Anda di halaman 1dari 173

TKS 4057– TUGAS PRA-RANCANGAN PABRIK

Semester Ganjil Tahun 2018/2019

Pabrik Methanol Dari Natural Gas dengan Kapasitas 180.000 Ton/Tahun

LAPORAN III E
SISTEM UTILITAS

Pembimbing:
Dr. Padil, ST., MT

Koordinator:
Prof. Edy Saputra, ST. MT. Ph.D.

Kelompok IX

Adi Mulyadi Putra 1507110318


Aris Aprianto Cahyono 1507112015
Ummi Hasanah Pertiwi 1507113382

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
LEMBAR PENGESAHAN
TKS 4057 TUGAS PERANCANGAN PABRIK
Semester Ganjil 2018/2019

LAPORAN III A

NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

Pabrik Methanol Dari Natural Gas dengan Kapasitas 180.000 Ton/Tahun


Kelompok IX:

Adi Mulyadi Putra 1507110318


Aris Aprianto Cahyono 1507112015
Ummi Hasanah Pertiwi 1507113382

Catatan

Pekanbaru, November 2018


Disetujui Pembimbing,

Sri Helianti, ST. MT.


NIP. 19730129 199903 1 002 ii

ii ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan
rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan LAPORAN III E SISTEM UTILITAS
dari Tugas Akhir yang berjudul “Pabrik Methanol dari Natural Gas dengan
Kapasitas 180.000 Ton/Tahun”. Tugas perancangan pabrik ini disusun untuk
melengkapi salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan pada Program
Studi Strata Satu (S1) Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau. Dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini, Penulis banyak menerima bantuan, bimbingan
dan fasilitas dari berbagai pihak.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan kesalahan penulisan tugas akhir ini. Oleh karena itu Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga tulisan
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, November 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tata Letak Pabrik ................................................................................... 2
1.3 Peranan Air dalam Industri .................................................................... 2
1.4 Peranan Listrik dalam Industri............................................................... 8
1.5 Peranan Pengolahan Limbah dalam Industri ......................................... 9
BAB II SISTEM UTILITAS
2.1 Unit Penyediaan ..................................................................................... 11
2.2 Unit Pembangkit Steam ......................................................................... 16
2.3 Unit Penyedia Air Pendingin (Cooling Tower) .................................... 20
2.4 Treatment Air pada Industri .................................................................. 25
2.5 Unit Penyedia Listrik ............................................................................ 30
BAB III PENGOLAHAN LIMBAH
3.1 Limbah Padat ......................................................................................... 32
3.2 Limbah Cair ........................................................................................... 40
3.3 Limbah Gas ............................................................................................ 42
BAB IV DASAR PERANCANGAN
4.1 Pompa .................................................................................................... 44
4.2 Tangki .................................................................................................... 53
4.3 Bak Pengolahan Limbah ........................................................................ 57
4.3 Boiler ..................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 61
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Screening ..............................................................................................12


Gambar 2.2 Skema Sand Filter ................................................................................14
Gambar 2.3 Skema Kation dan Anion Exchanger ...................................................15
Gambar 2.4 Boiler Horizontal ..................................................................................17
Gambar 2.5 Tipe natural draf cooling tower (a) Cross flow natural draft cooling
tower (b) Counter flow natural draft cooling tower .............................21
Gambar 2.6 Jenis Menara mechanical draft (a) jenis induced counter flow (b)
jenis induced cross flow ........................................................................23
Gambar 3.1 Mekanisme Pengolahan Limbah Padat .................................................34
Gambar 3.2 Skema Pengolahan Limbah Cair ..........................................................42
Gambar 4.1 Tabel Spesifikasi Pipa (Peters & Timmerhaus .....................................46
Gambar 4.2 Mencari nilai friction loss untuk laminer dan turbulen.........................50
Gambar 4.3 Efiensi pompa .......................................................................................52
Gambar 4.4 Efisiensi Motor .......................................................................................53
Gambar 4.5 Konsentrasi Air pada Cooling Tower Tipe Induced Draft ...................58
Gambar 4.6 Penentuan Horsepower dari Tower Area ..............................................59

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Karakteristik Baku Mutu Air Bersih .........................................................3


Tabel 1.2 Standar Industri Terhadap Air Pendingin ..................................................5
Tabel 1.3 Parameter Air Pendingin ...........................................................................5
Tabel 1.4 Baku Mutu Air Umpan Boiler ...................................................................6
Tabel 1.5 Kebutuhan Air Hydrant .............................................................................7
Tabel 1.6 Kebutuhan Air Servis ................................................................................8
Tabel 1.7 Komposisi Air Limbah Domestik Sebelum Diolah ..................................10
Tabel 3.1 Standar Baku Mutu Limbah Cair Industri .................................................42
Tabel 3.2 Kadar gas dan komponen lain yang dihasilkan oleh pabrik ......................43

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem utilitas merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan lokasi
pendirian pabrik. Hal ini dikarenakan sistem utilitas merupakan sara penunjang yang
di perlukan untuk operasi suatu proses. Sistem utilitas ini meliputi unit penyediaan
air, unit pengolahan air, unit penyediaan listrik dan pengolahan limbah.

1.1 Latar Belakang


Sarana penunjang proses agar pabrik dapat berjalan dengan baik diperlukan unit
utilitas. Unit utilitas penting dalam proses didalam suatu industri. Faktor pertama
yang menjadi pertimbangan ada tidaknya unit utilitas disuatu pabrik yaitu kapasitas-
kapasitas atau daya tampung yang menjadi latar belakang dibuatnya unit utilitas
dalam pabrik.
Faktor penting dalam penentuan lokasi suatu industri pada saat perancangan
adalah pertimbangan ketersediaan dan kemudahan untuk mendapatkan sumber
utilitasnya. Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas
diproduksi dalam pabrik tersebut atau secara tidak langsung yang diperoleh dari
pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya. Utilitas dalam suatu pabrik
adalah sarana penunjang utama dalam kelancaran operasi. Sistem utilitas inilah yang
mempengaruhi lokasi pabrik yang dirancang. Mengingat pentingnya utilitas ini, maka
segala sarana dan prasarananya haruslah direncanakan sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelangsungan operasi pabrik. Berdasarkan kebutuhannya, sistem
utilitas ini meliputi beberapa unit:
1 Unit Penyediaan Air
2 Unit Penyedia Steam
3 Unit Penyedia Listrik
4 Unit Pengelolaan Limbah.
Oleh sebab itu perlu dirancang sarana dan prasarana yang tepat untuk kelangsungan
pabrik.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
2

1.2 Tata Letak Pabrik


Pendirian pabrik Metanol berbahan baku gas alam dengan kapasitas produksi
180.000 ton/tahun akan didirikan di daerah Kota Bontang tepatnya di Botang Selatan,
Provinsi Kalimantan Timur. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan–
pertimbangan baik teknis maupun ekonomis. Selain itu lokasinya juga dekat dengan
pemasok gas alam PT. LNG Badak dan berada di tepi Sungai Mahakam.

1.3 Peranan Air dalam Industri


Dalam industri kimia, air umumnya digunakan sebagai pendingin (cooler,
condensor, cooling tower), sebagai pemanas (heater), sebagai pembangkit steam,
sebagai air minum dan kebutuhan domestik lainnya, serta sebagai air proses (pelarut,
jacket water, boiler feed water). Jenis dan potensi air yang tersedia sangat
menentukan dalam pembuatan sistem cooling water dan sistem pengolahan air proses
yang akan dibangun pada suatu lingkungan industri.
Pengolahan air dalam sistem utilitas pabrik berfungsi meningkatkan kemurnian
air untuk mencegah berbagai permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh zat-zat
pengotor yang terlarut dan tersuspensi dalam air baku. Permasalahan korosi dan
pengerakan (fouling) peralatan proses, penyumbatan perpipaan, pembusaan
(foaming), gangguan kesehatan personil, penampilan visual akan timbul jika air
industri tidak diolah.

1.3.1 Air domestik


Air domestik digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor
dan perumahan. Air yang digunakan sebagai air minum, kebutuhan rumah tangga
dan kantor, harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut (Kurita, 2012):
a. Persyaratan fisika
Air harus jernih, tidak keruh
Tidak berwarna
Tidak berasa / rasanya tawar
Tidak berbau
Temperatur normal (20o - 26oC)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
3

Tidak mengandung padatan


b. Persyaratan kimia
pH netral (pH = 7)
Tidak mengandung bahan kimia beracun
Kesadahan rendah
Tidak mengandung zat organik
c. Persyaratan biologis
Tidak mengandung bakteri patogen
Tidak mengandung bakteri nonpatogen

Air dalam suatu industri harus memenuhi baku mutu tertentu agar dapat digunakan
sebagai utilitas. Pada Tabel 1.1 terdapat beberapa standar baku mutu air bersih dari
PERMENKES NO. 492/MENKES/Per/IV/2010.

Tebel 1.1 Karakteristik Baku Mutu Air Bersih


No Parameter Analisis Satuan Baku Mutu
1. Sifat Fisika
Bau Tidak berbau
Warna TCU 15
Total zat padat terlarut
Mg/l 500
(TDS)
Kekeruhan NTU 5
Rasa Tidak berasa
Suhu o
C Suhu udara ± 3oC
2. Sifat Kimia
Besi (Fe) mg/L 0.3
Fluorida (F) mg/L 1.5
Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
Klorida (Cl) mg/L 250
Mangan (Mn) mg/L 0.1
Natrium (Na) mg/L 200
Nitrat (sebagai NO3) mg/L 50
Nitrit (sebagai NO2) mg/L 3
pH - 6.5-8.5
Sulfat (SO4) mg/L 250
Kalium (K) mg/L -
Tembaga (Cu) mg/L 2
Kromium IV (Cr) mg/L 0.05
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
4

Arsen (As) mg/L 0.01


Air Raksa (Hg) 1
3. Sifat Kimia Organik
Zat organik (KMnO4) mg/L 36.63
(Sumber: PERMENKES NO. 492/MENKES/Per/IV/2010)

Penggunaan air domestic pada pabrik ini seperti ditunjukkan pada tabel 1.2
sebagai berikut:

1.3.2 Air Pendingin


Sistem pendinginan adalah suatu rangkaian untuk mengatasi terjadinya over
heating (panas yang berlebihan) pada mesin agar mesin bisa bekerja secara stabil. Air
pendingin adalah air limbah yang berasal dari aliran air yang digunakan untuk
penghilangan panas dan tidak berkontak langsung dengan bahan baku, produk antara
dan produk akhir (KEP-49/MENLH/11/2010). Air pendingin sistem mengontrol suhu
dan tekanan dengan cara memindahkan panas dari fluida proses ke air pendingin yang
kemudian akan membawa panasnya.
Air pendingin mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap efisiensi total
engine serta umur engine. Apabila temperatur air pendingin masuk engine terlalu
tinggi, maka efisiensi mekanis engine akan menurun dan dikhawatirkan dapat terjadi
over–heating pada engine. Sedang bila temperatur air terlalu rendah, maka efisiensi
termal akan menurun. Proses pendinginan melibatkan pemindahan panas dari satu
substansi ke substansi yang lain. Substansi yang kehilangan panas disebut cooled, dan
yang menerima panas disebut coolant. Beberapa faktor yang membuat air menjadi
coolant yang baik adalah:
1. Sangat berlimpah dan tidak mahal.
2. Dapat ditangani dengan mudah dan aman digunakan.
3. Dapat membawa panas per unit volume dalam jumlah yang besar.
4. Tidak mengembang ataupun menyusut (volumenya) pada perubahan suhu
dalam range normal.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
5

Syarat-syarat air yang digunakan sebagai media pendingin yaitu sebagai


berikut:
1. Jernih, maksudnya air harus bersih, tidak terdapat partikel-parlikel kasar yaitu
batu, krikil atau partikel-partikel halus seperti pasir, tanah dan lumut yang dapat
menyebabkan air kotor.
2. Tidak menyebabkan korosi.
3. Tidak menyebabkan fouling, fouling disebabkan oleh kotoran yang terikut saat
air masuk unit pengolahan air seperti pasir, mikroba dan zat-zat organik.
Tabel 1.2 berikut disebutkan bagaimana standar industri terhadap air pendingin yang
biasa digunakan dalam industri.

Tabel 1.2 Standar Industri Terhadap Air Pendingin


Kadar Maksimum
Parameter Metode Pengukuran
(mg/L)
Residu Klorin 2 Standard Method 4500-Cl
SNI-06-6989.28-2005 atau
Karbon Organik Total 5
APHA 5310
(Sumber: KEP-49/MENLH/11/2010)
Secara umum, industri menerapkan parameter air pendingin seperti pada Tabel
1.3 berikut ini:
Tabel 1.3 Parameter Air Pendingin
Parameter Nilai
Konduktivitas (mhos/cm) <1000
Turbiditas (ppm) <10
Suspended Solid (ppm) <10
Total Hardness (ppm as CaCO3) <100
Total Iron (ppm as Fe) <1,0
Residual Chlorine (ppm as Cl2) 0,5-1,0
Silicate (ppm as SiO2) <150
Total Chromate (ppm as CrO4) 1,5-2,5
pH 6,7-7,5
(Sumber: Setiadi, 2007)
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
6

1.3.3 Air umpan boiler


Air umpan boiler adalah air yang digunakan untuk pembuat steam. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penangan air umpan boiler, air tersebut harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Soeswanto, 2000):
 Air bebas dari zat-zat yang dapat menyebabkan korosi Korosi yang terjadi
dalam boiler disebabkan air mengadung larutan-larutan asam, gas-gas terlarut

seperti O2, CO2, H2S dan NaHCO3 masuk karena aerasi maupun kotak dengan

udara luar.
 Air bebas dari zat yang dapat menyebabkan scale forming Pembentukan kerak
disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa
garam-garam karbonat dan silikat.
 Air bebas dari zat yang dapat menyebabkan foaming Air yang diambil kembali
dari hasil pemanasan biasanya menyebabkan foaming pada boiler karena
adanya zat-zat organik dan zat-zat yang tidak terlarut dalam jumlah besar. Efek
pembusaan terutama terjadi pada alkalinasi tinggi.
 Bukan merupakan air sadah Kesadahan pada air disebabkan oleh ion-ion,

seperti: Ca2+, Mg2+, SO42-dan CO32-.

Persyaratan kualitas air umpan boiler dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Baku Mutu Air Umpan Boiler
Parameter Satuan Ukuran
pH Unit 10,5-11,5
Conductivity µmhos/cm 5000, maks
TDS Ppm 3500, maks
P-Alkalinity Ppm -
M-Alkalinity Ppm 800, maks
O-Alkalinity Ppm 2,5 x SiO2, min
T Hardness ppm -
Silika ppm 150, maks
Besi ppm 2, maks
Phospat residual ppm -
Sulfite residual ppm 20-50
pH condensate Unit 8,0-9,0
(Sumber : Prasetyani, 2013)
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
7

Hal-hal yang mempengaruhi effisiensi boiler adalah bahan bakar dan kualitas
air umpan boiler. Parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas air umpan boiler
antara lain sebagai berikut:
1. Oksigen terlarut, yang dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan korosi
pada peralatan boiler.
2. Kekeruhan, dapat mengendap pada perpipaan dan peralatan proses serta
mengganggu proses.
3. pH, bila tidak sesuai dengan standart kualitas air umpan boiler dapat
menyebabkan korosi pada peralatan.
4. Kesadahan, merupakan kandungan ion Cadan Mg yang dapat menyebabkan
kerak pada peralatan dan perpipaan boiler sehingga menimbulkan local
overheating.
5. Fe, dapat menyebabkan air berwarna dan mengendap di saluran air dan boiler
bila teroksidasi oleh ksigen.
6. Asiditas; kadar asiditas yang tinggi dapat menyebabkan korosi.

1.3.4 Air hydrant (damkar)


Air hydrant merupakan air cadangan yang digunakan sewaktu terjadi
musibah kebakaran, baik untuk perumahan ataupun perkantoran. Persyaratan air
pemadam kebakaran adalah sebagai berikut (Soeswanto, 2000):
a. Tidak mengandung padatan seperti pasir, batuan kerikil
b. Tidak mengandung kotoran seperti daun, sampah
Pada umumya air jenis ini tidak memerlukan persyaratan khusus. Jumlah
persediaan air hydrant berjumlah 5% dari kebutuhan domestic (SNI, 2002). Jumlah
penggunaan air hydrant seperti ditunjukkan pada tabel 1.5 sebagai berikut.:
Tabel 1.5 Kebutuhan Air Hydrant
No Kebutuhan Jumlah (kg/jam)
1 Hydrant water 114.770
Total 114.770

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
8

1.3.5 Air Servis


Air servis digunakan untuk membersihkan unit-unit proses dan utilitas setelah
menyelesaikan prosesnya. Pada umumnya air servis tidak memiliki syarat khusus,
jumlah persediaan air servis sebesar 10% dari kebutuhan air domestik (SNI, 2002).
Jumlah penggunaan air servis seperti ditunjukkan pada tabel 1.5 sebagai berikut:
Tabel 1.6 Kebutuhan Air Servis
No Kebutuhan Jumlah (kg/jam)
1 Service water 229.541
Total 229.541

1.4 Peranan Listrik dalam Industri


Dalam suatu industri, tenaga listrik memegang peranan yang sangat
menentukan. Karena untuk menggerakkan beberapa alat misalnya, dibutuhkan motor
listrik. Dan motor-motor listrik yang dipakai pada berbagai alat semuanya
membutuhkan listrik sebagai tenaga penggerak. Selain untuk menggerakkan motor,
listrik di industri juga dibutuhkan untuk pemanasan tanur dan proses elektrokimia.
Sedangkan di luar kebutuhan untuk industri, tenaga listrik dipakai untuk kebutuhan
kantor, pemanasan atau pendinginan udara, lampu penerangan, lemari es, dapur dan
keperluan kerumahtanggaan lainnya (Abdul, 1995).
Energi listrik dapat dihasilkan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
tersedia, seperti minyak bumi, batubara, panas bumi, gas alam, panas matahari, dan
lain-lain. Proses perubahan suatu energi ke energi yang lain membutuhkan sarana,
peralatan atau mesin yang disebut alat pembangkit misalnya mesin diesel. Mesin
diesel adalah sebuah mesin konversi energi yang merubah energi panas yang
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (fuel oil) dan udara menjadi tenaga mekanis.
Perubahan energi terjadi di dalam silinder akibat tekanan yang dilakukan oleh piston.
Energi mekanis disalurkan ke poros mesin melalui stang piston dan memutar poros
mesin yang dihubungkan dengan generator sebagai penghasil energi listrik (UNEP,
2006).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
9

1.5 Peranan Pengolahan Limbah dalam Industri


Limbah dari suatu pabrik harus diolah sebelum dibuang ke sungai atau ke
atmosfer, karena limbah tersebut masih mengandung bermacam-macam zat-zat yang
dapat membahayakan alam sekitarnya maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian
lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai pengolahan limbah.
Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik. Limbah industri harus diolah terlebih dahulu
untuk mencegah timbulnya pencemaran lingkungan ketika dibuang. Untuk itu, maka
perlu diupayakan suatu industri yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat
menjaga keseimbangan antara pengembangan industri yang tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan dan pengembangan lingkungan yang tidak menghambat
industri.
Limbah membutuhkan pengolahan, ketika limbah tersebut mengandung
senyawa pencemaran yang dapat merusak lingkungan. Hal-hal yang perlu
diidentifikasi sebelum mengolah limbah, yaitu:
a. sumber pencemaran
b. kegunaan jenis bahan
c. sistem pengolahan
d. banyaknya buangan dan jenisnya
e. kegunaan bahan beracun dan berbahaya yang terdapat dalam pabrik.

Dengan adanya identifikasi tersebut, maka program pengendalian dan


penanggulangan pencemaran dapat dibuat. Limbah dalam jumlah besar atau sedikit
dalam jangka panjang atau jangka pendek, akan membuat perubahan terhadap
lingkungan, maka diperlukan pengolahan, agar limbah yang dihasilkan tidak
mencemari lingkungan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
10

Tabel 1.7 Komposisi Air Limbah Domestik Sebelum Diolah


Konsentrasi
Kontaminan Unit
Rendah Menengah Tinggi
Total solid (TS) 350 720 1200
Total dissolved (TDS) 250 500 850
Fixed 145 300 525
Volatile mg/l 105 200 325
Suspended solisd (SS) 100 220 350
Fixed 20 55 75
Volatile 80 165 275
Settleable solids ml/l 5 10 15
Biochemical oxygen demand
mg/l 110 220 400
5-day, 20 °C (BODS, 20 °C)
Total organic carbon (TOC) mg/l 80 160 290
Chemical oxygen demand (COD) mg/l 250 500 1000
Nitrogen 20 40 85
Organic 8 15 35
Free ammonia mg/l 12 25 50
Nitrites 0 0 0
Nitrates 0 0 0
Phosphorus 4 8 15
Organic mg/l 1 3 5
Inorganic 3 5 10
Chloride mg/l 30 50 100
Sulfate mg/l 20 30 50
Alkalinity (CaCO3) mg/l 50 100 200
Grease mg/l 50 100 150
no/100
Total coliform 106-107 107-108 107-109
ml
Volatile organic compound (VOC) µg/l <100 100-400 >400
Sumber: Metcalf & Eddy, 1991

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
11

BAB II
SISTEM UTILITAS

2.1 Unit Penyediaan


Unit pendukung proses atau unit utilitas merupakan bagian penting yang
menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit pendukung
proses antara lain: unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air sanitasi, air
umpan boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik dan
pengadaan bahan bakar. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada
prarancangan pabrik ini meliputi (Kurita, 2012):
a. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi
untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Cooling tower merupakan
peralatan proses yang digunakan untuk mendinginkan air bekas sehingga dapat
diubah kembali menjadi air pendingin.
b. Unit Penyediaan Steam
Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, evaporator dan heat
exchanger.
c. Unit Penyediaan Bahan Bakar
Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator.
d. Unit Penyediaan Listrik
Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun
penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan Generator sebagai cadangan apabila PLN
mengalami gangguan.
e. Unit Pengolahan Limbah
Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair maupun
gas.

2.1.1 Screen
Screen merupakan penyaring awal padatan-padatan kasar seperti kayu, daun,
dan bebatuan yang kemungkinan terbawa pada saat air dialirkan dari sungai ke bak
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
12

pengendapan. Screen terdiri dari dua bagian, yaitu bar screen dan traveling screen.
Bar screen berbentuk seperti palang yang berbaris. Bar screen berfungsi untuk
menyaring padatan besar seperti batang dan ranting. Setelah melalui bar screen,
padatan kecil seperti potongan-potongan sampah yang masih terlewat disaring
kembali pada traveling screen. Penyaringan terakhir sebelum air dialirkan ke bak
pengendapan adalah strainer. Strainer berfungsi untuk menyaring solid yang
tersuspensi yang berdiameter sampai 1/16 inch, dimana solid ini tidak tersaring pada
bar screen dan traveling screen. Skema screen yang akan digunakan dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Screening

2.1.2 Bak Pengendapan


Sebelum air sungai dipompakan ke clarifier terlebih dahulu air diendapkan
didalam bak pengendapan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terdapat
didalam air sungai. Bentuk dari bak pengendapan ini adalah empat persegi panjang
(balok) dengan bagian atasnya terbuka.

2.1.3 Tangki Pelarutan Al2(SO4)3


Tangki pelarutan tawas berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan alum
(Al2(SO4)3.18H2O) sebelum diinjeksikan ke dalam clarifier, tawas yang dilarutkan
sebanyak 50 gr/m3 air (Nalco, 2007). Pemilihan Al2(SO4)3 sebagai koagulan karena
harganya yang lebih murah, daya penggumpalan yang cukup baik, dan mudah
diperoleh di pasaran.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
13

2.1.4 Tangki Pelarutan Na2CO3 (Soda Ash)


Tangki ini digunakan sebagai tempat untuk melarutkan soda ash (Na2CO3)
sebelum diinjeksikan ke dalam clarifier. Soda ash (Na2CO3) yang dilarutkan
sebanyak 50 gr/m3 air (Nalco, 2007).

2.1.5 Clarifier
Clarifier tank merupakan tangki berbentuk silinder yang digunakan sebagai
tempat penampungan air yang dipompakan. Clarifier Tank berfungsi untuk
mengendapkan kotoran-kotoran yang tidak larut seperti lumpur. Alat ini bekerja
memisahkan partikel berat dengan aliran berputar. Partikel dengan berat jenis < 1
gr/m3 akan bergerak menuju permukaan air sedangkan partikel dengan berat jenis > 1
gr/m3 akan mengendap kedasar clarifier. Sebelum masuk ke clarifier tank, tawas
(Al2(SO4)3.18H2O) dan soda ash dengan konsentrasi masing-masing 50 gr/m3
diinjeksikan ke air yang bertujuan untuk menjernihkan dan menaikkan pH air.
Di dalam clarifier terjadi proses koagulasi oleh senyawa koagulan. koagulasi
yaitu proses netralisasi muatan sehingga partikel-partikel dapat saling berdekatan satu
sama lain. Partikel yang saling berdekatan ini kemudian membentuk flok-flok.
Setelah flok terbentuk, terjadilah proses flokulasi diantara flok-flok tersebut.
Flokulasi adalah proses penyatuan antar flok sehingga membentuk partikel dengan
ukuran yang lebih besar dan berpotensi untuk mengendap. Akumulasi endapan inilah
yang kemudian disebut sludge/lumpur. Range pH ideal pada proses ini adalah 6,0 –
7,5 (Nalco, 2007). Efek dari kinerja tawas adalah turunnya pH karena terbentuknya
asam. Oleh sebab itu, perlu ditambahkan soda ash (Na2CO3) untuk meningkatkan pH.
Di dalam air, koagulan akan mengalami proses disosiasi, hidrolisa dan polimerisasi.
Reaksi dissosiasi yang terjadi adalah:
Al2(SO4)3 → 2 Al3+ + 3 SO42-
Reaksi hidrolisa:
(SO4)3 + 6 H2O → 2 Al(OH)3+ 3 H2SO4
Reaksi polimerisasi ion kompleks:
{Al(H2O)6}3++ H2O → {Al(H2O)5OH}2++ H2O

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
14

{Al(H2O)5OH}2+ + H2O → {Al(H2O)4(OH)2}4++ H2O


Dalam proses klarifikasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (Nalco,
2007), yaitu sebagai berikut.
1. Titik injeksi bahan kimia
2. Volume clarifier (minimal waktu tinggal 3 jam) dan volume clarifier
3. Penentuan dosis bahan kimia dilakukan melalui Jar Test
4. Dosis bahan kimia dapat berubah sesuai dengan kondisi bahan baku
5. Level sludge harus dijaga minimal/maksimal berkisar 2 meter dari level air
bersih. Sludge dibuang secara berkala minimal per 1 hari. Sludge berfungsi
sebagai penyaring/penahan flok-flok yang baru terbentuk.

2.1.6 Sand Filter


Sand filter merupakan saringan yang digunakan untuk memisahkan padatan
yang tersuspensi yang terdapat pada air dengan menggunakan media penyaring
berupa pasir, sehingga diharapkan hasil air saringan ini sudah bebas dari padatan dan
sudah bisa digunakan untuk keperluan boiler, pengolahan, pendingin dan untuk
kebutuhan domestik. Sand filter ini berbentuk silinder tegak dengan tutup atas datar
dengan bahan konstruksi carbon steel. Adapun contoh skema sand filter yang akan
digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.2. Untuk air yang digunakan sebagai umpan
boiler diperlukan air yang lunak dan mendekati murni (kadar silika dan hardness
rendah) sehingga diperlukan proses pengolahan air lanjutan, yaitu cation exchanger,
anion exchanger, dan deaerator.

Gambar 2.2 Skema Sand Filter (Nalco, 2007).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
15

2.1.7 Tangki Air Domestik


Tangki air domestik berfungsi untuk menampung air untuk keperluan domestik,
seperti untuk kebutuhan karyawan, musholla, kantin, laboratorium, taman,
perumahan, kantor dan lain-lain.
2.1.8 Ion Exchanger
Prosesnya adalah menggunakan alat Cation Exchanger dan Anion Exchanger
untuk menghilangkan ion-ion di dalam air. Ion-ion, seperti: Ca+2 dan Mg+2 dapat
menyebabkan kesadahan terutama pada alat-alat proses. Oleh sebab itu, ion-ion
pengganggu tersebut harus dihilangkan dari air. Adapun contoh skema ion exchanger
yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skema Kation dan Anion Exchanger


a. Cation Exchanger
Air umpan boiler dan air proses yang digunakan merupakan air murni yang
bebas dari garam-garam terlarut. Cation exchanger dapat mengurangi kesadahan air
yaitu menghilangkan kation-kation (misal Ca+2, Mg+2) dalam air. Resin yang
digunakan adalah weak acid cation.

Reaksi pengikatan yang terjadi dipermukaan resin,


RH2 + CaSO4 → H2SO4 + RCa
RH2 + MgCl2 → 2HCl + RMg

Untuk regenerasi resin digunakan HCl, reaksi yang terjadi,


RCa + 2HCl → CaCl2 + RH2
RMg + 2HCl → MgCl2 + RH2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
16

b. Anion Exchanger
Anion exchanger berfungsi menghilangkan anion-anion (misal, Cl-, SiO22-,
CO32- dan SO42-) dalam air. Resin yang digunakan adalah weak and intermediate base
anion.
Reaksi pengikatan yang terjadi dipermukaan resin:
R-OH + H2SO4 → 2H2O + R2SO4
R-OH + HCl → H2O + RCl

Untuk regenerasi resin digunakan NaOH, reaksi yang terjadi:


RCl + NaOH → R-OH+ NaCl
R2SO4 + NaOH → 2R-OH + Na2SO4

2.1.9 Tangki Air Umpan Boiler


Berfungsi untuk menampung air umpan boiler dan untuk menjaga kontuinitas
umpan air boiler.

2.2 Unit Pembangkit Steam


Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan steam
(uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil
pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya), sehingga terjadi perpindahan panas
dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau
berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih
rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis
air di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan
sebaliknya air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.
(Djokosetyardjo, M.J. 1990). Sistem boiler ada 3 antara lain:

a. Sistem Air Umpan


Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
17

b. Sistem Steam
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat
pemantau tekanan. Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam
disebut air umpan. Ada dua sumber air umpan:
 Kondensat atau steam yang mengembun yang mengembun ke proses.
 Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar
ruang boiler ke plant process.

c. Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan
yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang
digunakan pada sistem.

Gambar 2.4 Boiler Horizontal (Lorong Api)

2.2.1 Prinsip Kerja Boiler


Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
18

hasil pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang
bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan.

2.2.2 Bagian-Bagian Utama Penyusun Boiler


Bagian-bagian utama yang menyusun Boiler adalah sebagai berikut :
a. Economizer
Berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati high pressure heater.
Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas yang merupakan sisa
dari pembakaran dalam furnace. Temperatur air yang keluar dari economizer harus
dibawah temperatur jenuhnya untuk mencegah terjadinya boiling dalam economizer.
Karena perpindahan panas yang terjadi dalam economizer rmerupakan konveksi,
maka menaikkan luas permukaan akan mempermudah perpindahan panas ke air.
Inilah penyebab mengapa desain pipa economizer dibuat bertingkat.

b. Superheater
Berfungsi untuk memanaskan uap dari steam drum menjadi uap panas lanjut
(main steam). Main steam digunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi dalam
turbin. Superheater memiliki lima bagian utama, yaitu :
1. Superheater (SH) Vertical Platens
2. SH Division Panel
3. Low Temperature SH Pendant
4. Low Temperature SH Horizontal
5. Back Pass and Roof

c. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah mengalami ekspansi
dalam turbin. Uap keluaran turbin berupa cold steam sehingga perlu dipanaskan
kembali dan dimasukkan kembali ke dalam boiler.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
19

d. Main Steam Drum


Fungsi utamanya adalah untuk memisahkan uap dari campuran air dan uap
yang masuk ke steam drum. Selain itu juga berfungsi untuk mendistribusikan air
umpan membuang kontaminan dari air boiler, menambahkan bahan kimia, dan
mengeringkan uap setelah dipisahkan dari air. Uap berada pada bagian atas bejana
dan air berada pada bagian bawah. Air dari steam drum disalurkan
ke evaporator dengan cara dipompa oleh BWCP. Uap dan air dalam steam drum
dipisahkan dengan tiga tahap primary, secondary dan drying. Tahap primary dan
secondary dilakukan oleh turbo separator dan plat yang berombak-ombak melakukan
tahap drying. Fungsi utama dari alat pemisah ini adalah untuk memindahkan uap dari
air boiler dan untuk mengurangi campuran yang terdapat dalam uap sebelum
meninggalkan steam drum.

e. Down Comer
Merupakan saluran air dari steam drum ke header (pengaman) yang berada di
bawah ruang bakar dimana dari header butir – butir air panas akan dipanaskan
melalui pipa – pipa yang tersusun di dinding furnace. Pada down comer bagian
bawah terdapat suatu pompa yang disebut dengan boiler water circulating
pump (BWCP) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air yang akan dipanaskan
atau diuapkan.

f. Furnace
Merupakan ruang bakar yang pada dindingnya tersusun pipa – pipa.

g. Blow Down
Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan zat padat (silika)
dalam air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada furnace. Alat ini akan bekerja
secara otomatis saat sensor menunjukkan kandungan silika dalam air melebihi
standar. Alat ini akan membuang sebagian kecil air dari drum (1% sampai 2% dari
tingkat penguapannya).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
20

2.3 Unit Penyedia Air Pendingin (Cooling Tower)


Cooling tower atau menara pendingin adalah suatu sistem pendinginan dengan
prinsip air yang disirkulasikan. Air dipakai sebagai medium pendingin, misalnya
pendingin condenser, AC, generator diesel ataupun mesin-mesin lainnya. Jika air
mendinginkan suatu unit mesin maka hal ini akan berakibat air pendingin tersebut
akan naik temperaturnya, misalnya air dengan temperatur awal (T1) setelah
digunakan untuk mendinginkan mesin maka temperaturnya berubah menjadi (T2).
Disini fungsi cooling tower adalah untuk mendinginkan kembali T2 menjadi T1
dengan blower atau fan dengan bantuan angin. Demikian proses tersebut berulang
secara terus menerus. Sistem air cooling dapat dikategorikan dua tipe dasar, yaitu
sistem air cooling satu aliran dan sistem air cooling sirkulasi.
1. Sistem Air Cooling Satu Aliran
Sistem air cooling satu arah adalah satu diantara aliran air yang hanya melewati
satu kali penukar panas. Dan lalu dibuang kepembuangan atau tempat lain dalam
proses. Sistem tipe ini mempergunakan banyak volume air. Tidak ada penguapan dan
mineral yang terkandung didalam air masuk dan keluar penukar panas. Sistem air
cooling satu arah biasa digunakan pada terminal tenaga besar dalam situasi tertutup
dari air laut atau air sungai dimana persediaan air cukup tinggi.
2. Sistem Air Cooling Sirkulasi
Pada sistem sirkulasi terbuka ini, air secara berkesinambungan bersikulasi
melewati peralatan yang akan didinginkan dan menyambung secara seri. Transfer
panas dari peralatan ke air, dan menyebabkan terjadinya penguapan ke udara.
Penguapan menambah konsentrasi dan padatan mineral dalam air dan ini adalah efek
kombinasi dari penguapan dan endapan, yang merupakan konstribusi dari banyak
masalah dalam pengolahan dengan sistem sirkulasi terbuka. Pada peristiwa sirkulasi
air ini, akan terjadi proses-proses sebagai berikut:
a. Pendinginan Air Cooling Tower Adakah Atas Dasar Penguapan (Evaporasi)
Pada peristiwa fisika dikenal prinsip jumlah kalor yang diterima sama dengan
jumlah kalor yang dilepaskan. Kalor untuk melakukan pendinginan dari T2 menjadi
T1 sama dengan kalor penguapan atau dengan kata lain air tersebut menjadi dingin
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
21

dikarenakan sebagian dari air tersebut menguap. Untuk cooling tower, besarnya
penguapan dapat dihitung bila diketahui kapasitas pompa sirkulasi (m3/jam).
b. Pada Air Cooling Tower Terjadi Pemekatan Garam
Dengan adanya penguapan maka lama kelamaan seluruh mineral yang tidak
dapat menguap akan berkumpul sehingga terjadi pemekatan. Dengan banyaknya
mineral yang terkandung pada air cooling tower perlu dilakukan proses bleed off dan
penambahan air make up. Air yang menguap adalah air yang murni bebas dari garam
–garam mineral dengan konsentrasi = 0.
Selain itu cooling tower dapat dibedakan menjadi dua tipe secara garis besar
berdasarkan penggunaan fan, yaitu natural draft cooling tower dan mechanical draft
cooling tower.

1. Natural Draft Cooling Tower


Menara pendingin natural draf hiperbola menggunakan perbedaan suhu antara
udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian dalam menara. Bergerak udara
panas ke atas melalui menara (karena udara panas naik), udara segar yang dingin
disalurkan ke menara melalui saluran udara masuk di bagian bawah. Karena tata letak
menara, tidak ada fan yang diperlukan dan hampir tidak ada sirkulasi udara panas
yang dapat mempengaruhi kinerja. Beton digunakan untuk dinding menara dengan
ketinggian hingga 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan hanya digunakan
untuk jumlah panas yang besar karena struktur beton yang besar cukup mahal.

(a) (b)

Gambar 2.5 Tipe natural draf cooling tower (a) Cross flow natural draft cooling
tower (b) Counter flow natural draft cooling tower (Gulf Coast Chemical
Commercial Inc, 1995)
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
22

Ada dua jenis utama dari natural draft cooling tower yaitu: menara cross flow
(Gambar a): udara ditarik melintasi air yang jatuh dan mengisi berada luar menara,
dan Menara Counter flow (Gambar b): udara dihisap melalui air yang jatuh. Oleh
karena itu, fill terletak di dalam menara, walaupun desain tergantung pada kondisi
tempat yang spesifik.
Natural draft mempunyai ukuran besar yaitu berdiameter 250 ft dan tinggi 450
ft dengan ketebalan 5-8 in. Natural draft tidak ekonomis digunakan untuk
ketinggian70 ft (Walas, 1988). Rasio diameter dasar dengan tinggi adalah 0,75-0,85,
rasio throat dan basis diameter adalah 0,55-0,65, dan rasio kedalaman vertikal
pembukaan pesawat ke diameter dasar adalah 0,1-0,12. Kecepatan udara melalui
menara adalah 3-6 ft/ sec, Laju aliran air berkisar 600-1800 lb/ (hr) (sqft).

2. Mechanical Draft Cooling Tower


Menara mechanical draft memiliki fan yang besar untuk mendorong atau
mengalirkan udara melalui air yang disirkulasi. Air jatuh ke bawah lebih mengisi
permukaan, yang membantu meningkatkan waktu kontak antara air dan udara - ini
membantu memaksimalkan perpindahan panas antara keduanya.
Tingkat pendinginan Menara mechanical draft mekanik tergantung pada
berbagai parameter seperti diameter fan dan kecepatan operasi, mengisi untuk
ketahanan sistem dan lain-lain.

(a)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
23

(b)
Gambar 2.6 Jenis Menara mechanical draft (a) jenis induced counter flow (b) jenis
induced cross flow (GEO4VA)
Konsumsi daya Fan sebagai biaya operasi utama dapat diimbangi investasi
yang lebih besar dalam konstruksi natural draf. Dalam sebagian besar aplikasi
proses, menara fan lebih disukai. Instalasi yang sangat besar digabungkan
menggunakan cerobong asap dibantu instalasi natural draft. Penggunaan menara
atmosfer yang merupakan jenis dari natural draft cocok dibuat di daerah di mana
biaya listrik yang sangat tinggi.
Masalah yang sering timbul dalam pada seluruh sistem air cooling adalah:
1. Korosif
Pada pH yang rendah menyebabkan terjadinya korosi pada logam. Begitu juga
nitrifying. Penyebab lain adalah dengan adanya bakteri yang dapat
menghasilkan asam sulfat. Bakteri yang memiliki kemampuan untuk mengubah
hydrogen sulfide menjadi sulfur kemudian mengubah menjadi asam sulfat.
Bakteri ini menyerang logam besi, logam lunak dan stainless steel, hidup
sebagai anaerobic ( tanpa udara )
2. Kerak
Pembentukan kerak diakibatkan oleh kandungan padatan terlarut dan material
anorganik yang mencapai limit control.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
24

Metode yang digunakan untuk mencegah terjadinya pembentukan kerak


antara lain:
a. Menghambat kerak dengan mengontrol pH
Dalam keadaan asam lemah (kira – kira pH 6,5). Asam sulfat yang paling
sering digunakan untuk ini, memiliki dua efek dengan memelihara pH dalam
daerah yang benar dan mengubah kalsium karbonat, ini memperkecil resiko
terbentuknya kerak kalsium sulfat. Ini memperkecil resiko terbentuknya
kerak kalsium karbonat dan membiarkan cycle yang tinggi dari konsentrasi
dalam sistem.
b. Mengontrol kerak dengan bleed off
Bleed off pada sirkulasi air cooling terbuka sangat penting untuk memastikan
bahwa air tidak pekat sebagai perbandingan untuk mengurangi kelarutan dari
garam mineral yang kritis. Jika kelarutan ini berkurang kerak akan terbentuk
pada penukar panas.
c. Mengontrol kerak dengan bahan kimia penghambat kerak.
Bahan kimia umumnya berasal dari organic polimer, yaitu polyacrilik dan
polyacrilik buatan.
3. Masalah mikrobiologi
Mikroorganisme juga mampu membentuk deposit pada sembarangan
permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan
kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower
menjadi terganggu.
4. Masalah kontaminasi
Keadaan cooling tower yang terbuka dengan udara bebas memungkinkan
organisme renik untuk tumbuh dan berkembang pada sistem, belum lagi
kualitas air make up yang digunakan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
25

2.4 Treatment Air pada Industri


A. Air Umpan Boiler
Pengolahan eksternal digunakan untuk membuang padatan tersuspensi, padatan
telarut (terutama ion kalsium dan magnesium yang merupakan penyebab utama
pembentukan kerak) dan gas- gas terlarut (oksigen dan karbon dioksida).
Metode pengolahan awal adalah sedimentasi sederhana dalam tangki
pengendapan atau pengendapan dalam clarifier dengan bantuan koagulan dan
flokulan. Penyaring pasir bertekanan, dengan aerasi untuk menghilangkan karbon
dioksida dan besi
1. Koagulasi dan Flokulasi
Koagulasi dan flokulasi yaitu proses pemberian bahan-bahan koagulan dan
flokulan kedalam air umpan boiler dengan cara penginjeksian. Koagulasi merupakan
proses netralisasi muatan sehingga partikel-partikel dapat saling berdekatan satu
dengan yang lainnya. Flokulasi merupakan proses penyatuan antar partikel-partikel
yang sudah saling berdekatan satu dengan yang lain sehingga partikel-partikel akan
saling menarik dan membentuk flok. Untuk menurunkan turbidity pada inlet clarifier
diinjeksikan bahan kimia, yaitu: Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O), Natrium
Hidroksida (NaOH), Klorin (Cl2), Coagulant Aid (Polymer)
2. Sedimentasi
Tujuan sedimentasi adalah memberikan kesempatan kepada partikel-partikel
besar untuk mengendap dan partikel yang lebih halus akan membutuhkan waktu
endap yang lebih lama.
3. Filtrasi
Pengolahan dengan cara filtrasi dapat dilakukan dengan cara penyaringan zat
padat tersuspensi didalam air sebelum air diisikan kedalam boiler. Efisiensi saringan
paling baik bila unit beroperasi pada kecepatan aliran terkecil, padatan akan melalui
media membawa padatan bersamanya. Demikian pada tekanan yang tinggi dapat
memecahkan media akan keluar pada saat dilakukan backwash.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
26

4. Demineralisasi
Demineralisasi berfungsi untuk membebaskan air dari unsur-unsur silika, sulfat,
chloride (klorida) dan karbonat dengan menggunakan resin
a. Cation exchenger
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur logam yang berupa ion-
ion positif yang terdapat dalam air dengan menggunakan resin kation R-SO3H
(type Dowex Upcore Mono A-500). Proses ini dilakukan dengan melewatkan
air melalui bagian bawah, dimana akan terjadi pengikatan logam-logam tersebut
oleh resin. Resin R-SO3H ini bersifat asam kuat, karena itu disebut asam kuat
cation exchanger resin.
Proses ini menghasilkan asam seperti asam seperti HCl, H2SO4 dan asam-asam
lain. Keasaman berkisar antara Ph 2,8 – 3,5. Untuk memperoleh resin aktif
kembali, dilakukan regenerasi dengan menambahkan H2SO4 pada resin
tersebut.
b. Degasifier
Dari cation tower air dilewatkan ke degasifier yang berfungsi untuk
menghilangkan gas CO2 yang terbentuk dari asam karbonat pada proses
sebelumnya. Reaksi yang terjadi adalah:
H2CO3  H2O + CO2
Proses di degasifier ini berlangsung pada tekanan vakum 740 mmHg dengan
menggunakan steam ejektor, di dalam tangki ini terdapat netting ring sebagai
media untuk memperluas bidang kontak sehingga air yang masuk terlebih
dahulu diinjeksikan dengan steam. Sedangkan keluaran steam ejektor
dikondensasikan dengan menginjeksi air dari bagian atas dan selanjutnya
ditampung dalam seal pot sebagai umpan recovery tank, maka CO2 akan
terlepas sebagai fraksi ringan dan air akan turun ke bawah sebagai fraksi berat.
c. Anion Tower
Berfungsi untuk menyerap atau mengikat ion-ion negatif yang terdapat dalam
kandungan air yang keluar dari degasifier. Resin pada anion exchanger adalah
R = NOH (Tipe Dowex Upcore Mono C-600). Reaksi ini menghasilkan H2O,
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
27

oleh karena itu air demin selalu bersifat netral. Selanjutnya air outlet anion
tower masuk ke mix bed polisher dari bagian atas. Air keluar tangki ini
memiliki pH = 7,5 – 8,5. Untuk memperoleh resin aktif kembali, dilakukan
regenerasi dengan menambahkan NaOH pada resin tersebut.
d. Mix Bed Polisher
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses
sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher telah
bersihdari kation dan anion. Di dalam mix bed polisher digunakan dua macam
resin yaitu resin kation dan resin anion yang sekaligus keduanya berfungsi
untuk menghilangkan sisa kation dan anion, terutama natrium dan sisa asam
sebagai senyawa silika, dengan reaksi sebagai berikut :
Reaksi Kation :
Na2SiO3 + 2 R – SO3H  2 RSO3Na + H2SiO3
Reaksi Anion :
H2SiO3 + 2 R = N – OH  2 R=N-SiO3 + H2O
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke polish water tank dan
digunakan untuk air umpan boiler. Air yang keluar dari mix bed polisher ini memiliki
pH antara 6 – 7 (Anonymous, 1994).

5. Deaerasi
Dalam deaerasi, gas terlarut, seperti oksigen dan karbon dioksida, dibuang
dengan pemanasan awal air umpan sebelum masuk ke boiler. Seluruh air alam
mengandung gas terlarut dalam larutannya. Gas-gas tertentu seperti karbon dioksida
dan oksigen, sangat meningkatkan korosi. Bila dipanaskan dalam sistim boiler,
karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) dilepaskan sebagai gas dan bergabung
dengan air (H2O) membentuk asam karbonat (H2CO3).
Penghilangan oksigen, karbon dioksida dan gas lain yang tidak dapat
terembunkan dari air umpan boiler sangat penting bagi umur peralatan boiler dan
juga keamanan operasi. Asam karbonat mengkorosi logam menurunkan umur
peralatan dan pemipaan. Asam ini juga melarutkan besi (Fe) yang jika kembali ke

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
28

boiler akan mengalami pengendapan dan meyebabkan terjadinya pembentukan


kerak pada boiler dan pipa. Kerak ini tidak hanya berperan dalam penurunan umur
peralatan tapi juga meningkatkan jumlah energi yang diperlukan untuk mencapai
perpindahan panas.

B. Air Domestik
Secara garis besar proses pengolahan air melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan air. Proses ini dilakukan
pada alat yang disebut clarifier. Pada clarifier ini ditambahkan Al2(SO4)3 sebagai
flokulan untuk mengkoagulasikan dan mengikat partikel terlarut dan koloidkoloid
menjadi partikel tersuspensi, sedangkan Na2CO3 berfungsi untuk mempercepat
pengendapan dan penetralan pH air. Pada klarifikasi proses ini mencakup bak
pengendapan, tangki pelarutan Al2(SO4)3, tangki pelarutan (Na2CO3) dan juga
Clarifier. Penjelasan terperinci tentang deskripsi proses klarifikasi dapat dilihat pada
pembahasan diatas.
2. Filtrasi
Tahap selanjutnya setelah dilakukan proses koagulasi dan flokulasi di dalam
clarifier adalah proses filtrasi atau penyaringan. Sand filter merupakan saringan yang
digunakan untuk memisahkan padatan yang tersuspensi yang terdapat pada air
dengan menggunakan media penyaring berupa pasir, sehingga diharapkan hasil air
saringan ini sudah bebas dari padatan dan sudah bisa digunakan untuk keperluan
boiler, pengolahan, pendingin dan untuk kebutuhan domestik. Sand filter ini
berbentuk silinder tegak dengan tutup atas bawah torispherical dengan bahan
konstruksi carbon steel.
Air hasil penyaringan dari sand filter sebagian dialirkan ke tangki air domestik
sebagian lagi dialirkan untuk pengolahan air lanjutan untuk boiler. Tangki air
domestik berfungsi untuk menampung air untuk keperluan domestik, seperti untuk
kebutuhan karyawan, musholla, kantin, laboratorium, taman, perumahan, kantor dan
lain-lain. Untuk air yang digunakan sebagai umpan boiler diperlukan air yang lunak

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
29

dan mendekati murni (kadar silika dan hardness rendah) sehingga diperlukan proses
pengolahan air lanjutan, yaitu cation exchanger, anion exchanger, dan deaerator.
3. Ion Exchanger
Ion exchanger atau resin penukar ion dapat didefinisikan sebagai senyawa
hidrokarbon terpolierisasi yang mengandung ikatan silang (crosslinking) serta gugus-
gugus fungsional yang mempunyai ion-ion yang dapat dipertukarkan. Sebagai zat
penukar ion resin mempunyai karakteristik yang berguna dalam analisis kimia, antara
lain kemampuan menggelembung (selling), kapasitas penukuran dan selektivitas
penukaran. Prosesnya adalah menggunakan alat Cation Exchanger dan Anion
Exchanger untuk menghilangkan ion-ion di dalam air. Ion-ion, seperti: Ca+2 dan Mg+2
dapat menyebabkan kesadahan terutama pada alat-alat proses. Oleh sebab itu, ion-ion
pengganggu tersebut harus kihilangkan dari air (Nalco, 1988).

C. Air Pendingin
1. Pengendalian Pembentukan Kerak
Pembentukan kerak dipengaruhi oleh jumlah padatan terlarut yang ada di air.
CaCO3 merupakan kerak yang sering ditemui pada sistem air pendingin dan terbentuk
jika kadar Ca dan alkalinitas air terlalu tinggi. Pengendalian gangguan ini
dimaksudkan untuk mencegah pembentukan kerak CaCO3 dengan menjaga agar
kadar Ca dan alkalinitas dalam air sirkulasi cukup rendah, dan mencegah
pengendapan kerak pada permukaan logam. Untuk maksud pertama dapat ditempuh
dua cara, yaitu: Menurunkan siklus konsentrasi air yang bersirkulasi atau Menambah
asam, misalnya H2SO4, agar pH air di bawah 7.
Untuk maksud kedua dapat digunakan inhibitor kerak berupa chemicals seperti
polifosfat, fosfonat, ester fosfonat dan poliacrylat. Kecenderungan pembentukan
kerak dapat diperkirakan menggunakan Langelier Saturation Index (LSI) dan Ryznar
Stability Index (RSI). Fokus utama penggunaan kedua index ini adalah untuk
mengatur kondisi air pendingin agar tidak membentuk kerak dan tidak bersifat
korosif. Index LSI berharga positif (+) berarti air cenderung untuk membentuk kerak

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
30

CaCO3, dan jika berharga negatif (-) air tidak jenuh dengan CaCO3, cenderung untuk
melarutkan CaCO3 dan bersifat korosif. Identik dengan LSI,
2. Pengendalian Korosi
Pengendalian korosi dilakukan dengan cara menambahkan chemicals yang
berfungsi sebagai inhibitor (penghambat). Inhibitor yang umum dipakai adalah
polifosfat, kromat, dikromat, silikat, nitrat ferrosianida dan molibdat. Dosis inhibitor
yang digunakan harus tepat, karena suatu inhibitor hanya dapat bekerja efektif setelah
kadarnya mencapai harga tertentu. Kadar minimum yang dibutuhkan oleh suatu
inhibitor agar dapat bekerja secara efektif disebut batas kritis. Pemakaian inhibitor
yang melebihi batas kritis akan menambah biaya operasi. Jika kadar inhibitor turun di
bawah batas kritis, bukan saja menjadi tidak efektif, tetapi dapat pula menyebabkan
pitting.
3. Pengendalian Pembentukan Fouling dan Penghilangan Padatan
Tersuspensi
Pembentukan fouling yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat dicegah
atau dikendalikan menggunakan klorin, klorofenol, garam organometal, ammonium
kuartener, dan berbagai jenis mikrobiosida (biosida). Klorin merupakan chemicals
yang paling banyak dipakai. Dosis pemakaian klorin yang efektif adalah sebesar 0,3
sampai 1,0 ppm. Pengolahan yang tepat diperoleh secara percobaan, karena
penggunaan beberapa biosida secara bersama-sama kadang-kadang memberikan hasil
yang lebih baik dan senyawa-senyawa tersebut acap kali digunakan bersama klorin.
Padatan tersuspensi dalam air merupakan masalah yang cukup serius.

D. Air Hydrant
Air hydrant merupakan air cadangan yang digunakan sewaktu terjadi musibah
kebakaran, baik untuk perumahan ataupun perkantoran. Pada umumya air jenis ini
tidak memerlukan persyaratan khusus.

2.5 Unit Penyedia Listrik


Listrik sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan proses ini. Energi listrik ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan proses dan kebutuhan nonproses. Kebutuhan
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
31

listrik meliputi tenaga penggerak untuk pompa, pengaduk dan laboratorium dan
penerangan areal pabrik. Kebutuhan listrik tersebut disuplai dari PLN. Karena
besarnya daya yang akan digunakan maka untuk kemudahan operasi, di dalam area
pabrik akan dibangun gardu listrik internal. Sumber listrik lain adalah dengan adanya
UPS (Uniterruptible Power Supply) dan ditambah dengan 3 buah generator.
Generator hanya dijalankan sewaktu-waktu apabila suplai listrik PLN terganggu
(Hendrik, 2011)
Bahan bakar ialah bahan padat, cair atau gas yang dapat bereaksi dengan
oksigen (udara) secara eksoterm. Panas dari reaksi tersebut dapat langsung digunakan
untuk pemanasan atau diubah menjadi bentuk energy lain, seperti pada boiler. Dalam
Pemilihan bahan bakar perlu dipertimbangkan apakah nilai kalor bahan bakar cukup
untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan dan pertimbangan persediaan bahan
bakar serta nilai ekonomisnya serta kesesuaian dengan alat pembangkit listrik
(Hendrik, 2011).
Besaran yang penting pada bahan bakar adalah Nilai Kalor Bawahnya (Low
Heat Value) yang menyatakan banyaknya panas yang diperoleh dalam keadaan
normal. Berdasarkan pertimbangan diatas maka bahan bakar yang digunakan pada
boiler adalah fuel oil 20oAPI dengan Heating Value sebesar 17680 Btu/lb dengan BM
fuel oil adalah 160. Adapun reaksi pembakaran yang terjadi adalah:
C11H28 + 18 O2  11CO2 + 14 H2O

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
32

BAB III
PENGOLAHAN LIMBAH

Seiring dengan peningkatan industri, maka jumlah limbah pun akan meningkat.
Limbah yang dihasilkan dapat memberikan dampak negatif terhadap sumber daya
alam dan lingkungan, yang nantinya dapat menurunkan kualitas lingkungan antara
lain pencemaran tanah, air, dan udara jika limbah tersebut tidak diolah terlebih
dahulu.
Untuk menghindari dampak buruk pencemaran limbah terhadap lingkungan,
diperlukan upaya pengelolaan limbah yang baik. Agar dapat memenuhi baku mutu,
industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan terpadu
baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah proses
produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses produksi
bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi
dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses produksi
dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga pada akhirnya air
tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.
Setelah dilakukan usaha-usaha minimalisasi limbah melalui modifikasi proses,
langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah pengolahan dan penanganan limbah
tersebut untuk menghindari pencemaran lingkungan. Secara umum, pengelolaan
limbah merupakan rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi (reduction),
pengumpulan (collection), penyimpanan (storage), pengangkutan (transportation),
pemanfaatan (reuse, recycling), pengolahan (treatment), dan atau penimbunan
(disposal).

3.1 Limbah Padat


Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau
bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari kegiatan
industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat
rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan,

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
33

pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu,
kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll.
Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik gula, pulp, kertas,
rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau daging.
Secara garis besar limbah padat terdiri dari:
a. Limbah padat yang mudah terbakar.
b. Limbah padat yang sukar terbakar.
c. Limbah padat yang mudah membusuk.
d. Limbah yang dapat di daur ulang.
e. Limbah radioaktif.
f. Bongkaran bangunan.
g. Lumpur

3.1.1 Pengolahan Limbah Padat


Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya
dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi lingkungan ataupun
kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara
yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat
dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan: Limbah padat yang tidak mengandung unsur
kimia yang beracun dan berbahaya dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai
TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Limbah padat dengan pengolahan: Limbah padat
yang mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke tempat-tempat tertentu.
Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jumlah Limbah
Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan
penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
34

2. Sifat fisik dan kimia limbah


Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan
dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan
mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan
Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka
perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan
terkena, dan tingkat pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan akhir dari pengolahan
Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat non-
ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan
meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali
bahan yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Gambar 3.1 Mekanisme Pengolahan Limbah Padat

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
35

3.1.2 Proses Pengolahan Limbah Padat


Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu
pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.
1. Pemisahan
Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan
yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan
pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya:
a. Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan keseragaman
ukura/berat/volume.
b. Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat misalnya
barang yang ringan/terapung dan barang yang berat/tenggelam.
c. Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifatmagnet yang
bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk memisahkan
campuran logam dan non logam.
2. Penyusunan Ukuran
Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil agar
pengolahannya menjadi mudah.
3. Pengomposan
Pengomposan dilakukan terhadap buangan/limbah yang mudah membusuk,
sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.
Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan
ukurannya atau volumenya.
4. Pembuangan Limbah
Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang
dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pembuangan Di Laut
Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang
tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang
ke laut. Hal ini disebabkan:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
36

i. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.


ii. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.
iii. Laut menjadi dangkal.
iv. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya
dapat membunuh biota laut.
b. Pembuangan Di Darat Atau Tanah
Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus
dipertimbangkan sebagai berikut:
1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.
2. Struktur tanah.
3. Jaraknya jauh dengan permukiman.
4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan, peternakan, flora
atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi untuk
kepentingan apapun.
Sedangkan untuk penanganan limbah padat yang akan direncanakan adalah
sebagai berikut:
Limbah padat industri terbagi menjadi:
1. Limbah padat domestik pabrik
Merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan perkantoran pabrik, kegiatan
rumahan pabrik, dll
Terdiri dari : kertas, kain, plastik dll
2. Limbah padat kegiatan industi pabrik
Merupakan limbah yang dihasilkan dari operasional pabrik dalam
produksinya
Terdiri dari : lumpur, kayu, bakteri
Jenis-jenis pengolahan limbah padat yang dihasilkan :
1. Insenerasi/pembakaran
Merupakan proses pembakaran yang dilakukan untul mendapatkan steam
Pengomposan Merupakan pengolahan dengan mengontakkannya dengan
mikroorganisme agar dibuat menjadi pumpuk kompos
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
37

2. Penguburan/landfill
Merupakan proses pengolahan dengan cara dikubur didalam tanah

3.1.3 Landfill
Landfill adalah fasilitas fisik yang digunakan untuk pembuangan residu
buangan padat di permukaan tanah pada suatu areal tertentu. Pada waktu sebelumnya,
istilah sanitary landfill digunakan untuk menunjukan suatu landfill dimana sampah
ditempatkan dan ditutup setiap operasi harian berakhir. Sedangkan saat ini sanitary
landfill memiliki pengertian sebagai suatu fasilitas yang dirancang sebagai tempat
pembuangan limbah padat perkotaan yang didesain dan dioperasikan untuk
meminimalkan dampak pembuangan sampah terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan.
Klasifikasi landfill berdasarkan jenis perlakuan terhadap sampahnya:
a. Landfill sampah tercampur
Merupakan jenis landfill yang paling banyak ditemukan di Indonesia
maupun di negara lain. Digunakan untuk menampung segala jenis sampah yang
ada dalam timbulan sampah perkotaan maupun lumpur instalasi pengolahan air
limbah berbagai industri yang telah dikeringkan sehingga kadar solidnya
menjadi 51 % atau lebih. Material penutup intermediat dan penutup akhir
diambil dari tanah galian landfill.
b. Landfill sampah yang telah mengalami pengolahan
Sampah yang telah dipotong atau digiling dapat memperkecil ruang
pemakaian landfill hingga 35 % dibandingkan sampah yang tidak diolah.
Sampah olahan dapat dipadatkan membentuk suatu permukaan yang lebih
seragam dan rapat. Keuntungan lain yaitu sampah yang telah dipotong dapat
pula dimanfaatkan untuk memproduksi kompos yang dapat dipakai sebagai
material penutup intermediet. Kelemahan dari metoda ini adalah dibutuhkannya
fasilitas pemotongan (shredding) dan perlunya untuk mengoperasikan suatu
bagian konvensional landfill yang akan menampung sampah-sampah yang sulit

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
38

dipotong. Metoda ini sangat cocok untuk daerah dengan curah hujan sangat
rendah atau musiman.
c. Landfill sampah tertentu
Dikenal juga dengan istilah monofill, dimana abu hasil pembakaran,
asbestos, dan limbah lain yang sejenis (designated waste) umumnya
ditempatkan di monofill untuk mengisolasinya dari material-material sampah
yang diletakkan di landfill sampah tercampur.
d. Jenis landfill lainnya
i. Landfill yang didesain untuk memaksimalkan produksi gas
Landfill jenis ini perlu dirancang khusus apabila kuantitas gas landfill
yang dihasilkan dekomposisi anaerob material sampah akan dimaksimalkan.
Cara-cara yang umum dilakukan diantaranya penggunaan barisan sel secara
individu dengan kedalaman yang cukup tanpa menggunakan lapisan penutup
intermediat dan lindi akan direcycle untuk meningkatkan proses
dekomposisi. Kelemahan dari sistem ini adalah diperlukannya operasional
tambahan dimana timbulan lindi yang berlebihan harus dibuang.
ii. Landfill sebagai unit pengolahan terintegrasi
Metoda operasi yang diterapkan antara lain pemisahan sampah organik
dan meletakkannya di landfill terpisah sehingga laju biodegradasi dapat
meningkat seiring dengan pertambahan kadar air sampah, baik hasil dari
recycle lindi maupun melalui seeding dengan lumpur instalasi pengolahan
air limbah yang telah digesti. Material terurai akan digali dan digunakan
sebagai material penutup untuk area landfill baru, sel-sel yang digali
selanjutnya diisi dengan sampah baru.
iii. Landfill di daerah basah
Pada metoda ini area landfill dibagi menjadi sel-sel baru atau beberapa
lagoon dan dilakukan penjadwalan operasi pengisian sehingga 1 sel individu
atau lagoon akan terisi masing-masing 1 tahun. Seringkali sampah
diletakkan langsung di atas air. Alternatif lain, material pengisi bersih
ditambahkan sehingga mencapai atau sedikit diatas muka air sebelum
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
39

operasi pengisian landfill dimulai. Untuk meningkatkan stabilitas struktural,


dibangun tanggul dari material sampah yang membagi sel atau lagoon
sebagai penambahan terhadap material pengisi bersih. Untuk mencegah
pergerakan lindi dan gas dari sel atau lagoon yang telah penuh maka
digunakan tanah liat dan lapisan baja ringan atau lapisan kayu.
Berdasarkan kondisi lokasi yang ada, metoda landfill dibagi menjadi :
1. Metoda Area
a. Dapat diterapkan pada lokasi yang relatif datar;
b. Sampah disebarkan dan dipadatkan diatas tanah yang akan ditimbun;
c. Sampah membentuk sel-sel sampah yang saling dibatasi oleh tanah
penutup;
d. Setelah pengurugan sampah selesai akan membentuk slope.
2. Metoda Slope/Ramp
a. Sebagian tanah digali;
b. Sampah kemudian diurug ke dalam galian;
c. Tanah penutup diambil dari tanah galian;
d. Setelah lapisan pertama selesai, operasi selanjutnya seperti metoda area.
3. Metoda Parit/Trench
a. Dapat digunakan untuk daerah datar atau sedikit bergelombang;
b. Site yang ada digali, sampah disebarkan didalam galian, dipadatkan dan
ditutup setiap hari setelah operasi selesai;
c. Tanah yang digali dapat digunakan untuk tanah penutup;
d. Digunakan bila air tanah cukup rendah sehingga zone non aerasi di bawah
landfill cukup tinggi (> 1,5 m);
e. Ukuran parit biasanya panjang 30 – 60 m, lebar 5 – 15 m dan kedalaman
1-3 m;
f. Slope 1,5 : 1 sampai 2 : 1;
g. Operasi selanjutnya seperti metoda area.
4. Metoda Pit/Canyon
a. Diterapkan untuk jurang atau ngarai;
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
40

b. Pengurugan sampah dimulai dari dasar;


c. Penempatan sampah sesuai dengan topografi;
d. Tanah penutup dapat diambil dari dinding ngarai atau dasarnya;
e. Penyebaran dan pemadatan sampah seperti metoda area.
Adapun proses yang kami ambil dalam proses pengolahan limbah padat adalah
dengan metode landfill dimana limbah padat berupa batang kayu dan sampah yang
tersaring pada sreener air danau, lumpur hasil pengendapan clrifier dan limbah padat
domestik. Limbah yang dihasilkan dialirkan oleh alat conveyor yang akan
memindahkan limbah tadi menuju bak penampungan. Kemudian setelah ditampung
akan dipindahkan ke area landfill dengan menggunakan truk pengangkut limbah.

3.2 Limbah Cair


Teknologi pengolahan limbah cair adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi BOD, COD,
partikel tercampur, serta membunuh organisme pathogen. Selain tujuan di atas,
pengolahan air limbah juga bertujuan untuk menghilangkan bahan nutrisi, komponen
beracun serta bahan yang tidak dapat didegrasikan agar konsentrasi yang ada menjadi
rendah dan secara efisien memproduksi air yang jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau, aman dan menyegarkan, serta dapat memberikan manfaat ekonomis dan
sosial. Sumber-sumber limbah cair pabrik ini adalah:
1. Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik
Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran melekat pada
peralatan pabrik.
2. Limbah Produksi laboratorium
Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia
yang digunakan untuk penelitian dan pengembangan proses.
3. Limbah domestik
Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari
kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin, mushala, laboratorium,
dll.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
41

3.2.1 Pengolahan Limbah Cair


1. Proses Equalisasi
Pada proses ini limbah berupa cairan dari semua kegiatan produksi ditampung
dalam suatu bak dan didiamkan selama beberapa hari. Selama waktu pendiaman
ini akan terjadi kenaikan pH dan timbul bau yang menyengat.
2. Proses Pengendapan
Limbah cair yang berada dalam bak equalisasi dialirkan ke bak pengendapan.
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan benda-benda besar yang masuk ke
dalam limbah. Bak ini hanya berfungsi atas dasar gaya berat sehingga memerlukan
waktu tinggal sampai 24 jam. Bak ini dirancang menghilangkan sampai 80 % zat
tersuspensi dan 50-995 BOD.
3. Bak Penampungan
Air limbah selanjutnya ditampung terlebih dahulu dan dibiarkan selama
beberapa hari dan kemudian di tes kadar COD dan BOD nya.
4. Proses Anaerob
Tahap ini merupakan sistem biologis tertutup (tanpa O2) dan polutan- polutan
yang ada dalam limbah akan diuraikan mikroorganisme yang terdapat dalam lumpur
dengan limbah dan didiamkan selama beberapa bulan agar mikroorganisme dapat
beradaptasi dengan kondisi limbah.
5. Deodorisasi
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter) atau
dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen yang
berbau.
6. Proses Aerob
Air limbah yang ada dalam bak ini selanjutnya dilakukan aerasi untuk
menambah kadar O2 dalam air limbah yang dimaksudkan untuk membunuh bakteri
anaerob dan mengaktifkan bakteri-bakteri aerob.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
42

Gambar 3.2 Skema Pengolahan Limbah Cair

Berikut adalah tabel yang menunjukkan standar baku mutu limbah yang
diperbolehkan oleh suatu pabrik untuk dibuang ke lingkungan.
Tabel 3.1 Standar Baku Mutu Limbah Cair Industri
No. Parameter Satuan Kadar Maksimum

1 pH - 6–9
2 TSS mg/L 150
3 BOD mg/L 50
4 COD mg/L 100
5 Sulfida mg/L 1
6 Amonia (NH3-N) mg/L 20
7 Fenol mg/L 1
8 Minyak & Lemak mg/L 15
9 MBAS mg/L 10
10 Kadmium mg/L 0,1
11 Krom Heksavalen mg/L 0,5
(Cr6+)
12 Krom total (Cr) mg/L 1
13 Tembaga (Cu) mg/L 2
14 Timbal (Pb) mg/L 1
15 Nikel (Ni) mg/L 0,5
16 Seng (Zn) mg/L 10
17 Kuantitas Air Limbah 0,8 L perdetik per Ha Lahan
Sumber : Kep. MenLH No. 03 Tahun 2010

3.3 Limbah Gas


Pada perancangan pabrik metanol dari gas alam, limbah gas berupa asap hasil
pembakaran bahan bakar boiler yang merupakan gas buang (waste gas) yang terdiri

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
43

dari CO, CO2 dan sedikit uap air. Untuk limbah asap akan dibuang ke atmosfer
melalui stack (cerobong) yang dipasang suatu alat berupa catalytic converter
untuk menekan kadar emisi gas buang. Untuk mengetahui kadar gas dan
komponen lain yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Kadar gas dan komponen lain yang dihasilkan oleh pabrik
Standar hasil
No Parameter Satuan Nilai
Pembakaran
1 CO µg/m3 10.000 300
2 NO2 µg/m3 150 35
3 Debu µg/m3 230 200
4 Kebisingan dB 60 55
Sumber: KepMen LH, Kadar Gas dan Komponen Lain pada Pembakaran
Bahan Bakar Boiler 2003

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
44

BAB IV
DASAR PERANCANGAN

4.1 Pompa
Jenis pompa yang digunakan pada perancangan adalah pompa sentrifugal
dengan bahan commercial steel. Pompa sentrifugal ini lebih banyak digunakan
daripada jenis displacement karena memiliki kelebihan, seperti: harganya murah,
biaya pemeliharaan kecil, ruang yang dibutuhkan lebih sedikit dan aliran yang
dihasilkan lebih seragam. Pompa sentrifugal dilengkapi dengan valve berjenis globe
valve dan check valve. Pemilihan valve berjenis globe valve karena valve ini bisa
mengatur laju alir umpan dengan diperkecil dan diperbesar dari bukaan valve.
Sedangkan check valve digunakan untuk mengatur laju alir dari umpan yang bersifat
bolak balik sehingga terkontrol keluaran laju alirnya. Naiknya tekanan cairan oleh
pompa sentrifugal disebabkan oleh aksi gaya sentrifugal yang dikenakan pada cairan
tersebut. Persamaan perancangan pompa sentrifugal, yaitu:
1. Data Perancangan Fluida
a. Temperatur fluida, T (oC)
b. Densitas fluida (ρfluida), lb/ft3 atau kg/m3
c. Viskositas fluida (μfluida), cp
d. Laju alir fluida (Ffluida), Kg/jam
e. Over design
Over design pada pompa ini hanya 10-20% untuk estimasi biaya dalam
perhitungan ekonomi selanjutnya (Peters and Timmerhaus, 1991). Untuk over
design pada perancangan untuk pompa sentrifugal menggunakan over design
10% karena untuk pertimbangan cost (Peters and Timmerhaus, 1991).
2. Laju Alir Over Design
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐹𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 + (𝑂𝑣𝑒𝑟𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 × 𝐹𝐿𝑢𝑖𝑑𝑎 ) .......................................... (4.1)
Dimana:
Ffluida : Laju alir fluida, kg/h
Overdesign : Faktor keamanan sebesar 10%
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
45

3. Kapasitas Fluida
𝐹𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑄= ................................................................................................ (4.2)
𝜌

Dimana:
Q : Kapasitas atau laju alir volumetrik, m3/h
Ftotal : Laju alir fluida, kg/h
ρ : Densitas fluida, kg/m3
4. Perhitungan Diameter Optimum untuk Pompa
Untuk perhitungan diameter pompa, dilakukan dengan asumsi aliran yang
terjadi pada perancangan pabrik triacetin dari gliserol. Asumsi terbagi menjadi dua
bagian, yaitu aliran laminer dan aliran turbulen (Peters & Richardson,1991).
Persamaan untuk perhitungan diameter optimum yaitu :
Untuk aliran turbulen :
𝐷𝑖𝑜𝑝𝑡 = 3.9 𝑄𝑝0.45 𝜌0.13 ........................................................................... (4.3)
Untuk aliran laminer :
𝐷𝑖𝑜𝑝𝑡 = 3.0 𝑄𝑝0.36 𝜇 0.18............................................................................ (4.4)
Dimana:
Di, optimum : diameter optimum, m
Qp : kapasitas pemompaan, kg/h
𝜌 : densitas fluida, kg/m3
𝜇 : viskositas, cp
5. Penentuan Spesifikasi Pipa
Menetukan spesifikasi dari alat dengan diketahui nilai diameter optimum pada
Tabel 13 (Peters and Timmerhaus, 1991). Dengan menggunakan materialnya yaitu
commersial steel dan schedule number yang digunakna yaitu 40 karena menngunakan
standard pipe untuk perancangan pabrik triacetin dari gliserol. Sehingga dari Tabel
13 (Peters and Timmerhaus, 1991), didapatkan :
a. ID (Inside Diameter), inch
b. OD (Outside Dimater), inch
c. At (Flow Area per Pipe), inch2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
46

Gambar 4.1 Tabel Spesifikasi Pipa (Peters & Timmerhaus, 1997)


6. Penentuan Kecepatan Aliran Linier
𝑄
𝑉= ................................................................................................... (4.5)
𝐴𝑡

Dimana:
V = kecepatan aliran linier, m/s
Q = kapasitas, m3/s
At = flow area per pipe, m2
Menghitung nilai Bilangan Reynold menggunakan persamaan 2.5-1
(Geankoplis, 1997).

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
47

𝐼𝐷 𝑣 𝜌
𝑁𝑅𝑒 = ............................................................................................. (4.6)
𝜇

Dimana,
Nre = bilangan reynolds
ID = inside diameter, m
V = kecepatan aliran linier, m/s
µ = viskositas, kg/m.s
ρ = densitas fluida, kg/m3

7. Menghitung Friction Losses (ΣF)


a. Menghitung Friction Losses Aliran Fuida (Ff) dengan Menggunakan
friction factor
Jika aliran fulidanya memiliki bilangan reynold (Nre) < 2100 maka
tergolong pola aliran laminer (Hal. 86 Geankoplis, 1997). Jika tergolong pola
aliran laminer maka untuk digunakan common parameter dalam penentuan friction
factor (Hal. 86 Geankoplis, 1997). Persamaan yang digunakan dalam perhitungan
friction factor persamaan 2.10-7 (Geankoplis, 1997) dan perhitungan friction
losses persamaan 2.10-6 (Geankoplis, 1997).
* Mencari nilai friction factor (Geankoplis, 1997) :
16
𝑓= ...................................................................................................... (4.7)
𝑁𝑅𝑒

Dimana :
f : friction factors
NRe : bilangan reynolds
* Mencari Panjang Pipa, ∆L
𝐿 = 0.0575 × 𝑁𝑅𝑒 × 𝐼𝐷 .............................................................................. (4.8)
∆𝐿 = 𝐿 + 𝐿. 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑝𝑖𝑝𝑒 ......................................................................... (4.9)
Dimana :
∆L = panjang pipa, m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
48

* Mencari friction losses (Geankoplis, 1997) :


∆𝐿 𝑣2
𝐹𝑓 = 4𝑓. . 2𝑔 .............................................................................................. (4.10)
𝐷 𝑐

Dimana :
Ff = friction losses, lbf.ft/lbm
f = friction factor
∆L= panjang pipa, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
D = diameter pipa, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
gc = gravity, 32,174 lbm.ft/lbf.s2

Jika aliran fulidanya memiliki bilangan reynold (Nre) > 2100 maka
tergolong pola aliran turbulen (Hal. 86 Geankoplis, 1997). Jika tergolong pola aliran
turbulen maka untuk digunakan fanning friction factor dalam penentuan friction
factor (Hal. 89 Geankoplis, 1997). Persamaan yang digunakan dalam perhitungan
friction factor dengan menggunakan data dari material of construction dengan inside
diameter (Geankoplis, 1997) dan perhitungan friction losses persamaan 2.10-6
(Geankoplis, 1997). Nilai untuk equivalent toughness for new pipe (ε) didapatkan
pada Figure 2.10-3 (Geankoplis, 1997).
* Mencari nilai friction factor (Geankoplis, 1997) :
𝜀
𝑓= ....................................................................................................... (4.11)
𝐷

Dimana :
f = friction factor
ε = equivalent toughness for new pipe, m
D = inside diameter, m
* Mencari Friction Losses Pada Pipa Lurus (Ff) (Geankoplis, 1997) :
∆𝐿 𝑣2
𝐹𝑓 = 4𝑓. . 2𝑔 ...................................................................................... (4.12)
𝐷 𝑐

Dimana:
Ff = friction losses, lbf.ft/lbm

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
49

f = friction factor
∆L = panjang pipa, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
D = diameter pipa, ft
V = kecepatan aliran linier, ft/s
gc = gravity,32,174 lbm.ft/lbf.s2
b. Menghitung Friction Losses from contraction loss at tank exit
Dengan menggunakan persamaan 2.10-16 (Geankoplis, 1997) untuk kontraksi
dari besar (A1) dan kecil (A2).
𝐴
𝑘𝑐 = 0,55 [1 − 𝐴2 ] .................................................................................... (4.13)
1

Dimana :
kc = koefisien contraction losses
A2 = luas pipa, ft2
A1 = luas pipa, ft2
2 (𝑉 )2
ℎ𝑐 = 𝑘𝑐 [2𝑎𝑔 ] ........................................................................................... (4.14)
𝑐

Dimana,
hc = friction loss, ft.lbf/lbm
Kc = koefisien contraction losses
V2 = kecepatan di pipa 2, ft/s
α = 1 (for turbulen flow)
α = 0,55 (for laminar flow)
gc = gravittational, (32,174) lbm.ft/lbf.s2
c. Menghitung Friction in Ellbows
Dengan menggunakan Tabel 2.10-2 (Geankoplis, 1997) untuk
menentukan nilai Kf dan disubtitusi ke persamaan 2.10-7 (Geankoplis,
1997) sehingga didapatkan nilai friction in ellbows.
2 (𝑉 )2
ℎ𝑓 = 2𝑘𝑓 [2𝑎𝑔 ] ......................................................................................... (4.15)
𝑐

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
50

Dimana,
hf : friction loss, ft.lbf/lbm
kf : koefisien contraction losses dhitung dengan cara interpolasi dan
ekstrapolasi
V2 : kecepatan di pipa 2, ft/s
α : 1 (for turbulen flow)
α : 0,55 (for laminar flow)
gc : gravitational, (32,174) lbm.ft/lbf.s2

Gambar 4.2 Mencari nilai friction loss untuk laminer dan turbulen (Geankoplis,
1997)
d. Menghitung Friction Losses from expansion at the tank entrance
Dengan menggunakan persamaan 2.10-15 (Geankoplis, 1997) untuk
kontraksi dari besar (A1) dan kecil (A2).
𝐴2
𝑘𝑒𝑥 = [1 − ] .......................................................................................... (4.16)
𝐴1

Dimana :
kex : koefisien contraction losses
2
A2 : luas pipa, ft
2
A1 : luas pipa, ft

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
51

2 (𝑉 )2
ℎ𝑒𝑥 = 𝑘𝑒𝑥 [2𝑎𝑔 ] ....................................................................................... (4.17)
𝑐

Dimana,
hex = friction loss, ft.lbf/lbm
Kex = koefisien contraction losses
V2 = kecepatan di pipa 2, ft/s
α = 1 (for turbulen flow)
α = 0,55 (for laminar flow)

gc = gravitational, (32,174) lbm.ft/lbf.s2


8. Friction losses in mechanical-energy-balance equation dengan
menggunakan persamaan 2.10-18 (Geankoplis, 1997).
ΣF = Ff + hex + hc + hf .......................................................................... (4.18)
Dimana,
ΣF = friction losses total, lbf.ft/lbm
Ff = friction losses pada pipa lurus, lbf.ft/lbm
hc = friction loss contraction, ft.lbf/lbm
hf = friction loss ellbows, ft.lbf/lbm
hex = friction loss expansion, ft.lbf/lbm
9. Perhitungan Daya Pompa (BHP)
a. Menghitung Ws (Energi Mekanik) dengan menggunakan energi balance pada
incompresible fluid :
1 𝑔 𝑃2 −𝑃1
(𝑣22 − 𝑣12 ) + (𝑧2 − 𝑧1 ) + + Σ𝐹 + 𝑤𝑠 = 0....................... (4.19)
2𝑔𝑐 𝛼 𝑔𝑐 𝜌

Dengan diasumsikan :
V1 = V2
P1 = P2, sehingga ∆P = 0
Z1 = 0 dan Z2 = diasumsikan
gc = 31,174 lbm.ft/lbf.s2
didapatkan persamaan untuk Ws :
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
52

𝑔
(𝑧2 − 𝑧1 ) + Σ𝐹 = −𝑊𝑠 .................................................................... (4.20)
𝑔𝑐

Dengan,
Ws = Energi mekanik, J/kg
ΣF = friction losses, lbf.ft/lbm
b. Menghitung flow rate (m)
m = Q.𝜌 ................................................................................................ (4.21)
Dengan :
m = flow rate, lbm/s
Q = kapasitas, ft3/s
ρ = densitas fluida, lbm.ft/s
c. Brake Horse Power dengan menggunakan persamaan 3.3-2 (Geankoplis,
1997) dan untuk mendapatkan nilai efisiensi pompa menggunakan Figure
5.9 (Coulson & Richardsons, 2005).

Gambar 4.3 Efiensi pompa (Coulson & Richardsons, 2005)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
53

𝑠 𝑊 .𝑚
𝐵𝐻𝑃 = 𝜂.550 ......................................................................................... (4.22)

Dengan,
Ws = Energi mekanik, J/kg
m = flow rate, kg/s
η = efisiensi pompa
10. Perhitungan Daya Motor (P) dengan menggunakan Figure 14.38 (Peter &
Richardsons, 1991)

Gambar 4.4 Efisiensi Motor (Peter, & Richardson, 1991)

𝐵𝐻𝑃
𝑃= .................................................................................................... (4.23)
𝜂𝑚

Dengan,
P = daya motor, kWat
BHP = brake horse power, kWatt
ηm = efisiensi motor

4.2 Tangki
Ukuran tangki yang digunakan ditentukan berdasarkan laju alir bahan yang
masuk kedalam tangki, temperature, tekanan, densitas, dan lamanya penyimpanan
didalam tangki. Dalam perancangan ini, tangki yang digunakan yaitu tangki
alumina, tangki Na2CO3, tangki clarifier, tangki sand filter, tangki air bersih, tangki

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
54

cation exchanger, tangki anion exchanger, tangki air umpan boiler, tangki
deaerator, tangki air pendingin. Tangki yang digunakan adalah tangki silinder
vertikal dan horizontal debngan tutup (head) berbentuk conical head dan
torispherical head. Sementara untuk bagian bottom berbentuk flat dan
torispherical. Jenis conical head digunakan karena jenis head ini cocok digunakan
pada tekanan atmosferis dan suhu lingkungan serta jenis head ini lebih murah
dibandingkan jenis head lainnya. Sementara jenis torispherical head digunakan untuk
penyimpanan produk atau umpan yang berada diatas suhu lingkungan. Jenis flat pada
bottom yang digunakan karena tekanan umpan atau produk hanya berada pada
tekanan 1 atm dan untuk efisiensi biaya.
Jenis material yang digunakan untuk merancang tangki alumina, tangki
Na2CO3, tangki clarifier, tangki sand filter, tangki air bersih, tangki cation
exchanger, tangki anion exchanger, tangki air umpan boiler, tangki deaerator,
tangki air pendingin adalah Carbon Steel SA 283 Grade C. Pemilihan konstruksi
ini didasarkan pada sifat bahan yang akan disimpan, biaya yang lebih murah, dan
jenis Carbon Steel SA 283 Grade C ini paling banyak digunakan. Untuk pengelasan,
semua tangki menggunakan jenis single-welded butt joint. Jenis ini digunakan
agar pengelasan lebih kuat pada tekanan atmosferik. Dari jenis pengelasan ini maka
telah ditetapkan efisiensi energi yang digunakan adalah 85% untuk single-welded butt
joint.
1. Perhitungan Dimensi Tangki
a. Volume Liquid (VL) (Brownell and Young, 1959)
𝐹
𝑉𝐿 = 𝜌 𝑥 𝑡 ..............................................................................(4.24)
𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

Keterangan :
VL = Volue liquid (m3)
F = Laju alir alir massa (kg/jam)
𝜌𝑐𝑎𝑚 =Densitas campuran (kg/m3)
𝑡 = Waktu tinggal (jam)
b. Volume tangki (VT) (Brownell and Young, 1959

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
55

𝑉𝑇 = 100% + 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛 (%)𝑥 𝑉𝐿 .................................. (4.25)


c. Inside Diameter (ID) (Brownell and Young, 1959)
3 4𝑉
𝐼𝐷 = √ 3𝜋𝑇 ..................................................................................... (4.26)

d. Tinggi Tangki (H) (Walas,1990)


H = 1,5 ID ...................................................................................... (4.27)
2. Perhitungan Tebal Shell
a. Tinggi Cairan (HL) (Brownell and Young, 1959)
𝑉𝐿
𝐻𝐿 = ....................................................................................(4.28)
1/4𝜋𝐷 2

Keterangan :
D = Inside Diameter (m)
b. Tekanan Hidrostatik (PHidrostatik) (Brownell and Young, 1959)
𝑔
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘 = 𝜌𝑥 𝑔 𝑥𝐻2 .................................................................(4.29)
𝑐

Keterangan :

g = Percepatan gravitasi (32,174 ft/s2)

gc = Konstanta gravitasi (32,174 lbm.ft/lbf.s2)


c. Tekanan Desain (Pdesain) (Brownell and Young, 1959)
Pdesign = Phidrostatik + Poperasi ....................................................(4.30)
d. Tebal Shell (ts) (Brownell and Young, 1959)
𝑃.𝑅
𝑇𝑠 = 𝑆−𝐸−0,6𝑃 + 𝐶 ...........................................................................(4.31)

Keterangan :
ts = Tebal shell (in)
P = Tekanan desain (psi)
R = Jari-jari (in)
S = Tegangan yang diizinkan (psi)
E = % Efisiensi
C = Faktor korosi (0,125 in)
3. Perhitungan Head

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
56

A. Jenis Chonical Head


a. Outside Diameter (OD) (Brownell and Young, 1959)
OD = ID + 2ts .................................................................................(4.32)
Tebal shell yang digunakan untuk menentukan OD adalah adalah tebal
standar yang didapat di Brownell and young (1959).
b. Tinggi Head (OA) (Brownell and Young, 1959)
𝑂𝐷
𝑂𝐴 = 𝑥 𝑡𝑎𝑛𝜃...............................................................................(4.33)
2

c. Tebal Head (th)


𝑃𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑂𝐷
𝑡ℎ = .........................................................................(4.34)
2𝑐𝑜𝑠𝜃(𝐹𝐸−0,6𝑃)

Keterangan :
F = Tegangan yang diizinkan (psi)
E = % Efisiensi
B. Jenis Torispherical Head
a. Tebal Head (th)
0,885𝑃
𝑡ℎ = 𝑆𝐸−0,1𝑃 + 𝐶..............................................................................(4.35)

b. Tinggi Head (OA)


OA = th + b + sf ..............................................................................(4.36)
Keterangan:
th = tebal head (in), dipilih tebal standar yang ada di Brownell and Young,
1959
b = r – AC (Tabel 5.7 Brownell and Young, 1959)
sf = Straight Flange (Tabel 5.6 Brownell and Young, 1959)
Karena bottom horizontal, maka perhitungan tinggi bottom sama dengan
tebal shell.
c. Tinggi Total Tangki
Tinggi total = tinggi silinder + tinggi head +tinggi bottom
= tinggi silinder + tinggi head + tebal shel.................(4.37)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
57

4.3 Bak Pengolahan Limbah


Untuk memudahkan perhitungan utilitas pabrik, diperlukan beberapa asumsi.
Perhitungan rancangan utilitas pabrik diasumsikan pada steady state. Secara
keseluruhan persamaan yang digunakan untuk merancang bak pengolahan limbah
adalah sama. Adapun persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Laju Volumetrik (v)
𝐹
𝑣= ..................................................................................................(4.38)
𝜌

Volume Bak (VL)


𝑣
𝑉𝐿 = × 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 .........................................................................(4.39)
𝑡

Tinggi Bak (H)


𝑉 1/3
𝐻 = [35𝐿] ........................................................................................... (4.40)

Dengan panjang bak (P) = 7H dan Lebar Bak (l) = 5H


Keterangan:
F = Laju alir air (kg/jam)
𝜌 = Densitas air (kg/m3)
v = Laju volumetrik (m3/jam)
t = Waktu tinggal (jam)
VL = Volume Bak (m3)

4.4 Cooling Tower


Cooling tower adalah unit penyedia air pendingin bagi cooler pada proses
utama pada pabrik triacetin yang berguna untuk menurunkan suhu suatu aliran proses
dengan cara menyerap kalor dari aliran tersebut. Pada sistem air pendingin ini,
cooling tower yang dipakai adalah induced draft cooling tower, yang memiliki
keuntungan adalah efisiensinya yang besar mencapai 90% karena terdapat fan.
Diasumsikan bahwa 80% air pendingin bekas dapat dipakai kembali, 20% adalah
fresh water dari anion exchanger.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
58

 Tower area:
Untuk memperoleh data tower area yang dibutungkan untuk membangun cooling
tower. Mula mula dihitung terlebih dahulu kecepatan aliran air dengan persamaan
berikut:
𝐹
𝑄 = 𝜌 ............................................................................................................. (4.41)

Yang dikonversikan dalam satuan gpm (galon per menit)


Kemudian dari Fig 12.14, Perry, dapat diperoleh konsentrasi air pada cooling tower
pada rentang temperatur panas dan dingin.

Gambar 4.5 Konsentrasi Air pada Cooling Tower Tipe Induced Draft (Perry, 1997)
Sehingga tower area dapat diperoleh dengan persamaan
𝑄
𝐴𝑡𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝐶 ............................................................................................. (4.42)
𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟

 Power Fan:
Dari Fig. 12-15, Perry, untuk menentukan standar tower performance kita dapat
menghubungkannya ke titik turning point sehingga diperoleh power dari tower area.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
59

Gambar 4.6 Penentuan Horsepower dari Tower Area

Sehingga tenaga yang dihasilkan kipas (fan):


𝑃𝑓𝑎𝑛 = 𝑃𝑡𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑎𝑟𝑒𝑎 × 𝐴𝑡𝑜𝑤𝑒𝑟 ......................................................................... (4.43)
Tenaga motor penggerak fan diperoleh dari Gamabr 4.5 dengan menghubungkan
titik pada efisiensi motor ke grafik sehingga diperoleh tenaga motor.
Lalu, tentukan kecepatan aliran massa dengan persamaan.
𝑄
𝑣=𝐴 ...................................................................................................... (4.44)
𝑡𝑜𝑤𝑒𝑟

Sehingga kita dapat menetukan alat yang akan digunakan dari nilai v pada Tabel 17.2
Alan Foust.

4.5 Boiler
Boiler adalah alat penghasil steam yang berguna untuk menaikkan temperatur
aliran proses dengan cara melepaskan kalor dari steam ke dalam aliran tersebut.
Terdapat 2 jenis boiler, yaitu fire tube boiler dan water tube boiler. Pada rancangan
ini, kami memilih jenis fire tube boiler, karena fire tube boiler didesain untuk
kapasitas rendah 9000 kg/jam dengan tekanan 150 psi. Umpan boiler berasal dari
tangki umpan boiler, diasumsikan bahwa 80% kondensat dapat digunakan kembali,
sedangkan 10% sisanya merupakan fresh water yang berasal dari anion exchanger.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
60

Hitung dahulu energi untuk menaikkan suhu make up water segar dengan
persamaan:
𝑇2
∆𝑄𝑤 = 𝐹 ∫𝑇1 𝐶𝑝 𝑑𝑇 ......................................... (4.45)
Lalu hitung juga energi untuk menghasilkan saturated steam dengan persamaan:
𝑄 = 𝐻𝑓 × 𝐹𝑘𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡 .......................... (4.46)
𝑠𝑎𝑡.𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚

Maka energi yang dibutuhkan


𝑄𝑡𝑜𝑡 = ∆𝑄𝑤 + 𝑄 ............................................ (4.47)
Untuk mengetahui kinerja boiler dengan mengasumsikan efisiensi sebesar η dengan
persamaan:
𝑄𝑡𝑜𝑡
𝑄𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟 = ................................................ (4.48)
η

Untuk menentukan bahan bakar yang akan digunakan serta nilai NHP dapat dilihat
pada buku Perry, 1997, lalu kebutuhan bahan bakar dapat ditentukan dengan
persamaan:
𝑡𝑜𝑡𝑄
𝐹𝑓𝑢𝑒𝑙 = 𝑁𝐻𝑉 ............................................... (4.49)

Kemudian, pembakaran memerlukan gas oksigen pada prosesnya, sehingga kita dapat
menentukan total kebutuhan udara yang akan diumpankan ke boiler:
𝐹
𝑁𝑓𝑢𝑒𝑙 = 𝐵𝑀𝑓𝑢𝑒𝑙 ........................................... (4.50)
𝑓𝑢𝑒𝑙

𝑁𝑂2 = 𝑘𝑜𝑒𝑓. 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑂2 × 𝑁𝑓𝑢𝑒𝑙


Komposisi udara : O2 = 21%
N2 = 79%
79%
𝑁𝑁2 = 21% × 𝑁𝑂2

𝐹𝑎𝑖𝑟 = 𝑁𝑂2 + 𝑁𝑁2 ........................................................................................... (4.51)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
61

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, 1995, Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Dan Potensi
Ekonomi. Jakarta. UI Press
Brownell, L.E and Young, E.H. 1959. Process Equipment Design. John Wiley &
Sons. New York.
Coulson, J.M and Richardson, J.F. 1993. Chemical Engineering
Design, Pergamon Press, Vol.2.
Geankoplis, C.J. 1997. Transport Process and Unit Operation 3rd edition. Prentice
Hall Inc. Englewood Cliffs. New Jersey.
Kurita. 2012. Kurita Handbook of Water Treatment. Kurita Water Industries Ltd.
McCabe, W.L., Smith, J.C and Harriot,P. 1985. Unit Operation of Chemical
Engineering 5th edition. McGraw-Hill Book Co. Inc. New York.
Metcalf and Eddy. 1991. Waste Water Engineering Treatment And Reuse.
America. Nalco.1988. The Nalco Water Handbook. 2nd Edition New York:
McGraw-Hill Book Company.
Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. 2016. Peraturan Mentri Negara
Lingkungan Hidup Indonesia No.68 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.
KepMenKes No. 492/MENKES/PER/1V/2010. Baku Mutu Air Minum.
KepMenLH No. 03 Tahun 2010. Baku Mutu Limbah Cair Industri.
Nalco, 2007, Proses Penjernihan Air Baku, PT. Kawasan Industri Dumai-Wilmar
Group ; Dumai.
Perry, J. H et al. 1997. Chemical Engineers' Handbook, 7th Edition, McGraw-Hill,
New York.
Peter, et all. 2003. Plant Design and Economics for Chemical Engineers, 5th ed. New
York : University of Colorado.
Setiadi, H, “Studi Karakteristik Konduktivitas Termal Paduan xSn-yAl Sebagai
Bahan Solder Alternatif Ramah Lingkungan”, Skripsi S1 Universitas Sebelas
Maret, 2006.
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
62

Soeswanto. 2000. Kualitas Umpan Boiler. http:www.academia.edu diakses pada


tanggal 26 November 2018 UNEP. 2006. Boiler dan Pemanas Fluida Termis.
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri.
UNEP. 2006. Boiler dan Pemanas Fluida Termis. Pedoman Efisiensi Energi untuk
Industri.
Wallas, Stanley. 1988. Chemical Process Equipment. Selection and Desain.
Butterworth-Heinneman, USA.

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
63

LAMPIRAN A
SPESIFIKASI PERALATAN
SISTEM UTILITAS

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
64

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Penampungan Air Sungai
KODE : BP-100
: Mennyimpan sementara air sungai dan mengendapkan
FUNGSI beberapa impurities yang ada di dalamnya
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 1000 kg/m3
Viskositas cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Volumetrik 851,7469 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 22486,12 m3
Panjang 60,40138 m
Lebar 43,14384 m
Tinggi 8,628768 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
65

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Tangki Pelarutan Al2(SO4)3
KODE : T-100
FUNGSI : Tempat Melarutkan Al2(SO4)3
TIPE : Tangki silinder tegak dilengkapi pengaduk dan tutup
atas berjenis torispherical dan bawah plat
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 1106,89 kg/m3
Viskositas 0,00069 Kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Na2CO3 42,5873 kg/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Jenis Pengaduk Turbin berdaun 6 dengan 4 baffle
Volume cairan 0,3436 m3
Diameter 20,7276 In
Tinggi tangki 62,1829 In
Tebal Shell 0,1370 In
Tebal Head 0,1559 In
Tinggi Head 6,5074 In
Tinggi total tangki 1,9819 m
Tinggi cairan 0,7567 m
Diameter turbin 10,3638 In
Lebar daun 2,0727 In
Lebar baffle 0,8601 In
Lebar batang 2,5909 In
Jarak dari dasar tangki 3,42 In
Diameter daun 6,9437 In
Daya 2 Hp

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
66

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Tangki Pelarutan Na2CO3
KODE : T-101
FUNGSI : Tempat Melarutkan Na2CO3
TIPE : Tangki silinder tegak dilengkapi pengaduk dan tutup
atas berjenis torispherical dan bawah plat
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 1077,52 kg/m3
Viskositas 0,00069 Kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Na2CO3 22,9971 kg/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Jenis Pengaduk Turbin berdaun 6 dengan 4 baffle
Volume cairan 0,190575 m3
Diameter 17,0290 In
Tinggi tangki 51,0871 In
Tebal Shell 0,1353 In
Tebal Head 0,1528 In
Tinggi Head 5,8478 In
Tinggi total tangki 2,2001 m
Tinggi cairan 1,1796 m
Diameter turbin 8,5145 In
Lebar daun 1,7029 In
Lebar baffle 0,7067 In
Lebar batang 2,1286 In
Jarak dari dasar tangki 2,8097 In
Diameter daun 5,7047 In
Daya 3 Hp

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
67

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Clarifier
KODE : CL-100
FUNGSI : Tempat penggumpalan partikel
TIPE : Silinder tegak konis
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,00084 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851747 kg/jam
Volume 1879,44 m3
Waktu Tinggal 2 Jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tinggi Shell 12,149 m
Tinggi Kerucut 3,2803 m
ID Clarifier 12,1494 m
Tinggi Total Tangki 15,429 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
68

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Sand Filter
KODE : SF-100
FUNGSI : Menyaring partikel tersuspensi yang masih ada di
dalam air
TIPE : Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah
berbentuk torispherical
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,00084 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Volume 939,665 m3
Waktu Tinggal 1 jam
DATA PERANCANGAN
Inside Diamter (ID) 2,98 m
Tinggi Shell 8,955 m
Tekanan Desain 28,861 psi
Tebal shell 0,2915 in
Tebal head 0,4105 in
Tinggi head 0,604 m
Tinggi Total Tangki 10.164 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
69

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Penyimpanan Air Bersih
KODE : BP-101
FUNGSI : Mennyimpan sementara air bersih
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 1000 kg/m3
Viskositas cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Volumetrik 851,7469 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 22486,12 m3
Panjang 60,40138 M
Lebar 43,14384 M
Tinggi 8,628768 M

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
70

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Cation exchanger
KODE : T-102
FUNGSI : Menghilangkan kation-kation yang ada di dalam air
TIPE : Fixed bed ion exchanger
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Volumetrik 939,6654 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Resin Strong acid cation
Luas Penampang Bed 344,7686 ft2
Diameter 251,4839 In
Tinggi shell 25,4839 In
Tebal Shell 0,4447 In
Tebal Head 0,5295 In
Tinggi Head 60,8794 In
Tinggi total tangki 9,4803 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
71

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Anion exchanger
KODE : T-103
FUNGSI : Menghilangkan anion-anion yang ada di dalam air
TIPE : Fixed bed ion exchanger
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 851746,9 kg/jam
Laju alir Volumetrik 939,6654 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN

Tipe Resin weak base anion


Luas Penampang Bed 243,366 ft2
Diameter 211,2888 In
Tinggi shell 211,2888 In
Tebal Shell 0,3771 In
Tebal Head 0,4837 In
Tinggi Head 45,6253 In
Tinggi total tangki 7,6845 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
72

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Tangki Penyimpanan Kondensat
KODE : T-104
FUNGSI : Menampung air umpan boiler
: Silinder tegak dilengkapi tutup jenis torispherical
TIPE dibagian atas dan bawah
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,000835 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Lama Alir Massa 7536,714 Hk/h
Volume 1577,97 ft3
Waktu Tinggal
MATERIAL DAN DISAIN
Inside Diamter (ID) 6,334 m
Tinggi Shell 6,334 m
Material Carbon Steel SA-285 grade C
Tekanan Desain 25,154 psi
Tebal shell 0,4105 in.
Tebal head 0,489 in.
Tinggi head 1,522 m
Tinggi Total Tangki 9,379 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
73

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


Nama Alat : Boiler Saturated Water
Kode : B-100
Fungsi : Menghasilkan Steam
Tipe : Fire Tube Boiler
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,000835 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 7536,714 kg/jam
Temperatur Masuk 303 K
Temperatur Keluar 383 K
DESAIN
Jumlah energi untuk menaikkan suhu 271321,7
kkal/jam
umpan
Jumlah energi untuk menghasilkan 38890953
kkal/jam
saturated steam
Jumlah energi total 39162275 kkal/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
74

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


Nama Alat : Boiler Superheated Water
Kode : B-100
Fungsi : Menghasilkan Steam
Tipe : Fire Tube Boiler
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,000835 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 75367,14 kg/jam
Temperatur Masuk 383 K
Temperatur Keluar 723 K
DESAIN
Jumlah energi untuk menaikkan suhu 11531173
kkal/jam
umpan
Jumlah energi untuk menghasilkan 388909534,4
kkal/jam
saturated steam
Jumlah energi total 400440707,4 kkal/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
75

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Tangki Air Hydrant
FUNGSI : Menampung air umpan umpan proses-proses di pabrik
: Silinder tegak dilengkapi tutup jenis torispherical dibagian
TIPE atas dan bawah
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,000835 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Lama Alir Massa 781746,901 kg/h
Volume 1034,927 m3
Waktu Tinggal
MATERIAL DAN DISAIN
Inside Diamter (ID) 10,965 m
Tinggi Shell 10,965 m
Material Carbon Steel SA-285 grade C
Tekanan Desain 31,721 psi
Tebal shell 0,7485 in.
Tebal head 0,584 in.
Tinggi head 1,228 m
Tinggi Total Tangki 13,421 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
76

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Tangki Air Domestik
: Menampung air acadangan yang digunakan sewaktu terjadi
musibah kebakaran, baik untuk perumahan, perkantoran,
FUNGSI laboratorium, maupun area lain yang ada di sekitar pabrik.
: Silinder tegak dilengkapi tutup jenis torispherical dibagian
TIPE atas dan bawah
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997,08 kg/m3
Viskositas 0,000835 kg/m.s
KONDISI OPERASI
Lama Alir Massa 35000000 kg/h
Volume 21,676 m3
Waktu Tinggal
MATERIAL DAN DISAIN
Inside Diamter (ID) 6,657 m
Tinggi Shell 6,657 m
Material Carbon Steel SA-285 grade C
Tekanan Desain 25,612 psi
Tebal shell 0,4305 in.
Tebal head 0,4960 in.
Tinggi head 1,674 m
Tinggi Total Tangki 10,0067 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
77

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT

NAMA ALAT : Pompa Clarifier


KODE : P-101
FUNGSI : Mengalirkan Air Sungai Ke Klarifier
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8007 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 16442 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 11,885 hp
Daya Pompa 14 hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,35 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 15 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
78

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Sand filter
KODE : P-106
FUNGSI : Mengalirkan air ke sand filter
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 1.000 kg/m3
Viskositas 0,80088 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 177892,6734 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 6,3875 hp
Daya Motor 7,9844 hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
NPS 9,2-in., Schedule No. 40
Diameter Dalam 9,1306 in.
Diameter Luar 9,825 in.
Panjang 10 m
Luas Penampang 62,7091 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
79

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Sand Filter
KODE : P-107
FUNGSI : Mengalirkan air ke bak air bersih
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 16442 kg/jam
Temperatur 301,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 10,359 Hp
Tenaga Motor 13 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 20 m
Luas Penampang 4 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
80

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Air Hydrant
KODE : P-108
FUNGSI : Memompakan Fluida ke Tangki Air Hydrant
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 371,621 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 0,3099 Hp
Tenaga Motor 1 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 6,065 in.
Diameter Luar 6 in.
Panjang 30 m
Luas Penampang 28,9 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
81

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Air Domestik
KODE : P-109
FUNGSI : Mengalirkan Air ke Tangki Air Domestik
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 5622 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 3,454 Hp
Tenaga Motor 5 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 320 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
82

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Cation exchanger
KODE : P-110
FUNGSI : Mengalirkan air ke tangki air umpan boiler dan tangki
air proses
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 9044 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 2,166 Hp
Tenaga Motor 3 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 25 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
83

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Anion exchanger
KODE : P-111
FUNGSI : Mengalirkan air ke tangki air umpan boiler dan tangki
air proses
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 9044 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 1,734 Hp
Tenaga Motor 3 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 15 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
84

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Deaerator
KODE : P-112
FUNGSI : Mengalirkan Air ke Unit Deaerator
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 9044 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 20,669 Hp
Tenaga Motor 24 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 30 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
85

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Tangki Simpan
KODE : P-113
FUNGSI : Mengalirkan Air ke Unit Deaerator
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 9044 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 20,669 Hp
Tenaga Motor 24 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 30 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
86

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Air Pendingin
KODE : P-114
FUNGSI : Mengalirkan air dari Deaerator menuju Tangki Pendingin
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 9044 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 Psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 20,669 Hp
Tenaga Motor 24 Hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 30 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
87

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Kondensat menuju Tanki Simpan
KODE : P-115
FUNGSI : Mengalirkan Air dari Kondensat menuju Tanki Simpan
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8397 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 7537 kg/jam
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 16,178 hp
Tenaga Motor 19 hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 15 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
88

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Pompa Air Umpan Boiler
KODE : P-116
FUNGSI : Mengalirkan air dari Tangki Simpa ke Unit Boiler
SIFAT FISIK
Nama Fluida Air [H2O]
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju Alir 7537
Temperatur 303,15 K
Tekanan Masuk 14,7 psia
MATERIAL DAN DESAIN
Material Casting Iron
Type Pompa Sentrifugal
Break Horse Power 3,449 hp
Tenaga Motor 4 hp
DESAIN PERPIPAAN
Material Commercial steel
Diameter Dalam 23,25 in.
Diameter Luar 24 in.
Panjang 10 m
Luas Penampang 425 in2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
89

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN ALAT
SISTEM UTILITAS

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
90

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Penampung Air Sungai Kode

Fungsi Menampung air sungai dan mengendapkan beberapa BP-101


pengotor yang ada didalamnya

Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup

Data Perancangan
Laju alir massa, F : 19730,012 kg/jam
Densitas air,  : 1000 kg/m3
Waktu tinggal, t : 24 jam
Perhitungan Dimensi Bak
Laju alir volumetrik air, Q:
𝐹 19730,012 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
𝑄= = = 19,73001193 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
𝜌 1.000 𝑘𝑔/𝑚3
Volume bak, V:
19,73001193 𝑚3
𝑉=𝑄𝑥𝑡= 𝑥 24𝑗𝑎𝑚 = 473,5202 𝑚3
𝑗𝑎𝑚
Digunakan over desain = 10%
Maka volum bak menjadi : V = 473,5202 m3 x 1,1 = 520,8723 m3
Direncanakan dimensi bak : Panjang : Lebar : Tinggi = 7 : 5 : 1
Misal: Tinggi = H
Maka volume bak:
V = 7H x 5H x H
520,8723 m3 = 35 H3 => H = 2,4597 m
Sehingga diperoleh dimensi:
Panjang = 17,218 m
Lebar = 12,298 m
Tinggi = 2,4597 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
91

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Pelarutan Alum Kode
Fungsi Tempat Melarutkan Al2(SO4)3
Jenis Alat Tangki silinder tegak dilengkapi pengaduk dan
tutup atas berjenis torispherical dan bawah plat

Data Perhitungan :
Temperatur, Tair = 30ºC
Densitas, ρ = 997,08 kg/m3
Viskositas air, μ = 0,00080 kg/m.s
Densitas Al2(SO4)3, ρ = 1363,1 kg/m3
Viskositas Al2(SO4)3, μ = 0,00042 kg/m.s
Densitas campuran, ρ = 1106,89 kg/m3
Viskositas Campuran, μ = 0,00069 kg/m.s
Laju alir air yang akan diolah = 16441,677 kg/jam
Waktu tinggal = 3 jam

Perhitungan Dimensi Tangki


Laju alir massa, F = 50 ppm × 16441,677 kg/jam = 0,82208383 kg/jam
Pemakaian Al2(SO4)3 terhadap jumlah air yang akan diolah adalah 50 ppm/kg
Air = 50 mg/L = 50 g/m3 (Nalco, 2007).

1. Volume Tangki
Al2(SO4)3 yang digunakan = 50 ppm
Al2(SO4)3 yang digunakan berupa larutan 30% (w/w)
Laju massa Al2(SO4)3 = 42,5873 kg/jam
𝑘𝑔
(42,58730,82208383 )(3 𝑗𝑎𝑚)
𝑗𝑎𝑚
Volume larutan (V1) = = 0,00603099 m3
30% x 1363,1 kg/𝑚3

Over design = 10%


Volume tangki = 1,1 x 0,00603099 m3 = 0,00663409 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
92

2. Diameter dan Tebal Tangki


Volume silinder tangki (Vs)
𝜋HsD𝑖 2
Vs = (Brownell and Young, 1959)
4
Dimana:
Di = diameter dalam silinder (ft)
Hs = tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 3 : 1
𝜋(3/1𝐷𝑖)𝐷𝑖 2
3
0,3436 𝑚 =
4
Di = 0,14123101 m = 5,560265 in
Hs = 3 x Di = 0,42369302 m = 16,68079 in
Tinggi cairan dalam tangki
Volume silinder = 0,3136 m3
Volume cairan = 0,3124 m3
Tinggi silinder = 1,5794 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki = volume silinder
(0,324 m3)( 1,5794 𝑚)
= 0,3436 𝑚3

Hc = 0,01460733 𝑚
P hidrostatis = ρgHc
= (1.106,89 kg/m3) x (9,8 m/s2) x (0,01460733 m)
= 158,453331 N/m2
= 0,022976 Psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 10%
P design = 1,1 x (0,022976 Psi + 14,7 Psi)
= 16,19 Psi

3. Direncanakan digunakan bahan konstruksi Plate steel SA-167, Tipe 304


Dari brownell & Young, item 4, Appendix D halaman 342, 1979, diperoleh data:
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
93

Allowable working stress (s) = 18750 Psi


Efisiensi sambungan (E) = 0,8
Faktor korosi C = 0,125 in (Perry, 1984)
n = 10 tahun
Tebal dinding tangki, tt
PR
t design = SEj−0,6 P + Cc (Timmerhaus, 1991)

5,560265 in
(16,19 Psi) ( )
= 2 + 0,125
(18750 Psi x 0,8) − 0,6 (16,19 Psi)
= 0,128 in
Dari tabel 5.4 halaman 87 Brownell and Young, 1979, dipilih tebal tangki standar
3/16 in.

4. Perhitungan Tebal Head (th)


Perhtungan OD
OD = ID +2ts
= 5,560265 in + (2 x 0,128 in)
= 5,81627 in
Dipilih OD = 12 in, (Tabel 5.7 Halaman 87, Brownell and Young, 1959), maka
diperoleh nilai:
irc = 0,75 in
rc = 12 in
0,885 x P x rc
th = ( S x E )−( 0,1 x P design) + c

= 0,136467 in
Jadi dipilih tebal head, th = 3/16 in (Halaman 88 Brownell and Young, 1959).

5. Perhitungan Tinggi Head (Th)


Data Perancangan:
𝐼𝐷 5,560265 in
𝑟= = = 2,78013 in
2 2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
94

𝐴𝐵 = 𝑟 − 𝑖𝑟𝑐 = 2,78013 in − 0,75 in = 2,0301 in


BC = 𝑟𝑐 − 𝑖𝑟𝑐 = 12 in − 0,75 in = 11,25 in

𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − 𝐴𝐵 2 = √(11,25 𝑖𝑛)2 − (2,0301𝑖𝑛)2 = 11,0653 𝑖𝑛


𝑏 = 𝑟𝑐 − 𝐴𝐶 = 12 in − 11,0653 in = 0,93469 in
Dipilih nilai untuk sf = 3 in
Jadi, th = ts + b + sf
= 0,128 in + 0,93469 in + 3 in
= 4,06269 in

6. Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T


T = ID + th + OD
= 5,560265 in + 4,06269 in + 5,81627 in
= 15,4392 in = 0,3921 m

7. Perhitungan Dimensi Pengaduk


Direncanakan menggunakan pengaduk tipe turbin berdaun enam, dilengkapi dengan 4
baffle. Bahan konstruksi carbon steel SA-285 Grade C. Diambil standar design:
( Tabel 3.4-1, Halaman 144, Geankoplis 1997).
Standar Desain:
Da/Dt = 0,5
W/Da = 0,2
J/Dt = 0,083
L/Da = 0,25
C/Dt = 0,33
Dd/Da = 0,67
Dimana:
W = diameter pengaduk
L = lebar pengaduk
C = tinggi dasar tangki ke pengaduk
Dt = diameter tangki dan Dd = diameter batang daun pengaduk

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
95

Diperoleh:
Da = ID x (Da/Dt)
= 5,560265 m x (0,5)
= 0,07061 m = 2,780132 in

W = W/Da x Da
= 0,2 x 2,780132 in
= 0,55602 in
J = Da x (J/Dt)
= 2,780132 in x 0,083
= 0,23075 in
L = Da x 0.25
= 2,780132 in x 0,25
= 0,695 in
C = Da x (C/Dt)
= 2,780132 in x 0,33
= 0,91744 in
Dd = Da x (Dd/Da)
= 2,780132 in x 0,67
= 1,862688 in

8. Perhitungan Daya Motor Pengaduk

 Kecepatan Supervisial
V = 0,5 ft/s = 0,1525 m/s
Bilangan Reynold, NRe: (Gambar 2.10-3, Geankoplis, 1997).
Da2 vρ
NRe = 𝜇
𝑘𝑔
(2,780132 𝑚)2 (0,15)(1106,88 )
𝑚3
= 𝑘𝑔
0,00042 .𝑠
𝑚

= 4879,6123

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
96

 Kecepatan Pengadukan
𝑁𝑅𝑒 𝑥 𝜇 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
N= 𝐷𝑎 𝑥 𝜌 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

= 0,043075 rps = 2,58452 rpm


 P (Pengadukan)
Dari (Gambar 3.4-4, Halaman 145, Geankoplis 1997), berdasarkan NRe, maka
diperoleh Np (daya bilangan) = 5
Daya pengadukan = Np x ρ campuran x N3 x Da5
= 5 x 1.106,89 x 2,584523 x 2,7801325
= 2,48 x 10-5 J/s = 3,33 x 10-8 hp
Efisiensi motor pengaduk = 80%
3,33 x 10−8
Daya pengaduk = = 2,666 x 10−8
80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
97

LEMBAR PERHITUNGAN

Nama Alat Tangki Pelarutan Na2CO3 Kode

Fungsi Tempat Melarutkan Na2CO3

Jenis Alat Tangki silinder tegak dilengkapi pengaduk dan


tutup atas berjenis torispherical dan bawah plat

Data Perhitungan :
Temperatur, Tair = 30ºC
Densitas, ρ = 997,08 kg/m3
Viskositas air, μ = 0,00080 kg/m.s
Densitas Na2CO3, ρ = 1327,4 kg/m3
Viskositas air, μ = 0,001 kg/m.s
Densitas campuran, ρ = 1077,52 kg/m3
Viskositas Na2CO3, μ = 0,00069 kg/m.s
Laju alir air yang akan diolah = 16441,6766 kg/jam
Waktu tinggal = 3 jam

Perhitungan Dimensi Tangki


Laju alir massa, F = 27 ppm × 16441,6766 kg/jam = 0,443925 kg/jam
Pemakaian Na2CO3terhadap jumlah air yang akan diolah adalah 50 ppm/kg
Air = 50 mg/L = 50 g/m3 (Nalco, 2007).

1. Volume Tangki
Na2CO3 yang digunakan = 27 ppm
Na2CO3 yang digunakan berupa larutan 30% (w/w)
Laju massa Na2CO3 = 16441,6766 kg/jam
𝑘𝑔
(16441,6766 )(3 𝑗𝑎𝑚)
𝑗𝑎𝑚
Volume larutan (V1) = = 0,003344 m3
30% x 1363,1 kg/𝑚3

Over design = 10%


Volume tangki = 1,1 x 0,003344 m3 = 0,003678 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
98

2. Diameter dan Tebal Tangki


Volume silinder tangki (Vs)
𝜋HsD𝑖 2
Vs = (Brownell and Young, 1959)
4
Dimana:
Di = diameter dalam silinder (ft)
Hs = tinggi tangki silinder (ft)
Ditetapkan perbandingan tinggi tangki dengan diameter tangki
Hs : Di = 3 : 1
𝜋(3/1𝐷𝑖)𝐷𝑖 2
3
0,1905 = 𝑚 =
4
Di = 0,1160299 m = 4,568 in
Hs = 3 x Di = 0,1160299 m = 0,316445 in
Tinggi cairan dalam tangki
Volume silinder = 0,003678 m3
Volume cairan = 0,003344 m3
Tinggi silinder = 0,1160299 m
volume cairan x tinggi silinder
Tinggi cairan dalam tangki = volume silinder
(0,003344 m3)( 0,1160299 𝑚)
= 0,003678 𝑚3

= 0,31644 𝑚
P hidrostatis = ρgHc
= (1327,4 kg/m3) x (9,8 m/s2) x (0,31644 m)
= 3341,5651 N/m2
= 0,484527 Psi
Faktor keamanan untuk tekanan = 10%
P design = 1,1 x (0,484527 Psi + 14,7 Psi)
= 16,7029 Psi

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
99

3. Direncanakan digunakan bahan konstruksi Plate steel SA-167, Tipe 304


Dari brownell & Young, item 4, Appendix D halaman 342, 1979, diperoleh data:
Allowable working stress (s) = 18750 Psi
Efisiensi sambungan (E) = 0,8
Faktor korosi C = 0,125 in (Perry, 1984)
n = 10 tahun
Tebal dinding tangki, tt
PR
t design = + Cc (Timmerhaus, 1991)
SEj−0,6 P

4,568 in
(16,7029 Psi) (
= 2 ) + 0,125
(18,750 Psi x 0,8) − 0,6 (16,7029 Psi)
= 0,12745 in
Dari tabel 5.4 halaman 87 Brownell and Young, 1979, dipilih tebal tangki standar
3/16 in.

4. Perhitungan Tebal Head (th)


Perhtungan OD
OD = ID +2ts
= 4,568 in + (2 x 0,12745 in)
= 4,823187 in
Dipilih OD = 28 in, (Tabel 5.7 Halaman 89, Brownell and Young, 1959), maka
diperoleh nilai:
irc = 0,75 in
rc = 12 in
0,885 x P x rc
th = ( S x E )−( 0,1 x P design) + c

= 0,13682 in
Jadi dipilih tebal head, th = 3/16 in (Halaman 88 Brownell and Young, 1959).

5. Perhitungan Tinggi Head (Th)


Data Perancangan:

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
100

𝐼𝐷 4,568 in
𝑟= = = 2,284048 in
2 2
𝐴𝐵 = 𝑟 − 𝑖𝑟𝑐 = 2,284048 in − 0,75 in = 1,534048 in
BC = 𝑟𝑐 − 𝑖𝑟𝑐 = 12 in − 0,75 in = 11,25 in

𝐴𝐶 = √𝐵𝐶 2 − 𝐴𝐵 2 = √( 11,25 𝑖𝑛)2 − (1,534048 𝑖𝑛)2 = 11,14491 𝑖𝑛


𝑏 = 𝑟𝑐 − 𝐴𝐶 = 12 in − 11,14491 in = 0,85508212 in
Dipilih nilai untuk sf = 3 in
Jadi, th = ts + b + sf
= 0,12745 in + 0,85508212 in + 3 in
= 3,982627 in

6. Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T


T = ID + th + OD
= 4,568 in + 3,982627 in + 4,823187 in
= 13,373912 in = 0,33969 m

7. Perhitungan Dimensi Pengaduk


Direncanakan menggunakan pengaduk tipe turbin berdaun enam, dilengkapi dengan 4
baffle. Bahan konstruksi carbon steel SA-285 Grade C. Diambil standar design:
( Tabel 3.4-1, Halaman 144, Geankoplis 1997).
Standar Desain:
Da/Dt = 0,5
W/Da = 0,2
J/Dt = 0,083
L/Da = 0,25
C/Dt = 0,33
Dd/Da = 0,67
Dimana:
W = diameter pengaduk
L = lebar pengaduk

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
101

C = tinggi dasar tangki ke pengaduk


Dt = diameter tangki dan Dd = diameter batang daun pengaduk
Diperoleh:
Da = ID x (Da/Dt)
= 4,568 m x (0,5)
= 0,05901 m = 2,284049 in

W = W/Da x Da
= 0,2 x 2,284049 in
= 0,456809 in
J = Da x (J/Dt)
= 2,284049 in x 0,083
= 0,7067 in
L = Da x 0.25
= 8,5154 in x 0,25
= 2,1286 in
C = Da x (C/Dt)
= 8,5154 in x 0,33
= 2,8097 in
Dd = Da x (Dd/Da)
= 8,5154 in x 0,67
= 5,7047 in

8. Perhitungan Daya Motor Pengaduk

 Kecepatan Supervisial
V = 0,5 ft/s = 0,15 m/s
Bilangan reynold, NRe: (Gambar 2.10-3, Geankoplis, 1997).
Da2 vρ
NRe = 𝜇

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
102

(0,2162 𝑚)2 (0,15)(1106,88 𝑘𝑔/𝑚3


= 𝑘𝑔
0,00069 .𝑠
𝑚

= 44554,91
 Kecepatan Pengadukan
𝑁𝑅𝑒 𝑥 𝜇 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
N= 𝐷𝑎 𝑥 𝜌 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

= 1,3924 rps = 79,1545 rpm


 P (Pengadukan)
Dari (Gambar 3.4-4, Halaman 145, Geankoplis 1997), berdasarkan NRe, maka
diperoleh Np (daya bilangan) = 5
Daya pengadukan = Np x ρ campuran x N3 x Da5
= 5 x 1.106,89 x 1,39243 x 0,21625
= 187,281 J/s = 2,51 hp
Efisiensi motor pengaduk = 80%
2,51ℎ𝑝
Daya pengaduk = = 3,1375 ℎ𝑝
80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
103

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Penampung Air Bersih Kode
Fungsi Menampung air bersih dan mengendapkan beberapa
BP-101
pengotor yang ada didalamnya
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan
Densitas air, ρair = 997,08 kg/m3 = 62,25 lb/ft3

Viskositas air, µair = 0,8937 cP = 6,01 x 10-4 lb/ft.s (Appendix A.2-3,


Geankoplis, 1997)

Laju alir air, = 851747,9 kg/jam = 877778 lb/h

Waktu tinggal = 24 jam

Over design = 10 % (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &


Timmerhaus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 851747,9 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 851,7469 m3/jam
997,08 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 851,7469 × 24 = 20441,93 m3

Factor koreksi volume bak

V =1,1 × 20441,93= 22486,12 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
104

H = 8,6287 m

P = 7 X 8,6287 m = 60,4013 m

L = 5 X 8,6287 m = 43,1438 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
105

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Clarifier Kode Alat

Fungsi Tempat penggumpalan partikel


CL-100
Tipe Silinder vertikal dengan alas konis

Data Perhitungan :
Laju alir air, Fair : 851746,9 kg/jam
Densitas air, ρair : 997,08 kg/m3
Densitas alum, ρalum : 1363,1 kg/m3
Densitas soda ash, ρNa2CO3 : 1327,4 kg/m3
Laju alir massa alum, Falum : 22,9971 kg/jam
Laju alir massa soda ash, F Na2CO3 : 42,58735 kg/jam
Waktu tinggal : 2 jam [Walas,1990]
Volum air, Vair

Fair x Waktu t inggal (851746,9 kg/jam)(2 jam)


Vair =   1708,483 m3
 air 997,08 kg/m 3

Volum alum, Valum

Falum x Waktu t inggal (22,9971 kg/jam)(2 jam)


Valum =   0,096248m3
 alum 1363,1 kg/m 3

Volum soda ash, VNa2CO3


FNa2CO3 x Waktu t inggal (42,58735 kg/jam)(2 jam)
VNa2CO3 =   0,03465 m3
 Na2CO3 1327,4 kg/m 3

Volum total = Vair + Valum + VNa2CO3 = 1708,58 m3

Perhitungan Volume Total Over Desain

Over desain = 10 %
Volume over desain = (10% + 1) x Volumetotal
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
106

Volume over desain = (10% + 1) x 1708,58


Volume over desain = 1879,438 m3

Perhitungan Diameter Tangki


3 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 3 1879,438
D =√ =√ = 12, 14942 m
 /3 1,048

Perhitungan Tinggi Total Clarifier

Tinggi silinder Hs

Dengan: Hs = 1 D, maka diperoleh :


D = 12,14942 m
Hs = 12,14942 m

Tinggi konikal, Hc

Hc = 0,27 x Hs

Hc = 0,27 x 12,12941 = 3, 2803 m

Tinggi total clarifier

= Hs + Hc

= 12,14942 + 3, 2803 = 15,429 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
107

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Sand Filter Kode Alat

Fungsi Tempat umpan boiler 1


Tipe Silinder vertikal dengan tutup jenis torispherical SF-100
bagian atas dan bawah
Data Perhitungan:
Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C
Temperatur, T air : 30 0C
Densitas air, ρ : 997.08 kg/m3 = 62.25 lb/ft3
Viskositas air, µ : 0,84 cp = 0.00084 kg/ms = 0.00056 lbm/ft.s
Laju alir air, F : 851746,9 kg/h
Over design : 10%
Waktu tinggal : 1 jam

Perhitungan Volume Tangki


𝑄 851746,9𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 × 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 = × 1 𝑗𝑎𝑚 = 854,2413 𝑚3
997.08 𝑘𝑔/𝑚3

Over desain bejana 10 %,


Volume tangki = (1 + 10 %) x 𝑉𝑎𝑖𝑟
Volume tangki = (1 + 10 %) x 854,2413 m3 = 939,6654 m3

Perhitungan Diameter dan Tebal Shell (ts)


Vs = Volumetangki/ 15 = 939,6654/ 15
Vs = 939,1 m3
3 4 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 3 939,1
Di = √ =√ = 7,3604 m
 /3 1,048

Dengan: Hs = 3 x Di
= 22,081 m
Volumecairan = Volumeair/ 15 = 854,2413/ 15
Volumecairan =56,9494 m3

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
108

Tinggi Liquid dalam Tangki (HL):


Volume𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑥 H𝑠
𝐻𝐿 =
V𝑠
𝐻𝐿 = 1,339 m

Tekanan Hidrostatis = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 𝐻𝐿
= 49,105𝑥 9,81 𝑥 1,3390
= 1,897 psi
Faktor Keamanan = 10%
Tekanan Desain = (1+10%) x ( Phidrostatis + 14,7)
= 18.257 psi

Perhitungan Tebal Shell


Tegangan yang diizinkan (s) = 127500 psi [Brownel, 1959 : Appendix D]
Jenis Sambungan = Double Welded Butt Joint
Efesiensi Sambungan = 80% [Brownel, 1959: Tabel 13.2]
Faktor Korosi = 0,125 in /tahun [Peters, 1991 : Tabel 6]
Umur alat = 10 tahun

𝑃𝑑 𝑥 𝐷𝑡
Tebal Dinding Tangki = ( 2 𝑥 ( 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑖𝑧𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑒 )(1,2 𝑥 𝑃𝑑) ) + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖
18,2577 𝑥 7,3604
= ( 2 𝑥 ( 12750 𝑥 0,85 )−(1,2 ) + 0,125
𝑥 18,2577)

= 0,3846 in
Dari buku Brownel, maka tebal tangki standar adalah 0,3125 in

Perhitungan Tebal Head (th)


Jenis head : torispherical
Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P.rc
th  C [Brownell, 1959]
(S. E  0,1P)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
109

Diameter luar (OD):


OD = ID + 2ts = 289,78 in + 2(0,3846 in)
= 290,551 in (dipilih OD standar = 120 in)
Dari Tabel 5.7 [Brownell, Tabel 5.7], diperoleh:
icr = 7,25 in
rc = 114 in
Maka,

(0,885( 18,25)(114 )
th   0,25  0,3056 in (dipilih t standar  7/16  0,4375 in)
(12750)(0, 8)  (0,1)(68,25 )
h

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 58,762 in
AB = r - icr = 51,512 in
BC = rc - icr = 106,75 in

AC = BC 2  AB 2 = 93,498 in
b = rc - AC = 20,501 in
sf = 3 in
OA = ts + b + sf = 23,7926 in

Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T


T = Hs + 2OA = 352,571 in + 2(23,792 in) = 400, 1594 in = 10,164 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
110

LEMBAR PERHITUNGAN

Nama alat Cation Exchanger Kode Alat


Fungsi Pengolahan air untuk kebutuhan umpan boiler dan
cooler dengan mempertukarkan kation T-102
Tipe Silinder vertikal dengan tutup torishperical dibagian
atas dan bawah
Data Perhitungan :
Bahan Kostruksi : Carbon Steel SA334 Grade C
Tipe : Fixed bed ion exchanger
Jumlah : 1 unit
Temperatur, T : 30oC
Tekanan, P : 1 atm = 1,013 bar = 14,696 psia
Laju alir air, F : 851746,9 kg/jam

Densitas air, ρ : 997,08 kg/m3


Over Desain : 10%

Perhitungan Volume Tangki

Debit air yang masuk:


𝐹 85746,9 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 𝑚3
𝑄= = = 854,2413 = 376,112 𝑔𝑝𝑚
𝜌 997,08 𝑘𝑔/𝑚3 𝑗𝑎𝑚

Q desain = 1,1 x 854,2413 m3/jam = 939,6654 m3/jam = 4137,223 gpm


Jenis resin yang digunakan adalah string acid cation. Untuk resin tipe ini, laju alir
maksimum 12 gal/menit.ft2, sedangkan tinggi bed minimum yang diizinkan 24 in = 2
ft (Perry, 1999).

Maka luas penampang bed, A:


𝑄 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 4137,223 𝑔𝑝𝑚
𝐴 𝑏𝑒𝑑 = = = 344,7686 𝑓𝑡 2
12 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. 𝑓𝑡 2 12 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. 𝑓𝑡 2
Dimensi Tangki
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
111

Untuk shell
D: H =1

4 A bed 4 x 344,7686ft 2
D= √ = √ = 20,9569ft = 251,4839 in
π 3,14

H = 251,4838 in = 6,3876 m
Perhitungan Tebal Shell (ts)

Dari Brownell (1959), spesifikasi bahan konstruksi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Material = Carbon Steel SA334 Grade C
Tegangan diizinkan, S = 11700 psi
Jenis sambungan = Double-welded butt-joint
Efisiensi sambungan, E = 80%
Faktor korosi, C = 0,125 in/tahun
Densitas air = 62,2981
g
ρ H
gc
Tekanan desain = + P operasi
144

62,2981 𝑋 1 𝑋 251,4838
= + = 23, 7665psi
144
Tebal shell
PD
ts = +C
2SE − 1,2P

23,7665 𝑥 251,4839
ts = + 0,125 = 0,4447in
2 𝑥 11700 − 1,2 𝑥 23,7665

dari tabel 5.6 halaman 88 Brownell and Young, 1959 dipilih tebal shell standar 1/2 in.

Diameter luar shell (OD) = ID + 2ts

= 251,4839 in + 2(0,4447 in) = 252,3735 in

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
112

Dari tabel 5.7 halaman 90, Brownell and Young, 1959 diambil standar diameter luar
in dan ketebalan shell diubah menjadi 240 in. diketahui data sebagai berikut.

Icr = 14,4375 in
rc = 180 in

Tebal Head (th)


Jenis head : torispherical
Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P rc
th = +C [Brownell, 1959]
SE−0,1 P

0,885 𝑥 23,7665 𝑥 180


th = + 0,125 = 0,5295 in
11700 𝑥 0,8 − 0,1 𝑥 23,7665
Dari tabel 5.6 halaman 88, Brownell and Young, 1959 diambil standar tebal head 5/8 in.

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 251,4839/2 = in
AB = r-icr = 125,742 in – 4,4375 in = 111,3045 in
BC = rc-icr = 180 in – 14,4375 in = 165,5625 in
AC = √BC2 − AB2 = √(165,5625 in)2 − (111,3045 in)2 = 122,5653 in
b = rc- AC = 180 in – 122,5653 in = 57,4346 in
sf = 3 in
OA = ts + b +sf = 0,4447 in + 57,4346 in + 3 in = 60,8794 in

Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya (H total)


Htotal = H + 2OA = 251,4839 in + 2(60,8794 in) = 373,2428 in = 9,4803 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
113

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama alat Anion Exchanger Kode Alat
Fungsi Pengolahan air untuk kebutuhan umpan boiler
dan cooler dengan mempertukarkan anion T-103
Tipe Silinder vertikal dengan tutup torishperical
dibagian atas dan bawah
Data Perhitungan :
Bahan Kostruksi : Carbon Steel SA334 Grade C
Tipe : Fixed bed ion exchanger
Jumlah : 1 unit
Temperatur, T : 30oC
Tekanan, P : 1 atm = 1,013 bar = 14,696 psia
Laju alir air, F : 851746,9 kg/jam

Densitas air, ρ : 997,08 kg/m3


Over Desain : 10%

Perhitungan Volume Tangki

Debit air yang masuk:


𝐹 85746,9 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚 𝑚3
𝑄= = = 854,2413 = 3761,112 𝑔𝑝𝑚
𝜌 997,08 𝑘𝑔/𝑚3 𝑗𝑎𝑚
Q desain = 1,1 x 854,2413 m3/jam = 939,6654 m3/jam = 4137,223 gpm
Jenis resin yang digunakan adalah string acid cation. Untuk resin tipe ini, laju alir
maksimum 12 gal/menit.ft2, sedangkan tinggi bed minimum yang diizinkan 24 in = 2
ft (Perry, 1999).

Maka luas penampang bed, A:


𝑄 𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 4137,223 𝑔𝑝𝑚
𝐴 𝑏𝑒𝑑 = 2
= = 243,366 𝑓𝑡 2
17 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. 𝑓𝑡 17 𝑔𝑎𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡. 𝑓𝑡 2
Dimensi Tangki

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
114

Untuk shell
D: H =1

4 A bed 4 x 344,7686ft 2
D= √ = √ = 17,6074 ft = 211,2888 in
π 3,14

H = 211,2888 in = 5,3667 m

Perhitungan Tebal Shell (ts)

Dari Brownell (1959), spesifikasi bahan konstruksi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Material = Carbon Steel SA334 Grade C
Tegangan diizinkan,S = 11700 psi
Jenis sambungan = Double-welded butt-joint
Efisiensi sambungan, E = 80%
Faktor korosi, C = 0,125 in/tahun
Densitas air = 62,2981
g
ρg H
c
Tekanan desain = + P operasi
144

62,2981 𝑋 1 𝑋 211,2888
= + = 22, 3113 psi
144
Tebal shell
PD
ts = +C
2SE − 1,2P

22,3113 𝑥 211,2888
ts = + 0,125 = 0,3771 in
2 𝑥 11700 − 1,2 𝑥 22,3113

dari tabel 5.6 halaman 88 Brownell and Young, 1959 dipilih tebal shell standar 7/16
in.

Diameter luar shell (OD) = ID + 2ts

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
115

= 211,2888 in + 2(0,3771 in) = 212,0431 in

Dari tabel 5.7 halaman 90, Brownell and Young, 1959 diambil standar diameter luar
in dan ketebalan shell diubah menjadi 216 in. diketahui data sebagai berikut.
Icr = 13 in
rc = 170 in

Tebal Head (th)

Jenis head : torispherical


Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P rc
th = +C [Brownell, 1959]
SE−0,1 P

0,885 𝑥 22,3115 𝑥 170


th = + 0,125 = 0,4837 in
11700 𝑥 0,8 − 0,1 𝑥 22,3115
Dari tabel 5.6 halaman 88, Brownell and Young, 1959 diambil standar tebal head 1/2 in.

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 211,2888/2 = 105,6444 in
AB = r-icr = 105,6444 in –13 in = 92,6443 in
BC = rc-icr = 170 in – 13 in = 157 in
AC = √BC2 − AB2 = √(157 in)2 − (92,6444 in)2 = 126,7518 in
b = rc- AC = 170 in – 126,7518 in = 43,2482 in
sf = 2 in
OA = ts + b +sf = 0,3771 in + 43,2482 in + 2 in = 45,6253 in

Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya (H total)

Htotal = H + 2OA = 211,2888 in + 2(45,6253 in) = 302,5395 in = 7,6845 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
116

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki umpan boiler Kode Alat
Fungsi
Tipe Silinder vertikal dengan tutup jenis torispherical SF-100
bagian atas dan bawah

Data Perhitungan :

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C


Temperatur, T air : 28 0C
Densitas air, ρ : 997.08 kg/m3 = 62.25 lb/ft3
Viskositas air, µ : 0,836 cp = 0.000835 kg/ms = 0.00056 lbm/ft.s
Laju alir air, F : 7536,714 kg/h
Over design : 10%
Waktu tinggal : 24 jam

Perhitungan VolumeTangki
𝐹
𝑉𝑡 = 𝑥𝑡
𝜌
7536,714
𝑉𝑡 = 𝑥 24
997,08

𝑉𝑡 = 181,41 m3
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 )𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 0,1 )𝑥 181,41
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = 199,551 m3

Menentukan tinggi shell


4 x 𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 3 4 x 𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
D= √
𝜋 𝐷3 𝜋 𝐷3

Dengan: Hs = 1 D, maka diperoleh :


D = 6,3347 m
Hs = 6,3347 m
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
117

Volume𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 𝑥 H𝑠
𝐻𝐿 =
V𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
181,4108 𝑥 6,3347
𝐻𝐿 =
199,551
𝐻𝐿 = 5,7588 m

Tekanan Hidrostatis = 𝜌 𝑥 𝑔/𝑔𝑐 𝑥 𝐻𝐿


= 62,2479 𝑥 32,174/32,174 𝑥 5,758
= 1176,103 Lb/ft2
= 0,5556 atm
= 8,167 psi
Faktor Keamanan = 10%
Tekanan Desain = (1+10%) x ( Phidrostatis + 14,7)
= 25,154 psi

Perhitungan Tebal Shell (ts)


Tegangan yang diizinkan (s) = 13750 psi [Brownel, 1959 : Appendix D]
Jenis Sambungan = Double Welded Butt Joint
Efesiensi Sambungan (E) = 80% [Brownel, 1959 : Tabel 13.2]
Faktor Korosi = 0,125 in /tahun [Peters, 1991 : Tabel 6]
Umur alat = 10 tahun

𝑃𝑑 𝑥 𝑟
Tebal Dinding Tangki = ( ( 𝑓 𝑥 𝐸 )(0,6 𝑥 𝑃𝑑) ) + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖
25,1547 𝑥 124,699
=( ( 213750 )−(0,6 𝑥 25,1574)
) + 0,125

= 0,4105 in
Dari Tabel 5.6 buku Brownel, maka tebal tangki standar adalah 0,4375 in

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
118

Perhitungan Tebal Head (th)


Jenis head : torispherical
Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P.rc
th  C [Brownell, 1959]
(S. E  0,1P)

Diameter luar (OD):


OD = ID + 2ts = 249,399 in + 2(0,4375 in)
= 250,273 in (dipilih OD standar = 120 in)
Dari Tabel 5.7 [Brownell, Tabel 5.7], diperoleh:
icr = 14,4375 in
rc = 180 in
Maka,

(0,885( 25,154)(180)
th   0,25  0,4893 in (dipilih t standar  7/16  0,4375 in)
(13750)(0, 8)  (0,1)(68,25)
h

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 124,699 in
AB = r - icr = 110,261 in
BC = rc - icr = 165,5265 in

AC = BC 2  AB 2 = 123,04 in
b = rc - AC = 56,495 in
sf = 3 in
OA = ts + b + sf = 59,933 in

Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T


T = Hs + 2OA = 239,99 in + 2(59,933 in) = 369,265 in = 9,379 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
119

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Boiler saturated water
Fungsi Tempat mengubah air menjadi steam
Jenis water Tube Boiler
Bahan Bakar Fuel Oil 20ᵒ API (C11H22)
Jumlah kebutuhan steam yaitu sebesar 75367,14 kg/jam yang berasal dari
heater. Boiler yang dipilih merupakan tipe water tube boiler. Boiler ini mempunyai
keuntungan yaitu mudah dalam perawatan. Selain itu, tipe ini juga menghasilkan
kapasitas dan tekanan steam yang tinggi. Umpan boiler berasal dari tangki
penyimpanan umpan boiler.
Diasumsikan 90% kondensat dapat digunakan kembali, sedangkan 10% sisanya
berasal dari umpan fresh water.
Data Perhitungan
Jumlah kebutuhan steam = 75367,14 kg/jam
Laju alir fresh water = 7536,714 kg/jam
Suhu umpan masuk = 30 ° C = 303 K
Suhu saturated steam = 110 ° C = 383 K
Hfg = 928, 21 btu/lb = 516,02 kkal/kg
= kJ/kg.K = btu/lb.K
Cp steam = 1,9 kJ/kg.K = 0,45 btu/lb.K
Energi untuk Menaikkan suhu umpan

𝑇𝑜𝑢𝑡
𝐶𝑃 𝑑𝑇
𝑄𝑤 = 𝐹𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 ∫
𝑇𝑖𝑛

𝑄𝑤= 7536,714 kg/jam x 0,45 btu/lb.K ( 383 K-303 K)


𝑄𝑤= 271321,7 kkal/jam

Energi untuk Menghasilkan Saturated Steam


Q = Hfg x kebutuhan steam
= 516,02 kkal/kg x 75367,714 kg/jam
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
120

= 38890953 kkal/jam

Energi Total untuk Menghasilkan Steam


Qtotal = Qw + Q
= 271321,7 kkal/jam + 38890953 kkal/jam
= 39162275 kkal/jam
Kebutuhan Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang digunkan adala fuel oil 20 API
Net Heating Value (NHV) = 17850 btu/lb = 4263, 29 kkal/kg
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Kebutuhan bahan bakar boiler = = 9185,928 kg/jam
𝑁𝐻𝑉

Reaksi pembakaran yang terjadi


C11H28 + 18 O2 11 CO2 + 14 H2O
Berat molekul fuel oil = 160 kg/mol
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟
Jumlah mol bahan bakar yang digunakan = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑜𝑖𝑙

= 57,412 kmol/jam
Kebutuhan oksigen yang dibutuhkan pada reaksi
= 18 x 57,412 = 1033,417 kmol jam
Komposisi udara
21 % oksigen
79 % nitrogen
79 %
Jumlah nitrogen = 21 % x 1033,417 kmol/jam = 3887,616 kmol/jam

Jumlah udara total yang dibutuhkan


= 1033,417 kmol/jam + 3887,616 kmol jam
= 4921,033 kmol/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
121

LEMBAR PERHITUNGAN

Nama Alat Boiler Superheated water


Fungsi Tempat mengubah air menjadi steam
Jenis Water Tube Boiler
Bahan Bakar Fuel Oil 20 ᵒAPI (C11H22)
Diasumsikan 90% kondensat dapat digunakan kembali, sedangkan 10% sisanya
berasal dari boiler saturated water.
Data Perhitungan:
Jumlah kebutuhan steam = 753671,44 kg/jam
Laju alir fresh water = 75367,144 kg/jam
Suhu umpan masuk = 110 ° C = 383K
Suhu superheated steam = 450 ° C = 723 K
Hfg = 928, 21 btu/lb = 516,02 kkal/kg
= kJ/kg.K = btu/lb.K
Cp steam = 1,9 kJ/kg.K = 0,45 btu/lb.K

Energi untuk Menaikkan suhu umpan


𝑇𝑜𝑢𝑡
𝐶𝑃 𝑑𝑇
𝑄𝑤 = 𝐹𝑢𝑚𝑝𝑎𝑛 ∫
𝑇𝑖𝑛

𝑄𝑤= 75367,144 kg/jam x 0,45 btu/lb.K ( 723 K-383 K)


𝑄𝑤= 11531173 kkal/jam

Energi untuk Menghasilkan Saturated Steam


𝑄 = Hfg x kebutuhan steam
= 516,02 kkal/kg x 11531173 kg/jam
= 38890953 kkal/jam

Energi Total untuk Menghasilkan Steam


Qtotal = Qw + Q

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
122

= 11531172 kkal/jam + 388909534 kkal/jam


= 400440707 kkal/jam
Kebutuhan Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang digunkan adala fuel oil 20 API
Net Heating Value (NHV) = 17850 btu/lb = 4263, 29 kkal/kg
𝑄𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Kebutuhan bahan bakar boiler = = 93927,626 kg/jam
𝑁𝐻𝑉

Reaksi pembakaran yang terjadi


C11H28 + 18 O2 11 CO2 + 14 H2O
Berat molekul fuel oil = 160 kg/mol
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟
Jumlah mol bahan bakar yang digunakan = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝑓𝑢𝑒𝑙 𝑜𝑖𝑙

= 587,047 kmol/jam
Kebutuhan oksigen yang dibutuhkan pada reaksi:
= 18 x 587,047 = 10566,858 kmol jam
Komposisi udara
21 % oksigen
79 % nitrogen
79 %
Jumlah nitrogen = 21 % x 10566,858 kmol/jam = 39751,515 kmol/jam

Jumlah udara total yang dibutuhkan:


= 10566,858 kmol/jam + 39751,515 kmol jam
= 50318,371 kmol/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
123

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Hydrant Kode Alat

Fungsi Menyimpan Air Hydrant


Tipe Silinder vertikal dengan tutup jenis torispherical SF-101
bagian atas dan bawah
Data Perhitungan:

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C


Temperatur, T air : 28 0C
Densitas air, ρ : 997.08 kg/m3 = 62.25 lb/ft3
Viskositas air, µ : 0,836 cp = 0.000835 kg/ms = 0.00056 lbm/ft.s
Laju alir air, F : 35000000 kg/h
Over design : 10%
Waktu tinggal : 24 jam

Perhitungan VolumeTangki
𝐹
𝑉𝑡 = 𝑥𝑡
𝜌
35000000/4
𝑉𝑡 = 𝑥 24
997,08

𝑉𝑡 = 210,614 m3
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 )𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 0,1 )𝑥 210,614
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = 231,676 m3

Menentukan tinggi shell (Hs)


4 x 𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 3 4 x 231,676
D= 𝜋
√ 3,14
= 6,657 m

D = 262,122 in
D = 21,843 ft

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
124

Dengan: Hs = 1 D, maka diperoleh :


D = 6,657 m
Hs = 6,657 m

Volume𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 𝑥 H𝑠
𝐻𝐿 =
V𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
210,6149 𝑥 6,657
𝐻𝐿 =
231,676
𝐻𝐿 = 6,052 m
𝐻𝐿 = 262,122 m
𝐻𝐿 = 21,8435 ft

Tekanan Hidrostatis = 𝜌 𝑥 𝑔/𝑔𝑐 𝑥 𝐻𝐿


= 62,2479 𝑥 32,174/32,174 𝑥 21,8345
= 1236,102 Lb/ft2
= 0,584 atm
= 8,854 psi
Tekanan Operasi = 1 atm = 14,7 psi
Faktor Keamanan = 10%
Tekanan Desain = (1+10%) x ( Phidrostatis + 14,7)
= 25,612 psi

Perhitungan Tebal Shell (ts)


Tegangan yang diizinkan (f) = 13750 psi [Brownel, 1959 : Appendix D]
Jenis Sambungan = Double Welded Butt Joint
Efesiensi Sambungan (E) = 80% [Brownel, 1959 : Tabel 13.2]
Faktor Korosi (C) = 0,125 in /tahun [Peters, 1991 : Tabel 6]
Umur alat = 10 tahun
r = 131,961

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
125

𝑃𝑑 𝑥 𝑟
Tebal Dinding Tangki = ( ( 𝑓 𝑥 𝐸 )(0,6 𝑥 𝑃𝑑) ) + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖
25,612 𝑥 131,961
=( ( 13750 )−(0,6 𝑥 25),612
) + 0,125

= 0,4305 in
Dari Tabel 5.6 buku Brownel, maka tebal tangki standar adalah 0, 4375 in

Perhitungan Tebal Head (th)


Jenis head : torispherical
Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P.rc
th  C [Brownell, 1959]
(f. E  0,1P)
Diameter luar (OD):
OD = ID + 2ts = 262,122in + 2(0, 4375 in)
= 262,996 in (dipilih OD standar = 240 in)
Dari Tabel 5.7 [Brownell, Tabel 5.7], diperoleh:
icr = 14,4375 in
rc = 180 in
Maka,

(0,885( 25,612)(180)
th   0,25  0,496 in (dipilih t standar  0,5 in)
(13750)(0, 8)  (0,1)(25,612 )
h

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 131,060 in
AB = r - icr = 116,623 in
BC = rc - icr = 165,5625 in

AC = BC 2  AB 2 = 117,515 in
b = rc - AC = 62,484 in
sf = 3 in
OA = ts + b + sf = 65,921 in
Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T
T = Hs + 2OA = 261,122 in + 2(65,921 in) = 393,965 in = 10,0067 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
126

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Tangki Domestik Kode Alat

Fungsi Menyimpan air yang akan digunakan untuk


domestik di pabrik
SF-102
Tipe Silinder vertikal dengan tutup jenis torispherical
bagian atas dan bawah
Data Perhitungan:

Bahan Konstruksi : Carbon Steel SA-285 Grade C


Temperatur, T air : 28 0C
Densitas air, ρ : 997.08 kg/m3 = 62.25 lb/ft3
Viskositas air, µ : 0,836 cp = 0.000835 kg/ms = 0.00056 lbm/ft.s
Laju alir air, F : 35000000 kg/h
Over design : 10%
Waktu tinggal : 24 jam

Perhitungan VolumeTangki
𝐹
𝑉𝑡 = 𝑥𝑡
𝜌
35000000/4
𝑉𝑡 = 𝑥 24
997,08

𝑉𝑡 = 210,614 m3
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 𝑜𝑣𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑠𝑖𝑔𝑛 )𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = (1 + 0,1 )𝑥 210,614
𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 = 231,676 m3

Menentukan tinggi shell (Hs)


4 x 𝑉𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛 3 4 x 231,676
D= 𝜋
√ 3,14
= 6,657 m

Dengan: Hs = 1 D, maka diperoleh :


D = 6,657 m
Hs = 6,657 m
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
127

Volume𝑡𝑎𝑛𝑔𝑘𝑖 𝑥 H𝑠
𝐻𝐿 =
V𝑑𝑒𝑠𝑎𝑖𝑛
210,6149 𝑥 6,657
𝐻𝐿 =
231,676
𝐻𝐿 = 6,052 m
𝐻𝐿 = 262,122 m
𝐻𝐿 = 21,8435 ft

Tekanan Hidrostatis = 𝜌 𝑥 𝑔/𝑔𝑐 𝑥 𝐻𝐿


= 62,2479 𝑥 32,174/32,174 𝑥 21,8345
= 1236,102 Lb/ft2
= 0,584 atm
= 8,854 psi
Tekanan Operasi = 1 atm = 14,7 psi
Faktor Keamanan = 10%
Tekanan Desain = (1+10%) x ( Phidrostatis + 14,7)
= 25,612 psi
Perhitungan Tebal Shell (ts)
Tegangan yang diizinkan (f) = 13750 psi [Brownel, 1959 : Appendix D]
Jenis Sambungan = Double Welded Butt Joint
Efesiensi Sambungan (E) = 80% [Brownel, 1959 :
Tabel 13.2]
Faktor Korosi (C) = 0,125 in /tahun [Peters, 1991 :
Tabel 6]
Umur alat = 10 tahun
R = 131,961
𝑃𝑑 𝑥 𝑟
Tebal Dinding Tangki = ( ( 𝑓 𝑥 𝐸 )(0,6 𝑥 𝑃𝑑) ) + 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑟𝑜𝑠𝑖
25,612 𝑥 131,961
=( ( 13750 )−(0,6 𝑥 25),612
) + 0,125

= 0,4305 in

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
128

Dari Tabel 5.6 buku Brownel, maka tebal tangki standar adalah 0, 4375 in
Perhitungan Tebal Head (th)
Jenis head : torispherical
Persamaan untuk menentukan tebal head adalah:
0,885 P.rc
th  C [Brownell, 1959]
(f. E  0,1P)
Diameter luar (OD):
OD = ID + 2ts = 262,122in + 2(0, 4375 in)
= 262,996 in (dipilih OD standar = 240 in)
Dari Tabel 5.7 [Brownell, Tabel 5.7], diperoleh:
icr = 14,4375 in
rc = 180 in
Maka,

(0,885( 25,612)(180)
th   0,25  0,496 in (dipilih t standar  0,5 in)
(13750)(0, 8)  (0,1)(25,612 )
h

Perhitungan Tinggi Head (OA)


r = ID/2 = 131,060 in
AB = r - icr = 116,623 in
BC = rc - icr = 165,5625 in

AC = BC 2  AB 2 = 117,515 in
b = rc - AC = 62,484 in
sf = 3 in
OA = ts + b + sf = 65,921 in

Perhitungan Tinggi Tangki Seluruhnya, T


T = Hs + 2OA = 261,122 in + 2(65,921 in) = 393,965 in = 10,0067 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
129

LAMPIRAN C
SPESIFIKASI PERALATAN
PENGOLAHAN LIMBAH

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
130

SPESIFIKASI PERALATAN
PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK & PROSES

Jumlah limbah Domestik dan Proses yang dihasilkan pada industri metanol dari
gas alam yyaitu tersedia pada Tabel C.1
Tabel C.1 Limbah Domestik dan Proses yang Dihasilkan Industri Metanol
JumlahLimbah Per JumlahLimbah Per Hari
No. PenghasilLimbah
Orang (Liter/Hari) (Liter/Hari)
Limbah domestic
1. 50 39000
780 orang
2. Kantor 20 15600
3. Kantin 13,5 10530
4. Perumahan 90 70200
135330 liter/hari
Total
5638,75 liter/jam
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1991
Jumlah Karyawan = 780 Orang

Jumlah Rumah = 390 unit

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
131

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Ekualisasi
KODE : B-101
FUNGSI : Menampung limbah cair Domestik dan Proses
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 6446,334 kg/jam
Laju alir Volumetrik 6,4657 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 93,1065 m3
Panjang 9,6991 m
Lebar 6,9279 m
Tinggi 1,3855 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
132

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Netralisasi
KODE : B-102
FUNGSI : Menetralisasi limbah cair
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 6446,334 kg/jam
Laju alir Volumetrik 6,4657 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 372,4261 m3
Panjang 15,3965 m
Lebar 10,9975 m
Tinggi 2,1995 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
133

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Aerasi
KODE : B-103
FUNGSI : Menambahkan oksigen untuk menaikkan nilai DO air
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 6446,334 kg/jam
Laju alir Volumetrik 6,4657 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 372,4261 m3
Panjang 15,3965 m
Lebar 10,9975 m
Tinggi 2,1995 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
134

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Klorinasi
KODE : B-104
FUNGSI : Tempat Proses penambahan Desinfektan pada Air
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 6446,334 kg/jam
Laju alir Volumetrik 6,4657 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 372,4261 m3
Panjang 15,3965 m
Lebar 10,9975 m
Tinggi 2,1995 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
135

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Penampungan Akhir
KODE : B-105
: Sebagai Tempat Penampungan Air Akhir Sebelum
FUNGSI dibuang ke Sungai
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas kg/m3
Viskositas cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa kg/jam
Laju alir Volumetrik m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak m3
Panjang m
Lebar m
Tinggi m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
136

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Penampungan Limbah Domestik Kode Alat


Fungsi Mengalirkan air limbah ke bak penampungan PL-101
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0225 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area, A 425 in2
Kapasitas 29,793 gpm
Break Horse Power,
3 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
137

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Penampungan Limbah Proses Kode Alat


Fungsi Mengalirkan air limbah ke bak penampungan PL-102
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 Cp 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0033 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 4,3694 gpm
Break Horse Power,
0,5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 47%
Efisiensi Motor (%) 80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
138

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Bak Netralisasi Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah ke Bak Netralizer PL-103
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
0,000601
Viskositas 0,8937 cP
lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0258 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 34,1626 gpm
Break Horse Power,
5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 84%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
139

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Bak Aerasi Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah ke Bak Aerasi PL-104
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
0,000601
Viskositas 0,8937 cP
lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0258 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 34,1626 gpm
Break Horse Power,
5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 84%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
140

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Klorinasi Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah ke Bak Klorinasi PL-105
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0258 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 34,1626 gpm
Break Horse Power,
5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 84%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
141

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Bak Penampungan Akhir Kode Alat


Mengalirkan Air Limbah ke Bak Penampungan
Fungsi PL-106
Akhir
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
3
Densitas 997 kg/m 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0258 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 34,1626 gpm
Break Horse Power,
5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 84%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
142

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Pembuangan Limbah Ke Lingkungan Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah Ke Sungai Atau Laut PL-107
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0258 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 24 in
Flow area , A 425 in2
Kapasitas 34,1626 gpm
Break Horse Power,
5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 52%
Efisiensi Motor (%) 84%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
143

SPESIFIKASI PERALATAN
PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM

Tabel C.2 Limbah Laboratorium yang Dihasilkan Industri Metanol


JumlahLimbah
JumlahLimbah
No. PenghasilLimbah Per Hari
(Liter/jam)
(Liter/Hari)
1. Laboratorium 40 960
2. Pencucian alat 30 540
1500 Liter/hari
Total
62,5 Liter/jam
Sumber: Metcalf dan Eddy, 1991

Jumlah Karyawan = 780 Orang

Jumlah Rumah = 390 unit

Total Laju Alir Limbah = Limbah Domestik + Limbah Proses

= 5638,75 liter/jam + 62,5 Liter/jam

= 5701,25 liter/jam = 5,70125 m3/jam

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
144

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Ekualisasi
KODE : B-106
FUNGSI : Menampung limbah cair Laboratorium
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 62,3125 kg/jam
Laju alir Volumetrik 0,0625 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 54 m3
Panjang 8,0885 m
Lebar 5,7775 m
Tinggi 1,1555 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
145

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Netralisasi
KODE : B-107
FUNGSI : Menetralisasi Limbah Cair
TIPE : Bak Terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 3738,75 kg/jam
Laju alir Volumetrik 3,75 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 54 m3
Panjang 8,0885 m
Lebar 5,7775 m
Tinggi 1,1555 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
146

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Aerasi
KODE : BF-108
FUNGSI : Menambahkan Oksigen Untuk Menaikkan Nilai DO Air
TIPE : Bak Terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 5608,1125 kg/jam
Laju alir Volumetrik 5,625 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 54 m3
Panjang 8,088598 m
Lebar 5,7775 m
Tinggi 1,1555 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
147

LEMBAR SPESIFIKASI ALAT


NAMA ALAT : Bak Penampungan Akhir
KODE : B-109
: Sebagai Tempat Penampungan Air Akhir Sebelum
FUNGSI dibuang ke Sungai
TIPE : Bak terbuka
SIFAT FISIK
Fasa Cair
Densitas 997 kg/m3
Viskositas 0,8937 cP
KONDISI OPERASI
Laju alir Massa 3738,75 kg/jam
Laju alir Volumetrik 3,75 m3/jam
MATERIAL DAN DISAIN
Tipe Konstruksi
Volume bak 54 m3
Panjang 8,0885 m
Lebar 5,7775 m
Tinggi 1,1555 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
148

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Netralisasi Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah ke Bak Netralizer PL-108
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 20 in.
Laju Volumetrik 0,0218 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 19,25 in
OD pipa 20 in
Flow area , A 291 in2
Kapasitas 19,813 gpm
Break Horse Power,
2 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 44%
Efisiensi Motor (%) 82%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
149

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Aerasi Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah ke Bak Aerasi PL-109
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 24 in.
Laju Volumetrik 0,0224 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 23,25 in
OD pipa 3,5 in
Flow area, A 425 in2
Kapasitas 29,72 gpm
Break Horse Power,
2,5 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 50%
Efisiensi Motor (%) 80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
150

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Penampungan Akhir Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah Ke Sungai Atau Laut PL-110
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 20 in.
Laju Volumetrik 0,0218 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 19,25 in
OD pipa 20 in
Flow area , A 291 in2
Kapasitas 19,831 gpm
Break Horse Power,
2 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 44%
Efisiensi Motor (%) 80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
151

SPESIFIKASI ALAT

Nama Alat Pompa Pembuangan Air ke Sungai Kode Alat


Fungsi Mengalirkan Air Limbah Ke Sungai Atau Laut PL-111
DATA IDENTIFIKASI
Operasi Continuous
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps
KONDISI OPERASI
Temperatur 30 oC 303 K
Tekanan 1 atm 14,7 psi
Densitas 997 kg/m3 62,2128 lb/ft3
Viskositas 0,8937 cP 0,000601 lb/ft.s
Tipe Aliran Turbulen
Faktor Keamanan (%) 10
DATA PERANCANGAN
Material Commercial steel
Nominal Pipe Size, NPS 20 in.
Laju Volumetrik 0,0218 ft/s
Schedule Number 20
ID pipa 19,25 in
OD pipa 20 in
Flow area , A 291 in2
Kapasitas 19,831 gpm
Break Horse Power,
2 Hp
BHP
Efisiensi Pompa (%) 44%
Efisiensi Motor (%) 80%

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
152

LAMPIRAN D
PERHITUNGAN ALAT
PENGOLAHAN LIMBAH

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
153

1. Perhitungan Unit Bak pada Pengolahan Limbah Domestik dan Proses

a) Bak Ekualisasi

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Ekualisasi Kode
Fungsi Menampung air limbah domestik dan proses
B-101
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan
Densitas air, ρair = 997 kg/m3
Laju alir air, = 6446,334 kg/jam
Waktu tinggal = 12 jam
Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &
Timmer haus, 1991 hal 37)
Perhitungan Dimensi Bak
Laju alir volumetrik air
𝐹 6446,334 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 6,465731 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan


V =𝑄 × 𝑡 = 6,465731 × 12 = 77,5887 m3
Faktor koreksi volume bak over design
V =1,2 × 77,5887= 93,1065 m3
Rasio dimensi bak yang diasumsikan
P:L:T=7:5:1
Tinggi bak = H
V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3
H = 1,3855 m
P = 7 X 1,3855 m = 9,6991 m
L = 5 X 1,3855 m = 6,9279 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
154

b) Bak Netralisasi
LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Netralizer Kode
Fungsi Menetralkan ph limbah cair B-102
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 6446,334 kg/jam

Waktu tinggal = 48 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmerhaus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 6446,334 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 6,465731 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 6,465731 × 48 = 310,3551 m3

Factor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 310,3551 = 372,4261 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 2,1995 m

P = 7 X 2,1995 m = 15,3965 m

L = 5 X 2,1995 m = 10,9975 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
155

c) Bak Aerasi

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Aerasi Kode
Fungsi Menyuplai oksigen ke air limbah B-103
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 6446,334 kg/jam

Waktu tinggal = 48 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmer haus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 6446,334 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 6,465731 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 6,465731 × 48 = 310,3551 m3

Faktor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 310,3551 = 372,4261 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 2,1995 m

P = 7 X 2,1995 m = 15,3965 m

L = 5 X 2,1995 m = 10,9975 m
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
156

d) Bak Klorinasi

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Klorinasi Kode
Fungsi Tempat Proses penambahan Desinfektan pada Air B-104
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 6446,334 kg/jam

Waktu tinggal = 48 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmer haus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 6446,334 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 6,465731 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 6,465731 × 48 = 310,3551 m3

Faktor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 310,3551 = 372,4261 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 2,1995 m

P = 7 X 2,1995 m = 15,3965 m

L = 5 X 2,1995 m = 10,9975 m
Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019
Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
157

e) Bak Penampungan Akhir

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Penampungan Akhir Kode
Fungsi Tempat Penampungan Air Terakhi Sebelum B-105
Dipompakan ke Sungai / Laut
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan
Densitas air, ρair = 997 kg/m3
Laju alir air, = 6446,334 kg/jam
Waktu tinggal = 48 jam
Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &
Timmer haus, 1991 hal 37)
Perhitungan Dimensi Bak
Laju alir volumetrik air
𝐹 6446,334 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 6,465731 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan


V =𝑄 × 𝑡 = 6,465731 × 48 = 310,3551 m3
Faktor koreksi volume bak over design
V =1,2 × 310,3551 = 372,4261 m3
Rasio dimensi bak yang diasumsikan
P:L:T=7:5:1
Tinggi bak = H
V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3
H = 2,1995 m
P = 7 X 2,1995 m = 15,3965 m
L = 5 X 2,1995 m = 10,9975 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
158

2. Perhitungan Unit Pompa pada Pengolahan Limbah Domestik dan Proses

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Pompa Netralizer Kode Alat
Fungsi Mengalirkan air limbah ke bak netralizer
P-102
Tipe Single Stege Centrifuge Pumps

1. Jenis pompa
Pompa yang dipilah adalah pompa sentrifugal dengan pertimbangan
 Dapat digunakan range kapasitas yang besar
 Konstruksi sederhana sehingga harganya relatif lebih murah
 Kecepatan putarannya stabil
 Tidak memerlukan area yang luas

2. Menghitung Power Pompa dan Motor


a. Kapasitas, Q
𝑚
𝑄=
𝜌

F = 3738,75 kg/jam
T = 30ᵒC
Densitas = 997 kg/m3 = 62,2128 lb/ft3
Viskositas = 0,8937 cP = 0,000601 lb/ft3

3738,75 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q= = 4,5 m3/jam
997 𝑘𝑔/𝑚3

Faktor keamanan = 10 %
Q perancangan = Q x (1+ Over design)
= 0,0441 ft3/s
= 19,8136 gpm
Dipakai pompa sejumlah 1 buah

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
159

Dari Tabel 10.17, p.379 Coulson untuk kapasitas perancagan pompa ini dapat
digunakan pompa sentrifugal

Tabel 10.17 Normal Operating range of pumps

b. Menghitung diameter optimum pipa


Asumsi : Aliran Turbulen

(Dioptimum) = 3,9 x Q0,45 x ρ0,13 (Walas. Pers. 6.32)


= 3,9 x 0,044110,45 x 62,21280,13
= 1,6385 ft = 19,66 in
Digunakan pipa standar input pompa dengan spesifikasi : (Timmerhaus, Tabel 13)
Sch. = 20 in
ID = 19,25 in = 1,6041 ft
OD = 20 in = 1,666 ft
A = 291 in2 = 2,0195 ft2

c. Menghitung kecepatan linier cairan


𝑄 0,0441 ft3/s
V=𝐴= = 0,0218 ft/s
2,0195 ft2

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
160

d. Menghitung Bilangan Reynold

𝐼𝐷 𝑥 𝑣 𝑥 𝜌
𝑁𝑅𝑒 =
μ
1,6041 𝑥 0,0218 𝑥 62,2128
𝑁𝑅𝑒 = = 3632,597 (Aliran turbulen)
0,000601

e. Neraca Tenaga Mekanis untuk Menghitung Daya Pompa


1 𝑔 𝑃2 − 𝑃1
(𝑣22 − 𝑣12 ) + (𝑧2 − 𝑧1 ) + + 𝛴 𝐹 + 𝑊𝑆 = 0
2 𝑔𝑐 ∝ 𝑔𝑐 𝜌
(Pers. 2.7-28, Geankoplis)
Dengan;
Ws = tenaga yang ditambahkan kedalam sistem (power pompa), ft.lbf/lbm
Δv2 = perbedaan kecepatan fluida pipa masuk dan keluar pompa = v22- v12, ft/s
a = konstanta, untuk aliran turbulen
Δz = beda ketinggian cairan, ft
ΔP = beda tekanan, lbf/ft2
ΣF = Friction loss, ft.lbf/lbm
g = konstanta gravitasi = 32,174 ft/s2
gc = gravitational conversion factor = 32,174 lbm.ft/lbf.s2
Δv2/2.a.gc = beda tenaga kinetik fluida, ft.lbf/lbm
Δz.g/gc = beda tenaga potensial, ft.lbf/lbm

 Beda energi kinetik


Beda diameter yang digunakan sama maka kecepatan fluidanya sama,
Maka :

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
161

 Beda energi potensial


Δv2 = 0, sehingga Δv2/2.a.gc = 0 ft/lbf/lbm
ΔZ = 1,1555 m = 3,894 ft
 Beda tekanaan
P1 = 1,1406 atm = 2414,4228 lbf/ft2
P2 = 1.1406 atm = 2414,4228 lbf/ft2
ΔP/ρ = 0 ft.lbf/lbm

 Friction loss
1. Friksi di pipa lurus ( Ff )
Untuk pipa dipilih dari bahan : comercia steel
Nre = 3632,597
Dari figure 2.10.3 Geankoplis untuk comercial steel
Untuk pipa = 1

ε = 4,6 x10-5 m (commercial steel pipe)


ID = 1,6041 ft
ε/ID = 0,000096
Dari figure 2.10-3 Geankoplis diperoleh f = 0,0075
Direncankan untuk panjang pipa = 15 m = 50,55 ft

ΔL V 2
Ff = 4 f 𝐷 2𝑔𝑐

= 0,00000859

2. Friksi di elbow 90 dan gate valve


Jumlah elbo = 3 buah
Jumlah gate valve = 1 buah
𝑣2
Hf = n. Kf x 2 𝑔𝑐

Untuk elbow 90, dari tabel 2.10-1 Geankoplis didapat harga Kf = 0,75
Untuk gate valve wide open, dari tabel 2.10-1 Geankoplis didapat harga

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
162

0,02182
kf= 0,17. Hf = (3 x 0,75) + (1 x 0,17) x 2 𝑥 32,174 = 0,0000179 ft.lbf/lbm

Total friksi (ΣF) = Ff + hf


= 0,0000265 ft.lbf/lbm

Dari persamaan Bernouli didapatkan:


Ws = 125,288 ft.lbf/lbm

Dipakai pompa sentrifugal single stage karena head pompa < 1601 ft (Perry, p
6-8 )
f. Menghitung Daya Pompa ( BHP )
Qxρ
BHP =(- Ws ) x 550 𝑥 η

Kapasitas pompa = 19,813 gpm


Dari figure 14.37 Petter & Timmerhaus diperoleh efinsiensi pompa sentrifugal =
44%

BHP = 1,421 Hp
Dipakai pompa dengan daya sebesar 1,5 Hp ; 3500 rpm (Figure 5.6 Coulson)

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
163

g. Menghitung Daya Motor (P)


Dari figure 14.38 Petter & Timmerhaus, diperoleh :

η𝑚 = 82%

P = BHP
= 1,734 Hp ≈ 2 Hp
η𝑚

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
164

3. Contoh Perhitungan Unit Bak pada Pengolahan Limbah Laboratorium

a) Bak Ekualisasi

LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Ekualisasi Kode
Fungsi Menampung Air Limbah Laboratorium
B-106
Jenis Alat Bak Persegi Tanpa Tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3


Laju alir air, = 62,3125 kg/jam
Waktu tinggal = 30 hari = 720 jam
Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &
Timmer haus, 1991 hal 37)
Perhitungan Dimensi Bak
Laju alir volumetrik air
𝐹 62,3125 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 0,0625 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan


V =𝑄 × 𝑡 = 0,0625 × 720 = 45 m3
Factor koreksi volume bak over design
V =1,2 × 45 = 54 m3
Rasio dimensi bak yang diasumsikan
P:L:T=7:5:1
Tinggi bak = H
V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3
H = 1,1555 m
P = 7 X 1,1555 m = 8,0885 m
L = 5 X 1,1555 m = 5,7775 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
165

b) Bak Netralisasi
LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Netralisasi Kode
Fungsi Menetralkan Ph Limbah Cair BF-107
Jenis Alat Bak Persegi Tanpa Tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 3738,75 kg/jam

Waktu tinggal = 12 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmerhaus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 3738,75 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 3,75 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 3,75 × 12 = 45 m3

Factor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 45 = 54 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 1,1555 m

P = 7 X 1,1555 m = 8,0885 m

L = 5 X 1,555 m = 5,7775 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
166

c) Bak Aerasi
LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Aerasi Kode
Fungsi Menyuplai oksigen ke air limbah B-108
Jenis Alat Bak persegi tanpa tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 5608,125 kg/jam

Waktu tinggal = 8 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmerhaus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 5608,25 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 5,625 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 5,625 × 8 = 45 m3

Factor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 45 = 54 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 1,1555 m

P = 7 X 1,1555 m = 8,0885 m

L = 5 X 1,1555 m = 5,7775 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi
167

d) Bak Penampungan Akhir


LEMBAR PERHITUNGAN
Nama Alat Bak Penampungan Akhir Kode
Fungsi Tempat Pengendapan Terakhir B-109
Jenis Alat Bak Persegi Tanpa Tutup
Data perhitungan

Densitas air, ρair = 997 kg/m3

Laju alir air, = 3738,75 kg/jam

Waktu tinggal = 12 jam

Over design = 20% (Range 10-20 %) (Table 3-1. Peter &

Timmer haus, 1991 hal 37)

Perhitungan Dimensi Bak

Laju alir volumetrik air


𝐹 3738,75 𝑘𝑔/𝑗𝑎𝑚
Q=ρ= = 3,75 m3/jam
997 kg/𝑚3

Volume bak penampungan

V =𝑄 × 𝑡 = 3,75 × 12 = 45 m3

Factor koreksi volume bak over design

V =1,2 × 45 = 54 m3

Rasio dimensi bak yang diasumsikan

P:L:T=7:5:1

Tinggi bak = H

V = 7𝐻 × 5𝐻 × 𝐻 = 35 𝐻 3

H = 1,1555 m

P = 7 X 1,1555 m = 8,0885 m

L = 5 X 2,1995 m = 5,7775 m

Pra-Rancangan Pabrik Metanol dari Natural Gas Kelompok IX/S. Ganjil/2018-2019


Dibuat Diperiksa Disetujui
Adi Mulyadi Putra
Aris Aprianto Cahyono
Ummi Hasanah Pertiwi

Anda mungkin juga menyukai