68 200 1 PB PDF
68 200 1 PB PDF
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Melati (Jasminum sambac L. Ait) secara Topikal
terhadap Peningkatan Kontraksi Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus) Galur Wistar
ABSTRAK
Setiap tahun sekitar 2,5 juta kasus luka bakar terjadi di Indonesia dan kejadian luka bakar derajat II A
banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penanganan luka bakar dengan penggunaan dressing atau obat
topikal masih mempunyai harga yang relatif mahal. Daun melati memiliki kandungan saponin, tanin, dan
flavonoid yang membantu proses penyembuhan luka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian ekstrak etanol daun melati terhadap peningkatan kontraksi luka bakar derajat II A pada
tikus putih galur Wistar. Penelitian ini menggunakan design true-experiment dengan metode post test only
control group design. Ada 5 kelompok penelitian yaitu 2 kelompok kontrol menggunakan NS 0,9 %, SSD 1 %
dan 3 kelompok perlakuan menggunakan ekstrak daun melati 15 %, 30 %, dan 45 %. Variabel penelitian ini
adalah peningkatan kontraksi luka bakar derajat II A yang dihitung pada hari ke-15 dari perawatan luka. Uji
one way ANOVA menunjukan ada perbedaan yang signifikan pada peningkatan kontraksi luka antara NS
0,9 %, SSD 1 %, ekstrak daun melati 15 %, 30 %, dan 45 % dengan nilai p (0,023) < α (0,05). Hasil uji post
hoc menunjukan perbedaan yang signifikan antara NS 0,9 % dengan ekstrak daun melati 45 % dengan nilai
p (0,036) < α (0,05), tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga dosis ekstrak daun melati.
Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun melati 45 % mampu meningkatkan kontraksi pada luka yang
lebih optimal dibandingkan NS 0,9 %, SSD 1 %, ekstrak daun melati 15 % dan 30 %.
Kata kunci: Ekstrak daun melati konsentrasi 15 %, 30 %, dan 45 %, Kontraksi luka, Luka bakar derajat II A,
NS 0,9 %, SSD 1 %.
The Effect of Jasmine Leaf Ethanol Extract (Jasminum sambac L. Ait) in Topical to Increase
Wound Contraction on Second-Degree A Burns in Rat (Rattus norvegicus) Wistar Strain
ABSTRACT
It is about 2.5 million cases of burns occurred in Indonesia each year and the incidence of second-
degree A burns often happens in everyday life. Treatment of burns with the use of dressings or topical
medications is costly. Jasmine leaves contain saponins, tannins, and flavonoids that can help in healing
wounds. This study was to determine the effect of ethanol extract of jasmine leaves to increase wound
contraction in second-degree A burns in Wistar rats. This study was a true-experiment with post test only
control group design which consist of 5 groups: control group by using 0.9 % NS, 1 % SSD and 3 treatment
groups using jasmine leaf extract concentrations of 15 %, 30 %, and 45 %. The variable was the increasing
contraction of second degree A burns which measured on the 15th day of wound care. One way ANOVA
result showed no significant differences in wound contraction between NS 0,9 %, SSD 1 %, jasmine leaf
extract 15 %, 30 %, and 45 % with a p-value (0.023) < α (0.05). Post hoc test result showed a significant
difference between NS 0.9 % with jasmine leaf extract 45 % with p-value (0.036) < α (0.05). However, there
was no significant difference between the three doses of jasmine leaf extract. This study concluded that 45 %
jasmine leaf extract can increase wound contraction more optimal than NS 0.9 %, 1 % SSD, 15 %, and 30 %
jasmine leaf extract.
196
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
dengan prevalensi luka bakar terendah 0,12 tertarik untuk memanfaatkannya dan mulai
% dan tertinggi adalah Hongaria dengan beralih menggunakan obat-obatan herbal.10
1,98 % per 100.000 orang.3 Luka bakar Salah satu obat alternatif yang dapat
paling sering terjadi di rumah dan ditemukan digunakan untuk terapi luka adalah daun
terbanyak adalah luka bakar derajat II.4 melati (Jasminum sambac L. Ait). Daun
Luka bakar derajat II terbagi menjadi melati banyak digunakan sebagai obat
luka bakar derajat II A (dangkal) dan II B tradisional untuk mengobati panas, batuk,
(dalam).5 Kejadian luka bakar derajat II A luka lebam, distensi abdomen, diare,
banyak terjadi dalam kehidupan sehari- menurunkan kadar gula darah, mengatur
hari.6. aliran menstruasi, membantu fungsi ginjal,
Kerusakan pada luka bakar derajat II A dan inflamasi. Daun melati membantu
hanya mengenai bagian superfisial dermis. penyembuhan luka insisi pada hewan coba
Apendises kulit seperti folikel rambut, dengan cara memberikan ekstrak secara
kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih topikal, dan didapatkan penyembuhan luka
utuh.5 Hasil yang baik untuk penyembuhan insisi lebih cepat daripada kelompok kontrol.
luka bakar yaitu apabila waktu Menurut studi eksplorasi dosis yang telah
penyembuhan yang minimal dengan dilakukan, didapatkan bahwa daun melati
komplikasi sedikit.6 Penyembuhan luka dapat dapat membantu penyembuhan luka dengan
dipercepat dengan memberikan lingkungan meningkatkan kontraksi luka. Didapatkan
yang lembab karena akan mencegah dosis 30 % merupakan dosis yang paling
terjadinya dehidrasi jaringan dan kematian optimal dalam peningkatan kontraksi luka
sel, mempercepat angiogenesis serta diantara dosis yang diujikan yaitu 10 %, 20
meningkatkan pecahnya fibrin dan jaringan %, 30 %, 40 %, 50 %, dan 60 %. Daun
mati.7 melati dapat digunakan untuk merawat luka
Penatalaksanaan luka bakar secara karena mengandung saponin, tanin, dan
umum menggunakan rendam normal salin.4 flavonoid.11
Normal salin adalah cairan isotonis yang Luka bakar mempunyai 3 fase
sering digunakan di rumah sakit sebagai penyembuhan, yaitu fase inflamasi, fase
perawatan konvensional untuk perawatan proliferasi, dan fase maturasi.6 Kontraksi
irigasi luka, pembersihan luka, dan hidrasi luka terjadi pada fase proliferasi atau
197
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
fibroplasia.12 Kontraksi luka adalah proses derajat II A serta dapat digunakan sebagai
penyempitan ukuran luka.13 Proses dasar dalam penelitian selanjutnya.
penyembuhan dapat dilihat secara fisik
dengan menilai tingkat kontraksi luka.14 BAHAN DAN METODE
Saponin memiliki peran yang besar terhadap
proses penyembuhan.15 Saponin dapat Desain Penelitian
membantu penyembuhan luka karena dapat Penelitian ini merupakan penelitian true-
memacu pembentukan kolagen, yaitu protein experiment pasca tes dengan kelompok
struktur dalam proses penyembuhan luka.16 eksperimen dan kontrol. Sampel dipilih
Kolagen yang terbentuk akan menyebabkan dengan cara simple random sampling
munculnya kontraksi luka.12 Paparan kolagen berjumlah 25 ekor tikus putih jantan dengan
yang banyak akan menarik fibroblas dengan umur 2,5-3 bulan dan berat badan 150-250
cepat ke daerah luka. Fibroblas akan gram kemudian dibagi menjadi 5 kelompok,
mengalami perubahan fenotif menjadi yaitu kelompok A sebagai kelompok kontrol
miofibroblas yang bertanggung jawab pada pertama diberi NS 0,9 %, kelompok B
kontraksi luka.17 Sementara tanin merupakan sebagai kelompok kontrol kedua diberi SSD
antimikroba yang aktif, dapat memicu 1 % dan 3 kelompok perlakuan diberi ekstrak
kontraksi luka, dan meningkatkan daun melati konsentrasi 15 % (kelompok C),
pembentukan pembuluh darah kapiler serta 30 % (kelompok D) dan 45 % (kelompok E).
fibroblas.18 Tanin dan flavonoid mempunyai Masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor
sifat astringen, yang dapat meningkatkan tikus.
laju epitelisasi dan kontraksi luka.19
Penelitian ini bertujuan untuk Pembuatan Luka Bakar Derajat IIA
mengetahui pengaruh pemberian ekstrak Styrofoam berbentuk balok dengan
etanol daun melati (Jasminum sambac L. ukuran 2x2 cm yang dilapisi dan dibungkus
Ait) secara topikal terhadap peningkatan kassa steril dan dicelupkan kedalam air
kontraksi luka bakar derajat II A pada tikus panas 98 °C selama 3 menit kemudian
putih (Rattus norvegicus) galur Wistar. ditempelkan pada punggung tikus selama 30
Manfaat penelitian ini bagi profesi detik yang sebelumnya dianestesi
keperawatan adalah menjadi dasar menggunakan lidokain non adrenalin.
pengetahuan untuk memahami daun melati
berguna sebagai perawatan luka bakar Perawatan Luka Bakar Derajat IIA
derajat IIA karena dapat mempengaruhi Pada kelompok perlakuan luka yaitu
peningkatan kontraksi luka dan dapat C,D, dan E dibersihkan dengan NS 0,9 %
menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kemudian diberi ekstrak daun melati
keperawatan khususnya rawat luka berbasis konsentrasi 15 %, 30 %, dan 45 % yang
bahan alami yang ada di Indonesia. dibuat melalui prosedur ekstraksi dengan
Sementara manfaat bagi masyarakat pelarut etanol 96 % diberikan secara topikal
menjadi dasar bagi untuk memanfaatkan sebanyak 10 mg pada area luka kemudian
daun melati sebagai obat alternatif pada luka ditutup dengan kassa steril dan
proses penyembuhan luka bakar yang diplester. Sementara kelompok kontrol
alamiah, aman, efektif, dan terjangkau. pertama (A) dibersihkan dengan NS 0,9 %
Manfaat bagi peneliti adalah dapat menjadi kemudian ditutup dengan kompres NS 0,9 %
dasar pengetahuan dan pendalaman peneliti menggunakan kassa steril dan kelompok
tentang pengaruh daun melati terhadap kontrol kedua (B) dibersihkan dengan NS 0,9
peningkatan kontraksi luka pada luka bakar % kemudian diberi SSD 1 %, ditutup kassa
198
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
199
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
normal saline 0,9 %, dan SSD 1 % dapat jaringan nekrotik sudah mengelupas,
dilihat pada Tabel 1. jaringan granulasi dan epitelisasi sudah
terbentuk banyak dengan rata-rata luas luka
Tabel 1. Persentase kontraksi luka bakar 0,7 cm2, dan pada kelompok E (ekstrak daun
derajat II A pada tikus putih pada berbagai melati 45 %) jaringan nekrotik tampak sudah
kelompok perawatan luka mengelupas, luka sudah tertutup, rata-rata
Kelompok Kontraksi luka (%)
pada hari ke-15 luas luka 0,03 cm2. Hal ini menunjukkan
bahwa luka bakar derajat II A mengalami
A (NS 0,9 %) 80,16 ± 9,39
penyembuhan luka dengan ukuran luka
semakin menyempit, jaringan nekrotik
B (SSD 1 %) 88,14 ± 10,84
mengelupas, terjadi granulasi dan epitelisasi
C (Ekstrak daun melati 15 %) 81,08 ± 9,95 yang menunjukan terjadinya peningkatan
D (Ekstrak daun melati 30 %) 91,72 ± 5,14 kontraksi luka.
200
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
201
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
202
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
% maupun 45 %. Hal ini diperkuat oleh terhadap peningkatan kontraksi luka bakar
penelitian eksperimen yang dilakukan derajat II A. Tidak ada perbedaan yang
Shabarwal (2012) tentang ekstrak etanol signifikan juga antara kelompok B (kontrol
daun melati pada luka insisi dengan SSD 1 %) dengan kelompok C, D, dan E (
menggunakan dosis 200 mg/kgBB dan 400 ekstrak daun melati 15 %, 30 %, dan 45 %).
mg/kgBB. Kedua dosis tersebut membantu Berdasarkan uji post hoc Tukey HSD antara
proses penyembuhan luka dan hasil proses 3 kelompok C, D, dan E tidak terdapat
penyembuhan luka yang paling cepat perbedaan yang signifikan pula.
didapatkan pada kelompok dosis 400 Pada hari ke-15 masih terdapat luka
mg/kgBB.11 yang terbuka pada beberapa sampel. Pada
Semakin tinggi dosis daun melati akan kelompok B (SSD 1 %), D (ekstrak daun
semakin tinggi pula kandungan senyawa- melati 30 %), dan E (45 %) kondisi luka yang
senyawa saponin, tanin, dan flavonoid. masih terbuka tampak jaringan granulasi,
Semakin banyak kandungan senyawa dan epitelisasi sudah terbentuk. Sementara
saponin, tanin, dan flavonoid maka akan pada kelompok B (NS 0,9 %) dan C (ekstrak
menjadikan daya antibakteri semakin kuat, daun melati 15 %) tampak jaringan nekrotik
dan membantu proses penyembuhan luka yang belum mengelupas pada beberapa
semakin cepat serta peningkatan kontraksi sampel. Sampel dimatikan pada hari ke-15
luka yang semakin bagus. Penelitian bahan setelah dilakukan pengambilan gambar
herbal lain yang mengandung senyawa ukuran luka. Hal ini karena pada hari ke-15
saponin, tanin, dan flavonoid untuk adalah puncaknya fase proliferasi pada luka
perawatan luka yang telah dilakukan yaitu bakar derajat II A.
formulasi krim ekstrak etanol daun kirinyuh
menggunakan dosis 2,5 %, 5 %, dan 10 %. KESIMPULAN
Didapatkan luka pada sampel dengan
perawatan formula krim ekstrak etanol daun Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
kirinyuh dengan dosis 10 % sembuh total.24 1. Perawatan luka bakar derajat II A pada
Ekstrak daun melati cukup efektif dalam kelompok kontrol menggunakan normal
peningkatan kontraksi luka karena saline 0,9 % dan silver sulfadiazine 1 %
mempunyai kandungan senyawa saponin, (SSD 1%) berpengaruh terhadap
tanin, dan flavonoid. Kandungan senyawa peningkatan kontraksi luka bakar derajat
saponin, tanin, dan flavonoid pada ekstrak II A.
tetap tinggi karena pengeringan daun melati 2. Perawatan luka bakar derajat II A pada
dalam pembuatan ekstrak meggunakan cara kelompok perlakuan ekstrak daun melati
diangin-anginkan dalam ruangan dengan dengan dosis 15 %, 30 %, dan 45 %
suhu kamar. Pengeringan daun dengan cara berpengaruh terhadap peningkatan
diangin-anginkan memiliki kandungan kontraksi luka bakar derajat II A.
saponin, tanin, dan flavonoid yang jauh lebih 3. Ekstrak daun melati 45 % memberikan
tinggi daripada pengeringan menggunakan hasil paling baik terhadap peningkatan
oven ataupun dijemur dibawah sinar kontraksi luka bakar derajat II A
matahari langsung.27 dibandingkan kelompok perlakuan
Berdasarkan hasil uji statistik, tidak ada eksrak daun melati 15 % dan 30 %.
perbedaan yang signifikan antara kelompok Serta kelompok kontrol NS 0,9 %, dan
C dan D (ekstrak daun melati 15 % dan 30 SSD 1 %.
%) dengan kelompok A (kontrol NS 0,9 %),
sehingga memiliki pengaruh yang sama
203
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
204
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
10. Imansyah BA. Pengaruh Pemberian Principle of Surgery. 7th Edition. USA:
Ekstrak Daun Melati (Piper betle L) Mc Graw-Hill Health Proffessions
terhadap Peningkatan Kontraksi Luka Divisions. 1999. p 233-288.
Fase Proliferasi pada Perawatan Luka 18. Li Li K, Diao Y, Zhang H, Wang S,
Bakar Derajat IIA pada Tikus Putih Zhang Z, Yu B, Huang S, Yang H.
(Rattus norvegicus) Galur Wistar. Tugas Tannin Extracts from Immature Fruits of
Akhir. Tidak Diterbitkan. Malang: Terminalia chebula Fructus Retz.
Fakultas Kedokteran Universitas Promote Cutaneous Wound Healing in
Brawijaya. 2013. Rats. Research Article. 2011. (Online).
11. Sabharwal S. Preliminary Phytochemical http://www.biomedcentral.com/1472-
Investigation and Wound Healing 6882/11/86. Diakses 27 Mei 2013.
Activity of Jasminum sambac (linn) Ait. 19. Reddy BKP, Shivalange G, Arora AK.
(Oleaceae) Leaves. International Study of Wound Healing Activity of
Journal of Pharmacognosy and Aqueous and Alcoholic Bark Extract of
Phytochemical Research. 2012. 2(3). Acacia catechu on Rats. Journal of
12. Perdanakusuma D. Anatomi Fisiologi Pharmaceutical Sciences. 2011; 1(3):
Kulit dan Penyembuhan Luka. Artikel 220-225.
Ilmiah. 2007. 20. Schwartz et al. Intisari Prinsip-prinsip
13. Ama F. Studi Pengaruh Stimulasi Ilmu Bedah. Laniyati (Penerjemah).
Elektrik (ES) pada Proses Percepatan Volume 6. Jakarta: EGC. 2000.
Penyembuhan Luka Kulit Marmut (Cavia 21. Suriadi. Perawatan Luka. Edisi 1.
cobaya). ITS Paper. 2012. (Online). Jakarta: Sagung Seto. 2004. Hlm 8-15.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper- 22. Arun M et al. Herbal Boon for Wounds.
20126-Paper.pdf. Diakses 27 Mei 2013. International Journal of Pharmacy and
14. Widya. Pengaruh Ekstrak Daging Lidah Pharmaceutical Sciences. 2013; 5(2).
Buaya (Aloe vera L.) terhadap Panjang 23. Argamula G. Aktivitas Sediaan Salep
Luka pada Mukosa Rongga Mulut (Studi Ekstrak Batang Pohon Pisang Ambon
Eksperimental pada Tikus Wistar). (Musa paradisiaca var sapientum)
Skripsi. Tidak diterbitkan. Bandung: dalam Proses Persembuhan Luka pada
Program Studi Kedokteran Gigi Mencit (Mus musculus albinus). Skripsi.
Universitas Kristen Maranatha. 2012. Tidak diterbitkan Bogor: Fakultas
15. Almira RM. Kajian Aktivitas Fraksi Kedokteran Institut Pertanian Bogor.
Hexan Rimpang Kunyit (Curcuma longa 2008.
Linn.) terhadap Proses Persembuhan 24. Yenti R et al. Formulasi Krim Ekstrak
Luka pada Mencit (Mus musculus Etanol Daun Kirinyuh (Euphatorium
Albinus.). Skripsi. Tidak Diterbitkan. odoratum L) untuk Penyembuhan Luka.
Bogor: Fakultas Kedokteran Hewan Majalah Kesehatan Pharma Medika.
Institut Pertanian Bogor. 2008. 2011; 3(1).
16. Wardani. Efek Penyembuhan Luka 25. Nijveldt RJ, Nood EV, Hoorn DV,
Bakar Gel Ekstrak Etanol Daun Melati Boelens PG, Norren KV, Leewen PV.
(Piper betle) pada Kulit Punggung Flavonoids: a review of probable
Kelinci. Skripsi. Tidak Diterbitkan. mechanism of action and potential
Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas applications. American Society Journal
Muhammadiyah. 2010. Clinical Nutrition. 2001; 74:418-25.
17. Schwarts SI, Shires GT, Spencer FC, 26. Ponnusha BS, Subramaniyam S,
Daly JM, Fischer JE, Galloway C. Pasupathi P, Subramaniyam B,
205
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 4, Desember 2015
206