Anda di halaman 1dari 6

11

BAHAN BLEACHING

1. Definisi

Bleaching dalam kedokteran gigi biasanya ditujukan pada bahan-bahan yang mengandung
Hydrogen peroxide untuk pemutihan gigi. Peroxide merupakan bahan bleaching yang
paling sering digunakan dan membutuhkan waktu singkat. Kemampuan pemutihan gigi
seringkali ditunjukkan dari jumlah persentase peroxide didalamnya

Pemutihan gigi (bleaching) adalah suatu proses yang akan membuat gigi tampak lebih

putih. Proses pemutihan gigi ini pertama kali digambarkan pada tahun 1864 hingga

akhirnya berkembang sampai sekarang. Ada beberapa macam pilihan cara perawatan

pemutihan gigi yang disesuaikan dengan jenis pewarnaan yang terjadi (Gursoy dkk.,

2008). Perawatan konvensional untuk menghilangkan pewarnaan gigi ekstrinsik adalah

dengan tindakan skaling dan polishing gigi, namun untuk pewarnaan ekstrinsik yang

sukar dihilangkan, ataupun untuk pewarnaan intrinsik, diperlukan perawatan lain yaitu

dengan proses pemutihan gigi (Gursoy dkk., 2008).

2. Etiologi diskolorasi

a. Diskolorasi

1) Definisi diskolorasi

Diskolorasi merupakan terjadinya perubahan warna pada

gigi. Perubahan warna gigi di bagian anterior merupakan problem

estetik yang sering mendorong pasien untuk melakukan perawatan.

Meskipun terdapat perawatan secara restoratif seperti pembuatan

mahkota atau vinir atau pelapisan, namun diskolorasi dapat dirawat

secara keselurahan atau sebagian dengan menggunakan teknik

bleaching. Prosedur bleaching termasuk dalam perawatan

konservatif, pelaksaannya relative lebih sederhana, dan lebih

murah (Walton dan Torabinejad, 2008)


12
2) Klasifikasi diskolorasi menurut (Grossman dkk., 1995)

a) Diskolorasi Ekstrinsik

Diskolorasi ekstrinsik merupakan perubahan warna yang

terjadi di luar permukaan gigi yang biasanya diakibatkan faktor

lokal, seperti noda atau stain tembakau. Diskolorasi jenis ini

lebih mudah dilakukan perawatan pemutihan gigi (Walton dan

Torabinejad,1997)

b) Diskolorasi intrinsik

Diskolorasi intrinsik merupakan noda yang terdapat di

email dan dentin yang disebabkan oleh penumpukan atau

penggabungan bahan di dalam struktur-struktur ini seperti stain

tetracycline (Grossman dkk., 1995)

3) Etiologi Diskolorasi Gigi Menurut Walton dan Torabinejad (1997)

a) Noda alamiah atau dapatan

(1) Nekrosis Pulpa

(2) Pendarahan intrapulpa

(3) Metarmorfosis kalsium

(4) Defek perkembangan

(a) Akibat obat-obatan sistemik

(b) Defek dalam pembentukan gigi

(c) Kelaianan darah dan faktor-faktor lain


13

b) Perubahan warna iatrogenik

(1) Perubahan warna karena perawatan endodonsia

(a) Material obturasi

(b) Sisa-sisa jaringan pulpa

(c) Obat-obatan intrakanal

c) Restorasi korona

(1) Restorasi logam

(2) Restorasi komposit

3. Bahan bahan bleaching

Bahan-bahan bleaching

(i) Carbamide peroxide (CH6N2O3)

Dalam 10% larutan encer Carbamide peroxide paling banyak digunakan pada home bleaching.
Bahan ini dipecah lagi menjadi 3.35% larutan Hydrogen peroxide (H2O2) dan 6,65% larutan urea
(CH4N2O). 15% dan 20% larutan carbamide peroxide juga digunakan dokter gigi untuk prosedur
home bleaching. Dari 35% larutan menghasilkan 10% larutan Hydrogen peroxide. Larutan ini
dapat menyebabkan kerusakan jaringan lunak sehingga harus menggunakan rubber dam atau
perlindungan jaringan lunak. Carbamide peroxide telah menyebabkan berbagai derajat kerusakan
gigi dan jaringan lunak di sekitarnya (biasanya ringan).8,10 kesimpulan yang pasti mengenai
keamanan metode bleaching carbamide peroxide yang secara klinis berhubungan dengan
penelitian yang mendalam mengenai bleaching tidaklah cukup. Namun dokter gigi harus berhati-
hati terhadap penggunaan produk yang tidak sesuai oleh pasien yang secara potensial dapat
menyebabkan efek merugikan yang serius jika tidak diantisipasi dari penggunaan produk
bleaching carbamide peroxide 10% dalam jangka pendek.

(ii) Hydrogen peroxide

Kebanyakan bahan bleaching yang beredar sekarang ini mengandung Hydrogen peroxide.
Hydrogen peroxide merupakan oksidator kuat yang tersedia dalam berbagai konsentrasi, dimana
konsentrasi 30-35% merupakan bahan yang paling umum. Cairan yang mempunyai konsentrasi
14
tinggi ini harus ditangani dengan hati-hati karena tidak stabil. Hydrogen peroxide dipecah
menjadi air dan oksigen. Molekul oksigen masuk ke dalam gigi dan membebaskan molekul
pigmen yang menyebabkan gigi menjadi putih.

Bahan Bleaching

1. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida bersifat tidak stabil dan pada konsentrasi sangat tinggi dapat bersifat
mutagenik. Selain itu hidrogen peroksida dapat menghambat aktivitas enzim pulpa sehingga
menyebabkan perubahan permanen pada pulpa (Fauziah dkk., 2012). Penetrasi hidrogen
peroksida pada gigi lebih cepat daripada karbamid peroksida (Hendari, 2009).

2. Karbamid Peroksida

Karbamid peroksida merupakan kombinasi hidrogen peroksidan dan urea. Karbamid peroksida
dengan konsentrasi 10% biasa digunakan pada prosedur home-bleaching (Fauzia dkk., 2012).
Karbamid peroksida dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi. Preparat komersial yang
terkenal mengandung kira- kira 10% karbamid peroksida dan mempunyai pH rata-rata 5-6,5.
Biasanya juga mengandung gliserin atau propilen glikol, natrium stannat, asam fosfat atau asam
sitrat, dan aroma. Dalam beberapa preparat, ditambahkan carbopol, resin yang larut dalam air
untuk memperlama pelepasan peroksida aktif dan meningkatkan masa penyimpanannya. 10%
karbamid peroksida terurai menjadi urea, ammonia, karbondioksida, dan sekitar 3,5% hidrogen
peroksida. (Walton dan Torabinejad, 2008).

3. Natrium Perborat

Natrium perborat merupakan suatu bubuk putih, stabil, biasanya disediakan dalam bentuk
granular, yang harus digiling menjadi bubuk sebelum digunakan. Bubuknya larut dalam air dan
terurai menjadi sodium metaborat dan hidrogen peroksida, dengan melepas oksigen (Grossman
dkk., 1995). Jika masih baru, bahan ini mengandung kira-kira 95% perborat dalam 90% oksigen.

Natrium perborat akan stabil bila dalam keadaan kering, tetapi dengan adanya asam, air hangat,
atau air, akan berubah menjadi natrium metaborat, hydrogen peroksida dan oksigen bentuk nasen.
Kebanyakan preparat natrium perborat bersifat alkali. Natrium perborat lebih mudah di control
dan lebih aman daripada cairan hydrogen peroksida pekat. Natrium perborat dapat diperoleh
dalam berbagai macam bentuk, semuanya cukup efektif (Walton dan Torabinejad, 2008)

4. Material Oksidator Lain

Dahulu, bahan natrium peroksiborat monohidrat (Amosan), yang melepaskan oksigen lebih
banyak dibandingkan dengan natrium perborat, dianjurkan untuk dipakai pada pemutihan secara
internal. Sekarang, secara klinis tidak umum digunakan lagi. Natrium hipoklorit merupakan
15
bahan irigasi saluran akar yang bisa diperoleh sebagai bahan pemutih untuk keperluan rumah
tangga dengan konsentrasi 3-5%. (Walton dan Torabinejad, 2008).

4. Mekanisme kerja

Mekanisme bleaching

Bleaching pada gigi, Hydrogen peroxide bercampur dengan seluruh matriks organik dari enamel
dan dentin. Karena bahan-bahan radikal mempunyai elektron yang tidak berpasangan, bahan-
bahan ini sangat elektrofilik dan tidak stabil dan akan menyerang molekul organik lainnya untuk
mencapai kestabilan, menghasilkan radikal yang lainnya. Radikal ini dapat bereaksi dengan
ikatan yang tak jenuh, berakhir dengan perpecahan konjugasi elektron dan perubahan absorbsi
energi molekul organik pada enamel gigi. Molekul-molekul sederhana memantulkan sedikit
cahaya yang terbentuk, sehingga menghasilkan aksi pemutihan yang sukses. Proses ini terjadi
ketika bahan oksidasi (Hydrogen peroxide) bereaksi dengan material organik pada ruangan
diantara senyawa inorganik pada enamel gigi

5. Teknik bleaching

Macam-macam bleaching

Ada 2 macam teknik bleaching yaitu :

A. Teknik eksternal

Teknik eksternal ini ada 2 macam yaitu office bleaching dan home bleaching.

(i) Office bleaching dilakukan di praktek dokter gigi. Digunakan untuk menghilangkan stain
pada gigi (contoh; stain tetrasiklin atau karena penuaan), atau untuk pemutihan satu gigi
(seperti: gigi setelah perawatan endodonti),
(ii) Home bleaching merupakan teknik yang sangat simpel, setelah konsultasi awal dengan
dokter gigi, tray yang dibuat untuk pasien untuk memutihkan gigi dirumah. Pasien
mengaplikasikan bahan bleaching pada tray. Tray dipakai selama beberapa jam dalam 1
hari. Teknik ini dapat diprediksi dan mempunyai rata-rata kesuksesan 98% pada stain non
tetrasiklin dan 86% untuk stain tetrasiklin pada gigi.

B. Teknik internal
16
(i) Teknik Termokatalitik melibatkan peletakan bahan oksidator di dalam kamar pulpa dan
penggunaan panas. Panas ini diperoleh dari lampu, alat yang dipanaskan, atau alat
pemanas listrik yang dibuat khusus untuk memutihkan gigi.

Teknik Walking bleach sebaiknya dipakai dalam semua keadaan yang memerlukan teknik
pemutihan secara internal. Spasser menggambarkan metode melindungi dengan mencampurkan
sodium perborat dengan air pada kamar pulpa dan dibiarkan selama 1 minggu. Teknik walking
bleach bisa dilakukan pada kunjungan yang sama pada obturasi. Keadaan ini dapat memotivasi
pasien untuk menerima pemutihan giginya. Gigi yang berubah warna akan segera membaik
setelah perawatan.

Anda mungkin juga menyukai