Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

KONSEP BELAJAR, KONSEP PROSES BELAJAR, DAN PENGARUH


LINGKUNGAN TERHADAP PROSES BELAJAR

DISUSUN OLEH : Kelompok 1 (Satu)

1. Agnesia Pratiwi (181424004)


2. Jemri F.E.P. Bani (181424017)
3. Celina Octaviani L. (181424023)
4. Eman Patie Gulo (181424024)
5. Sawato Sisokhi Maruhawa (181424025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan yang Maha Esa atas kehadiratnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami ini tentang “Konsep Belajar, Konsep Proses Belajar dan
Pengaruh Lingkungan terhadap Proses Belajar“. Makalah ini sudah kami susun dan mendapat
berbagai bantuan dari beberapa pihak ataupun sumber sehingga bisa memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak ataupun sumber
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami sangat
mengharapkan segala saran dan kritik dari pembaca agar bisa menjadi perbaikan bagi kami.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi bagi pembaca.

Yogyakarta, September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................1


Daftar Isi.........................................................................................................................2
Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................3
Bab II. Pembahasan
A. Konsep Belajar..............................................................................................4
B. Konsep Proses Belajar...................................................................................5
C. Pengaruh Lingkungan Terhadap Proses Belajar............................................6
D. Menurut kelompok dan penulis.....................................................................11

Bab III. Penutup


A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
Daftar Pustaka.................................................................................................................17

2
BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, banyak faktor yang mempengaruhinya,
antaralain: Menurut Merson U. Sungalang faktor tersebut adalah faktor kecerdasan, bakat,
minat dan perhatian, motif, cara belajar, sekolah, lingkungan keluarga (dalam Tulus Tu’u,
2004:78). Selain itu masih terdapat faktor penghambat prestasi belajar yaitu faktor dari
dalam dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam yaitu kesehatan, kecerdasan,
perhatian, minat dan bakat. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga, sekolah,
disiplin, masyarakat, lingkungan tetangga, dan aktivitas organisasi (Tulus Tu’u, 2004:83).

Siswa sebagai individu dalam perkembangannya tidak terlepas dari pengaruh


lingkungan tempat siswa itu tinggal atau belajar. Perkembangannya dalam mata pelajaran
sekolah sangat dipengaruhi oleh peranguru yang mendidiknya dan lingkungan sekolah di
mana ia belajar.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah konsep belajar terhadapa peserta didik?


2. Apa saja konsep yang terdapat dalam proses belajar?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap proses belajar?

3. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami peranan konsep belajar terhadap peserta didik.
2. Mengetahui dan memahami konsep yang terdapat dalam proses belajar.
3. Mengetahui dan memahami pengaruh lingkungan terhadap proses belajar.

3
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Belajar

Guru adalah orang yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak
didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya agar tercapai tingkat
kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan makhluk individu yang mandiri (Dri Atmaka, 2004:17). Seorang guru harus
mampu memahami dan menerapkan konsep dasar belajar dengan baik, maka tujuan dari
belajar dan pembelajaran akan dapat tercapai sehingga peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dengan lebih efektif.
Ada beberapa pengertian mengenai apa itu belajar menurut beberapa ahli diantaranya
yaitu:

1. Teori Behavioristik
Belajar adalah berubahnya tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Inti belajar adalah kemampuan seseorang dalam merespon stimulus yang datang
kepadanya. Ini adalah sebuah teori yang berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati. Agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan, diperlukan penggunaan
pengulangan dan pelatihan. Penerapan teori Behavioristik mengharapkan hasil berupa
terbentukanya perilaku yang diinginkan. Penguatan positif akan diberikan pada perilaku
yang diinginkan dan sebaliknya perilaku yang tidak atau kurang sesuai akan
mendapatkan penilaiaan atau penghargaan negatif.
Teori ini di cetuskan oleh Gage dan Berliner mengenai perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman menggunakan model stimulus- respon. Orang yang belajar
diposisikan sebagai individu yang pasif dan menggunakan metode pelatihan untuk
memicu respon atau perilaku tertentu. Evaluasi dan penilaian pada teori Behavioristik
akan didasarkan pada perilaku yang tampak. Guru tidak akan banyak memberikan
ceramah, namun akan memberikan instruksi singkat yang diikuti dengan pemberian
contoh melalui simulasi atau guru sendiri.

2. Teori Kognitif
Teori kognitif adalah teori yang mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses
perubahan presepsi dan pemahaman yang dapat diukur dan diamati. Model ini lebih
berorientasi pada studi bagaimana siswa belajar berpikir. Fokus studinya adalah pada
pertanyaan perkembangan kognitif. Bagi guru yang terpenting adalah bagaimana dapat
mempengaruhi perkembangan berpikir dan bagaimana guru dapat menyesuaikan
pembelajaran dengan tingkat perkembangan kognitif pada siswa.
Jean Piaget adalah seorang pakar yang jenius telah mempublikasikan mengenai
studi perkembangan kognitif. Pemikiran Piaget ini lebih terkonsentrasikan kepada
pendidikan anak namun program pendidikan orang dewasapun banyak yang
menggunakan konsep Piaget ini. Piaget meyakini bahwa pada dasarnya setiap manusia
mengalami perkembangan dalam tingkat berfikirnya melalui tahapan- tahapan yang

4
rumit. Setiap tahapan ditandai dengan pemilihan konsep sebagai skema. Skema itu
merupakan program atau strategi yang digunakan oleh manusia pada saat berinteraksi
dengan lingkungannya.
Hasil interaksi ini adalah pengalaman. Pengalaman itu dipadukan ke dalam pola
perilaku. Apabila pengalamannya itu tidak memadai untuk menjelaskan hal- hal baru,
maka manusisa akan mengembangkan skema baru dan menyelesaikan dengan informasi
baru. Tanpa struktur yang terkait dengan lingkungan, maka aspek- aspek tertentu seolah
olah tidak ada bagi kita. Bagi seorang anak, untuk mampu menyusul benda secara teratur
diperlukan waktu yang cukup lama. Kapsitas kognitif anak tumbuh melalui
perkembangan skema yang lebih kompleks untuk dipadukan dengan lingkungannya.
Sumber penyebab ini semua adalah penyesuaian.

3. Teori Konstruktivitas
Belajar adalah upaya memahami atau membentuk persepsi akan pengalaman yang
dialami peserta didik atau bisa disebut juga dengan sesuatu yang memberikan
pengalaman nyata bagi peserta didik. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan selama ini merupakan himpunan
dan pembinaan pengalaman demi pengalaman.

B. Konsep Proses Belajar

Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor
yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi
kearah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya. Proses belajar dibedakan berdasarkan
proses terjadinya, terbagi meliputi:
 Pendapat pertama, yakin proses belajar terjadi karena ada reinforcement sebagai
motivasi siswa agar terjadi perubahan tingkah laku (behaviorisme), proses belajar
terjadi sesuai tingkat perkembangan biologis seseorang (maturasionisme)
 Pendapat kedua, yakin proses belajar terjadi karena bentukan sendiri (selfcontructions)

Proses belajar menurut para ahli


1. Menurut Bruner, proses belajar terbagi 3:
a. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
b. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)

2. Menurut Wittig (1981), terbagi menjadi 3:


a. Acquisition (tahap penerimaan informasi)
b. Storage (tahap penyimpanan informasi)
c. Retrieval (tahap mendapatkan informasi)

5
C. Pengaruh lingkungan terhadap proses belajar

1. Lingkungan Belajar
Lingkungan adalah kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap
kehidupandan perkembangan suatu organisme” (dalam Hadikusumo, 1996:74).
Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap kegiatan
pendidikan (Hadikusumo, 1996:74). Sedangkan lingkungan pendidikan menurut
Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnya pendidikan.
Berdasarkan pengertian dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud lingkungan belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang
mendapatkan pengaruh dari luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut.
a. Macam-Macam Lingkungan Belajar
Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan pendidikan mencakup:
1) lingkungan keluarga,
2) lingkungan sekolah, dan
3) lingkungan masyarakat (Munib, 2004:76).
Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan
mempengaruhi manusia secara bervariasi. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
sebagai berikut:

1. Lingkungan Keluarga

Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary (dalam Hadikusumo, 1996:74)


pengertian lingkungan adalah kumpulan segala kondisi dan pengaruh dari luar terhadap
kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Sedangkan pengertian keluarga
menurut Tirtarahardja dan La Sulo (1994:173) adalah pengelompokan primer yang
terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda (hubungan menurut garis
ibu) dan sedarah. Dari pengertian lingkungan dan keluarga di atas, maka dapat
disimpulkan pengertian ligkungan keluarga adalah segala kondisi dan pengaruh dari
luar terhadap kehidupan dan perkembangan anggota keluarga.

a. Faktor-Faktor Keluarga
Menurut Slameto (2003:60-64), siswa yang belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

6
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan. Agar lebih jelas berikut akan penulis berikan sedikit uraian mengenai
faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa belajar tersebut:
1. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar
anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat
menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan
cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak baik, karena anak akan berbuat
seenaknya saja, Begitu pula mendidik anak dengan cara memperlakukannya
terlalu keras adalah cara mendidik yang juga salah.
2. Relasi Antar anggota Keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga
yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta
keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak
tersebut.
3. Suasana Rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kajadian yang
sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah
yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak
yang belajar. Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan
suasana rumah yang tenang dan tenteram.
4. Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulis, buku, dll. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keliarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang
miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya, akan dapat
mengganggu belajarnya. Sebaliknya keluarga yang kaya, orang tua sering
mempunyai kecenderungan untuk memanjakan anak, anak hanya bersenang-
senang akibatnya kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar.
5. Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang
belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak

7
mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di
sekolah.

6. Latar Belakang Kebudayaan


Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap
anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang
baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2. Lingkungan Sekolah
Menurut Tulus Tu’u (2004:1) lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga
pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung,
ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik. Sedangkan menurut
Gerakan Disiplin Nasional (GDN) lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan
dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai
kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran
hati nuraninya (Tulus Tu’u, 2004:11). Berdasarkan 2 (dua) definisi tentang lingkungan
sekolah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah
lingkungan dimana kegiatan belajar mengajar berlangsung yang para siswanya
dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai kegiatan pembelajaran
berbagai bidang studi.
a. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah (Slameto, 2003:64-69).Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan
dibahas sebagai berikut:
1. Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Guru perlu mencoba metode-metode mengajar yang
baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

8
2. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum
yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan
siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
3. Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Cara belajar siswa
juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan
siswa yang baik, maka siswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang
diberikannya dengan baik.
4. Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan,
akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk
masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang
menyenangkan dari teman-temannya.
5. Disiplin Sekolah
Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan
juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain
disiplin pula, karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.
6. Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang
memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.
7. Waktu Sekolah
Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang, sore/malam hari. Tetapi
waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar,
jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada
pelajaran.
8. Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi
pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut penguasaan materi
harus sesuai dengan kemampuan siswa.

9
9. Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka
masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam
setiap kelas.
10. Metode Belajar
Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik,
memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajarnya.
11. Tugas Rumah
Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga digunakan
untuk kegiatan-kegiatan lain.Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak
memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah.

3. Lingkungan Masyarakat
Soemardjan dan Soemardi mengatakan bahwa lingkungan masyarakat adalah
tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Ari Gunawan,
2004:4). Sedangkan menurut Muri Yusuf (1986:34) lingkungan masyarakat adalah
merupakan lingkungan ketiga dalam proses pembentukan kepribadian anak-anak sesuai
keberadaannya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan
masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang berpengaruh besar
terhadap perkembangan pribadi anak-anak (siswa).
a. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Pengaruh-pengaruh itu antara lain sebagai berikut:
1) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap
perkembangan pribadinya. Tetapi siswa perlu membatasi kegiatan masyarakat
yang diikutinya, kalau perlu memilih kegiatan yang mendukung belajarnya.
2) Media Masa
Yang termasuk dalam media masa adalah radio, TV, surat kabar, buku-buku,
dan lain-lain. Semuanya itu ada dan beredar dalam masyarakat. Media masa

10
memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
Sebaliknya media masa yang jelek juga berpengaruh jelek terhadap siswa.
3) Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik
terhadap diri siswa, begitu juga teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi
yang bersifat buruk juga.
4) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi dan
mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada anak
(siswa) yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang
yang terpelajar yang baik-baik mereka mendidik dan menyekolahkan anaknya
akan membawa pengaruh yang baik bagi siswa. Pengaruh itu akan mendorong
siswa untuk belajar lebih giat lagi. (Slameto, 2003:70)

B. Peranan Masyarakat dalam Pendidikan

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan sebenarnya masih belu jelas,


tidak sejelas tanggung jawab pendidikan di lingkungan keluarga dan di lingkungan
sekolah. Hai ini disebabkan faktor waktu, hubungan, sifat dan isi pergaulan yang
terjadi di dalam masyarakat. Waktu pergaulan terbatas, hubungannya hanya pada
waktu-waktu tertentu, sifat pergaulannya bebas, dan isinya sangat kompleks dan
beraneka ragam. Meskipun demikian, masyarakat mempunyai peran yang besar
dalam pelaksanaan pendidikan nasional.

Peran masyarakat itu antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang
pelaksanaan pendidikan nasional, ikut menyelenggarakan pendidikan
nonpemerintah (swasta), membantu pengadaan tenaga, biaya, sarana dan prasarana,
menyediakan lapangan kerja, membantu pengembangan profesi baik secara
langsung maupun tidak langsung (Fuad Ihsan, 1997:59).

D. Menurut kelompok dan penulis


1. Menurut penulis
a. Konsep belajar
Belajar adalah suatu proses melihat, mengingat, merasakan suatu hal sehingga
dapat menjadi suatu bentuk pengalaman yang bisa menghasilkan cara berpikir dan

11
bertindak yang lebih baik. Belajar juga dapat mengembangkan potensi dari dalam diri
seseorang.
b. Konsep proses belajar
Dalam proses pembelajaran faktor yang mendukung adalah peran aktif guru serta
pengaruh lingkungan bagi peserta didik. Perbedaan tingkatan sekolah juga harus
diperhatikan dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam mengajar anak didik
dibangku sekolah dasar berbeda dengan cara mengajar di tingkat sekolah menengah
pertama. Hal ini harus di perhatikan karena berpengaruh terhadap cara berpikir dari
peserta didik.
c. Pengaruh lingkungan dalam proses pembelajaran
Lingkungan sangat berpengaruh pada proses belajar dari peserta didik. Lingkungan
yang baik akan menunjang proses pembelajaran sedangkan lingkungan yang kurang
mendukung dalam kegiatan pembelajaran bisa saja berpengaruh pada hasil belajar
peserta didik

2. Menurut kelompok
a. Konsep Belajar
Konsep belajar yang dibahas lebih banyak tentang pengalaman saat masih sekolah.
Konsep belajar adalah perubahan seseorang dari yang awalnya tidak tahu menjadi
tahu. Seseorang yang sudah belajar akan mengalami suatu perbaikan, tetapi ketika dia
sudah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk bersekolah dan tidak ada
perubahan berarti dia belum belajar.

Beberapa motivasi belajar bagi para siswa adalah sebagai berikut:


1. Guru
Seorang guru harus memperhatikan semua sikap dan kemampuan dari murid-
muridnya. Cara agar murid semangat belajar adalah guru harus memiliki sikap
berikut:
 Jangan menekan siswa. Guru harus lebih peka terhadap siswa dan harus
profesional. Ketika guru mengalami masalah di tempat lain, guru tidak
membawakan masalah tersebut dalam kelas belajar apalagi menjadikan siswa
sebagai tempat luapan amarah.

12
 Memberikan ruang berpikir unruk siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan
menciptakan ruang dikusi yang membuka wawasan siswa dan menciptkan
ketertarikan kepada untuk belajar.
2. Teman
Lingkungan yaang baik juga mempengaruhi keinginan siswa untuk belajar,
terutama teman yang ada di lingkungan sekitarnya. Kesalahan dalam pergaulan
bisa menimbulkan kemalasan siswa untuk belajar.
3. Orangtua
Motivasi dan dorongan orangtua kepada anak sangat besar pengaruhnya terhadap
kemauan siswa untuk belajar. Ketika siswa mau belajar sedangkan orangtua tidak
mau mendukungnya, ini menimbulkan rasa kemalasan dan ketidakmauan untuk
belajar.
b. Proses Belajar
 Psikomotor, yaitu keterampilan dalam hal cara untuk mengatur waktu bermain dan
belajar.
 Kognitif, yaitu pengetahuan.
 Afektif, yaitu perasaan.
3. Menurut kelompok 7
a. Konsep Belajar dan Pembelajaran
Contoh
 Peran aktif guru dalam rancangan RPS dan pengimplementasian RPS.
Presentase keaktifan siswa yang seharusnya dalam proses belajar:
1. SD (guru 75%, siswa 25%)
2. SMP (guru 50%, siswa 50%)
3. SMA (guru 25%, siswa 75%)
b. Pengaruh Lingkungan terhadap Konsep Belajar dan pembelajaran siswa
1. Lingkungan Keluarga
 Cara orangtua mendidik
 Relasi antaranggota keluarga
 Suasana rumah
 Keadaan ekonomi keluarga
 Latar belakang kebudayaan

13
2. Lingkungan sekolah
 Metode mengajar
 Kurikulum
 Relasi guru dengan siswa
 Relasi antarsiswa
 Disiplin sekolah
 Metode belajar
 Fasilitas pelajaran
3. Lingkungan masyarakat
 Media sosial
 Teman bergaul
 Kegiatan siswa dalam masyarakat

14
BAB III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Guru adalah orang yang bertanggung jawab memberikan pertolongan kepada anak
didik dalam perkembangan baik jasmani maupun rohaninya agar tercapai tingkat
kedewasaan mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
sosial dan makhluk individu yang mandiri (Dri Atmaka, 2004:17). Seorang guru harus
mampu memahami dan menerapkan konsep dasar belajar dengan baik, maka tujuan dari
belajar dan pembelajaran akan dapat tercapai sehingg.a peserta didik dapat mengikuti
pembelajaran dengan lebih efektif. Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat
positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya. lingkungan
belajar adalah tempat berlangsungnya kegiatan belajar yang mendapatkan pengaruh dari
luar terhadap keberlangsungan kegiatan tersebut. Pengaruh yang baik akan membawa
dampak positif bagi pelajar namun sebaliknya pengaruh yang buruk akan sangat
berpengaruh bagi para pelajar jika mereka tidak bisa mengendalikan diri

B. SARAN
1. Sikap guru yang ramah dan peduli terhadap permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan
relasi antar siswa di sekolah yang harmonis dapat ditunjukkan dengan adanya interaksi yang
baik antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok. Apabila dilihat dari kondisi bangunan serta tatanan ruang kelas yang nyaman,
dapat turut mendukung perubahan positif terhadap prestasi siswa, serta kelengkapan sarana
dan prasarana misalnya laboratorium dan perpustakaan yang cukup memadai. Implikasi dari
kondisi tersebut perlu ditingkatkan melalui perbaikan metode pembelajaran, menambah
bahan bacaan bagi guru dan siswa, menggunakan alat peraga agar siswa memahami dan
mengerti materi yang dipelajari, serta perlunya evaluasi atas kesesuaian bahan pelajaran.
Disamping itu, sekolah juga perlu melakukan pembenahan dan pembinaan terhadap
pergaulan siswa dengan cara merotasi tempat duduk siswa atau dalam setiap bulan
dilakukan penukaran/pemindahan tempat duduk siswa. Sebaiknya dalam setiap pertemuan
di kelas guru harus terlibat aktif.
2. Dalam lingkungan keluarga, orang tua harus benar-benar memperhatikan pendidikan
seorang anak, karena akan berpengaruh terhadap psikologi dan pertumbuhan seorang anak.

15
Relasi antara orang tua dan anak harus terjalin baik, karena lingkungan keluarga merupakan
pendidikan dini bagi seorang anak.

16
Daftar Pustaka

Modul Psikologi Belajar dan Pembelajaran.

Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

17

Anda mungkin juga menyukai