Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PEMBINAAN NILAI-NILAI NASIONALISME PADA SISWA

DI SMA KORPRI BANJARMASIN

JURNAL

OLEH
M. RIDHANI HIDAYAT
A1A210038

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
BANJARMASIN
2014
ABSTRAK

M. Ridhani Hidayat, 2014. Strategi Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Siswa di SMA
KORPRI Banjarmasin. Skripsi Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Pembimbing (I) Rabiatul Adawiyah, Pembimbing (II) Mariatul Kiftiah.

Kata Kunci : Strategi pembinaan, nilai-nilai nasionalisme, siswa

Penelitian ini mengkaji tentang strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada


siswa di SMA KORPRI di SMA KORPRI Banjarmasin. Strategi pembinaan dikaji melalui
program sekolah dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme siswa. Sedangkan nilai-nilai
nasionalisme dikaji dalam bentuk gambaran implementasi nilai-nilai nasionalisme pada
siswa.
Metode penelitian yang dipilih adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan
data melalui observasi agar peneliti dapat melihat secara langsung pembinaan nilai-nilai
nasionalisme pada siswa, wawancara agar peneliti dapat mengetahui secara langsung dari
informan sebagai sumber data, dan dokumentasi agar memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data baik dokumen tertulis atau gambar sebagai sumber data. Objek
penelitian dan analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa program pembinaan nilai-nilai nasionalisme di
SMA KORPRI dilaksanakan melalui kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas. Di dalam
kelas melalui kegiatan belajar mengajar yang ditekankan pada pelajaran PKn sedangkan di
luar kelas melalui kegiatan upacara bendera dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka
yang diwajibkan terhadap siswa, PMR, dan Paskibra. Nilai-nilai nasionalisme sudah
terimplementasi dengan baik pada diri siswa dilihat dari dari pengetahuan siswa mengenai
nasionalisme, kecakapan siswa dalam melaksanakan dan ikut mempersiapkan kegiatan
upacara bendera, dan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti
pramuka, PMR dan Paskibra.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar sekolah melakukan pengaturan yang
lebih teroganisir terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang memiliki muatan pembinaan nilai-
nilai nasionalisme. Guru agar lebih mengembangkan pembelajaran dengan muatan
nasionalisme kepada siswanya demi terbinanya nilai-nilai nasionalisme siswa yang lebih baik
lagi di masa akan datang. sekolah lebih giat melakukan sosialisasi tentang kegiatan
ekstrakurikuler yang memiliki muatan pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada siswa.
ABSTRACT

M. Ridhani Hidayat, 2014. Founding Strategy of Student’s Nationalism Values in SMA


KORPRI Banjarmasin. Thesis Program Pancasila and Citizenship Education Study,
Department of Social Sciences Education FKIP Lambung Mangkurat University.
Lecturer (I) Rabiatul Adawiyah, Pembimbing (II) Mariatul Kiftiah.

Keywords : Founding strategy, Nationalism Values, student

This research is about founding strategy of student’s nationalism values in SMA


KORPRI Banjarmasin. Founding strategy is examined in school program about founding
student’s nationalism values. While nationalism values is examined in description of student’s
nationalism values implementation.

The method that choosen is a qualitative method with collecting data technique
through observation in order to researcher can see student’s nationalism values founding
directly, interview in order to know directly from the informant as data’s resources, and
documentation in order to make easier in collecting datas that as written document or
pictures as data’s resources. Object of research and analysis data through data reduction, data
presentation, and collecting conclusion.

The result indicate that founding program of student’s nationalism values in SMA
KORPRI implemented through activity in class or outside class. In class is through study
activity that pressured in PKn lesson while in outside class is trough school ceremony and
student’s antusiasm of following extracurricular activity like boy scout, PMR and Paskibra.

Based on research result suggested for school to do a better control on


extracurricular activity that have any founding of nationalism values contents. Teacher must
make better the lesson that have any nationalism value for the students in order to make better
student’s nationalism in the future. School must be more active to do socialization about
extracurricular activity that have any founding of students’s nationalism values.
A. PENDAHULUAN

Pasal 27 ayat 3 Undang – undang Dasar 1945 yang berbunyi “Setiap warga negara

berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Sesuai rumusan tersebut,

mereka yang termasuk dalam warga negara Indonesia semestinya memiliki nasionalisme dan

rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Bagaimana cara kita

melakukan pembelaan Negara jika kita tidak memiliki jiwa nasionalisme yang kuat. Oleh

sebab itu pembinaan terhadap nilai-nilai nasionalisme memiliki fungsi yang sangat vital.

Suardi (2007:24) mengatakan ‘’Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran untuk

mencintai bangsa dan Negara atas kesadaran keanggotaan atau warga Negara yang secara

potensial bersama-sama mencapai mempertahankan, dan mengabdikan identitas,

kemakmuran, dan kekuatan bangsanya’’. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

nasionalisme hanya akan timbul pada diri seseorang jika memiliki suatu kesadaran sebagai

seorang warga negara.

Wariyanto (2007) berpendapat bahwa “kesadaran akan persatuan dan kesatuan bangsa

penting bagi generasi muda sebagai sistem nilai sehingga secara moral mereka akan berbuat

baik dalam setiap tindakan dan gerak hati nuraninya”.

Akan tetapi menurut Kusumawati (2011:17) “rasa nasionalisme pada anak didik di

sekolah mulai berkurang”. Keadaan seperti itu akan berbahaya, sebab generasi muda dan

siswa sekolah merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan bangsa ini

menuju kearah yang lebih baik. Apabila generasi mudanya sudah tidak mencintai bangsanya

tentu saja lambat laun negara itu akan hancur. Hal ini tentu saja sangat mengkhawatirkan,

karena remaja sebagai generasi muda yang notabene generasi penerus bangsayang akan

menggantikan kepemimpinan bangsa kelak, sangat diharapkan mampu menjadi pemimpin

yang benar-benar memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Di samping itu, siswa sekolah

sekarang ini lebih suka menggunakan bahasa gaul atau bahasa yang tidak sesuai dengan
kaidah berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-harinya

dibandingkan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan remaja

sekarang juga lebih merasa bangga dengan menggunakan produk luar negeri daripada produk

dalam negeri sendiri.

Secara operasional, pembinaan nilai – nilai nasionalisme melalui pendidikan adalah

pengajaran, dan atau pelatihan untuk meningkatkan paham, rasa, dan semangat kebangsaan

yang baik pada siswa, yang ditunjukkan dengan mengutamakan tingkah laku bersaudara,

demokratis, saling menerima dan menghargai, serta saling menolong dan berinteraksi sosial

dengan sesama warga Indonesia.

SMA KORPRI Banjarmasin didirikan pada tanggal 1 November 1986 oleh Yayasan

Pendidikan KORPRI Provinsi Kalimantan Selatan. Beralamat di jalan Tanjung Perumnas I

Kayutangi Blok IV Kecamatan Banjar Utara, Banjarmasin. Statusnya sebagai sekolah swasta

sangat menarik untuk dijadikan sebagai tempat penelitian dalam strategi pembinaan nilai-

nilai nasionalisme. Dari hasil observasi dan wawancara sementara peneliti menemukan

informasi dari kepala sekolah bahwa penekanan terhadap pembinaan nilai-nilai nasionalisme

di SMA KORPRI Banjarmasin terkenal lebih tegas dibandingkan sekolah-sekolah swasta

lainnya. Selain itu, dampaknya terhadap siswa terlihat dengan kentalnya rasa nasionalisme

yang ada pada diri siswa. Misalnya saja, siswa SMA KORPRI Banjarmasin sangat tertib dan

serius dalam mengikuti kegiatan upacara bendera. Kegiatan seperti PMR dan Paskibra

banyak diminati oleh siswa di SMA KORPRI Banjarmasin. Selain itu kegiatan Pramuka

dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa demi membina nilai-

nilai nasionalisme siswa. Dengan melihat hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian lebih mendalam tentang strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme di sekolah

tersebut.
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Nasionalisme
Sumarmi (2006:20) menyatakan bahwa “nasionalisme berasal dari kata nasional (bahasa

Belanda, national) yang berarti paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri

atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial mempertahankan

identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bersama-sama”.

2. Nasionalisme Indonesia

Komaruddin & Azyumardi (2008:30) mengemukakan bahwa “Dalam sejarahnya,

nasionalisme Indonesia melalui beberapa tahap perkembangan yaitu tumbuhnya perasaan

kebangsaan dan persamaan nasib, nasionalisme Indonesia yang melanjutkan semangat

revolusioner, kemudian nasionalisme persatuan dari kesatuan, dan yang terakhir adalah

nasionalisme kosmopolitan”.

3. Revitalisasi Nasionalisme Indonesia

Menurut Hamengku Buwono X (2008:88) “di era reformasi dan otonomi ini makna

nasionalisme justru terasa kabur untuk tidak mengatakan sama sekali tidak dimengerti.

Bahkan sebagai akumulasi dan sejarah perkembangan nasionalisme itu sendiri, nasionalisme

tidak jarang disebut-sebut sebagai sesuatu yang using atau ketinggalan zaman”.

4. Macam-Macam Nasionalisme

Nasionalisme dalam arti sempit adalah perasaan kebangsaan atau cinta terhadap

bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, namun terhadap bangsa lain memandang

rendah. Suprapto (,2007 : 39) mengungkapkan bahwa “Hal ini sering disamakan dengan

jingoism atau chauvinism seperti yang pernah dianut bangsa Jerman di masa 1933-1945 yang

beranggapan Deustshland Uber Alles in Der Welf (Jerman di atas segala-galanya)”.


Menurut Budiyanto (2007 : 31) “nasionalisme dalam arti luas adalah persamaan cinta

atau bangga terhadap tanah air dan bangsanyadengan tetap menghormati bangsa lain karena

merasa sebagai bagian dari bangsa lain di dunia”.

5. Bentuk-Bentuk Nasionalisme

Nasionalisme sendiri mempunyai berbagai macam bentuk. Menurut Retno Listyarti

(2008:34-35) nasionalisme di dunia ini terdiri atas berbagai bentuk, sebagai berikut :

a. Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil)

b. Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme

c. Nasionalisme romantik (disebut pula nasionalisme organik

d. Nasionalisme budaya

e. Nasionalisme kenegaraan

f. Nasionalisme agama

6. Masalah Nasionalisme di Indonesia Dewasa Ini

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam diri masyarakat Indonesia. Pengaruh

globalisasi tersebut telah membuat banyak masyarakat kehilangan kepribadian diri sebagai

bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan

sehari- hari.

Tilaar (2007:27) menjelaskan bahwa “masyarakat modern dewasa ini bergerak dengan

sangat cepatya. Dunia telah merupakan satu desa kecil. Kemajuan teknologi informasi serta

komunikasi menyebabkan hubungan antara manusia menjadi sangat cepat dan tanpa batas.

Manusia dewasa ini hidup dalam dunia tanpa batas (borderless world)”. Inilah paradox dari

globalisasi yang telah menyebabkan ketidakmampuan manusia untuk memperoleh pegangan

hidup.

Menurut Hamengku Buwono X (2008:88) “di era reformasi dan otonomi ini makna

nasionalisme justru terasa kabur-untuk tidak mengatakan sama sekali tidak dimengerti.
Bahkan sebagai akumulasi dan sejarah perkembangan nasionalisme itu sendiri, nasionalisme

tidak jarang disebut-sebut sebagai sesuatu yang using-ketinggalan zaman”.

7. Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme di Era Global

Menurut Budiyanto (2007:30) dengan mengerti dan memahami akan pentingnya nilai-

nilai nasionalisme bagi setiap warga Negara, kita diharapkan mampu menjunjung tinggi

sikap-sikap sebagai berikut :


a. Mengedepankan keserasian, keselarasan, dan keharmonisan hidup yang dilandasi
oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
c. Menghargai Hak Asasi Manusia (HAM), tidak diskriminatif dan bersikap
demokratis.
d. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan keadaban manusia.

8. Pembinaan Nilai-Nilai Nasionalisme pada Siswa

Generasi muda adalah salah satu aset Indonesia pada masa yang akan datang. Bangsa

ini harus mampu menempatkan remaja-remajanya untuk menjadi pemimpin di masa

mendatang. Tentu saja harus ada upaya-upaya untuk menanamkan sebuah ciri khas budaya

bangsa ini untuk membedakannya dengan orang dari negara lain. Selain itu adanya budaya

lokal yang melekat pada diri pemuda-pemuda Indonesia akan mampu memperkuat jati diri

dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.


Menurut Danu Nugraha (2012) “pembinaan nilai-nilai nasionalisme tidak bisa kita

lepaskan dari peran dunia pendidikan. Maka sekolah atau lembaga pendidikan menjadi salah

satu tempat untuk membina nilai-nilai nasionalisme pada diri siswa”

C. METODE PENELITIAN
1. Alasan Menggunakan Metode Kualitatif

Penelitian mengenai strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada siswa di SMA

KORPRI Banjarmasin ini menggunakan metode kualitatif. Hal ini dikarenakan permasalahan
yang diteliti holistik, kompleks dinamis dan penuh makna. Sehingga tidak mungkin data

tentang strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada siswa SMA KORPRI Banjarmasin

ini dijaring dengan metode penelitian kuantitatif.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA KORPRI Banjarmasin yang beralamat di jalan

Tanjung Perumnas I Kayutangi Blok IV Kecamatan Banjar Utara, Banjarmasin.Pemilihan

sekolah ini beralasan pertama karena SMA KORPRI Banjarmasin merupakan sekolah

berstatus swasta yang terkenal tegas dalam membina nilai-nilai nasionalisme pada siswa-

siswinya
3. Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah mengenai Strategi Pembinaan Nilai – Nilai Nasionalisme

pada Siswa di SMA KORPRI Banjarmasin. Sumber Data yang yang digunakan adalah

purposive Sampling, dalam teknik ini pemilihan informan yang dimintai keterangan sudah

diketahui dengan jelas.

4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian adalah peneliti sendiri yang artinya peneliti

yang menentukan judul, menentukan fokus penelitian, merumuskan masalah, memilih

informan, mengumpulkan data, menganalisis data hingga mampu menarik kesimpulan

mengenai pembinaan nilai – nilai nasionalisme siswa. Selain itu alat bantu yang digunakan

dalam penelitian ini berupa buku catatan, kamera serta handphone yang digunakan untuk

wawancara langsung dari observasi, yang sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai bukti

penelitian yang telah berlangsung.

5. Teknik Pengumpulan Data

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak mendapatkan data

yang memenuhi standar, sehingga teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
penting dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

6. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode analisis

kualitatif..Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan.


7. Pengujian Keabsahan Data
Sebagaimana pendapat dari Wahyu (2012:390-393) untuk menguji keabsahan data yang

dikumpulkan, seorang peneliti dapat Meningkatkan ketekunan, melakukan triangulasi

merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu, dan

menggunakan bahan referensi serta menggunakan Member Check

D. TEMUAN PENELITIAN
1. Strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme siswa di SMA KORPRI Banjarmasin

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat nasionalisme pada siswa di SMA

KORPRI sudah terbina cukup baik. Pembinaan nilai-nilai nasionalisme di SMA KORPRI

Banjarmasin sangat ditekankan kepada siswa. Guru di SMA KORPRI Banjarmasin

merupakan pihak yang memiliki andil besar dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme. Hal

ini dilakukan guru SMA KORPRI Banjarmasin dengan cara menjadi teladan dan

menunjukkan kepedulian yang tinggi sehingga dapat membangkitkan peranan yang sangat

kuat bagi guru sebagai pendidik di mata siswanya. Pembinaan nilai-nilai nasionalisme di

SMA KORPRI Banjarmasin ditempuh melalui berbagai cara seperti kegiatan upacara

bendera, kegiatan belajar mengajar di kelas, dan kegiatan ekstrakurikuler.

2. Implementasi Nilai-nilai Nasionalisme Siswa di SMA KORPRI Banjarmasin


Dari temuan hasil penelitian yang telah dilakukan, nilai-nilai nasionalisme siswa di

SMA KORPRI Banjarmasin telah terimplementasi dengan cukup baik. Kepala sekolah SMA

KORPRI sendiri mengutarakan bahwa memang bila dibandingkan dari segi input nilai SMA
KORPRI Banjarmasin akan tertinggal jauh dari SMA-SMA favorit di Banjarmasin. Tetapi

kekurangan tersebut ditutupi dengan pembinaan nasionalisme yang sangat serius sehingga

bisa dikatakan nilai-nilai nasionalisme siswa sudah terimplementasi dengan baik. Memang

masih ada sedikit kendala disana-sini dalam pengimplementasian nilai-nilai nasionalisme di

SMA KORPRI Banjarmasin dikarenakan memang pembinaan nilai-nilai nasionalisme dewasa

ini cukup sulit.

E. PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat nasionalisme pada siswa di SMA

KORPRI sudah terbina cukup baik. Pembinaan nilai-nilai nasionalisme di SMA KORPRI

Banjarmasin sangat ditekankan kepada siswa ini sesuai dengan teori Danu Nugraha (2012)

bahwa “pembinaan nilai-nilai nasionalisme tidak bisa kita lepaskan dari peran dunia

pendidikan. Maka sekolah atau lembaga pendidikan menjadi salah satu tempat untuk

membina nilai-nilai nasionalisme pada diri siswa”.

Guru di SMA KORPRI Banjarmasin merupakan pihak yang memiliki andil besar

dalam pembinaan nilai-nilai nasionalisme. Hal ini dilakukan guru SMA KORPRI

Banjarmasin dengan cara menjadi teladan dan menunjukkan kepedulian yang tinggi sehingga

dapat membangkitkan peranan yang sangat kuat bagi guru sebagai pendidik di mata

siswanya. Hal ini sesuai dengan teori Sely Setyawati (2011) bahwa “penguatan peran

pendidik dan peserta didik agar terjalin sinergi antara implementasi kegiatan transfer ilmu

yang tetap mengedepankan kualitas dengan terwujudnya peserta didik yang bermoral dan

memegang teguh semangat nasionalisme”.


Pembinaan nilai-nilai nasionalisme di SMA KORPRI Banjarmasin ditempuh melalui

berbagai cara. Salah satunya adalah kegiatan upacara bendera yang dilaksanakan tiap hari

senin dengan melibatkan siswa terutama yang aktif di Organisasi Intra Sekolah (OSIS)

sebagai petugas upacara. Hal ini sesuai dengan salah satu teori Sely Setyawati. Menurut Sely
Setyawati (2011) “salah satu upaya dalam membina nasionalisme di sekolah adalah dengan

membiasakan kegiatan upacara bendera untuk membangkitkan semangat nasionalisme”.

Pembinaan nilai-nilai nasionalisme di SMA KORPRI Banjarmasin juga dilaksanakan

melalui kegiatan belajar mengajar dan sangat ditekankan pada saat pembelajaran PKn. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sely Setyawati (2011) bahwa “Dalam setiap kegiatan

pembelajarannya pendidik harus senantiasa menanamkan dan menumbuhkan sikap mencintai

dan bangga terhadap tanah air”.

Strategi pembinaan nilai-nilai nasionalisme pada siswa di SMA KORPRI Banjarmasin

juga dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka yang wajib diikuti oleh

siswa kelas X dan XI, kemudian Paskibra, dan PMR. Adanya kegiatan pengembangan diri

bagi siswa yang memiliki muatan nasionalisme di dalamnya seperti ini akan lebih

memudahkan dalam melakukan pembinaan nilai-nilai nasionalisme siswa. Ini juga sesuai

dengan teori Sely Setyawati. Menurut Sely Setyawati (2012) ada berbagai cara pendidik

dalam membina nasionalisme. Salah satunya dengan mengoptimalkan kegiatan

pengembangan diri. Kegiatan ini merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sebagai bagian

integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui layanan Bimbingan

Konseling (BK) dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat

menyalurkan minat, bakat, kemandirian, kemampuan bermasyarakat, beragama, dan

memecahkan masalah.

F. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Gambaran nasionalisme siswa di SMA KORPRI Banjarmasin sudah cukup tinggi dan

terbina dengan baik karena pembinaan nilai-nilai nasionalisme sangat ditekankan di

SMA KORPRI Banjarmasin. Guru merupakan pihak yang memiliki andil besar dalam

membina nasionalisme pada diri siswa tersebut dengan jalan menjadi teladan dan
memberikan kepedulian yang yang tinggi sehingga dapat membangkitkan peranan yang

sangat kuat bagi guru sebagai pendidik di mata siswanya. Strategi pembinaan nilai-nilai

nasionalisme di SMA KORPRI Banjarmasin dilakukan melalui kegiatan di dalam

maupun di luar kelas. Di dalam kelas dilaksanakan melalui kegiatan belajar mengajar

dan ditekankan pada mata pelajaran PKn sedangkan di luar kelas dilaksanakan melalui

kegiatan upacara bendera dan kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka yang diwajibkan

kepada siswa, kemudian PMR dan Paskibra.


b. Nilai-nilai nasionalisme sudah terimplementasi dengan baik pada diri siswa,

meskipun memang ada kendala disana-sini dalam proses pengimplementasiannya

tetapi sudah bisa ditanggulangi oleh pihak sekolah. Respon siswa pun sudah cukup

baik melihat dari pengetahuan siswa mengenai nasionalisme, kecakapan siswa dalam

melaksanakan dan ikut mempersiapkan kegiatan upacara bendera, dan antusiasme

siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, PMR dan

Paskibra.

2. Saran
a. Hendaknya sekolah mengatur jadwal kegiatan ekstrakurikuler secara lebih

terorganisir karena pembinaan nilai-nilai nasionalisme melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang bermuatan pembinaan nasionalisme juga menemui kendala

pada jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.


b. Hendaknya guru lebih mengembangkan pembelajaran dengan muatan nasionalisme

kepada siswanya demi terbinanya nilai-nilai nasionalisme siswa yang lebih baik lagi

di masa akan datang.


c. Sebaiknya sekolah lebih giat melakukan sosialisasi tentang kegiatan ekstrakurikuler

yang memiliki muatan pembinaan nilai-nilai nasionalisme agar siswa dapat lebih

mengetahui penting dan bergunanya kegiatan tersebut untuk membina nasionalisme

mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Akhyar, Zainul dan Bedjo. 2009.Pendidikan Kewarganegaraan. Banjarmasin: Agvenda


Aningtyas. 2013. Membangun Strategi Sosial Nasionalisme yang Berkelanjutan
(http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2013/10/28/membangun-strategi-sosial-
nasionalisme-yang-berkelanjutan, diakses pada tanggal 4 Mei 2014)
Bambang, Suteng. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan 1. Jakarta : Erlangga
Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : ICCE
UIN Syarif Hidayatullah
Jamli, Edison dkk. 2005.Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Akasara

Kansil, C.S.T., dan Kansil, Christine S.T. 2011. Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.
Jakarta: Rineka Cipta.
Kusumawati, Adik Nur. (2011). Kinerja Guru PKn dalam Meningkatkan Nasionalisme Siswa.
Listyarti, Retno. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Erlangga
Nita, Moa Kornelius. 2007. Sumpah Pemuda, Momentum Kebangkitan.
(http//www.indomedia.com/poskup/2007, diakses pada tanggal 4 Februari 2014)
Nugraha, Danu.2012.Menggugat Nasionalisme dalam Dunia Pendidikan. (online),
(http://mjeducation.com/menggugat-nasionalisme-dalam-dunia-pendidikan, diakses 4
Februari 2014)
Samani, Muchlas. 2006. Menggagas Pendidikan Bermakna. Surabaya: SIC.
Sely Setyawati Sekartaji. 2011. Penanaman Rasa Nasionalisme: Menumbuhkan Rasa
Nasionalisme (online), (http://penanamanrasanasionalisme.blogspot.
com/2011/11/penanaman-rasa-nasionalisme.html, diakses 4 Februari 2014)
Smith, Anthony D. 2012. Nasionalisme Teori Ideologi Sejarah. Jakarta: Erlangga.
Suardi, Abubakar, dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan Menuju Masyarakat
Madani.Yogyakarta:Yudistira
Sultan Hamengku Buwono X. 2008. Merajut Kembali Keindonesiaan Kita .Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Sumarmi. 2006. Citra Pendidikan Kewarganegaraan. Klaten: Sekawan.
Suprapto, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Bumi Aksara.
Syaifuddin, Alia dan Nuha. 2006.Pendidikan Saat krisis Nasionalisme. Semarang: Suara
Merdeka
Tanty Erlianingsih. 2012. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme dalam Bingkai Pendidikan
Karakter (online), (http://www.lazuardibirru.org/gurupencerah/ kolom-
gurupencerah/menumbuhkan-semangat-nasionalisme-dalam-bingkai-pendidikan-
karakter/, diakses 4 Februari 2014)
Tilaar. 2007. Mengindonesia : Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta : PT Rineka
Cipta.
Wahyu. 2012.Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif.
Banjarmasin. Unlam
Wariyanto, Agus. 2007 Menggugah Nasionalisme Pemuda(http://
www.wawasandigital.com/Menggugah-Nasionalisme-Pemuda, diakses pada tanggal 24
Januari 2014)
Wiyanto, Adi. 2009. Nasionalisme (http://wiyantoa86.wordpress.com/2009/11/09/
nasionalisme, diakses pada tanggal 4 Mei 2014)

Anda mungkin juga menyukai