7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada
metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan
penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup.
Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu gangguan
autoimun yang disebut penyakit Grave.
a. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme
bergantung pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar tiroid dalam darah. Di bawah ini adalah jenis
pengobatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme,
yaitu:
1) Thionamide
Thionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan
untuk menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin.
Contoh obat-obatan thionamide adalah carbimazole dan
propylthiouracil. Obat ini perlu dikonsumsi sekitar 1-2 bulan agar
bisa dilihat perubahan pada kondisi hipertiroidisme.
Dosis obat ini akan diturunkan secara perlahan setelah produksi
hormon oleh kelenjar tiroid bisa dikendalikan. Efek samping yang
jarang terjadi akibat obat ini adalah sakit persendian dan ruam kulit
yang gatal. Risiko mengalami hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang
kurang aktif) akibat pengobatan ini lebih kecil dibandingkan
radioterapi.
2)
3) Radioterapi Radioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk
mengobati hipertiroidisme. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid
akan berkurang ketika iodine radioaktif (dalam tingkat rendah dan
tidak berbahaya) menyusutkan kelenjar tiroid. Pengobatan
radioiodine dapat konsumsi dalam bentuk obat cair atau kapsul.
4) Beta-blocker diberikan setelah produksi hormon kelenjar tiroid bisa
dikendalikan oleh thionamide. Efek samping yang paling umum
akibat obat ini adalah mual, kaki dan tangan menggigil, insomnia,
dan selalu merasa lelah.
5)
6) Operasi tiroid Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau
tiroidektomi disebut parsial jika hanya sebagian yang diangkat dan
total jika seluruhnya jaringan kelenjar diangkat. Berikut ini adalah
beberapa alasan perlu dilakukannya prosedur operasi pengangkatan
kelenjar tiroid, yaitu:
7)
8) Jika hipertiroidisme muncul kembali setelah sebelumnya menjalani
penanganan dengan thionamide.
9) Terjadi pembengkakan yang cukup parah pada kelenjar tiroid.
10) Tidak bisa dilakukan pengobatan radioiodine karena sedang hamil
atau menyusui, serta tidak bisa dan/atau tidak mau melewati
prosedur pengobatan dengan thionamide.
11) Pasien menderita gejala mata yang parah akibat penyakit Graves.
12) Untuk menghilangkan kemungkinan kambuh atau muncul kembali,
disarankan untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid yang ada.
Mereka yang menjalani operasi tiroidektomi total diharuskan
mengonsumsi obat-obatan seumur hidup untuk mengatasi
hilangnya fungsi kelenjar tiroid di dalam tubuh.
13) Komplikasi Akibat Hipertiroidisme
14)
15) Jika Anda menderita hipertiroidisme dan tidak ditangani, Anda
berisiko mengalami komplikasi. Berikut ini beberapa komplikasi
yang mungkin terjadi:
16)
17) Oftalmopati Graves. Gangguan mata ini disebabkan oleh penyakit
Graves. Gejala yang bisa muncul adalah mata kering atau
mengeluarkan air mata berlebihan, penglihatan kabur dan
sensitivitas berlebihan terhadap cahaya.
18) Keguguran dan eklampsia. Wanita hamil dengan riwayat penyakit
Graves atau yang menderita hipertiroidisme lebih berisiko
mengalami komplikasi seperti keguguran, eklampsia (kejang-
kejang pada masa kehamilan), kelahiran prematur, dan bayi dengan
berat badan rendah.
19) Hipotiroidisme. Dampak dari pengobatan terhadap hipertiroidisme
adalah kelenjar tiroid menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroksin
dan triiodotironin. Sebagai akibatnya, terjadilah hipotiroidisme.
Beberapa gejala hipotiroidisme adalah kelelahan berlebihan,
konstipasi dan peningkatan berat badan.
20) Badai tiroid. Ini adalah kondisi munculnya gejala yang parah dan
tiba-tiba akibat sistem metabolisme yang berjalan terlalu cepat. Ini
bisa terjadi ketika hipertiroidisme tidak ditangani atau tidak
terdiagnosis. Selain itu, badai tiroid bisa terjadi karena beberapa
hal, misalnya infeksi, kehamilan, tidak mengonsumsi obat sesuai
anjuran dokter, dan kerusakan kelenjar tiroid akibat cedera pada
leher. Ini adalah kondisi darurat, maka jika Anda mencurigai ada
orang di sekitar Anda yang mengalaminya, segera bawa ke rumah
sakit terdekat. Beberapa gejalanya adalah nyeri dada, diare,
demam, menggigil, berhalusinasi dan sakit kuning.
21) Gangguan jantung. Komplikasi yang serius dari hipertiroidisme
berkaitan dengan gangguan jantung, seperti detak jantung cepat,
kelainan ritme jantung, dan gagal jantung kongestif.
22) Osteoporosis atau tulang rapuh. Kekuatan tulang bergantung
kepada jumlah kalsium dan mineral lain di dalamnya. Tubuh akan
kesulitan memasukkan kalsium ke dalam tulang ketika terganggu
dengan banyaknya hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.