Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tonsilitis adalah massa jaringan limfoid yang terletak di rongga faring. Tonsil menyaring
dan melindungi saluran pernafasan serta saluran pencernaan dari invasi organisme patogen dan
berperan dalam pembentukan antibodi. Meskipun ukuran tonsil bervariasi, anak-anak umumnya
memiliki tonsil yang lebih besar daripada remaja atau orang dewasa. Perbedaan ini dianggap
sebagai mekanisme perlindungan karena anak kecil rentan terutama terhadap ISPA. (Wong,
2008 : 940)
Jika sering trinfeksi, tonsil dapat menjadi sumber infeksi. Dengan berulangnya infeksi,
jaringan limfoid dapat menjadi hipertrofi atau mengecil dan fibrotik. Karena itu tonsil pada anak
yang lebih tua dapat besar atau kecil. Dengan adanya tonsilitis berulang, seringkali jaringan
limfoid tonsil membesar. Kadang-kadang, meskipun jarang, pembesaran tonsil menyebabkan
obstruksi pada waktu bernapas, terutama malam hari. Kemudian terjadi serangan apnea yang
dapat berlanjut terus. Juga terjadi pembesaran adenoid. Pada keadaan ini, aliran udara tersumbat
dan anak kemudian bernapas dengan mulut. Juga, karena tuba Eustasius tersumbat, dapat terjadi
otitis media atau glue ear, menyebabkan tuli. (Jhon Rendle-Short, 1994 :205)
Infeksi akut saluran nafas bagian atas pada anak-anak merupakan hal yang sering
dijumpai oleh dokter umum. banyak terdapat antara pengobatan dengan operasi dan pengobatan
medikamentosa pada penyakit-penyakit ini, karena baik pengobatan medikamentosa ataupun
pengobatan dengan operasi ditentukan oleh perubahan fisiologis yang terjadi selama masa
pertumbuhan anak. Sangat diketahui lebih dalam mengenai fisiologi tonsil dan adenoid. Tonsil
dan adenoid membentuk cincin jaringan limfe pada pintu masuk saluran nafas dan saluran
pencernaan yang dikenal sebagai cincin waldeyer. Bagian-bagian lain cincin ini dibentuk oleh
tonsil lidah dan jaringan limfe di mulut tuba eustachii. Kumpulan jaringan ini pada pintu masuk
saluran nafas dan saluran pencernaan, melindungi anak terhadap infeksi melalui udara dan
makanan. Seperti halnya jaringan-jaringan limfe yang lain, jaringan limfe pada cincin waldeyer
menjadi hipertrofi pada masa anak-anak dan menjadi atrofi pada masa pubertas. Karena
kumpulan jaringan ini berfungsi sebagai suatukesatuan, maka pada fase aktifnya, pengangkatan
suatu bagian jaringan tersebut menyebabkan hipertrofi sisa jaringan.
B. RUMUSAN MSALAH
1. Apa itu tolsilitis ?
2. Apa penyebab tonsillitis ?
3. Bagaimana cara mengatasi tonsillitis?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian tonsillitis
2. Untuk mengetahui penyebab tonsillitis
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi tonsilitis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan sendiri, berlangsung sekitar 5
hari dengan disertai disifagia dan demam. (Megantara, Imam, 2006).
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri keelompok A strepbeoccus
betahemotitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh inveksi virus.
(Hembing, 2004).
Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel) yang sangat sering
ditemukan, terutama pada anak-anak. (www.mediastore.com).
B. ETIOLOGI
Menurut Adams George (1999) Toonsilitis bakterialis supuralis akut. Paling sering
disebabkan oleh Streptococcus beta hemolitikus grup A :
1. Pneumakokus
2. Staphitokokus
3. Haemalphilus, Inflienza
4. Kadang streotokokus non haemolitikus atau spreptococcus viridens.
Menurut Iskandar N (1993) bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus :
1. Streptokokus B haemolitikus grup A.
2. Steptokokus Virident
3. Streptokokus pyogens
4. Staphilococcus
5. Pneeumakokus
6. Virus
7. Adenovirus
8. Echo
9. Virus Influenza serta herpes
10. Menurut Medicastore Firman S (2006) penyebabnya adalah infeksi bakteri
Strephococcus atau infksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan
mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisal dikalahkan
oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsilitis.
(Sumber : Medicastore. 2006).

C. KLASIFIKASI
1. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman, streptococcus beta hemolyticus,
streptococcus viridons dan streptocoocus pygenes, dapat juga disebabkan oleh virus. (Mansjoer,
A. 2000)
2. Tonsilitis kronik adalah hasil dari serangan tonsititis akut yang ebrulang. Tonsil tidak mampu
untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akutkripta, mempertahankan bahan
purutenta dan kalenjar regional tetap membesar akhirnya hasil memperlihatkan pembesaran dan
gambaran karet busa, bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sakharin,
R.M. 1993)

D. PATHOFISIOLOGI
Kuman mengidentifikasi lapisan epitel bila terkikis maka jaringan limfoid superfacial
mengadakan rekasi. Terdapat pembendungan radang dnegan infiltrasi teukosit poli makanukfear.
Proses ini secara klinis tampak pada karpus, tonsil yang berisi bercak kuning dang epitel yang
terlepas suatu tonsititis akut dengan defrtus disebut tonsititis pakunaris, bila bercak detritus
berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsititis pakonoris.
Bila becak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu (Pseudomembran).
Sedangkan pada fasilitas kronik, terjadi karena proses adang berulang maka epitel mikosa dan
jaringan timfoid ferkikis. Sehingga pada preses penyembuhan, jaringan limpoid diganti jaringan
parul. Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompom melebar (kripfus) yang
akan diisi oleh ditritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul
perlengkapan dengan jaringan sekitar tosatonsitaris. Pada anak proses ini disertai dengan
pembesaran kelenjar linfe submandibuta reaksijaringan linfoid superfissialis. Kerusakan
menelan. Komplikasi : miokarditis, pembesaran kalenjar limfe, submandibula septicemia,. Tonsil
bengkak dan hiperemis, nyeri akut paska bedah. Tonsilitis membranosa. Tonsilitis lakunaris,
cemas, resiko tinggi infeksi. Tonsifektomi, kurang pengethauan, infeksi adang berulang,
mengifiskrasi lapisan epitel, lapisan epitel ferkikis, nyeri akut, pembendungan radang dengan
infilkrasi perukasit polemor fonuklera. Reaksi sistemik, tonsilitis folokularis, detritus melebar.
Detritis melebar. Detritis berdekatan menjadi satu. (Iskandar N. 1993)

E. TANDA-TANDA TONSILITAS PADA ANAK


Tanda-tanda tonsillitis pada anak :
1. Nyeri tenggorokan atau nyeri menelan ringan, yang menghebat waktu serangan akut
2. Kadang rasa benda asing di tenggorokan dan mulut berbau
3. Badan lesu
4. nafas menurun
5. sakit kepala
6. Obstruksi nasi
7. sering pilek-pilek
8. telinga rasa buntu/ pendengaran kurang (oklsusi tuba/atitis media)
9. tenggorokan terasa kering
10. nyeri pada tenggorok yang makin hebat untuk menelan karena sakitnya anak tidak mau makan
11. Nyeri yang hebat itu sering memancar ke telinga disebut referred pain
12. Panas badan sangat tinggi
13. Nyeri kepala
14. Muntah
15. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata
16. kriptus membesar dan terisi detritus
17. Nyeri abdomen
18. Pucat
19. Letargi
20. Disfagia (sakit saat menelan)
21. Suara serak
22. sakit pada otot dan sendi
(pedoman diagnosis dan terapi, 1988 : 33,36)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi tonsilitis akut dan kronik menurut,. Mansjoer A. 1999 :
1. Abses Detonsil
Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan papotutumemote, abses ini terjadi beberapa
hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh strephococcus grup A.
2. Otitis Media Akut
Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustachi) dan dapat
mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada rupture spontan gendang telingan.
3. Moistoiditis Akut
Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mashoid.
4. Laringitis
5. Sinusitis,rhinitis

G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2006 :
a. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10 hari, jika
mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.
b. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :
1). Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun
2). Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.
3). Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.
4). Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.
2. Menurut Mansjoer, A (1999) penatalaksanan tonsillitis adalah :
a. Penatalaksanaan tonsilitis akut
1) Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap
dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi
edema pada laring dan obat simptomatik.
3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi kantung selama 2-3
minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.
4) Pemberian antipiretik.
b. Penatalaksanaan tonsilitis kronik
1). Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
2). Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak
berhasil.
H. PENGKAJIAN
1. Wawancara
a. Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
b. Apakah pengobatan adekuat
c. Kapan gejala itu muncul
d. Apakah mempunyai kebiasaan merokok
e. Bagaimana pola makannya
f. Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
2. Pemeriksaan fisik
Data dasar pengkajian (Doengoes, 1999)
a. Intergritas Ego
Gejala : Perasaan takut
Khawatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja, dan keuangan.
Tanda : ansietas, depresi, menolak.
b. Makanan / Cairan
Gejala : Kesulitan menelan
Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi, kebersihan gigi buruk.
c. Hygiene
Tanda : Kesulitan menelan
d. Nyeri / Keamanan
Tanda : gelisah, perilaku berhati-bati
Gejala : sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke telinga
e. Pernapasan
Gejala : riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan serbuk kayu, debu.
3. Hasil pemerisaan fisik secara umum di dapat :
a. Pembesaran tonsil dan hiperemis
b. Letargi
c. Kesulitan menelan
d. Demam
e. Nyeri tenggorokan
f. Kebersihan mulut buruk
g. Pemeriksaan diagnostic
h. Pemeriksaan usap tenggorok

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dnegan pembekakan jaringan tonsil


2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganpenurunan masukan sekunder akibat nyeri saat menelan.
3. Ansietas berhubungan dengan rasa tidak nyaman

J. INTERVENSI
No Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut berhubungan 1. Ajarkan teknik 1.Distraksi dan
dnegan pembekakan jaringan distraksi dan relaksasi. relaksasi akan
tonsil mengurangi nyeri
2. Atur posisi pasien 2. Posisi berbaring
senyaman mungkin pasien akan membuat
nyaman pasien dan
3. Pantau TTV akan engurangi nyeri
3. Akan mengetahui
4. Anjurkan pasien kondisi pasien
untuk beristirahat 4. Istirahat anak
membuat pasien lebih
tenang
2 Risiko terhadap perubahan 1. Berikan 1. Untuk
nutrisi kurang dari kebutuhan makanandalam porsi mempertahankan ntrisi
tubuh yang berhubungan kecil tapi pasien
dengan penurunan masukan sering.
sekunder akibat nyeri saat 2. Hidangkan makanan 2. Makanan hangat
menelan. selagi hangat. akan membuat pasien
3. Amati masukan lebih berselera makan
makanan dan tibang 3. Untuk
berat badan setiap hari. mengetahui kondisi
4. Jelaskan pentingnya pasien terhadap asupan
asupan makanan makanan
terhadap penyembuhan 4. Membuat pasien
penyakit pasien. sadar akan pentingnya
asupan makanan,
3 Ansietas berhubungan dengan 1. Jelaskan tujuan 1. Mengurangi
rasa tidak nyaman tindakan ke pasien kecemasan pasien
setiap kali akan
melakukan tindakan 2. Keluarga akan
keperawatan lebih respek terhadap
2. Libatkan keluarga kondisi pasien dan tahu
untuk menenangkan penangananya
pasien 3. Kondisi tenang
3. Kondisikan akan membuat pasien
suasana tenang pada lebih tenang
ruangan pasien 4. Menekan resiko
4. Batasi pasien cemas
pengunjung 5. Menenangkan
5. Beri obat pasien
penenang jika ansietas
pasien tidak terkendali.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Indikasi untuk tonsitektomi dulu dan sekarang tidak berbeda, namun terdapat perbedaan
prioritas relatif dalam menentukan indikasi tonsitektomi pada saat ini. Terakhir dapat dicegah
bila seorang pasien selalu menjaga personal hygene dan pola makan.
Dengan saya membuat, meneliti atau menggunakan kasus bedah post operasi Tonsilitis
akut pada Tugas Akhir saya. Saya serta anda semua dapat mengerti mengenai tanda, gejala, ciri-
ciri fisik, contoh pasien, dan therapy atau pengobatnya.
Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streepfokus bila
hemolitil, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus. Ciri-ciri
atau dengan tanda dan gejala : Demam, Tidak enak badan, mual, muntah, Tonsil membesar
dengan permukaan tidak rata, dengan pengobatan / therapi-therapi dari dokter dan insisi bedah,
dapat menyembuhkan tonsillitis.

B. SARAN
Beberapa hal yang ingi penulis sampaikan / sarankan setelah mem berikan asuhan
keperawatan dengan positif operasi Tonsilitis akut yaitu :
1. Diharapkan untuk masyarakat lebih memperhatikan kesehatan untuk mencegah timbulnya
masalah kesehatan dalam keluarga.
2. Selain itu agar meningkatkan mutu kesehatan dalam masyarakat melalui pelaksanaan penyakit
kesehatan dalam masyarakat atau keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Adams. Gorge L . 1997. Bolse Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta : EGC.
Doengoes. Marilynn D. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Pracy R. dkk. 1985. Pelajaran Ringkasan THT. Jakarta : Gramedia.
Prisce. Silvia, dkk. 1995. Potofisilogi Konsep Klinis. Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Wilkinson. Judith. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intrevensi NIC dan Krieria
NOC,. Edisi 7. Jakarta, : EGC.

Anda mungkin juga menyukai