Anda di halaman 1dari 6

A.

Intervensi Keperawatan
Pada kasus pada kasus pre-eklamsia berat (PEB) ini biasanya
ditemukan nyeri pada area perut, kepala pusing, pandangan kabur, sesak nafas
dan kelemahan, dan yang paling berat adalah kematian ibu mau pun janin.
Tatalaksana pada PEB di rumah sakit biasanya adalah Magnesium sulfat.
Magnesium Sulfat sangat efektif untuk mencegah kejang pada perempuan
dengan pre-eklampsia dan untuk menghentikan kejang pada perempuan yang
mengalami eklampsia sehingga dapat menurunkan risiko kematian ibu
(Muhani & Besral, 2015).
Pengelolaan hipertensi berat dapat dilakukan dengan mengukur
tekanan darah secara terus-menerus, dan terus melanjutkan terapi
antihipertensi pada saat antenatal, tekanan darah terkontrol dalam rentang
sasaran, tidak secara rutin membatasi durasi. Terminasi kehamilan dengan
persalinan jika tekanan darah tidak merespons setelah pemberian
antihipertensi, disarankan kelahiran operatif, diberikan terapi pada saat kritis
selama kehamilan atau segera setelah kelahiran seperti labetalol (oral atau
intravena), hydralazine (oral atau intravena), nifedipine (oral). Kemudian,
dipantau respons terhadap pengobatan yaitu dengan memastikan terjadi
penurunan tekanan darah, mengidentifikasi efek samping bagi ibu dan janin,
memodifikasi pengobatan sesuai dengan respons, pertimbangkan untuk
menggunakan < 500 ml cairan kristaloid sebelum atau pada saat yang sama
dengan dosis pertama hydralazine yang bertujuan untuk menjaga tekanan
darah di bawah 150/100 mmHg (Muhani & Besral, 2015).
Pada kasus asuhan keperawatan ibu hamil dengan Pre-eklamsia berat
pada Ny.R dilakukan perdiagnosa. Diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut
berhubungan dengan ekspulsi fetal. Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa
pertama ini yaitu dengan Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien, mengontrol
lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan, mengurangi faktor presipitasi nyeri, mengkaji
tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi, mengajarkan tentang
teknik nonfarmakologi relaksasi napas dalam dan teknik distraksi seperti
terapi musik dan murrotal, mengkolaborasi dengan dokter mengenai
pemberian obat analgesik, mengevaluasi keefektifan kontrol nyeri,
meningkatkan istirahat dan mengkolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil.
Tindakan di atas di maksudkan untuk mengurangi nyeri dan
membuat nyeri klien terkontrol. Berdasarkan teori oleh Diah (2015) bahwa
rasa nyeri pada kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan
aktivitas system saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung,
pernafasan dengan warna kulit (sianosis/ pucat) dan apabila tidak segera
diatasi maka akan meningkatkan ketegangan, takut, dan stress. Hal tersebut
akan berdampak buruk bagi tekanan darah pasien yang sudah tinggi menjadi
semakin tinggi (Diah, 2015).
Diagnosa kedua adalah Ansietas berhubungan dengan perubahan
status kesehatan. Tindakan keperawatan yang digunakan untuk mengatasi itu
adalah menggunakan pendekatan yang menenangkan pada klien,
mengidentifikasi tingkat kecemasan klien, menemani klien untuk berbicara
atau mengobrol, membantu klien untuk mengenal situasi yang dapat
menimbulkan kecemasan, mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan
dan persepsi terkait penyakit dan mengajarkan klien untuk menggunakan
teknik relaksasi napas dalam untuk membantu mengurangi rasa cemas.
Terapi di atas tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan
klien sehingga kecemasannya tidak membuat tekanan darah kembali
meningkat dan agar klien dapat relaks. Ibu hamil hipertensi mempunyai
kecemasan tinggi dalam menghadapi persalinan, dikarenakan risiko yang
besar yang akan dihadapi oleh dirinya maupun bayi yang dilahirkan. Kondisi
tersebut akan bertambah sulit jika ibu hamil hipertensi memiliki perasaan-
perasaan yang mengancam seperti munculnya perasaan khawatir yang
berlebihan, kecemasan dalam menghadapi kelahiran, ketidakpahaman
mengenai apa yang akan terjadi di waktu persalinannya. Gejala-gejala tersebut
akan mempengaruhi kondisi ibu hamil hipertensi baik secara fisik maupun
psikis (Trisiani & Hikmawati, 2016).
Diagnosa ketiga adalah resiko infeksi berhubungan dengan prosedur
invasif. Tindakan keperawatan yang dilakukan untu menangani diagnosa ini
adalah mengkaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungtio
lesa), menganjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh luka, memonitor dan jaga kebersihan inpus juga kateter,
memantau peningkatan suhu, nadi dan pemeriksaan laboratorium, menghitung
jumlah WBC serta mengkolaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi jika
diperlukan.
Penanganan di atas digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
pada klien. Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut juga infeksi nosokomial
atau Hospital Acquired Infections (HAI’s) merupakan problem yang serius
bagi kesehatan masyarakat. HAI’s merupakan infeksi yang didapat pasien
selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis di pelayanan
kesehatan setelah ≥ 48 jam dan setelah ≤ 30 hari setelah keluar dari fasilitas
kesehatan. HAIs (HealthcareAssociated Infections) dengan pengertian yang
lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi
juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi
kepada pasien namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung
yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan (Rismayanti & Hardisman, 2019). Berdasarkan SDKI 2012
identifikasi komplikasi yang berhubungan dengan persalinan antara lain
persalinan lama, ketuban pecah dini, perdarahan, infeksi, dan eklampsia. Hal
ini sebenarnya dapat dicegah dan ditangani apabila ibu segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan, Adapun hal-hal yang dapat dilakukan adalah
pertama tenaga kesehatan melakukan prosedur penanganan yang sesuai
terutama dalam pencegahan infeksi (Hidayah, Wahyuningsih, & Kusminatun,
2018).
Diagnosa keempat yaitu Ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan efek anestesi. Ketidakefektifan pola nafas adalah keadaan dimana
terjadi penurunan ventilasi yang adekuat. Intervensi yang dilakukan adalah
Memonitor tanda-tanda vital secara komprehensif , memonitor sianosis
perifer, mengidentifikasi penyebab dari perubahan tanda-tanda vital,
mengauskultasi suara napas dan catat adanya suara tambahan, memonitor
respirasi dan status oksigen, mempertahankan jalan napas yang paten,
memonitor aliran oksigen pertahankan posisi pasien serta mengobservasi
adanya tanda-tanda hipoventilasi. Diagnosa ini sejalan dengan hasil penelitian
di Portugal yang menyatakan salah satu komplikasi pre-eklamsia di system
respirasi adalah nyeri dada, sesak, saturasi oksigen rendah dan edema paru
(Peres, Mariana, & Cairrão, 2018).
Diagnosa kelima yaitu Kelebihan volume cairan berhubungan dengan
pembengkakan pembuluh darah vena selama hamil. Kelebihan volume cairan
sendiri merupakan keadaan dimana seorang individu mengalami atau
beresikomengalami kelebihan cairan intraseluler atau interstitial. Beberapa
tindakan untuk menangani diagnosa ini adalah monitor hasil Hb yang sesuai
dengan retensi cairan (BUN, Hct, osmolalitas urin), memonitor tanda tanda
vital, memonitor indikasi retensi/kelebihan cairan (edema), memonitor status
nutrisi, mengkolaborasi pemberian diuretik sesuai interuksi (jika diperlukan),
mencatat intake dan output klien serta memonitor adanya tanda dan gejala dari
edema. Diagnosa ini sejalan dengan teori terjadinya pre-eklamsia yaitu ada
spasme pembuluh darah disertai dengan retensi natrium dan air. Jika semua
arteriola tubuh mengalami spasme, maka tekanan darah cenderung naik,
sebagai upaya mengatasi kenaikan tekanan perifer sehingga oksigenisasi
jaringan tercukupi. Kenaikan berat badan dan edema disebabkan berlebihnya
penimbunan air dalam ruangan interstisial karena retensi air dan garam.
Proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola sehingga glomerulus mengalami
perubahan (Fatkhiyah, Kodiyah, & Masturoh, 2016)
Angka kematian ibu selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau
diperberat oleh kehamilan penyulit dan permasalahan dalam penanganan.
Pemerintah bersama masyarakat dan tenaga kesehatan bertanggungjawab
untuk menjamin bahwa setiap ibu harus memiliki akses terhadap pelayanan
kesehatan ibu yang berkualitas. Mulai saat hamil, pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi,
perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap
keluarga berencana. Disamping itu, pentingnya melakukan intervensi lebih
dulu yakni kepada kelompok remaja dan dewasa muda dalam upaya
percepatan penurunan AKI (Infodatin, 2014).

DAFTAR PUSTAKA
Diah Ayu Fatmawati, . (2015). Faktor Resiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
Post-Partum Blues. Jurnal Edu Health. ISSN 2087-3271.Volume 5 No. 2,
September 2015

Fatkhiyah, N., Kodiyah, & Masturoh. (2016). DETERMINAN MATERNAL


KEJADIAN PREEKLAMPSIA (STUDI KASUS DI KABUPATEN TEGAL,
JAWA TENGAH). Jurnal Keperawatan Soedirman, 11(1), 53-61.

Hidayah, P., Wahyuningsih, H. P., & Kusminatun. (2018). Hubungan Tingkat Risiko
Kehamilan dengan Kejadian Komplikasi Persalinan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Jurnal Kesehatan Vokasional, 3(1), 35-43.
Infodatin (2014). Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situs
Kesehatan Ibu.
Muhani, N., & Besral. (2015). Pre-eklampsia Berat dan Kematian Ibu. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional, 10(2), 80-86.
Peres, G. M., Mariana, M., & Cairrão, E. (2018). Pre-Eclampsia and Eclampsia: An
Update on the Pharmacological Treatment Applied in Portugal. Journal of
Cardiovascular Development & Disease, 5(3), 1-13.
Rismayanti, M., & Hardisman. (2019). Gambaran Pelaksanaan Program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi Di Rumah Sakit Umum X Kota Y. Jurnal
Kesehatan Andalas, 8(1), 182-190.
Trisiani, D., & Hikmawati, R. (2016). HUBUNGAN KECEMASAN IBU HAMIL
TERHADAP KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI RSUD MAJALAYA
KABUPATEN BANDUNG. Jurnal Ilmiah Bidan, I(3), 14-18.

Anda mungkin juga menyukai