Teknologi Minyak Ikan
Teknologi Minyak Ikan
Kelas : THP 16
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aktifitas hidupnya. Pangan termasuk kebutuhan utama yang harus dipenuhi olehnya. Berbagai
macam panganan bisa diperoleh dan dikonsumsi , namun tak sedikit pangan yang belum
mencakupi kebutuhan yang diperoleh oleh manusia. Pangan yang dikonsumsi oleh manusia
utamanya harus mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan lain-lain.
Kandungan tersebut dipercaya akan membuat tubuh menjadi sehat. Lemak merupakan kandungan
yang diperlukan oleh tubuh karena berfungsi sebagai pelindung tubuh dari perubahan suhu,
terutama suhu rendah, sebagai pelarut beberapa vitamin, sumber energy, alat pengangkut vitamin
yang dadat larut di dalam lemak, sebagai pelindung organ vital seperti jantung dan lambung dan
masih banyak lagi. Lemak ada dua jenis, lemak. Fungsi lemak dalam bahan pangan juga sebagai
penghantar panas, sumber kalori, memperbaiki tekstur dan meningkatkan cita rasa. Di dalam
lemak terdapat asam lemak yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Asam lemak ada dua jenis yaitu
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh bernilai gizi lebih baik karena
lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh. Posisi ikatan ganda semakin mudah
bereaksi contohnya omega-3 dan omega-6 yang merupakan asam lemak esensial. Asam lemak
esensial merupakan asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh atau tidak dapat
mencukupi kebutuhan manusia. Asam lemak esensial bias diperoleh dari minyak ikan karena
mengandung omega-3 yang kaya akan DHA dan EPA yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
B. Tujuan
Peningkatan pengetahuan kimia bahan pangan melalui identifikasi jenis, fungsi, dan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lemak
Lemak adalah kelompok ikatan organic yng terdiri atas unsure-unsur Karbon (C), Hidrogen
(H), dan Oksigen (O) yang mempunayi sifat dapat larut dalam zat-zat terlarut tertentu seperti
petroleum benzene, eter, tetapi dalam perbandingan dan susunan kimia yang berlainan. Lemak
dibagi dalam 2 kelas, yaitu lemak hewani dan lemak nabati. Lemak nabati mengandung asam –
asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arkidonat yang dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Fungsi lemak didalam makanan
memberikan rasa gurih, kualitas renyah, terutama pada makanan yang digoreng. Di dalam tubuh
berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat tertentu
Lemak adalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam
penyusun lemak disebut asam lemak. Asam lemak yang terdapat di alam adalah asam palmitat
(C15H31COOH), asam stearat (C17H35COOH), asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat
(C17H29COOH). Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh
karena itu lemak adalah suatu trigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada
asam lemak yang terikat pada gliserol. Nama lazim dari adalah trigliserida. Penamaan lemak
dimulai dengan kata gliseril yang diikuti oleh nama asam lemak. Contoh :
Lemak digunakan tubuh sebagai penyedia energi untuk bekerja dan menghangatkan tubuh,
digunakan untuk membentuk lemak tubuh dan sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A,
D, E, dan K. Sumber lemak diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Sumber lemak dari hewan yaitu
krim, keju, kuning telur, lemak daging, air daging , minyak ikan, minyak hati ikan. Sedangkan
sumber lemak dari tumbuhan yaitu minyak kelapa sawit, minyak jagung, kacang, kelapa, kedelai,
dan kacang-kacangan, minyak biji-bijian. Lemak memiliki efek terhadap panas yaitu meleleh
dalam panas dan menguap menjadi embun. Pemanasan yang berlebih menyebabkan kebanyakan
lemak terurai menjadi asam lemak gliserol, yang menbuat tidak bisa dicerna. Berdasarkan
a. Lemak Sederhana
Lemak sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam
lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau plastisin (lemak sederhana
yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
b. Lemak Campuran
lemak.Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan protein),
Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat), serta fosfatidilkolin (yang merupakan gabungan
Derivat lemak merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid.misalnya kolesterol
dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2,yaitu:
Asam lemak jenuh bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan pada
umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang
semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh:
asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat. Asam lemak jenuh berasal dari lemak
Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan
umunya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang
mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan
asam linolenat. Asam Lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati,misalnya minyak
goreng.
Adapun rumus struktur dan rumus molekul beberapa asam lemak dapat dilihat pada table 2.1
Dalam proses penepungan ikan selama pemasakan protein ikan akan menggumpal dan sel
ikan yang mengadung lemak akan pecah sehingga setelah dipisahkan airnya akan diperoleh hasil
sampingan berupa minyak ikan (Afriantodan Liviawaty, 1989). Menurut Muchtadi (1996), minyak
ikan hasil sampingan proses pengalengan dan penepungan ikan kaya asam lemak omega-3,
khususnya EPA (Eilosa Panteonil Acid) dan DHA (D-Hexaenoic Acid). Dan selama ini hanya
dimanfaatkan sebagai pakan terkandung asam lemak jenuh tinggi meyebabkan minyak ikan
menjadi kurang stabil, karena wadah mengalami oksidasi, proses oksidasi semakin meningkat
Proses untuk mendapatkan minyak dengan kualitas yang baik ada 2 tahap penting yang
harus diperhatikan yaitu proses ekstraksi minyak dan proses pemurnian minyak. Ekstraksi adalah
suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak
atau lemak. Pemurnian (refining) adalah suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan rasa
dan bau yang tidak enak, warna tidak menarik dan untuk memperpanjang umur simpan sebelum
dikonsumsi atau digunakan sebagai bahan mentah dalam industri (Ketaren,2005). Menurut Susanto
(1987), pemurnian ini perlu dilakukan karena minyak atau lemak yang dihasilkan dalam proses
ekstraksi umunya mengandung kotoran yang ikut terekstraksi dan kotoran tersebut dapat
menimbulkan kerusakan yang mengakibatkan kualitas minyak yang dihasilkan atau menurun.
Pemanfaatan minyak ikan dalam industri pangan dengan tujuan utuk pengganti fungsi minyak
industri/lemak hewani dan memperkaya nilai gizi makanan dalam rangka mendapatkan makanan
sehat. Untuk maksud tersebut, minyak ikan dikembangkan pemakainya pada produk margarine,
and table spread, hard fat, shortening, pastry fat, adonan biskuit dan emulsi untuk roti, adanan roti,
minyak goreng, biskuit filling, isinya salad/sayur, emulsifier, fish spread, peanuut butter,
Menurut Irianto dan Soesilo (2007), minyak ikan merupakan hasil samping dengan
pengolahan ikan kaleng dan tepung ikan. Minyak ikan tersebut dapat ditingkatkan mutunya agar
layak dikonsumsi manusia dengan memurnikannya dengan metode alkali. Minyak ikan
mempunyai nilai manfaat kesehatan, pengobatan dan gizi. Dengan demikian, minyak ikan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan industri farmasi dan pangan. Minyak ikan dapat diolah menjadi
kapsul konsentrat asam lemak omega-3 dengan teknikmikroenkapsulasi minyak ikan dapat
diproses menjadi tepung minyak ikan yang memudahkan dalam penanganan, penyimpanan dan
pemanfaatannya.
Minyak ikan merupakan minyak yang memiliki kandungan asam lemak tak jenuh paling
tinggi dibandingkan dengan jenis minyak lainnya. Ditinjau dari segi kesehatan, hal ini sangat
menguntungkan terutama kandungan asam lemak omega 3 nya. Kandungan asam lemak tak
jenuhyang tinggi menyebabkan minyak ikan menjadi kurang stabil, mudah mengalami oksidasi.
Proses oksidasi akan semakin meningkat dengan adanya pannas, cahaya dan oksigen (Irianto, dkk,
2000).
Pengolahan minyak ikan di Indonesia masih dilakukan secara tradisional. Minyak ikan
yang diproduksi terdiri atas minyak hati dan minyak dari badan yang merupakan hasil samping
pengolahan tepung ikan dan pengalengan ikan. Pemanfaatan minyak ikan yang dihasilkan di
Indonesia baru digunakan sebagai komponen ransum pakan ikan maupun pakan ternak dan
sebagian kecil digunakan dalam penyamakan kulit serta industri kecil lainnya. Bahan baku industri
minyak ikan adalah minyak ikan dari ikan-ikan pelagis dengan kadar lemak yang tinggi, seperti
Ekstraksi minyak dilakukan dengan mencampur hati cucut botol dengan asam formiat
teknis sebanyak 1 % dari berat hati cucut botol (proses silase). Setelah 3 hari proses silase,
kemudian dilakukan penyaringan hasil silase melalui kain blacu untuk memperoleh minyak kasar.
Setelah minyak disimpan dalam suhu rendah selama 24 jam, lalu dilakukan sentrifuge pada
Minyak ikan dari pabrik dibersihkan dari kotoran dengan cara minyak ikan hasil saringan
dipanaskan sampai suhu 700C dan ditambahkan larutan garam 2-2.5% sebesar setengah volume
minyak, sambil diaduk 5 menit (untuk deguming). Campuran minyak tersebut kemudian
ditambahkan larutan netrium hidroksida 1N apabila FFA 4% menggunakan NaOH teknis 8.7 gram
dilarutkan dalam 125 ml air untuk satu liter minyak ikan. Besarnya volume tergantung dari
besarnya FFA minyak ikan yang akan dibersihkan. Makin tinggi FFA, makin besar pula
pemakaian natrium hidroksida. Pengadukan selama 30 menit pada suhu 700C, proses ini disebut
penyabunan kemudian larutan sabun yang terjadi dipisahkan dari minyaknya. Apabila sabun masih
ada yang tertinggal dalam minyak perlu dicuci dengan air panas sampai minyak menjadi bersih
dari sabun. Minyak hasil penyabunan ditambah karbon aktif atau benfonif 3%. Kemudian
dipanaskn pada suhu 600C sambil diaduk selama 20 menit. Selanjutnya disaring dengan filter
press. Minyak yang sudah bersih ditambah antioksida (BHT) sebesar 20 ppm. Kemudian minyak
PEMBAHASAN
Minyak ikan mengandung asam lemak esensial yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh karena tubuh tidak bisa menghasilkan asam lemak tersebut. Asam lemak yang terkandung
dalam minyak ikan adalah omega-3. Omega-3 mengandung komponen yang sangat penting bagi
Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda dalam tubuh. DHA adalah asam
lemak terpanjang dengan 22 karbon dan enam ikatan ganda, dan milik Omega-3. Karena asam
lemak rantai panjang, DHA adalah asam lemak yang paling rentan mengalami kehancuran dan
kerusakan akibat oksidasi dari radikal bebas. Ini adalah alasan mengapa minyak ikan dan sumber
yang kaya DHA lainnya memiliki umur simpan yang sangat singkat. Individu-individu yang tidak
mengkonsumsi daging dan telur memiliki persediaan rendah DHA. Oleh karena itu, kebanyakan
vegetarian diminta untuk mengkonsumsi DHA yang memadai melalui obat sintetik yang tersedia.
Mereka yang menderita kekurangan DHA menunjukkan otak tidak mencukupi dan
pengembangan visi pada bayi, gangguan penglihatan dan kabur, elektroretinogram abnormal,
gangguan kemampuan belajar, mati rasa pada jari tangan dan jari kaki, dan gangguan neurologis.
Gangguan neurologis Ini termasuk depresi, penyakit Alzhermer, kehilangan memori, dll, dan
gangguan perilaku tertentu termasuk kecanduan, alkoholisme, kekerasan, agresi, dll. DHA
berfungsi sebagai jaringan pembungkus saraf yang berperan dalam melancarkan perintah saraf dan
ganda, dan rantai lebih pendek dari DHA. Seperti DHA, EPA juga diperoleh terutama dari minyak
ikan dan sumber makanan laut lainnya. Namun, ikan tidak menghasilkan EPA tapi mendapatkan
EPA melalui konsumsi spesies alga. Studi tertentu telah membuktikan bahwa EPA dapat
digunakan dalam mengobati depresi dan memiliki kemampuan untuk memperbaiki kondisi mental.
EPA berfungsi dalam membantu pembentukan sel-sel darah dan jantung, menyehatkan
sistem peredaran darah dengan melancarkan sirkulasi darah dan LNA berperan dalam
menghasilkan energi dari makanan yang dikonsumsi dan kemudian membawanya ke sel-sel tubuh
Secara umum, Omega-3 bermanfaat bagi pertumbuhan sel otak, organ penglihatan dan
tulang, serta menjaga sel-sel pembuluh darah dan jantung tetap sehat. Omega-3 sangat penting
bagi perkembangan sel-sel otak karena 40% asam lemak di otak terdiri atas asam lemak Omega-3.
Omega-3 ini sangat dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan sel-sel saraf
otak agar optimal terutama pada anak-anak sampai sekitar usia 5 tahun mengingat pertumbuhan
otak anak yang cepat dan pesat pada masa tersebut. Omega-3 bahkan tetap dibutuhkan sampai usia
dewasa. Kurangnya kadar Omega-3 akan membuat sel saraf di otak kekurangan energi untuk
proses perkembangan otak sehingga dapat mengganggu kerja dan fungsi otak seperti hilangnya
daya ingat dan penurunan fungsi otak lainnya secara drastis. Tidak hanya bagi otak, Omega-3 juga
memegang peranan penting bagi organ penglihatan dan tulang. Sekitar 60% retina pada mata
dibentuk dari Omega-3. Kekurangan Omega-3 dapat mengakibatkan mata menjadi kabur. Omega-
3 juga baik untuk tulang karena di dalam Omega-3 juga terkandung kalsium. Pada saat janin,
Omega-3 dibutuhkan untuk membentuk sel-sel pembuluh darah dan jantung. Pada saat dewasa,
Omega-3 membantu dalam menyehatkan darah dan mekanisme kerja pembuluh darah serta
jantung. Dengan mengonsumsi Omega-3, tubuh akan dibantu dalam menurunkan kadar trigliserida
dan LDL dalam darah sehingga mengurangi penimbunan lemak darah yang tidak baik pada saluran
darah yang memicu aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Resiko seperti stroke dan penyakit
jantung pun dapat dihindari. Pada orang lansia, Omega-3 dapat membantu mengatasi penyakit
peradangan persendian. Manfaat lain dari Omega-3 ialah kemampuannya dalam menjaga dan
B. Reaksi Lemak
a. Reaksi Autooksidasi
Minyak dapat mengalami perubahan kualitas jika tidak disimpan dengan baik maupun
penggunaan yang salah. Sebab minyak mudah mengalami auto-oksidasi. Auto-oksidasi akan
terjadi ketika terdapat ikatan lemak tidak jenuh yang membentuk radikal bebas secara otomatis
Salah satu penyebab auto-oksidasi minyak antara lain penggunaan minyak berkali-kali yang
meningkatkan gugus radikal peroksida. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempercepatnya
Autooksidasi (oksidasi oleh radikal bebas), terdiri dari 3 tahap: Inisiasi, Propagasi,
Terminasi. Mekanisme Autooksidasi (Davidek.Jiri et al.1990) yaitu Hidrogen dari ikatan lemak tak
jenuh terlepas → Terbentuk radikal alkil (radikal bebas) → bereaksi dengan oksigen →
bau tengik, maka kualitas minyak goreng akan menurun. Dan jika ini tetap digunakan untuk
meggoreng maka produk akan mudah tengik, sebab ketika menggoreng minyak akan masuk ke
dalam makanan 4- 50% minyak. Hal tersebut yang menyebabkan berbau tengik, sebab salah satu
b. Reaksi Hidrogenasi
Ikatan rangkap pada minyak dapat dijenuhkan dengan cara hidrogenasi sehingga menjadi
lemak padat. Untuk menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam (banyaknya ikatan rangkap)
dinyatakan dengan angka yod, yaitu angka yang menyatakan banyaknya gram yodium yang dapat
c. Reaksi Hidrolisis
Dengan adanya enzim lipase, lemak atau minyak dapat mengalami hidrolisis oleh air pada
suhu kamar.
d. Reaksi Halogenasi
Asam lemak tak jenuh , baik bebas maupun terikat sebagai ester dalam minyak dan lemak,
mengadisi Halogen pada ikatan rangkapnya. Reaksi ini menghilangkan warna larutan halogen (Br2
dan I2). Karena derajat adsorpsi minyak atau lemak sebanding dengan banyaknya ikatan rangkap
pada bagian asamnya, maka jumlah Halogen yang dapat bereaksi dengan lipid dapat dipergunakan
sebagai Indeks Kejenuhan. Harga indeks ini digunakan sebagai bilangan Yodium yaitu banyaknya
Yodium (atau Yodium ekivalen) dalam gram oleh seratus gram lemak atau minyak. Berikut adalah
Halogenasi lemak
Gambar 7. Reaksi halogenasi lemak
e. Reaksi Foto-oksidasi
Oksigen singlet (1 O2) sangat elektrofilik sehingga sangat reaktif dengan lipid tidak jenuh,
sedangkan mekanisme reaksi oksidasinya berbeda dibanding reaksi auto‐oksidasi. Oksigen singlet
dihasilkan dari O2 yang terekspos UV, dan dengan adanya sintesizer (khlorofil, phorphirin,
mioglobin, riboflavin, bilirubin, erithrosin, rose bengal, methylene blue, dll). Oksigen ditambahkan
pada ujung ikatan rangkap sehingga terbentuk konfigurasi trans. Sebagai gambaran, reaksi antara
oksigen singlet dengan ikatan rangkap antara C12 dan C13 dari suatu asam lemak akan
Proses foto‐oksidasi lebih reaktif sampai dengan 30.000 kali dibanding proses
auto‐oksidasi. Foto‐oksidasi dapat dihambat secara efisien oleh karotenoid, protektor alami yang
sangat berperan pada tumbuhan hijau. Mekanismenya adalah karotenoid ini mengganggu
terbentuknya oksigen singlet dari oksigen. Sebaliknya tocopherol menghambat foto‐oksidasi ini
1. Ekstraksi Minyak
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat
terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari
satu pelarut ke pelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan
alami)tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang telah dibicarakan. Misalnya saja karena komponennya saling bercampur secara sangat erat,
peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang
terlalu rendah.
Ekstraksi minyak atau lemak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun ekstraksi minyak atau lemak itu
bermacam-macam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan
solvent extraction.
a. Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering,
penggunaan panas adalah sesuatu yang spesifik,yang bertujuan untuk menggumpalkan protein
pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh
1. Wet Rendering
Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan
menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap (40-60psi).
Penggunaan temperature rendah pada wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral dari
minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatkan pada ketel yang diperlengkapi
dengan alat pangaduk, kemudian air ditambahkan dan campuran dipanaskan perlahan-lahan
sampai suhu 50°C sambil diaduk. Minyak yang terekstraksi akan naik keatas akan naik keatas dan
kemudian dipisahkan.
2. Dry Rendering
Dry rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung.Dry rendering dilakukan dalam ketel yang terbuka dan dilengkapi dengan steam
jacket serta alat pengaduk (agitator).Bahan yang diperkirakan mengandung minyak atau lemak
dimasukkan kedalam ketel tanpa penambahan air.Bahan tadi dipanaskan sambil diaduk.Pemanasan
dilakukan pada suhu 220°F sampai 230°F (105°C-110°C). Ampas bahan yang telah diambil
minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkan dipisahkan dari
ampas yang telah mengendap dan pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel.
Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk
bahan bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan
yang berkadar minyak tinggi (30-70%). Pada pengepresan mekanis ini diperlukan perlakuan
pendahuluan sebelum minyak atau lemakdipisahkan.. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
Prinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dalam pelarut minyak
dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kadar minyak yang rendah yaitu sekitar 1
persen atau lebih rendah,dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dari
expeller pressing, karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau
lemak yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah petroleum
eter,gasoline carbon disulfide, karbon tetra klorida,benzene dan n-heksan. Perlu perhatikan bahwa
jumlah pelarut menguap atau hilang tidak boleh lebih dari 5 persen. Bila lebih,seluruh system
2. Pemurnian Minyak
pemisahan sabun, pemucatan dan deodorisasi (Irianto, 2002). Tujuan dari pemurnian minyak ikan
adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik, dan
memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi dan digunakansebagi bahan mentah
dalam industry (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Kualitas minyak ikan yang dihasilkan pada
proses pemurnia tergantung pada cara penyimpanan dan penanganan ikan sebelum dimurnikan
Pada tahap penyaringan, minyak ikan yang diperoleh sebagai hasil damping pengolahan
tepung ikan atau ikan kaleng disaring terlebih dahulu dengan penyaring kawat untuk memisahkan
kotoran-kotoran visual seperti sisa daging dan gumpalan protein. Minyak yang telah bebas dari
kotoran visual ditentukan kandunga asam lemak bebasnya (free fatty acid/FFA) (Irianto, 2002).
Deguming merupakan proses pemisahan getah dan lender yang terdiri Dri fosfatida,
protein, residu karbohidrat, air, dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam
minyak (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Degumming dilakukan dengan penambahan NaCl
8% kedalam minyak ikan pada suhu 60oC selama 15 menit. Larutan NaCl yang ditambahkan
sebanyak 40% dari volume minyak yang dimurnikan dan selama degumming dilakukan
pengadukan (Irianto, 2002). Sedangkan menurut Devine dan Williams (1961) dalam Purbosari,
(1999), proeses degumming dilakukan dengan menambahkan NaOH 2-3% air atau larutan NaCl,
atau menambahkan larutan firofosfatida pada minyak, kemudian disentrifugas pada suhu 30-50oC.
Getah fosfatida akan terpidahkan pada sentrifuse sebanyak 3,5% dari minyak asal.
Netralisasi adalah suatu prosesuntuk memisahkan asam lemak bebas dari mynak atau
lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya sehingga
membentuk sabun (soap stoc) (Ketaren, 1986 dalam Purbosari, 1999). Menurut Irianto (2002),
netralisasi dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 1N ke dalam minyak yang sudah
mengalami proses degumming. LArutan NaOH 1N ditambahkan dalam minyak ikan pada suhu
60oC selama 15 menit. Jumlah NaOH yang ditambahkan ditentukan dengan rumus sebagai
berikut:
Sedangkan menurut Windsor dan Barlow (1981) dalam Purbosari (1999), proses netralisasi
dilakukan dengan menambahkan larutan alkali atau pereaksi lainnya untuk membebaskan asm
lemak bebas dengan mempentuksabun dan membantuk mengkoagulasikan bahan-bahan yang tidak
diiingainkan. Penambahan larutan alkali ke dalam minyak mentah akan menyebabkan reaksi kimia
a. Alkali akan bereaksi denag asam lemak bebas dan membantu sabun.
c. Bahan-bahan warna terdegradasi, terserap oleh gum atau larutan oleh alkali.
d. Bahan-bahan yang tidak terlatur yang terdapat dalam minyak akan menggumpal.
Faktor –faktor yang mempengaruhi proses netralisasi adalah konsentrasi alkali, suhu,
pengadukan dan pencucian (Mahatta, 1977 dalam Purbosari, 1999). Selanjutnya minyak yang telah
dinetralkan dibiarkan beberapa saat supaya terjadi pemisahan sabun yang terbentuk. Lapisan sabun
berada pada lapisan bawah dan lapisan minyak pada bagian bawah. Kemudian sabun tersebut
diambil. Untuk menghilangkan sabun-sabun yang masih tersisa, pada minyak ikan ditambahkan air
panas sambil diaduk dan kemudian dibiarkan supaya terjadi pemisahan minyak dan air. Setelah itu
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan atau
memucatkan warna yang tidak disukai dan menghilangkan getah (gum) yang ada dalam minyak
(Windsor dan Barlow, 1981 dalam Charita, 1995). Pemucatan dilakukan dengan penambahan
adsorben, umumnya dilakukan dalam ketele yang dilengkapi dengan pipa uap dan alat penghampa
udara. Minyak dipanaskan pada suhu 105oC selam 1 jam. Adsorban ditambahkan saat minyak
mencapai suhu 70-80 oC sebanyak 1-1,5% dari berat minyak. Selain warna, diserap pula suspensi
koloid dan hasil degradasi minyak seperti peroksida (Irianto, 2002). Faktor yang mempengaruhi
pemucatan adalah suhu, waktu, tekanan (Mahatta, 1977 dalam Chairita, 1995). Deodorasai adalah
suatu tahap proses pemurnian minyakyang bertujuan untuk menghilankan bau dan rasa yang tidak
enak dalam minyak. Prinsip proses deodorasi, yaitu penyulinagan minyak dengan uap panas pada
tekana atamosfer atau keadaan hampa (Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995). Proses deodorasi
dilakukan dengan cara memompa minyak ke dalam ketelen deodorasi. Kemudian minyak tersebut
dipanaskan pada suhu 200-250 oC pada tekanan 1 atmosfer dan selanjutnya pada tekanan rendah
(kurang lebih 10 mmHg), sambil dialiri uap panas selama 4-6 jam untuk mengankut senyawa yang
dapat menguap (Ketaren, 1986 dalam Hakim, 1995). Setelah proses deodorisasi selesai, minyak
ikan kemudian didinginkan sehingga suhu menjadi kurang lebih 84 oC dan selanjutnya minyak
Minyak ikan dari dulu hingga sekarang telah menjadi salah satu nutrasetikal yang banyak
digunakan oleh masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Sumber utama minyak ikan yang biasa
digunakan oleh produsen adalah ikan kod, ikan herring, ikan lemuru, dan beberapa ikan pelagis yang mana
ketersediaannya banyak terdapat di Indonesia. Minyak ikan yang berkualitas adalah minyak ikan yang kaya
akan asam lemak yang baik untuk kesehatan. Salah satunya adalah omega-3 yang merupakan asam lemak
tak jenuh yang sangat esensial bagi tubuh dan dibutuhkan terutama bagi penderita kolesterol tinggi. DHA
dan EPA adalah jenis omega-3 yang paling dominan di minyak ikan [1] DHA dan EPA ini tidak diproduksi
dari ikan melainkan dari tumbuhan-tumbuhan laut seperti alga. Kandungan DHA dan EPA dalam ikan
disebabkan karena ikan tersebut mengkonsumsi alga yang memproduksi kedua jenis omega-3 tersebut. [2]
Karena kandungan omega-3 yang berlimpah ini, minyak ikan memiliki banyak manfaat. Telah banyak
penelitian yang telah dilakukan oleh para agen peneliti di dunia untuk membuktikan dan mencari lebih
banyak lagi manfaat yang ditawarkan oleh minyak ikan. Sudah banyak diketahui masyarakat banyak bahwa
minyak ikan sangat baik untuk kesehatan terutama untuk yang memiliki kolestrol tinggi. Padahal telah
banyak penelitian yang membuktikan bahwa bukan hanya kolestrol saja yang resiko penyakitnya berkurang
karena konsumsi minyak ikan, tetapi banyak penyakit lainnya yang nanti akan dipaparkan. Bukan hanya
dalam bidang kesehatan, minyak ikan juga dapat menjadi salah satu potensi industri terutama industri di
Indonesia sebagai salah satu pemanfaatan kekayaan alam laut. Minyak ikan yang berasal dari ikan lemuru
terbukti mengandung EPA dan DHA yang cukup tinggi, sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan
menjadi komoditas ekspor utama minyak ikan Indonesia. Kandungan minyak ikan pada ikan lemuru ini
telah diuji dengan melihat angka asam dan peroksida yang mana merupakan parameter mutu utama yang
[1] Membantu perkembangan fisik dan motorik pada bayi. Pada salah satu penelitian, minyak ikan
kombinasi yang telah ditambahkan pada bubur bayi didapatkan pertambahan berat badan dan
perkembangan motorik ke arah yang lebih baik yaitu 93,4% memiliki perkembangan motorik normal sesuai
umurnya dan sisanya 6,6% masih memiliki perkembangan berat badan dan psikomotorik terlambat yaitu
bayi yang berat badan awalnya sangat kurang dari standar WHO.
[2] Telah disebutkan bahwa minyak ikan sangat populer untuk membantu mengurangi resiko kolestrol
tinggi. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kolestrol tinggi yaitu penyakit jantung. Minyak ikan juga
membantu mengurangi resiko penyakit jantung. Pencegahan jantung koroner dengan akan sangat mungkin
jika mengonsumsi minyak ikan dengan diperlambatnya thrombosis ataupun mencegah ventricular
[3] Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, minyak ikan tidak hanya dapat membantu mengurangi resiko
dari kolestrol tinggi, asam lemak yang terkandung dalam minyak ikan juga dapat mengurangi resiko
penyakit Alzheimer bersama dengan kacang dan minyak untuk salad. Orang yang mengonsumsi setidaknya
1 butir minyak ikan dalam satu minggu dapat mengurangi resiko penyakit Alzheimer sebanyak 60%.
[4] Minyak ikan dapat berperan dalam pengurangan risiko kanker prostat terkait dengan peningkatan
tingkat rantai panjang n-3 tidak jenuh ganda asam lemak dalam eritrosit mendukung eicosanoid berbasis
penyembuhan dari penyakit yang mematikan pada jenis Eritematosus Sistemik, Lupus Eritematosus
Sistemik. Lupus merupakan suatu penyakit peradangan dikarenakan sistem imun dari tubuh menyerang
tubuh itu sendiri. Pada salah satu penelitian dengan mengurangi konsumsi lemak tak jenuh dan menambah
lemak jenuh (lemak yang terdapat pada minyak ikan), pasien Lupus Eritematosus Sistemik berkurang dari
11 ke 3 setelah waktu penelitian yang lama. Tetapi hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut demi
[6] Ada lebih banyak lagi manfaat-manfaat yang ditawarkan oleh minyak ikan yang sudah diteliti dan valid.
Karenanya mengonsumsi minyak ikan bisa menjadi salah satu solusi untuk hidup yang lebih sehat.
Tentunya dibarengi dengan olahraga rutin dan pola makan serta tidur yang teratur.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Minyak ikan merupakan lemak yang mengandung asam lemak omega-3 yang mengandung
komponen DHA dan EPA. DHA berfungsi sebagai jaringan pembungkus saraf yang berperan
dalam melancarkan perintah saraf dan mengantarkan rangsangan saraf ke otak. EPA berfungsi
dalam membantu pembentukan sel-sel darah dan jantung, menyehatkan sistem peredaran darah
dengan melancarkan sirkulasi darah. Minyak ikan memiliki manfaat antara lain : [1] Membantu
perkembangan fisik dan motorik pada bayi. [2] Telah disebutkan bahwa minyak ikan sangat
populer untuk membantu mengurangi resiko kolestrol tinggi. Salah satu penyakit yang disebabkan
oleh kolestrol tinggi yaitu penyakit jantung. Minyak ikan juga membantu mengurangi resiko
penyakit jantung. [3] Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, minyak ikan tidak hanya dapat
membantu mengurangi resiko dari kolestrol tinggi, asam lemak yang terkandung dalam minyak
ikan juga dapat mengurangi resiko penyakit Alzheimer bersama dengan kacang dan minyak untuk
salad. [4] Minyak ikan dapat berperan dalam pengurangan risiko kanker prostat. [5] Bahkan telah
terdapat penelitian bahwa kandungan pada minyak ikan juga dapat membantu penyembuhan dari
penyakit yang mematikan pada jenis Eritematosus Sistemik, Lupus Eritematosus Sistemik.
B. Saran
Minyak ikan sangat bermanfaat bagi tubuh namun segala hal yang berlebih belum tentu
baik karena apabila konsumsi lebih minyak ikan bisa mengakibatkan alergi. Minyak ikan juga bisa
jadi masalah bagi kondisi medis tertentu maka disarankan untuk hati-hati dalam mengkonsumsi
minyak ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawaty, 1989, Pengawetan dan Pengolahan Ikan, Kasinisius, Yogyakarta.
Muchtadi (1996), Gizi Untuk Bayi : ASI, Susu Formula, dan Makanan Tambahan, Pustaka Sinar
harapan, Jakarta.
Irianto dan soesilo, 2007. Dukungan Tekhnologi Penyediaan Produk. Perikanan. Badan riset
kelautan dan perikanan.
Irianto, dkk, 2000, Teknik Sanitasi Pada Industri Makanan, Rinerka Cipta, Jakarta.
Ketaren, 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. UI-Press,
Jakarta.