Research Proposal
Research Proposal
untuk hidup secara teratur. Hasrat untuk hidup secara teratur tersebut dipunyainya
sejak lahir dan selalu berkembang di dalam pergaulan hidupnya. Namun, apa yang
dianggap teratur oleh seseorang, belum tentu dianggap teratur juga oleh pihak-
pihak lainnya. Oleh karena itu, maka manusia sebagai mahkluk yang senantiasa
1
pedoman untuk berperilaku secara pantas, yang sebenarnya merupakan suatu
dengan sebutan norma atau kaidah. Norma atau kaidah tersebut mungkin timbul
buruk, yang lazimnya disebut nilai. Kadangkala, norma atau kaidah tersebut
timbul dari pola perilaku manusia, sebagai suatu abstraksi dari perilaku berulang-
mempunyai hati nurani yang bersih. Di samping itu, maka norma atau kaidah
yang menjadi tujuan hukum, sehingga tugas hukum adalah tidak lain daripada
1Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 1983,
Hlm 1
2
mencapai suatu keserasian antara kepastian hukum dengan kesebandingan
hukum.2
satu bentuk pelanggaran terhadap norma dan kaedah hukum yang juga perlu dapat
ketentraman orang lain telah mengganggu rasa aman, ketentraman, ketertiban dan
Pidana (KUHP) pada Buku ke 3 (tiga) Bab VII Tentang Pelanggaran Mengenai
Tanah, Tanaman, Dan Perkarangan. Pada pasal 548 dijelaskan bahwa: Barang
siapa, tanpa berhak, membiarkan ternak bersayap yang tiada pandai terbang,
berjalan di kebun atau ditanah yang sudah di taburi, ditugali atau ditanami,
dipidana dengan pidana denda sebanyak-banyaknya dua ratus dua puluh lima
rupiah.
mengganggu ketentrman orang lain bukan lah suatu hal yang menimbulkan suatu
kerugian yang besar terhadap korban, namun jika hal tersebut dibiarkan terus
2
Ibid. Hlm 3
3
persaudaraan serta dapat memancing suatu perbuatan yang lebih besar lagi seperti
memungkinkan masyarakat untuk membuat usaha hewan ternak. Hal ini yang
salah satu menjadi faktor terjadinya pelanggaran hewan ternak yang mengganggu
ketentraman orang lain yang mana pemilik hewan ternak kurang mengawasi dan
orang lain, tindakan-tindakan apa saja yang telah ditempuh kepolisian dalam hal
lain, serta bagaimana upaya masyarakat dan perangkat desa hal ini kepala desa
Rokan Hulu.
4
Pelanggaran dan kejahatan merupakan gejala sosial yang senantiasa
dihadapi oleh masyarakat didunia ini. Kejahatan dan pelanggaran bukan lah hal
baru meskipun tempat dan waktunya berlainan, akan tetapi faktor yang
tata tertib hukum dalam masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara
lain, dengan menggunakan hukum. hukum dapat dipandang sebagai salah satu
sarana. Dalam hal ini hukum pidana diciptakan sebagai alat yang rasional untuk
istilah dari judul yang dimaksud untuk menghindari pemahaman dan penafsiran
yang keliru dalam penelitian tersebut. Agar penulisan skripsi ini mengarah pada
ditentukan, serta tidak terjadi pengertian yang kabur karena ruang lingkupnya
3 Andi Hamzah, Pelaksanaan Peradilan Pidana Berdasarkan Teori Dan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, Hlm
1
5
yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan dari pengertian judul sebagai
berikut :
Peranan menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah tugas atau hal
Kepolisian adalah segala hal ikhwal yang berkaitan dengan fungsi dan
lingkup tugas dan wewenang Kepolisian Kabupaten Rokan Hulu dalam rangka
2. Masalah Pokok
4
Bambang Marhijianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Terbit Terang, Surabaya, 1994, Hal 271.
6
4. Tinjauan Pustaka
Bila berbicara tentang hukum, maka kita akan mengenal adanya hukum
pidana, yaitu suatu bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku di Negara
untuk :
Terjadinya suatu kejahatan maka oleh para ahli, telah berusaha untuk
tujuan untuk mencegah terulangnya kejahatn tersebut. Seperti halnya dengan teori
dari penjahat dan bukan penjahat; kedua memprediksi tingkah laku; ketiga
5
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Bina Aksara, Jakarta, 1987, Hlm 1
7
menguji tingkatan dimana dinamika-dinamika kepribadian normal beroperasi
mencari sebab kejahatan dari ciri-ciri kelas sosial, perbedaan diantara kelas sosial
serta konflik diantara kelas-kelas sosial yang ada. Termasuk dalam teori ini adalah
teori anomie dan sub-culture delinquent . teori-teori yang tidak berorientasi pada
kelas sosial yaitu teori-teori yang membahas sebab-sebab kejahatan tidak dari
kelas sosial tetapi dari aspek yang lain sperti lingkungan, kependudukan,
adalah :
6 Topo Santoso Dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, Hlm 49
7
JH. Sahetapy, Teori Kriminologi Sebagai Suatu Pengantar, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992, Hlm 97
8
tertentu tidak mampu menyesuaikan diri dan akan mengalami
kebingungan.8
bahwa gejala kejahatan merupakan suatu konstruksi sosial yaitu pada waktu suatu
kejahatan. Dengan demikian kejahatan dan penjahat bukanlah gejala yang secara
bebas dan objektif dapat dipelajari para ilmuwan, karena gejala tersebut hanya ada
kejiwaan pelaku.
8 Nink Widiyanti Dan Panji Anaroga, Perkembangan Kejahatan Dan Masalahnya Ditinjau Dari Segi
Kriminologi, Pradnya Paramita, Jakarta, 1987, Hlm 113
9 Arief Gosita, Kriminologi, Akademika Pressindo, Jakarta, 1995, hlm 43
9
sarana dan prasarana hukum, budaya hukum dan penghormatan hak asasi
manusia.10
utamanya dalam era reformasi yang sedang berlangsung sekarang ini. Banyak
anggota masyarakat baik yang secara langsung dilanggar hak dan rasa
penegak hukum sampai sekarang masih menampakkan wajah lama, yaitu hukum
“equality before of law” dan untuk pencapaian keadilan bagi semua orang (justice
for all). Penegak hukum (law enforcement) tentu akan mendinamisasikan system
hukum. Dalam hal ini penegak hukum sebagai komponen struktur yang
mewujudkan tatanan system hukum. Betapa pun ideal suatu peraturan perundang-
yang jujur, bersih, berani, dan profesional, maka system hukum itu niscaya tidak
berfungsi. Karena itu, aturan-aturan hukum yang ideal serta memenuhi rasa
10Bambang Waluyo, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegak Hukum, Sumber Ilmu Jaya, Jakarta, 2006,
Hlm 8-13.
10
keadilan akan sia-sia ketika tidak didukung dan ditegakkan oleh aparatur-aparatur
terkandung dalam kode etik Kepolisian maupun hukum yang berlaku. Hukum
diberlakukan kepada siapa saja dan pada level apa saja secara sama (equity before
the law) sehingga hukum akan menjadi panglima dari semua aspek yang lain.
kinerja POLRI untuk dapat segera mengatasi segala situasi keamanan dalam
11Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Graha Ilmu, Yogyakarta,
2010, Hlm 84.
11
Tugas di bidang preventif dilaksanakan dengan konsep dan pola
kepada masyarakat, agar masyarakat merasa aman, tertib dan tentram tidak
yang ditempuh pihak Kepolisian dalam bidang peradilan atau penegakkan hukum
Peran POLRI dalam setiap bentuk tindakan ini nantinya akan menekan
tingginya tingkat kejahatan dan pelanggaran yang terjadi, karena setiap kejahatan
dan pelanggaran merupakan tindakan yang sangat merugikan bagi semua orang
perbuatannya, maka untuk itu setiap perbuatan yang melawan hukum harus
kepada penegak hukum dimana pencegahan kejahatan dan pelanggaran dapat juga
12
Sadjijono, Hukum Kepolisian, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2006, hlm. 119.
12
1. Primary Prevention
2. Secondary Prevention
3. Tertier Prevention
sektor lembaga keadilan, tentunya tidak hanya berkaitan dengan kualitas ilmu
hukum dan ilmu pengetahuan lainnya, tetapi yang sangat diharapkan masyarakat
hewan ternak yang mengganggu ketentraman orang lain, baik itu Hakim,
13Soedjono Dirdjosisworo, Pungli, Analisis Hukum Dan Kriminologi, Mandar Maju, Bandung, 1994. Hlm
220
14Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan
13
4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut :
berikut:
3. Sebagai Tambahan Bahan Bacaan Atau Acuan Bagi Mahasiswa Lain Yang
4. Metode Penelitian
14
1. Jenis Penelitian Dan Sifat Penelitian
dilihat dari sifat penelitian, maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu
sehingga nanti ada pandangan yang jelas dan konkrit dari obyek yang
2. Lokasi Penelitian
lokasi ini berhubung dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, maka
di wilayah hukum Polsek Kabun Kabupaten Rokan Hulu lah penulis akan
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang terdiri dari:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung pada lokasi penelitian dan
dari responden berupa data utama yang berkaitan dengan masalah dan
2. Data sekunder, yaitu data yang telah diolah, baik dalam bentuk literature,
15
instansi terkait yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas
Adapun yang menjadi Populasi dan Responden dalam penelitian ini yaitu:
5. Analisis Data
disesuaikan dengan bentuk dan jenis data tersebut, setelah itu diolah dan
16
kesimpulan deduktif yaitu mengambil kesimpulan dari hal-hal yang umum
1. Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
2. Masalah Pokok
3. Tinjauan Pustaka
5. Metode Penelitian
Rokan Hulu.
2. Tindak Pidana
17
BAB IV : PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
18
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Buku-Buku
Andi Hamzah, Pelaksanaan Peradilan Pidana Berdasarkan Teori Dan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta.
Bambang Waluyo, Masalah Tindak Pidana dan Upaya Penegak Hukum, Sumber Ilmu
Jaya, Jakarta, 2006.
JH Sahetapy, Teori Kriminologi Sebagai Suatu Pengantar, Citra Aditya Bakti, Bandung,
1992.
Nink Widiyanti Dan Panji Anaroga, Perkembangan Kejahatan Dan Masalahnya Ditinjau
Dari Segi Kriminologi, Pradnya Paramita, Jakarta, 1987.
Rena Yulia, Viktimologi Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2010.
Topo Santoso Dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2000.
19
2. Peraturan Perundang-Undangan
Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP)
3. Kamus
Bambang Marhijianto, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Terbit Terang, Surabaya,
1994
20