Anda di halaman 1dari 28

Ejaan Bahasa Indonesia

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dibuat Oleh :

Tizman Alhidayah 181561008

Sami’aji Saputra 181561014

Setyo Utomo 18158501

Dwi Maulana 18156987

JURUSAN TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA

CIKARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


Ejaan Bahasa Indonesia
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dibuat Oleh :

Tizman Alhidayah 181561008

Sami’aji Saputra 181561014

Setyo Utomo 18158501

Dwi Maulana 18156987

JURUSAN TEKNIK MESIN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA

CIKARANG

TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, sehingga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik kesehatan maupun pikiran. Sholawat serta salam senantiasa tak lupa
tersampaikan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang selalu
diharapkan syafa’atnya di hari kiamat nanti.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula dapat menyelesaikan penulisan


tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan topik Ejaan Bahasa Indonesia ini. Di
sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dosen Dra. Sri
Widodowati, selaku dosen pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia serta
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan


baik isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu sangat diharapkan
kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi penulis. Amin.

Cikarang , 28 November 2018

Penulis

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA i


DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah ............................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan........................................................................................ 3
B. Fungsi Ejaan .............................................................................................. 4
C. Sejarah Perkembangan Ejaan .................................................................... 5
D. Ruang Lingkup Ejaan ................................................................................ 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 22
B. Saran .......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA ii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain
digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi
dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara
aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek
kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian
informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi
secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah
peran aturan baku tersebut di gunakan dalam hal ini kita selaku warga
Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata
bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) adalah sub materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik
peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis
sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di fahami
secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan
tersebut dapat digunakan dalam keseharian Masyarakat sehingga proses
penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dari Ejaan ?
2. Bagaimana Fungsi dari Ejaan ?
3. Bagaimana Sejarah Perkembangan Ejaan ?
4. Apa saja ruang lingkup Ejaan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami ejaan, sejarah perkembangan ejaan,
ruang lingkupnya dan tanda baca serta fungsi-fungsi dari ejaan dan
tanda baca yang ada di dalam bahasa Indonesia, dan cara

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 1


penggunaanya dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian dari Ejaan
2. Mengetahui Fungsi dari Ejaan
3. Mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan dari Ejaan
4. Mengetahui Ruang Lingkup Ejaan

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 2


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ejaan
Kata “ejaan” berasal bari bahasa arab hija’ menjadi eja yang
mendapat akhiran –an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Ejaan ialah
penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang
distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek
fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
penyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut penggambaran
satuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda
ujaran tanda baca.
Bahasa tulis merupaka turunan dari bahasa lisan.
Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahsa lisan terutama yang
tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan
huruf arab untuk menulis bahasa melayu. Pada 1901 pertama kali
penggunaan huruf latin untuk bahasa melayu. Ejaan ini dikenal dengan
ejaan Van Ophuijsen. Menurut KBBI (2005: 285) ejaan adalah kaidah-
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam
bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut
menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan
makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi
mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 3


teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa
dengan ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang
disempurnakan (EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus
1972. Ejaan dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh
lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
(Menteri PP dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan
pada tahun 1947).
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam
Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam
tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf
miring, serta penulisan unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata
bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena
dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang
mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan
cara yang baik dan benar.

B. Fungsi Ejaan

Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang


menyangkut pembakuan tata bahasa maupun kosa kata dan peristilahan,
ejaan memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh karena itu pembakuan
ejaan perlu di beri prioritas terlebih dahulu. Dalam hubungan itu, ejaan
antara lain berfungsi sebagai :

1. Landasan pembakuan tata bahasa


2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia

Apabila pembakuan ejaan telah di laksanakan, maka pembakuan aspek


kebahasaan yang lain pun dapat di tunjang dengan keberhasilan itu,

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 4


terutama jika segenap pemakai bahasa yang bersangkutan telah menaati
segala ketentuan yanag terdapat di dalam buku pedoman.
Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman
pembaca di dalam mencerna informasi yang di sampaikan secara tertulis.
Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat di pahami jika segala ketentuan yang
terdapat di dalam kaidah telah di terapkan dengan baik.

C. Sejarah Perkembangan Ejaan

Kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa Nasionalseperti


dalam ikrar sumpah pemuda sebagai alat pemersatu bangsa dalam suku
yang berbeda-beda, dan bahasa negara yang tercantum dalam UUD ’45
terutama sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan.
Namun seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, begitupun
bahasa yang terus mengalami perubahan dan perkembangan ragam dan
variasi bahasa karena fungsi, kedudukan, serta lingkungan yang berbeda-
beda. Mulanya bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan latin-romawi
mengikuti ejaan Belanda. Hingga pada 1972 Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) dicanangkan. Bahasa Indonesia yang awalnya berakar dari bahasa
Melayu sudah memiliki aksara sejak beratus tahun yang lalu, yaitu aksara
Arab Melayu. Di Nusantara ini, bukan saja aksara Arab Melayu yang kita
kenal. Kita juga mengenal aksara Jawa, aksara Sunda, aksara Bugis, aksara
Bali, aksara Lampung, aksara Kerinci, aksara Rejang, dan aksara Batak.
Aksara itu masing-masing memiliki nama, seperti aksara Kaganga dan
aksara Rencong (incung). Ejaan yang diresmikan meliputi :

1. Ejaan Van Ophuijsen

Aksara Arab Melayu dipakai secara umum di daerah Melayu dan


daerah-daerah yang telah menggunakan bahasa Melayu. Akan tetapi,
karena terjadi kontak budaya dengan dunia Barat, sebagai akibat dari
kedatangan orang Barat dalam menjajah di Tanah Melayu itu, di sekolah-
sekolah Melayu telah digunakan aksara latin secara tidak terpimpin. Oeh

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 5


sebab itu, pada tahun 1900, menurut C.A. Mees (1956:30), Van Ophuijsen,
seorang ahli bahasa dari Belanda mendapat perintah untuk merancang
suatu ejaan yang dapai dipakai dalam bahasa Melayu, terutama untuk
kepentingan pengajaran. Jika penyususnan ejaan itu tidak cepat-cepat
dilakukan, dikhawatirkan bahwa sekolah-sekolah tersebut akan menyusun
dengan cara yang tidak terpimpin sehingga akan muncul kekacauan dalam
ejaan tersebut. Dalam menyusun ejaan tersebut, Van Ophuijsen dibantu
oleh dua orang pakar bahasa dari Melayu, yaitu Engkoe Nawawi Soetan
Ma’moer dan Moehammad Thaib Soetan Ibrahim. Dengan
menggabungkan dasar-dasar ejaan Latin dan Ejaan Belanda, Van
Ophuijsen dan teman-teman berhasil membuat ejaan bahasa Melayu, yang
ejaan tersebut lazim disebut sebagai “Ejaan Van Ophuijsen”. Ejaan
tersebut diresmikan pemakaiannya pada tahun 1901.Ejaan van Ophuijsen
dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru diganti
setelah dua tahun Indonesia merdeka. Beberapa hal yang cukup menonjol
dalam Ejaan Van Ophuysen antara lain sebagai berikut :

Huruf y ditulis dengan j


Misalnya :
Sayang : Sajang
Saya : Saja
Huruf u ditulis dengan oe
Misalnya :
Umum : Oemoem
Sempurna : Sempoerna
Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda koma
diatas
Misalnya :
Rakyat : Ra’yat
Bapak : Bapa’
Huruf j ditulis dengan dj
Misalnya :
Jakarta : Djakarta

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 6


Raja : Radja
Huruf c ditulis dengan tj
Misalnya :
Pacar : Patjar
Cara : Tjara Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch
Misalnya :
Khawatir : Chawatir
Akhir : Achir

2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)

Beberapa tahun sebelum Indonesia merdeka yakni pada masa


pendudukan Jepang, pemerintah sudah mulai memikirkan keadaan ejaan
kita yang sangat tidak mampu mengikuti perkembangan ejaan
internasional. Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan melakukan pengubahan ejaan untuk menyempurnakan ejaan
yang dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Oleh sebab itu, pada tahun 1947 muncullah sebuah ejaan
yang baru sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. Ejaan tersebut
diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
Republik Indonesia, Dr. Soewandi, pada tanggal 19 Maret 1947 yang
disebut sebagai Ejaan Republik. Karena Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan adalah Dr. Soewandi, ejaan yang diresmikan itu disebut
juga sebagai Ejaan Soewandi. Hal-hal yang menonjol dalam Ejaan
Soewandi atau Ejaan Republik itu adalah sebagai berikut :

Huruf /oe/ diganti dengan /u/, seperti dalam kata berikut :


goeroe menjdi guru
itoe menjadi itu
oemoer menjdi umur
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan /k/, seperti dalam kata
berikut :
Pa’ menjadi Pak

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 7


ma’lum menjadi maklum
ra’yat menjadi rakyat
Angka dua boleh dipakai untuk menyatakan pengulangan, seperti
kata berikut :
anak-anak menjadi anak2
berlari-larian menjadi ber-lari-2an
berjalan-jalan menjadi ber-jalan2
Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya, seperti berikut :
Diluar (kata depan), dikebun (kata depan), ditulis (awalan), diantara (kata
depan), disimpan (awalan), dipimpin (awalan), dimuka (kata depan),
ditimpa (awalan), disini (kata depan).
Tanda trema tidak dipakai lagi sehingga tidak ada perbedaan antar
suku kata diftong, seperti kata berikut :
Didjoempaϊ menjadi didjumpai
Dihargaϊ menjadi dihargai
Moelaϊ menjadi mulai
Tanda aksen pada huruf e tidak dipakai lagi, seperti pada kata
berikut :
ekor menjadi ekor
heran mejadi heran
merah menjadi merah
berbeda menjadi berbeda
Di hadapan tj dan dj, bunyi sengau ny dituliskan sebagai n untuk
mengindahkan cara tulis :
Menjtjuri menjdi mentjuri
Menjdjual menjadi mendjual
Ketika memotong kata-kata di ujung baris, awalan dan akhiran
dianggap sebagai suku-suku kata yang terpisah :
be-rangkat menjadi ber-angkat
atu-ran menjadi atur-an

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 8


3. Ejaan Yang Disempurnakan

Pada tanggal 16 Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia


(Bapak Soeharto) meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang lazim disingkat dengan EYD. Peresmian ejaan
tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1972. Dengan
dasar itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku
kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang memuat berbagai patokan pemakaian ejaan yang
baru. Buku yang beredar yang memuat kaidah-kaidah ejaan tersebut
direvisi dan dilengkapi oleh suatu badan yang berada di bawah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang diketuai oleh Prof. Dr.
Amran Halim dengan dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan tanggal 12 Oktober 1972, Nomor 156/P/1972. Hasil kerja
komisi tersebut adalah berupa sebuah buku yang berjudul Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang diberlakukan dengan
surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0196/1975.
Bersama buku tersebut, lahir pula sebuah buku yang berfungsi sebagai
pendukung buku yang pertama, yaitu buku Pedoman Umum Pembentukan
Istilah.Badan itu bernama Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
yang sekarang bernama Pusat Bahasa.

Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan


Bahasa Indonesia yang disempurnakan itu adalah sebagai berikut

Huruf yang berubah fungsi adalah sebagai berikut :


a. /dj/ djalan menjadi /j/ jalan
b. /j/ pajung menjadi /y/ payung
c. /nj/ njanji menjadi /ny/ nyanyi
d. /sj/ isjarat menjadi /sy/ isyarat
e. /tj/ tjukup menjadi /c/ cukup
f. /ch/ achir menjdi /kh/ akhir

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 9


Peresmian penggunaan huruh berikut yang sebelumnya belum resmi
adalah :
a. pemakaian huruf /f/ dalam kata maaf, fakir
b. pemakaian huruf /v/ dalam kata universitas, valuta
c. pemakaian huruf /z/ dalam kata lezat, zeni
Huruf yang hanya dipakai dalam ilmu eksakta, adalah sebagai
berikut :
a. pemakaian huruf /q/ dalam rumus a:b = p:q
b. pemakaian huruf /x/ dalam istilah Sinar-X
Penulisan di- sebagai awalan dan penulisan di sebagai kata depan
dilakukan seperti berikut :
a. penulisan awalan di- diserangkaiakan dengan kata yang mengikutinya,
seperti dimakan, dijumpai
b. penulisan kata depan di dipisahkan dengan kata yang mengikutinya,
seperti di muka, di pojok, di antara.
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu terdapat
pembicaraan yang lengkap, yaitu:
1. pembicaraan tentang nama dan penulisan huruf
2. pembicaraan tentang pemakaian huruf
3. pembicaraan tentang penulisan kata
4. pembicaraan tentang penulisan unsur serapan
5. pembicaraan tentang pemakaian tanda baca.
Dengan lahirnya Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan itu kini
kita dapat merasakan bahwa ejaan bahasa kita sudah tidak perlu diubah
lagi. Jika ada hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam ejaan yang selama
ini tidak diatur dalam ejaan tersebut, cukup ejaan itu direvisi dalam edisi
berikutnya.

D. Ruang Lingkup Ejaan

Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:

1. Pemakaian Huruf

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 10


Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad
dan ada juga penggabungan untuk melambangkan diftong seperti:
Au(harimau), atau penggabungan khusus, seperti: ng(lambang). Ejaan
Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu
lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa
bunyi.

Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya


lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti:
bus (dibaca:bus) Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan
kata), (1) menggunakan tanda hubung (2) tidak memenggal kata dengan garis
bawah, (3) hindari penggalan satu huruf. Begitupun dengan nama orang,
hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan nama kedua.
Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.

a.Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 11


b. Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u

c.Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21


huruf, yaitu:

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 12


2. Penulisan Huruf

1.Huruf Kapital atau Huruf Besar

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan


terdapat lima belas kaidah penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan
beberapa hal yang perlu diperhatikan

a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan


yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan,
termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contoh:

Alloh SWT atas rahmat-Ku

Nabi Muhammad SAW dengan kuasa-Nya

Al Quran dengan izin-Mu

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk
menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa. Contoh:
Ia diangkat menjadi imam masjid dikampungnya.

Saya akan mengikuti misadigereja itu.

b.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan,


dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Sultan Hasanuddin, Andi
Pangeran Pettarani, Imam Hambali, Nabi Ibrahim

Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Huruf
terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 13


Benar Salah
ayahnya menunaikan ibadah Ayahnya menunaikan Ibadah
haji sebagai seorang sultan Haji Sebagai seorang Sultan

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat. Contoh:

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Gubernur Syahrul Yasin Limpo,


Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang
tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat. Contoh: Sebagai
seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan
dengan masyarakat yang dipimpinnya.

(bukan)

Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk


berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.

d.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.

Contoh: bangsa : Indonesia , suku : Jawa, bahasa : Mandar

Perhatikan penulisan berikut: mengindonesiakan kata-kata asing keinggris-


inggrisan.

e.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah. Contoh

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 14


Benar Salah
tahun Hijriah tahun Masehi bulan Tahun Hijriah Tahun Masehi
Agustus Perang Diponegoro Bulan Agustus perang
Proklamasi Kemerdekaan Diponegoro proklamasi
Republik Indonesia kemerdekaan republik
Indonesia

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh

Benar Salah
Teluk Bone Gunung Bawakaraeng teluk Bone gunung Bawakaraeng
Danau Tempe Selat Selayar danau Tempe selat Selayar sungai
Sungai Jeneberang Asia Tenggara Jeneberang asia tenggara

Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut: Ia berlayar sampai keteluk.Jangan


mandi di danau yang kotor. Mereka menyeberangi selat yang dangkal.

g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Contoh:
Departemen Pendidikan Nasional Dewan Perwakilan Rakyat Undang-Undang
Dasar Perhatikan penulisan berikut:

Benar Salah
Dia menjadi pegawai di salah satu Dia menjadi pegawai di salah satu
departemen. Menurut undang- Departemen. Menurut Undang-
undang , perbuatan itu dapat. Undang , perbuatan itu dapat.

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 15


h.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung kekerabatan,
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata
ganti atau sapaan. Contoh:

 Kapan Bapak berangkat


 Apakah itu,Bu ?
 Surat Saudara sudah saya terima.
 Saya akan disuntik,Dok ?
 Di mana rumah Bu Hanifah?

Perhatikan penulisan berikut:

Benar Salah
Kami sedang menunggu Bu Guru. Dia menjadi pegawai di salah satu
Departemen.

Menurut keterangan Bu Dokter Menurut Undang-Undang, perbuatan


penyakit saya tidak parah. itu dapat.

i.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Contoh:

Benar Salah
Tahukah Anda bahwa gaji pegawai Tahukah anda bahwa gaji pegawai
negeri dinaikkan? negeri dinaikkan?
Apakah kegemaran Anda? Apakah kegemaran anda?

2.Huruf Miring

Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan
dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 16


atau mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3)
menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang
telah disesuaika ejaannya.

Contoh:

 Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?


 Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
 Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya. angkat?

3. Penulisan Kata

Yaitu membicarakan bidang Morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya.


Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk kata dan jenis kata.

Bentuk kata terbagi sebagai berikut :

a. Kata Dasar, yaitu terdiri dari 2 :

1. Kata asal adalah bentuk atau kata yang belum mengalami perubahn
bentuk (kata yang bentuknya masih sederhana).

Contoh kata : Rumah, pakai, sudah

Contoh kalimat : Rumah itu sangat mewah, aku sudah putus dengan dia

2. Kata dasar adalah bentuk, baik tunggal maupun kompleks yang


menjadi dasar pembentukan suatu bentuk yang lebih besar atau
kompleks.

Contoh kata : makan, lambat, cuci

Contoh kalimat : aku makan nasi di warteg, sepadaku berjalan dengan


sangat lambat.

 Ibu percaya bahwa engkau bisa

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 17


 Kantor pajak penuh sesak
 Buku itu sangat tebal

a. Berimbuhan (Afiks), yaitu terdiri dari :

1.Prefiks (Awalan) :

 me : memasak (masak), melukis (lukis), meminjam(pinjam)


 ber : bermain (main) , berjalan (jalan) , berkelahi (kelahi)
 Se : sebangsa (bangsa) , sedalam (dalam), semaksimal (maksimal)
 Pe : pegulat (gulat), petarung (tarung), pejalan (jalan)
 Ter : terlepas (lepas)
 Ke : kedalam(dalam) , kedua (dua)
 Di : ditendang (tendang), ditunjuk (tunjuk), dibawa (bawa)

2.Infiks (Sisipan)

 em : cemerlang (cerlang), jemari (jari), temali(tali)


 er : serabut(sabut), seruling (suling), gerigi (gigi)
 el : jelajah (jajah), gelembung (gembung), geletar (getar)
 in : kinerja (kerja), sinambung (sambung), tinambah (tambah)

3.Sufiks (Akhiran)

 an : himpunan (himpun), himbauan (himbau), intaian (intai)


 kan : damaikan (damai),

4.Konfiks (Awal + Akhir) :

a) per-an : Peraturan (atur), Perdamaian (damai), Persatuan (satu)


b) pe-an : Pejajahan (jajah), Pemasukan (masuk), Penilaian (nilai)
c) pe-kan : Peletakkan (letak), Penegakan (tegak), Pekerjakan (kerja)
d) di-I : Diingkari (ingkar), Diakhiri (akhir), Dihiyanati (hiyanat)

e) di-kan : Ditugaskan (tugas), Dilemparkan (lempar), Diramaikan (ramai)

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 18


f) ber-an : Berlarian (lari), Berlangganan (langgan), Berkecepatan (cepat)

b. Kata Ulang
- Dasar : Jatuh-jatuh, gigi-gigi, anak–anak,buku-buku.
- Berimbuhan : Berlari-lari, gigi-gerigi, cinta-cintaan.
- Berubah bunyi : Sayur mayur, carut marut, tunggang langgang,
pontang panting, terang benderang.
- Semu : Ampar-ampar, ubun-ubun, kupu-kupu, kura-kura, langit-
langit.
c. Kata Majemuk, Adalah gabungan 2 kata yang tidak sama dan
menimbulkan pengertian baru. Contoh :
- Mata + sapi = Mata sapi
- Sapu + tangan = Sapu tangan
- Sepak + bola = Sepak bola.
- Mata + kaki = Mata kaki
- Kaos + Kaki = Kaos kaki

Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan


Penulisan kata turunan:
-imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
-kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikutinya.
-kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata
tersebut
-kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya
diberi tanda hubung.
Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai unsur
gabungan, maka ditulis terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
-kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 19


-istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda
hubung.
-kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
-partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
-partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim:
-singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
-singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT,
KTP, SLTP.
-singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
-singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
- akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan hruruf kapital.
-akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis dengan
huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
-akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
-Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
-angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu,
mata uang, nomor jalan.
-penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
-penulisan kata bilangan tingkat

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 20


-penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau
dengan ejaan.
-Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian
supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
-bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen
resmi.
-bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus
tepat.

4. Penulisan Unsur Serapan

Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia
dan relatif konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus
memperhatikan:

-unsur mad (panjang) ditiadakan.

-konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi


dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal
maupun ejaannya, seperti: rizq(rezeki).

Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf miring.

5. Pemakaian Tanda Baca

Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu


orang dalam memahami bacaan.

Tanda titik (.), Tanda koma (,), Tanda titik koma (; ), Tanda titik dua (: ),
Tanda hubung (-), Tanda tanya (?), Tanda seru (!), Tanda kurung ((…)),
Tanda garis miring ( / ), Tanda petik ganda ("“…” "), Tanda pisah (--),
Tanda elipsis (...…), Tanda kurung siku ([ ]), Tanda petik tunggal ( ' '‘…),
Tanda penyingkat ( ‘' )

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 21


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan,
mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta
penulisan unsur serapan.
Fungsi Ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa
Indonesia
Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa
pergantian, mulai dari ejaan Van Ophuijsen, ejaan Soewandi
(republik), dan ejaan yang disempurnakan. Namun, karena faktor-
faktor tertentu ejaan tersebut tidak dapat diresmikan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari
Pemakaian Huruf, Penulisan Huruf, Penulisan Kata, Penulisan Unsur,
Serapan, Pemakaian Tanda Bacaata.
B. Saran
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu
mengingatkan kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena bagaimanapun bahasa
memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat
dalam bangsa ini. Dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka
proses pembelajaran, pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan
menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang disempurnakan
dengan sungguh agar dapat dimengerti.

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 22


DAFTAR PUSTAKA

Mustakim. 1996. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta.
:KawanPustaka
Hs, Widiono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Di Peruruan Tinggi). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana.
Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:
Huma-niora.
Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non
Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia.
http://www.ikhsanudin.co.cc/2009/05/sejarah-perkembangan-bahasa-indonesia
http://ibnuhasansibuan.wordpress.com/2011/03/06sejarah-perkembangan-bahasa-
indonesia
http://afirmanto.blogspot.com/2010/04/ejaan-yang-disempurnakan-eyd.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Bahasa_Indonesia

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 23


CATATAN PRESENTASI MAKALAH KELOMPOK
Presentasi dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2018, dengan data sebagai
berikut :
Nama Kelompok : Ejaan Bahasa Indonesia
Ketua : Tizman Alhidayah
Anggota : Sami’aji Saputra
Dwi Maulana
Setyo Utomo
Pelaksanaan Presentasi : 19 Desember 2018
Moderator : Dwi Maulana
Pemateri 1 : Tizman Alhidayah
Pemateri 2 : Sami’aji Saputra
Notulen : Setyo Utomo (berhalang hadir)
Pertanyaan hasil presentasi :
1. Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, Kapan ujaran tanda
garis miring (/) digunakan?
2. Apa upaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat menghindari pemakaian
bahasa bahasa yang tidak baku atau bahasa gaul?
Jawaban :
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau
tahun ajaran.
2. Menjadikan Lembaga Pendidikan Sebagai Basis Pembinaan Bahasa,
Perlunya Pemahaman Terhadap Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar,
Peran Variasi Bahasa dan Penggunaannya, Menjunjung Tinggi Bahasa
Indonesia di Negeri Sendiri, Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama
para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional harus diutamakan penggunaannya.

SEKOLAH TINGGI TECNOLOGY DUTA BANGSA 24

Anda mungkin juga menyukai