PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan perlindungan hukum tenaga kerja wanita ditinjau dari UU No.13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul dalam perlindungan hukum tenaga kerja
wanita dan memberikan solusi penyelesaian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4
pekerjaannya semaksimal mungkin tanpa khawatir sewaktu-waktu akan tertimpa
kecelakaan kerja.
Bagi pengusaha, adanya pengaturan keselamatan kerja di dalam perusahaannya akan
dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang dapat mengakibatkan pengusaha harus
memberikan jaminan sosial.
Bagi pemerintah (dan masyarakat), dengan adanya dan ditaatinya peraturan keselamatan
kerja, maka apa yang direncanakan pemerintah untuk mensejahterakan masyrakat akan
tercapai dengan meningkatnya produksi perusahaan baik kualitas maupun kuantitas.
Dasar pembicaraan masalah keselamatan kerja ini sampai sekarang adalah UU No 1
Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Namun, sebagian besar peraturan pelaksanaan
undang-undang ini belum ada sehingga beberapa peraturan warisan Hindia Belanda masih
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan keselamatan kerja di perusahaan. Peraturan warisan
Hindia Belanda itu dalah sebagai berikut :
Veiligheidsreglement, S 1910 No. 406 yang telah beberapa kali dirubah, terakhir dengan
S. 1931 No. 168 yang kemudian setelah Indonesia merdeka diberlakukan dengan
Peraturan Pemerintah No. 208 Tahun 1974. Peraturan ini menatur tentang keselamatan
dan keamanan di dalam pabrik atau tempat bekerja.
Stoom Ordonantie, S 1931 No. 225, lebih dikenal dengan peraturan Uap 1930.
Loodwit Ordonantie, 1931 No. 509 yaitu peraturan tentang pencegahan pemakaian timah
putih kering.
5
2.4 Jenis – Jenis Jaminan Sosial tenaga kerja
2.4.1 Jaminan Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja maupun penyakit akibat kerja maerupakan resiko yang dihadapi oleh
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau
seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja
baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja.
3.1 SIMPULAN
Setelah penulis melakukan analisis tentang perlindungan tenaga kerja, penulis
menyimpulkan bahwa perlindungan tenaga kerja Indonesia masih lemah. Masih banyak
kejadian yang menyebab tenaga kerja kerja Indonesia kehilangan hak-hak dasar sebagai
pekerja. Selain itu, permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia terkait mengenai hubungan
kerja tidak seimbang antara pengusaha dengan buruh dalam pembuatan perjanjian kerja.
Bukan hanya tidak seimbang dalam membuat perjanjian, akan tetapi iklim persaingan usaha
yang makin ketat yang menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi (cost of
production).
3.2 SARAN
Adapun saran penulisan makalah ini sebagai berikut :
Mengingat masih banyak perusahaan dalam hal ini pengusaha meskipun sudah
mengetahui peraturan yang berlaku tetapi tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya,
perlu dikenakan sanksi bagi pengusaha yang tidak melaksanakan peraturan tersebut oleh
pihak yang berwenang demi tercapainya hubungan industrial, adanya saling membutuhkan
antara pihak pengusaha dan tenaga kerja khususnya tenaga kerja wanita dan anak-anak.
Selain itu pemerintah harus meningkatkan pengawasannya terhadap pengusaha yang
mempekerjakan pekerja wanita dan anak-anak apakah sudah mentaati peraturan yang ada
atau belum. Dan peran aktif kesadaran pekerja wanita atau anak-anak sendiri serta
perusahaan juga sangat diperlukan.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.bnp2tki.go.id/
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Nasional_Penempatan_dan_Perlindungan_Tenaga_Kerj
a_Indonesia
3. http://www.hukumtenagakerja.com/penempatan-dan-perlindungan-tenaga-kerja-indonesia-
di-luar-negeri/
4. https://m2.facebook.com/notes/universitas-borobudur-jakarta/undang-undang-jaminan-dan-
jenis-perlindungan-tenaga-kerja/546860785327961/?_rdr
10