PENELITIAN KORELASI
Oleh:
RICKY PRASETYO NUGROHO
Kekurangan dan nutrisi dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan jaringan otak yang irreversible yang disebut nekrosis. Nekrosis jaringan otak
menyebabkan terjadinya CVA infark (Astawan, 2000).
Pasien yang tidak dapat mengontrol tekanan darah dan kondisi obesitas beresiko paling
tinggi terkena serangan stroke (56%). Serangan stroke berulang tidak akan terjadi pada pasien
hipertensi dan obesitas apabila mereka dapat mengontrol tekanan darahnya dan kadar
kolesterol dalam tubuhnya (Gray, 2003).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1999 prevalensi
hipertensi di Indonesia adalah 8,3% dari jumlah penduduk di Indonesia. Berdasarkan data
yang diperoleh peneliti dari Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo jumlah pasien yang
menderita stroke di Puskesmas Donorojo dalam 10 bulan terakhir mulai bulan Januari 2010 –
Oktober 2010 adalah 59 pasien, sedangkan jumlah pasien post stroke yang mengalami
serangan stroke berulang pada bulan Januri 2010 – Oktober 2010 sebanyak 15 pasien (38%).
Perilaku yang tidak sehat bila tidak diatasi dengan baik akan berdampak pada
terjadinya serangan stroke. Pasien post stroke perlu memiliki perilaku yang baik untuk
mencegah serangan stroke berulang dengan cara tetap mengikuti nasihat dokter melalui
kontrol rutin, selain itu perilaku yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan stroke
berulang adalah dengan cara menjalankan pola hidup sehat yang teratur dan seimbang.
Peran perawat sangat diperlukan dalam asuhan, salah satunya dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang upaya meminimalisasi serangan stroke dengan cara
menganjurkan pasien untuk menjalankan pola hidup sehat serta melakukan kontrol rutin
untuk menjaga kestabilan tekanan darahnya. Perilaku hidup sehat sangat diperlukan dalam
mencegah serangan stroke berulang.
Berdasarkan fenomena yang muncul di atas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam
Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Apakah ada Hubungan
Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam Mencegah Serangan Stroke
Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo?”.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis Hubungan Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien
dalam Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam
Upaya Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo.
b. Mengidentifikasi Perilaku Pasien Post Stroke dalam Mencegah Serangan Stroke
Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo.
c. Menganalisis Hubungan Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien Post
Stroke dalam Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas
Donorojo.
Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Dapat meningkatkan motivasi pasien post stroke untuk melakukan kontrol rutin dan
melaksanakan pola hidup sehat sebagai upaya mencegah serangan stroke berulang.
2. Bagi perawat
Dapat memberikan pendidikan kesehatan yang tepat pada pasien post stroke tentang
perilaku hidup sehat dalam rangka mencegah serangan stroke berulang.
3. Bagi Puskesmas
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menekan ngka kesakitan dan kematian
akibat komplikasi dari serangan stroke berulang.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunkan untuk meningkatkan pengetahuan peneliti dan
memberikan informasi kepada pasien post stroke tentang perilaku mencegah terjadinya
serangan stroke berulang.
Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah korelasional
dimana penelitian bertujuan untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji
berdasarkan teori yang ada. Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi
suatu variabel diikuti.
Hasil Penelitian
Menunjukkan hasil penelitian hubungan perilaku pasien tentang upaya mencegah
serangan berulang, dimana sebanyak 12 orang (42,86%) memiliki pengetahuan dalam
mencegah serangan stroke berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo dalam kategori
cukup, 10 orang (39,29%) dalam kategori baik, dan 5 orang (17,86%) dalam kategori kurang.
Hasil penelitian yang didapatkan, kemudian dilakukan uji ststistik dengan program
SPSS 15.0 dengan menggunakan uji Spearman’s Rho untuk mengetahui pengaruh
Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam Mencegah Serangan Stroke
Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo.
Diketahui bahwa nilai ρ value sebesar 0,014. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ρ < 0,05
yang berarti H0 ditolak, sehingga ada pengaruh Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan
Perilaku Pasien dalam Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas
Donorojo.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 28 responden di wilayah kerja
Puskesmas Donorojo Kabupaten Pacitan didapatkan hasil sebanyak bahwa sebanyak 10 orang
(35,71%) Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam Mencegah Serangan
Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo Kabupaten Pacitan kategori baik, 13
orang (46,43%) Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien dalam Mencegah
Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo Kabupaten Pacitan kategori
cukup. Hal ini disebabkan karena pasien post stroke mempunyai pengetahuan yang baik
tentang upaya mencegah serangan stroke berulang.
Sedangkan 5 orang (17,86%) Pengetahuan Pasien Post Stroke dengan Perilaku Pasien
dalam Mencegah Serangan Stroke Berulang di Wilayah Kerja Puskesmas Donorojo
Kabupaten Pacitan kategori kurang. Hal ini disebabkan karena salah satunya yaitu kurangnya
pemberian pendidikan kesehatan tentang upaya meminimalisasi serangan stroke berulang
dengan melakukan hidup sehat dan kontrol rutin untuk menjaga kestabilan tekanan darahnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Notoadmodjo (2007) yang mengatakan
bahwa hasil yang diharapkan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
adalah terjadinya perubahan sikap dan perilaku dari individu, keluarga, kelompok khusus,
dan masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.