Anda di halaman 1dari 15

A.

Aging
Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa yang
membuat “tua tidak sebaik baru” dan ketika laju kegagalan meningkat bersamaan dengan
peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang sekarat (Gavrilov, 2004).
Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik
dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan
berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup,
sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung kesehatan masing-masing
individu (Fowler, 2003).
B. Definisi Aging
Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine)
adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal
disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi
kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).
Webster’s New World Dictionary mendefinisikan aging sebagai proses menjadi
tua atau menunjukkan tanda-tanda menjadi tua. Kenyataannya aging dapat dibagi
menjadi dua konsep yang berbeda, yaitu : usia kronologis dan usia biologis. Pada saat
merayakan hari ulang tahun (merayakan usia kronologis), kadang benar bahwa
penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual
sampai kekuatan fisik, lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika
dibandingkan dengan orang yang seusianya (ini adalah contoh usia biologis) (Goldman
dan Klatz, 2007; Pangkahila, 2007).
C. Mekanisme Pada Aging
Proses penuaan ditandai penurunan energi seluler yang menurunkan kemampuan
sel untuk memperbaiki diri. Terjadi dua fenomena, yaitu penurunan fisiologik
(kehilangan fungsi tubuh dan sistem organnya) dan peningkatan penyakit (Fowler, 2003).
Menurut Fowler (2003), aging adalah suatu penyakit dengan karakteristik yang
terbagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase Subklinik (usia 25-35 tahun)
Kebanyakan hormon mulai menurun : testosteron, growth hormone (GH), dan
estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA mulai
mempengaruhi tubuh, seperti diet yang buruk, stress, polusi, paparan berlebihan
radiasi ultraviolet dari matahari. Kerusakan ini biasanya tidak tampak dari luar.
Individu akan tampak dan merasa “normal” tanpa tanda dan gejala dari aging atau
penyakit. Bahkan, pada umumnya rentang usia ini dianggap usia muda dan normal.
2. Fase Transisi (usia 35-45 tahun)
Selama tahap ini kadar hormon menurun sampai 25 persen. Kehilangan massa
otot yang mengakibatkan kehilangan kekuatan dan energi serta komposisi lemak
tubuh yang meninggi. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin, meningkatnya
resiko penyakit jantung, pembuluh darah, dan obesitas. Pada tahap ini mulai mncul
gejala klinis, seperti penurunan ketajaman penglihatan- pendengaran, rambut putih
mulai tumbuh, elastisitan dan pigmentasi kulit menurun, dorongan seksual dan
bangkitan seksual menurun. Tergantung dari gaya hidup, radikal bebas merusak sel
dengan cepat sehingga individu mulai merasa dan tampak tua. Radikal bebas mulai
mempengaruhi ekspresi gen, yang menjadi penyebab dari banyak penyakit aging,
termasuk kanker, arthritis, kehilangan daya ingat, penyakit arteri koronaria dan
diabetes.
3. Fase Klinik (usia 45 tahun keatas)
Orang mengalami penurunan hormon yang berlanjut, termasuk DHEA
(dehydroepiandrosterone), melatonin, GH, testosteron, estrogen, dan hormon tiroid.
Terdapat juga kehilangan kemampuan penyerapan nutrisi, vitamin, dan mineral
sehingga terjadi penurunan densitas tulang, kehilangan massa otot sekitar 1 kilogram
setiap 3 tahun, peningkatan lemak tubuh dan berat badan. Di antara usia 40 tahun dan
70 tahun, seorang pria kemungkinan dapat kehilangan 20 pon ototnya, yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk membakar 800-1.000 kalori perhari. Penyakit
kronis menjadi sangat jelas terlihat, akibat sistem organ yang mengalami kegagalan.
Ketidakmampuan menjadi faktor utama untuk menikmati “tahun emas” dan
seringkali adanya ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sederhana dalam
kehidupan sehari-harinya. Prevalensi penyakit kronis akan meningkat secara dramatic
sebagai akibat peningkatan usia (Fowler, 2007)
a. Teori Pelepasan
Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia
merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh
mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.
b. Teori Aktivitas
Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari
aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan
melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.
D. Aspek Psikologis Akibat Lanjut Usia
Aspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu
pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan
memori dan kecerdasan mental yang kurang.
Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada
lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata
tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara
berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik
walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami
kemunduran mental yang substansil atau luas.
E. Keperibadian, Intelegensia, Dan Sikap
Meskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya
ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun
mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan
kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan secara
signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan
lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang
lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat,
sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang
diketahui sedikit berbeda dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap
kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap
konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada
penuaan.

F. Batasan Tua Atau Lanjut Usia


Beberapa pendapat mengenai batasan umur lansia.
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Lanjut usia meliputi:
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b. Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
2. Menurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad
Membagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:
a. 0-1 tahun = masa bayi
b. 1-6 tahun = masa prasekolah
c. 6-10 tahun = masa sekolah
d. 10-20 tahun = masa pubertas
e. 40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)
f. 65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog Ui)
Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi
menjadi empat bagian
a. Fase iuventus, antara 25 sampai 40 tahun
b. Fase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahun
c. Fase prasenium, antara 55 sampai 65 tahun
d. Fase senium, 65 tahun hingga tutup usia
4. Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro
Pengelompokan lanjut usia sebagai berikut;
a. Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.
b. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun
c. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun
 70-75 tahun (yaoung old)
 75-80 tahun (old)
 Lebih dari 80 (very old)
5. Menurut UU No. 4 Tahun 1965
Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai jompo
atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. (sekarang tidak relevan lagi)
6. Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang
berbunyi sebagai berikut;
BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi:
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.
7. Birren and Jenner (1997) membedakan usia menjadi tiga;
a. Usia biologis;
Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam
keadaan hidup dan mati
b. Usia psikologis
Yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-
penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
c. Usia social
Yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat
kepada seseorang sebungan dengan usianya.
G. Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut Usia
Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
1. Perubahan-Perubahan Fisik
a. Sel
1) Lebih sedikit jumlahnya
2) Lebih besar ukurannya
3) Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
4) Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.
5) Jumlah sel otak menurun.
6) Terganggunya mekanisme perbaikan sel
7) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
b. Sistem persarafan
1) Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam
setiap harinya)
2) Cepatnyan menurun hubungan persarafan
3) Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.
4) Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.
5) Kurang sensitif terhadap sentuhan
c. Sistem Pendengaran
1) Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50%
terjadi pada usia diatas 60 tahun
2) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
3) Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.
4) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa/stres.
d. Sistem Penglihatan
1) Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
5) Hilangny daya akomodasi
6) Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.
7) Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
e. Sistem Kardiovaskuler
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah
berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
4) Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
(menyebabkan pusing mendadak)
5) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90
mmHg.
f. Sistem Pengtaturan Temperatur Tubuh
Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu
termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai
faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;
1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik  35o ini akibat
metabolisme yang menurun
2) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
g. Sistem Respirasi
1) Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2) Menurunnya aktivitas dari silia
3) Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas
menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman
bernafas menurun
4) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5) O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
6) CO2 pada arteri tidak berganti
7) Kemampuan untuk batuk berkurang
8) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring degan bertambahnya usia.
h. Sistem Gastrointestinal
1) Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir,
atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di
lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.
3) Eofagus melebar
4) Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)
7) Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
i. Sistem Reproduksi
1) Menciutnya ovari dan uterus
2) Atrofi payudara
3) Pada lakI-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun
adanya penurunan secara beransur-ansur
a) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi
keksehatan baik), yaitu;
 Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia
 Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual
 Tidak perlu cemas karena merupakan perubahan alami
b) Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi
menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-
perubahan warna.
j. Sistem Genito Urinaria
1) Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui
urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari
ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan
nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi
tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat
jenis urine menurun, proten uria.
2) Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil
meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi
urine.
3) Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun
4) Atrofi vulva
k. Sistem Endokrin
1) Produksi hampir semua hormon menurun
2) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3) Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan
hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH,
FSH, LH.
4) Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.
l. Sistem Kulit
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak
2) Kulit kasar dan bersisik,
3) Mekanisme proteksi kulit menurun
 Produksi serum menurun
 Gangguan pigmentasi kulit
4) Kulit kepala dan rambut menipis
5) Kelenjar keringat berkurang jumlahnya
m. Sistem Muskuloskeletal
1) Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
2) Kifosis
3) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
4) Persendian membesar dan menjadi pendek
5) Tendon mengerut dan mengalami skelrosis
n. Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1) Perubahan fisik, organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
a) Momory: jangka panjang (berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa
perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk
b) Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan
verbal.
c) Berkurangnya keterampilan psikomotor.
H. Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian Manusia
Penuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya.
Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang relatif
muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai faktor baik
internal maupun eksternal.
Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh.
Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor
eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak sehat
dan lain sebagainya.
I. Fakta Ilmiah Tentang Kulit
1. Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 – 30 hari.
Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah
usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.
2. Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat
elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan
epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin.
3. Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara
meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.

Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis)
yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai
panjang yang tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta
hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu terbentuk pro kolagen.
Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya
adalah meningkatnya proses “kulit kering” serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis
inilah yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin
smoothness) yang merupakan kunci utama untuk disebut “awet muda” serta memiliki
kulit indah (beautiful skin).
J. Proses Penuaan Kulit
Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitu penuaan kronologi
(chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya
perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini
termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus, adanya pigmentasi
kulit (age spot).
Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya
kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar
sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim
proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan
kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.
Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang
merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk
menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan dini
adalah memakai produk antiaging yang tepat.
Ser–C, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna
memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit wajah.
K. Usaha Pencegahan Penuaan Dini
Pencegahan proses menua dapat dilakukan untuk proses menua ekstrinsik, pada
usia menjelang 40 tahun, dan bila perlu lebih awal, dengan melakukan berbagai cara,
antara lain :
1. Mencegah atau menghindari faktor yang menyebabkan kekeringan kulit serta
mempertahankan kelembaban kulit. Untuk itu perlu melakukan pemeliharaan dan
perawatan kulit dengan kosmetik yang sesuai kondisi kulit dan lingkungan pemakai,
seperti :
a. Pembersih, pilih pembersih dengan bahan dasar minyak (cleansing cream, cold
cream) dan hindari terlalu sering memakai sabun/detergen,
b. Pelembab, digunakan siang atau malam hari terutama untuk lingkungan dengan
kelembaban rendah, ruangan ber-AC dan sebagainya.
c. Pelindung, gunakan krim tabir surya (sunscreen cream) dan foundation cream
untuk mencegah kekeringan kulit karena sinar matahari, terutama didaerah tropis
d. Kosmetika rias, dipilih yang banyak mengandung unsure lemak/ bentuk krim.
2. Mencegah proses menua karena kekurangan gizi terutama protein dan vitamin. Untuk
itu perlu mengatur diit, pemberian vitamin, mineral yang cukup, seperti:
a. Diet rendah karbohidrat, rendah lemak jenuh dan menghindari bahan bahan
tambahan pada makanan (food additive) yang berbahaya, serta tinggi protein.
b. Vitamin dan bahan lain yang bekerja sebagai anti oksidan, bahan yang dapat
menghambat toksisitas dari radikal bebas, seperti vitamin e (tocoferol), vit.c
(ascorbic acid), β carotene dan glutathione. Perlindungan antioksidan paling efektif
dalam melawan kerusakan akibat sinar surya adalah dengan kombinasi beberapa
antioksidan yang tampaknya menunjukkan efek sinergis (wilkinson, 2001).
Tokotrienol merupakan salah satu bentuk vitamin e, bila dibanding tokoferol, yaitu
vitamin e lain yang telah lama dikenal, mempunyai aktivitas antioksidan 40-60 kali
lebih besar dan efek anti tumor yang luar biasa. Selain itu tokotrienol mempunyai
derajat spesifitas yang tinggi untuk kulit, hampir 15 kali atau lebih (wilkinson,
2001). Vitamin lain seperti vitamin a, b1, b2, b5, b6 serta mineral, zat besi, zink,
selenium dan lainnya harus diberikan cukup agar dapat menghambat proses ikatan
silang yaitu proses yang menyebabkan jaringan kolagen menjadi kaku dan tidal
lentur sehingga mencegah terjadinya keriput. Bahan lain yang dapat diguanakan
untuk mencegah proses menua, antara lain:
c. Ubiquinon atau koenzim Q-10,
d. Melatonin, adalah antioksidan yang sangat potensial.
e. Procyanadins dan cathecins, ada dalam berbagai macam tanaman seperti biji
anggur, teh hijau, apel hijau dan sumber lain, mempunyai substansi anti tumor
yang dihubungkan dengan efek antioksidan kuat. Apel hijau mentah telah diteliti
sebagai anti mutagen, menghambat pelepasan histamin dan menyerap sinar UVB
atau fungsi penyaring.
f. Ekstrak jamur, ekstrak polisakarida dari Ganoderma lucidum melindungi DNA dari
pengaruh sinar UVR dan mempunyai efek anti tumor serta meningkat sistem
kekebalan tubuh
g. Asam organik: Alpha hydroxyl acids (AHAs), Beta hydroxyl acids (BHAs) pada
konsentrasi 5-10% digunakan untuk mengurangi kerutan, membuat kulit menjadi
lebih kesat, memudarkan dan mengurangi hiperpigmentasi
h. Tretinoin (trans-asam retinoin), penelitian Fisher dkk menunbjukkan bahwa
perawatan kulit dengan tretinoin sebelum terpapar UVR menghambat induksi
MMP (matrix metalloproteinase), suatu enzim yang dikenal berperan pada
kerusakan kolagen dalam proses photaging.
3. Mencegah proses menua kulit dini akibat paparan sinar surya, dengan cara:
a. Menghindari paparan terutama saat matahari mencapai titik kulminasi dimana
energi sinar UVB dipermukaan bumi mencapai puncak, antara jam 10.00- 15.00
b. Perlindungan secara fisik seperti memakai topi lebar, payung, pakaian lengan
panjang dsb. Perlindungan ini sifatnya terbatas karena SS dapat menghambur.
c. Memakai tabir surya (sunscreen) yang mengandung bahan yang mampu menyerap,
menghamburkan dan memantulkan energi SS terutama didaerah tubuh yang sering
terpapar. Kekuatan suatu tabir surya diukur dari besarnya daya pelindung tabir
surya tersebut dengan satuan SPF (sun protective faktor)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penuaan | Perubahan yang Terjadi Pada Lanjut


Usia
Faktor-faktor yang mempengaruhi penuaan.

Penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan patologi. Bila seseorang mengalami penuaan
fisiologis (fisiological aging), diharapkan mereka dapat tua dalam keadaan sehat. Penuaan ini
sesuai dengan kronologis usia dipengaruhi oleh faktor endogen. Perubahan ini dimulai dari
sel jaringan organ sistem pada tubuh. Sedangkan faktor lain yang juga berpengaruh pada
proses penuaan adalah faktor eksogen seperti lingkungan, sosial budaya, dan gaya hidup.
Mungkin pula terjadi perubahan degeneratif yang timbul karena stress yang dialami individu.
(Pudjiastuti& Utomo, 2003).

Yang termasuk faktor lingkungan antara lain pencemaran lingkungan akibat kendaraan
bermotor, pabrik, bahan kimia, bising, kondisi lingkungan yang tidak bersih, kebiasaan
menggunakan obat dan jamu tanpa kontrol, radiasi sinar matahari, makanan berbahan kimia,
infeksi virus, bakteri dan mikroorganisme lain. Faktor endogen meliputi genetik, organik dan
imunitas. Faktor organik yang dapat ditemui adalah penurunan hormone pertumbuhan,
penurunan hormone testosterone, peningkatan prolaktin, penurunan melatonin, perubahan
folicel stimulating hormon dan luteinizing hormone (Sumampouw Albert, 2003).

Menurut Wahyudi Nugroho (2008), faktor yang mempengaruhi penuaan adalah hereditas
(keturunan), nutrisi/makanan, status kesehatann, pengalaman hidup, lingkungan dan stress.

Perubahan yang terjadi pada lanjut usia

Perubahan yang berhubungan dengan proses menua normal sebagian besar merupakan akibat
kehilangan atau penurunan secara bertahap. Kehilangan tersebut sebenarnya sudah dimulai
sejak awal usia muda, tetapi pada sebagian system organ, kehilangan tersebut baru bermakna
secara fungsional setelah terjadi kehilangan yang besar. Pada beberapa sistem organ,
sekelompok individu tampak mengalami penurunan fungsi secara bertahap sepanjang waktu
(misalnya organ ginjal), sedangkan fungsi organ-organ lain tetap konstan. (Suyono S, 2001)

a. Perubahan fisik dalam hal ini system muskuloskeletal

Perubahan normal muskuloskeletal terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi badan,
redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang, atrofi otot,
pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan kekakuan sendi. Tulang kehilangan
densitas (cairan) dan semakin rapuh. Perubahan pada tulang, otot, dan sendi mengakibatkan
terjadinya perubahan penampilan, kelemahan, dan lambatnya pergerakan yang menyertai
penuaan. Komposisi otot berubah sepanjang waktu (myofibril digantikan oleh lemak, kolagen
dan jaringan parut). Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua (Nogroho,
W. 2008).

Kekuatan muscular mulai merosot sekitar usia 40 tahun, dengan suatu kemunduran yang
dipercepat setelah usia 60 tahun. Perlambatan pergerakan yang kurang aktif dihubungkan
dengan perpanjangan waktu kontraksi otot, periode laten, dan periode relaksasi dari unit
motor dalam jaringan otot. Sendi-sendi seperti pinggul, lutut, siku, pergelangan tangan, leher,
dan vertebra menjadi sedikit fleksi pada usia lanjut. Peningkatan fleksi disebabkan oleh
perubahan dalam kolumna vertebralis, ankilosis (kekakuan) ligament dan sendi, penyusutan
dan sklerosis tendon dan otot, dan perubahan degenerative system ekstrapiramidal. Secara
umum terdapat kemunduran kartilago sendi sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang
menahan berat, dan pembentukan tulang dipermukaan sendi. Komponen-komponen kapsul
pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung meningkat secara progresif yang
jika tidak di pakai lagi, mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi,
dan deformitas. Seiring dengan bertambahnya usia yang sejalan dengan penurunan fungsi
dari system tubuh menyebabkan banyaknya penyakit yang sering diderita oleh lansia
(Stanley, 2006).

b. Perubahan Mental

Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang
merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia
dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti
depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya
masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena
adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan)
menjadi kemunduran (akhmadi,2009).

Perubahan kepribadian yang drastis jarang terjadi, lebih sering berupa ungkapan yang tulus
dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti penyakit.
Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor, perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan dari faktor waktu (Nogroho, W. 2008).

c. Perubahan Psikososial

Perubahan sosialisasi karena produktivitas menurun, berkurangnya kesibukan sosial,


kehilangan finansial, status, teman atau relasi, pekerjaan atau kegiatan. Merasakan atau sadar
akan kematian, perubahan dalam cara hidup, perubahan ekonomi akibat pemberhentian dari
jabatan, meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.menimbulkan masalah yang besar bagi lansia. (Sumampouw Albert, 2003)

Anda mungkin juga menyukai