacum valve
terbuka menyebabkan terjadinya kevakuman
pada constant dan variable pressure chamber.
Piston terdorong ke kanan oleh pegas
diapragma.
KATUP PENYEIMBANG
Kendaraan yang mesinnya terletak di depan,
bagian depannya lebih berat dibandingkan
dengan bagian belakangnya. Bila kendaraan
direm, akan menyebabkan beban ban depan
bertambah dan beban ban belakang berkurang.
Bila daya cengkeram pengeremannya berlaku
sama pada ke empat rodanya, maka roda
belakang yang memiliki beban lebih kecil
cenderung akan mengunci lebih dulu sehingga
menyebabkan ngepot (skid). Dengan alasan
tersebut, diperlukan proportioning valve yang
berfungsi untuk mengurangi tekanan hidraulis
untuk wheel cylinder roda belakang, sehingga
mencegah terjadinya ngepot. Proportioning
valve ditempatkan pada brake pipe belakang
BAGIAN-BAGIAN UTAMA
1. RODA KEMUDI (STEERING WHEEL)
Roda kemudi berfungsi sebagai pemutar arah
roda depan. Roda kemudi terbuat dari plastik
yang sangat keras, yang dipasang pada ujung
main shaft.
Macam roda kemudi
a. Besar, Bentuk ini mempunyai keuntungan
yaitu momennya besar, cocok untuk kendaraan
yang besar-besar dan lebih stabil. Kerugiannya
memerlukan tempat yang luas.
b. Kecil, Tidak memakan tempat dan sangat
peka terhadap setiap gerakan yang diberikan
pada saat jalan lurus. Kerugiannya dibutuhkan
tenaga yang besar untuk memutar roda kemudi
c.
2. STEERING MAIN SHAFT
Steering main shaft berfungsi untuk meneruskan
putaran dari roda kemudi ke steering gear box.
Steering main shaft terbuat dari besi yang sangat
keras.
MACAM STEERING MAIN SHAFT
a. Collapsible type
Terdiri dari beberapa model diantaranya :
Mesh type. Type ini columnnya mempunyai
struktur mata jaring, dan main shaftnya terdiri
dari dua bagian atas dan bawah yang disambung
dengan pasak plastik (plastic pin), Sedangkan
pada column bracketnya dipasangkan capsule.
Jika mobil mendapat benturan yang keras dan
steering gear box mendapat tekanan yang kuat,
maka main shaft columnnya akan runtuh,
sehingga pengemudi terhindar dari benturan
roda kemudi.
Ball type. Type ini columnnya terdiri dari dua
bagian atas dan bawah yang disambung dengan
perantaraan ball bearing, sedangkan main
shaftnya terdiri dari dua bagian yang disambung
dengan plastic pin. Jika kendaraan mendapat
benturan yang keras dan steering gear box
mendapat tekanan yang kuat, maka column serta
main shaft akan menyusut. Tenaga tekan ini
akan diserap oleh ball bearing yang dipasang
antara lower tube dan upper tube, sehingga
pengemudi terhindar dari benturan roda kemudi.
Keuntungan :
Dapat menjaga keselamatan pengemudi apabila
terjadi benturan yang sangat keras.
Kerugiannya :
Main shaftnya kurang kuat, sehingga hanya
digunakan pada mobil yang kecil/mobil
penumpang. Konstruksinya rumit dan harganya
mahal.
4. STEERING LINKAGE
Steering linkage adalah suatu mekanisme
kemudi yang terdiri dari pitman arm, knuckle
arm, adler arm, drag link, tie rod, relay rod, dan
tie rod end. Steering linkage berfungsi untuk
memindahkan tenaga dari coda kemudi ke roda-
roda depan, dan dipergunakan pada kemudi
yang menggunakan suspensi model rigid axle
(poros pedal) maupun suspensi model bebas.
MACAM-MACAM TOE
- Toe In (Toe Positif)
- Toe Out (Toe Negative)
Fungsi Toe
Sebagai Koreksi Camber
Reaksi rolling camber menyebabkan roda
menggelinding ke arah luar oleh sambungan
kemudi roda dipaksa bergerak lurus kearah
jalannya kendaraan akibatnya roda
menggelinding dengan ban menggosok pada
permukaan jalan. Toe in mengakibatkan roda
mengelinding ke arah dalam efek rolling camber
ke arah luar dapat teratasi sehingga roda dapat
mengelinding lurus tanpa terjadi bau
menggosok pada permukaan jalan, sehingga
dapat :
-Menghemat ban/keausan ban merata
-Pengemudian stabil/tidak timbul getaran
2. CAMBER
Kemiringan roda bagian atas ke dalam atau ke
luar terhadap garis vertikal jika dilihat dari
depan kendaraan.
Macam-macam Camber
Camber Positif ( + )
- Bagian atas roda miring ke luar jika dilihat
dari depan.
- ά merupakan ukuran sudut camber positif.
- Jika camber terlalu positif, mengakibatkan
keausan roda terjadi terjadi pada bagian luar
roda.
Fungsi Camber
Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu
pada permukaan jalan "0" sehingga roda akan
cenderung menggelinding mengelilingi titik "0"
( rolling camber). Dengan adanya rolling
camber gaya untuk memutar kemudi menjadi
lebih ringan. Camber positif menyebabkan
pengemudian menjadi ringan.
Camber Negatif ( - )
Pada camber negative jauh titik kutub terhadap
jalan (1) dengan titik putar kemudi terhadap
jalan (2) semakin jauh. Camber negative
menyebabkan rolling camber mengarah ke
dalam (0). Sehingga pengemudian kendaraan
menjadi berat.
Camber Negatif ( - )
Pada camber negatif gaya reaksi (gaya tegak
lurus) pada poros roda (spindel) menjauhi
sumbu putar kemudi/king pin. Camber negatif
dapat memperbesar moment bengkok spindel.
3. CASTER
Kemiringan sumbu kemudi (king pin) terhadap
garis tengah roda vertikal jika dilihat dari
samping kendaraan.
Macam•macam Caster
Caster negative (-)
- Bagian sumbu king pin berada di depan
garis tengah roda vertical “0” dan bagian bawah
sumbu king pin berada di belakang.
- ß merupakan sudut caster negative dalam
derajat.
Fungsi Caster
F = Gaya penggerak
Fr = Gaya yang digerakkan
Offset Negatif
Jarak A ada di sebelah luar
kendaraan Pengaruh Offset
Jika offset semakin besar mengakibatkan : Setir
semakin berat. Karena jarak titik temu dengan
jalan semakin besar sehingga yang digunakan
untuk memutar roda lebih berat.