Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Illahi yang
termasuk dalam Al-quran dan sunnah. Akhlak dalam Islam bukanlah
moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar
memiliki nilai yang mutlak untuk memperoleh kebahagian di dunia ini
dan di akhirat kelak. Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati
kedudukan yang istimewa dan sangat penting.
Di dalam al-quran saja banyak ayat-ayat yang membicarakan
masalah akhlak, belum lagi dengan hadits-hadits nabi, baik perkataan
maupun perbuatan, yang memberikan pedoman akhlak yang mulia
dalam keseluruhan aspek kehidupan. Akhlak dalam Islam bukanlah
moral yang harus disesuaikan dengan suatu kondisi dan situasi, tetapi
akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak, nilai-nilai baik dan
buruk, terpuji dan tercela berlaku kapan saja, dimana saja dalam segala
aspek kehidupan tidak di batasi oleh ruang dan waktu.
Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan fitrah manusia. Manusia
akan mendapatkan kebahagiaan hakiki bukan semu bila mengikuti nilai-
nilai kebaikan yang di ajarkan oleh Alquran dan Sunnah, dua sumber
akhlak dalam Islam. Akhlak Islam benar-benar memelihara eksistensi
manusia sebagai makhluk terhormat sesuai dengan fitrahnya itu. Hati
nurani/fitrah dalam bahasa Alquran memang dapat menjadi ukuran baik
dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah
bertauhid, mengakui keesaanNya. (QS Ar-Rum :30)

B. Tujuan Penulisan
Untuk memahami dan meningkatkan pengetahuan tentang akhlak
dan mampu menerapakan ilmu pada kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Secara etimologis (inghatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk
jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. berakar dari kata khalaqa yang berarati menciptakan. Seakar
dengan kata Khaliq (pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq
(penciptaan)
Kesamaan akar kata diatas megisaratkan bahwa dalam akhlaq
tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq
(Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain,
tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru
mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku
tersebut didasarkan kepada kehendak khaliq (Tuhan). Dari pengertian
etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja tata aturan atau norma perilaku
yang mengatur hubungan antar manusia dengan tuhan dan bahkan
dengan alam semesta sekalipun.
Secara terminologis (menurut istilah) kata akhlaq memiliki beberapa
pengertian, antara lain:
1. Pengertian yang diberikan oleh Imam al-Ghazali dalam Ihya
'Ulumud-din:

‫فالخلق عبارة عن هيئة فى النفس راسخة عنها تصدر األفعال بسهولة و يسر من غير حاجة‬

.‫إلى فكر و رؤية‬

Akhlaq adalam sifat yang meresap dalam jiwa yang darinya keluar
perbuatan perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan
dan pertimbangan."

2. Menurut Ibrahim Anis dalam Al-Mu'jam al-wasith:

.‫الخلق حال للنفس راسخة تصدر عنها األفعال من خير أو شر من غير حاجة إلى فكر و رؤية‬

2
"Akhlaq adalah sifat yang meresap dalam jiwa, yang dengannya
lahirlah bermacam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan."

Dari beberapa pengertian tersebut bisa kita ambil kesimpulan


bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan,
tanpa memerlukan pemikiran/ pertimbangan terlebih dahulu
serta tidak memerlukan dorongan dari luar.

B. Sumber Ahlak
Yang dimaksud denga sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran
baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan
ajaran islam, sumber akhlaq adalah al- quran dan sunnah, bukan akal
pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika
dan moral dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya
sebagaiaman pandangan mu’tazillah.
Dalam konsep akhlaq segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
terpuji atau tercela, semata mata karena syara’ (Al-quran dan Sunnah)
menilainya demikian.Kenapa sifat sabar, syukur,pemaaf pemurah dan
jujur misalnya dinilai baik? Tidak lain karena syara’ menilai semua
sifat itu baik. Begitu juga sebaliknya, kenapa marah, tidak
bersyukur,dendam, kikir dan dusta misalnya dinilai buruk? Tidak lain
karena Syara’ menilainya demikian.
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-quran memang dapat
menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah
SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaanya (Qs. Ar rum
30:30).

3
C. Ruang lingkup akhlaq
Muhammad Abdullah Dras dalam bukunya Dustur al- Ahlak Fi al-
Islam membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian.
1. Akhlak Pribadi (al-Akhlaq al-Fardiyah). Terdiri dari: (a) yang
diperintahkan (al-Awamir), (b) yang dilarang (an-Nawahi), (c)
yang dibolehkan (al-Mubahai), dan (d) akhlak dalam keadaan
darurat (al-Mukhlafah bi al-idhthirar).
2. Akhlak berkeluarga (al-akhlaq al-usariyah). Terdiri dari: (a)
kewajiban timbal balik orang tua dan anak (wajibat nahwa al-
ushulnwa al-furu’), (b) kewajiban suami istri (wajibat baina al-
azwaj), dan kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat nahwa al-
aqarib)
3. Akhlak bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtima’iyyah). Terdiri dari:
(a) yang dilarang (al-mahzhurat), (b) yang diperintahkan (al-
awamir) dan (c) kaedah-kaedah adab (qawa’id al-adab).
4. Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah). Teridir dari: (a) hubungan
antara pemimpin dan rakyat (al-alaqah baina ar-rais wa as-
sya’b), dan (b) hubungan luar negri (al-alaqat al-khariyyah).
5. Akhlak beragama (al-akhlaq ad-diniyyah). Yaitu kewajiban
terhadapa allah SWT (wajibat nahwa Allah).
Adapun yang dibuat oleh Abdullah Draz di atas tampaklah
lagi kita bahwa ruang lingkup akhlaq ini sangat luas, mencakup
semua aspek kehidupan
Berangkat dari sistematika di atas, sedikit modifikasi, maka
penulis membagi pembahasan Akhlak menjadi :
a. Akhlak terhadap Allah SWT.
b. Akhlak terhadap Rasulullah SAW.
c. Akhlak pribadi
d. Akhlak dalam keluarga
e. Akhlak bermasyarakat dan
f. Akhlak bernegara

4
D. Kedudukan Dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam
Akhlaq menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam
Islam. Di antaranya:
1. Akhlak menjadi salah satu misi utama Rasulullah SAW. Beliau
bersabda:
)‫إنما بعثت التم مكارم االخالق (رواه البيهاقى‬

("Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang


mulia.") (HR. Baihaqi)

2. Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama islam, sehingga


Rasulullh SAW pernah mendefinisikan agama itu dengan akhlaq
yang baik (husn al-khuluq)
3. Akhlaq yang baik memberatkan timbangan kebaikan seseorang pada
Hari Kiyamat.

)‫ (رواه الترميذى‬...‫ما من شئ اثقل فى ميزان العبد المؤمن يوم القيامة من حسن الخلق‬

"Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan (kebaikan)


seorang hamba mukmin pada Hari Kiamat dari pada akhlaq yang
baik." (HR. Tirmidzi)

4. Akhlaq merupakan ukurun kualitas iman seseorang.

)‫أكمل المؤمنين إيمانا أحسنهم خلقا (رواه الثرميذى‬

("Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik


akhlaqnya." (HR. Tirmidzi)

5. Akhlaq yang baik menjadi buah ibadah kepada Allah SWT.

)45 :‫ إن الصالة تنهى عن الفحشاء و المنكر (العنكبوت‬, ‫و أقم الصالة‬

("dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah


(perbuatan-perbuatan) keji dan munkar." (QS AL-'Ankabut: 45)

5
Sabda Rasulullah SAW:

‫ فان سابك أحد أو حهل عليك‬.‫ليس الصيام من األكل و الشرب إنماالصيام من اللغو و الرفث‬
)‫فقل إنآ صائم (رواه ابن حزيم‬

"Bukanlah puasa itu hanya menahan makan dan minum, tapi puasa
itu menahan perkataan yang kotor . Jika seseorang mencaci dan
menjahilimu maka katakana: Sesungguhnya aku sedang puasa.
(HR. Ibnu Khuzaimah)

6. Nabi Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah SWT membaikkan


akhlak beliau.
Salah satu doa beliau adalah :
“Ya Allah tunjukkilah aku jalan menuju akhlak yang baik, karena
sesungguhnya tidak ada yang dapat memberi petunjuk (menuju jalan)
yang lebih baik selain engkau. Hindarkanlah aku dari akhlak yang
buruk, karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkan aku
dari akhlak yang buruk kecuali engkau.” (HR. Muslim)
7. Didalam al- quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan akhlak.
Baik berupa perintah untuk berakhlak baik serta pujiaan dan pahala
yang diberikan kepada orang-orang yang mematuhi perintah itu,
maupun larangan berakhlak yang buruk serta celaan dan dosa bagi
orang-orang yang melanggarnya. Tidak diragukan lagi bahwa
banyaknya ayat-ayat al-quran tentang akhlak ini membuktikan betapa
pentingnya kedudukan akhlak di dalam islam.

E. Ciri-ciri Akhlak dalam Islam


1. Akhlaq rabani
Ajaran akhlaq dalam islam bersumber dari wahyu ilahi yang
termaktub dalam al-quran dan sunnah. Di dalam al- quran terdapat
kira-kira 1500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang
teoritis maupun yang praktis. Demikian juga hadits- hadits nabi,
amat banyak jumlahnya yang memberikan pedoman akhlaq.sifat

6
rabbani dari akhlaq juga menyangkut tujuannya , yaitu untuk
memperoleh kebahagiaan di dunia kini, dan akhirat nanti.
2. Akhlaq manusiawi
Ajaran akhlaq dalam islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah
manusia. Kerinduana jiwa manusia kepada kebaikan dan terpenuhi
dengan mengikuti ajaran akhlaq dalam islam. Ajaran akhlaq dalam
islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaaan
dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan semu.akhlaq islam adalah
adalah akhlaq yang benar- benar memelihara eksistensi manusia
sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya.
3. Akhlaq universal
Ajaran akhlaq dalam islam sesuai dengan kemanusiaan yang
universal dan mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang
dimensinya vertical maupun horizontal. Sebagai contoh al-quran
menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh
setiap orang, yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua,
membunuh anak karena takut miskin,berbuat keji baik secara
terbuka maupun secara tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan
yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan
timbangaan, membebani orang lain kewajiban melampaui
kekuatannya, persaksian tidak adil, dan mengkhianati janji dengan
Allah (Qs. Al-An’am 6:151-152)
4. Akhlaq keseimbangan
Ajaran akhlaq dalam islam berada ditengah antara yang
mengkhayalkan manusia sebagai malaikat yang menitik beratkan
sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan agama islam
memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik pada hati
nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya.
Manusia memiliki naluriah hewani dan juga ruhaniah malaikat.
Manusia memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan
pelayanan masing- masing secara seimbang. Manusia tidak hanya
hidup di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan di akhirat

7
nanti. Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlak islam
memenuhi tuntunan kebutuhan manusia, jasmani dan rohani,secara
seimbang, memenuhi tuntunan hidup bahagia di dunia dan akhirat
secara seimbang pula. Bahkan, memenuhi kebutuhan pribadi harus
seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat .
Rasulullah SAW membenarkan ucapan salman kepada abu Darda:
“Sesungguhnya tuhanmu mempunyai hak yang wajib kau
penuhi: dirimu mempunyai hak yang wajib kau penuhi: istrimu
mempunyai hak yang wajib kau penuhi; berikanlah orang-orang
yang mempunyai hak akan haknya, “ (HR. Bukhari).
5. Akhlaq realistic
Ajaran akhlaq dalam islam memperhatikan kenyataan hidup
manusia. Meskipun manusia telah dinyatakan sebagai mahluk yang
memiliki kelebihan dibanding mahluk-mahluk yang lain, tetapi
manusia mempunyai kelemahan-kelemahan, memiliki
kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material
dan spiritual. Dengan kelemahan- kelemahannya itu manusia sangat
mungkin melakukan kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu,
islam memberikan kesempatan kepada manusia yang melakukan
kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertobat. Bahkan,dalam
keadaan terpaksa, islam membolehkan manusia melakukan sesuatu
yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. Allah berfirman:
“Barang siapa terpaksa, bukan karena membangkang dan sengaja
melanggar aturan, tidaklah ia berdosa. Sungguh Allah maha
pengampun lagi maha penyayang”. (Qs. Al-Baqarah 2:173).

F. Akhlak dalam islam


1. Pembagian Akhlak
Pembagian akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
menurut sudut pandang Islam, baik dari segi sifat maupun dari segi
objeknya. Dari segi sifatnya, akhlak dikelompokkan menjadi dua,
yaitu pertama, akhlak yang baik, atau disebut juga akhlak

8
mahmudah (terpuji) atau akhlak al-karimah; dan kedua, akhlak
yang buruk atau akhlak madzmumah.
a. Akhlak Mahmudah
“Akhlak mahmudah adalah tingkah laku terpuji yang merupakan
tanda keimanan seseorang. Akhlak mahmudah atau akhlak terpuji
ini dilahirkan dari sifat-sifat yang terpuji pula”.
Sifat terpuji yang dimaksud adalah, antara lain: cinta kepada Allah,
cinta kepada rasul, taat beribadah, senantiasa mengharap ridha
Allah, tawadhu’, taat dan patuh kepada Rasulullah, bersyukur atas
segala nikmat Allah, bersabar atas segala musibah dan cobaan,
ikhlas karena Allah, jujur, menepati janji, qana’ah, khusyu dalam
beribadah kepada Allah, mampu mengendalikan diri,
silaturrahim, menghargai orang lain, menghormati orang lain,
sopan santun, suka bermusyawarah, suka menolong kaum yang
lemah, rajin belajar dan bekerja, hidup bersih, menyayangi inatang,
dan menjaga kelestarian alam.
b. Akhlak Madzmumah
“Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau
perbuatan jahat yang merusak iman seseorang dan menjatuhkan
martabat manusia.”
Sifat yang termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang
bertentangan dengan akhlak mahmudah, antara lain: kufur, syirik,
munafik, fasik, murtad, takabbur, riya, dengki, bohong,
menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah,
qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor,
mencemari lingkungan, dan merusak alam.
Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan
madzmumah. Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri
sendiri dan orang lain, sedangkan akhlak madzmumah merugikan
diri sendiri dan orang lain.
Allah berfirman dalam surat At-Tin ayat 4-6

9
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke
tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali yang beriman
dan beramal shalih, mereka mendapat pahala yang tidak ada
putusnya.”
Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. bersabda.
“Sesungguhnya manusia yang berakhlak mulia dapat mencapai
derajat yang tinggi dan kedudukan mulia di Akhirat.
Sesungguhnya orang yang lemah ibadahnya akan menjadi buruk
perangai dan akan mendapat derajat yang rendah di neraka
Jahanam.” (HR. Thabrani)
2. Bentuk Bentuk Akhlak baik dan Tercela
a. Akhlak yang baik dan penjelasannya
Akhlak adalah kondisi yag kuat dalam jiwa yang darinya
muncul keinginan berusaha dalam bentuk kenaikan,
keburukan, keindahan dan kejelekan. Secara tabiat, akhlak
dapat di pengaruhi oleh pendidikan yang baik dan buruk.
Dengan tabiat itu akan muncul perbuatan-perbuatan baik
dengan mudah tanpa di paksakan. Itulah yang disebut dengan
akhlak baik.
Contoh dari akhlak yang baik itu, seperti sikap lembut, sayang,
sabar, dermawan, berani, adil, berbuat baik, serta akhlak-akhak
utama dan kesempurnaan jiwa lainya.
Contoh dari akhlak yang buruk, berkhianat, dusta, keluh kesah,
tamak, kasar dan dengki, keji, tidak sopan dan lainnya.
Dari sinilah islam menyerukan kepada kaum muslimin untuk
mempunyai akhlak yang baik, mengembangkan dalam jiwa-
jiwa mereka. Oleh karena itu, islam mengukur keimanan
seorang hamba berdasarkan keutamaan-keutamaan yang ada
pada dirinya, serta akhlak baiknya.
Pendapat para ulama terdahulu dalam menjelaskan akhlak yang
baik

10
Al-Hasan Al-Basri berkata, “akhlak yang baik adalah
wajah yang ceria, murah hati, dan tidak mengganggu yang lain.
”Abdullah bin Al-Mubarak berkata, “ akhlak yang baik ada
pada tiga kebiasaan yaitu menjauhi hal-hal yang haram,
mencari yang halal, dan berbuat lapang pada keluarga.”
Ulama yang lain mengatakan :“akhlak yang baik adalah
dekat dengan orang banyak tapi asing di tengah-tengah
mereka.”
“akhlak yang baik adalah menahan diri untuk tidak
mengaggu orang mukmin, tetapi membantu penderitaan
seorang mukmin.”
“akhlak yang baik adalah anda tidak memiliki tujuan selain
Allah.
1) Akhlak sabar dan tegar dalam menghadapi gangguan
Sebagain dari akhlak-akhlak baik seorang muslim adalah sabar
dan bertahan terhadap gangguan karena Allah. Adapun sabar adalah
menahan diri ari sesusatu yang tidak disukainya dengan ridha dan
pasrah.
Seorang muslim menahan diri atas musibah yang menimpanya,
sehingga ia tidak putus asa, atau jengkel. Karena menurut ahli
hikmah, berkeluh kesah atas sesuatu yang terlewat itu adalah
bencana, dan putus asa dari yang diharapkan itu adalah kebodohan,
sementara jengkel atas takdir berarti mencerca Allah.
Hendaknya dia mengetahui bahwa Allah berjanji akan
memberikan balasan yang baik berupa surga bagi para penghuninya
atas ketaatannya, serat ancaman-nya kepada para pelaku maksiat
berupa siksaan yang pedih dank eras.
Dia mengingat bahwa takdir-takdir Allah itu pasti berlaku, dan
qadha-Nya itu adil, hukumnya itu terlaksana, baik seorang hamba
itu bisa sabar atau tidak. Karena sabar dan tidak berkeluh kesah itu
bisa diperoleh dengan kebiasaan dan kesungguhan maka seorang
muslim meminta kepada Allah agar memberinya kesabaran dengan

11
mengingat perintah-Nya dan apa yang telah di janjikan-Nya berupa
pahala.
Bertahan menghadapi gangguan juga termasuk kesabaran, tapi
ini lebih berat.Sabar yang seperti ini adalah perniagaan para
shiddiqin dan semboyan orang-orang shaleh.
Hakikatnya adalah apabila seorang muslim di ganggu dan
disakiti di jalan Allah, dia bersabar dan menahan diri.tidak mebalas
kejelekan itu dengan selain kebaikan tidak dendam untuk dirinya
sendiri dan tidak mendahulukan egonya selagi hal itu ada pada jalan
Allah dan dapat menyampaikan keridhaan Allah.

2) Akhalak bertawakal kepada Allah dan bersandar pada diri


sendiri
Seorang muslim menganggap tawakal kepada Allah dalam
setiap amalannya sebagai kewajiban agama dan menilainya
sebagai akidah islam.
Tawakal secara mutlak kepada Allah menjadi bagian dari
akidah seorang yang beriman kepada Allah. Karena seorang
muslim tunduk kepada Allah dengan bertawakal kepadanya dan
merendahkan diri sepenuhnya di hadapanya, maka dia tidak
memahami tawakal seperti yang di pahami oleh orang-orang
yang tidak tahu tentang islam dan musuh-musuh islam.
Seorang muslim memahami bahwa tawakal yang merupakan
bagian dari iman dan akidahnya adalah taat pada Allah dengan
menghadirkan sebab-sebab yang dicari untuk setiap amal yang
akan ia kerjakan.
Jadi tawakal bagi seorang muslim adalah amalan dan
harapan, disertai dengan ketenangan hati dan ketentraman jiwa,
serta keyakinan yang kuat bahwa apa yang dikehendaki Allah
pasti terjadi, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang
yang berbuat baik.

12
Seorang muslim memandang, jika seseorang hanya
bergantung pada sebab-sebab dan menganggapnya sebagai satu-
satunya factor yang dapat mewujudkan apa yang dicari, berarti
ia telah terjebak dalam kekafiran dan kesyirikan. Adapun
meninggalkan atau meremehkan sebab-sebab itu , padahal dia
mampu melakukannya, maka hal itu adalah tindakan fasik dan
maksiat. Keduanya diharamkan dan dia harus memohon ampun
kepada Allah atas perbuatannya.
Sesunguhnya, ketika seirang muslim mengatakan wajibnya
bersandar pada diri sendiri dalam usaha dan beramal, maka
yang dia maksud adalah apabila dia mampu mengerjakan
perkerjaannya sendiri. Dia tidak bersandar kepada orang lain
selainAllah, jika tidak demikian, berarti dia telah
menggantungkan hatinya kepada selain Allah, sedangkan hal itu
tidak dicintainya oleh seorang muslim dan tidak pula di
ridhainya.
Rasulullah pernah mengadakan baiat dengan seorang musim
agar dia mengerjakan shalat dan membayar zakat, serta tidak
meminta kebutuhannya kepada yang lain selain kepada Allah.
Karena seorang muslim menjalankan hidupnya dengan tawakal
kepada Allah dan bersandar kepada diri sendiri, berarti dia telah
memelihara akidahnya dan menumbuhkan akhlaknya. Yaitu
dengan berusaha terus menerus dari waktu ke waktu untuk
mengahdirkan dan merenungkan ayat-ayat Al-Quran dan hadist-
hadist Rasulullah.
3) ITSAR (mengutamakan orang lain) dan mencintai
kebaikannya
Sebagian dari akhlak seorang muslim yang di perolehnya
dari pelajaran dan kebaikan adalah sikap mengutamakan orang
lain atas dirinya dan sifat mencintai orang lain. Karena kapan
saja dia melihat kesempatan untuk berbuat itsar, dia akan segera
mendahulukan orang lain atas dirinya sendiri.

13
4) Akhlak adil dan pertengahan
Secara umum, seorang muslim melihat bahwa bersikap adil
adalah suatu kewajiban. Oleh karena itu seorang muslim akan
berlaku adil dalam perkataanya dan dalam keputusannya.
Mencari dan menyelidiki keadilan dalam segala urusan sampai
keadilan menjadi suatu akhlak baginya dan sifat yang tidak
lepas darinya.Sehingga semua perbuatan dan perkataannya itu
adil, jauh dari tipu daya dan kezhaliman.Dengan demikian, dia
menjadi seorang yang adil dan tidak terpengaruh oleh keinginan
hawa napsu.
Sebagian dari bentuk sifat adil
a) Adil kepada Allah dengan tiak menyekutukannya dengan
selainnya dalam beribadah dan dalam sifat-sifatnya, taat
dan tiadk mendurhakainya, mengingatnya, serta bersyukur
kepadanya dan tidak mengkufuri nikmatnya.
b) Adil dalam memutuskan hukum antara manusi dengan
memberikan hak kepada yang pantas menerimanya.
c) Adil diantara istri-istri dan anak-anak, sehingga ia tidak
boleh melebihkan satu orang atas lainyaatau
mengutamakan sebagian dari sebagian yang lain.
d) Adil dalam perkataan dengan tidak bersaksi palsu atau
tidka berdusta
e) Adil dalam keyakinan dengan tidak meyakini kecuali
kebenaran dan kejujuran, dan hatinya tidak memuji sesuatu
yang tidak nyata.
5) Akhlak penyayang
Seorang muslim itu penyayang dan kasih saying itu termasuk
salah satu akhlaknya. Ketika seorang muslim beramal shaleh
dan menjauhi kejahatan, jiwanya selalu dalam suci dan ruhnya
dalam keadaan baik. Oelh karena itu, seorang muslim
menyukai kasih saying, memberikannya,menasehati orang
dengannya, dan mengajak orang kepadanya.

14
6) Akhlak malu
Seorang muslim itu menjaga kesuciaan diri dan pemalu.
Malu itu adalah hak nya. Malu itu bagian dari iman, dan iman
itu akidah seorang muslim dan pondasi hidupnya.
Kesamaan antara iman dan malu adalah sama-sama
mengajak pada kebaikan dan menjauhi kejahatn.Iman itu
mendorong orang mukmin, untuk mengerjakan ibadah dan
meninggalkan perbuatan maksiat.
Sedangkan malu itu mencegah pelakunya dari malas
bersyukur kepada Allah dan dari sikap meremehkan dari
memenuhi hak kepada yang berhak.Malu itu tidak
mendatangkan apapun kecuali kebaikan.
Ketika seorang muslim mempunyai rasa malu, ia tidak akan
membuka auratnya, tidak mengurangi hak yang di wajibkan
kepadanya, tidak memungkiri kebaikan yang diberikan
kepadanya, tidak memberikan pembicaraan yang buruk, dan
tidak memberikan sesuatu yang tidak disukai.
Demikian juga ia malu kepada sang khaliq. Karena itu dia
tidak bermalas-malasan dalam hal ibadah kepadanya dan dalam
hal mensyukuri nikmatnya.
7) Akhlak ihsan (memperbagus dan menyempurnakan ibadah)
Seorang muslim itu tidak melihat ihsan itu hanya sebatas
akhlak utama yang dapat memperbagus tingkah lakunya saja.
Akan tetapi, dia melihatnya sebagai bagian dari akidah dan
keislamanya. Karena agama islam itu di dirikan atas tiga
perkara, iman, islam dan ihsan.
Ihsan dalam hal ibadah adalah melaksanakan ibadah apapun
seperti shalat, puasa, haji atau ibadah lainya dengan
pelaksanaanya yang benar, menyempurnakan syarat dan
rukunya dan melengkapi sunnah dan adabnya. Ibadah tidak
akan sempurna tanpa perasaaan yang kuat akan selalu merasa
diawasi oleh allah.

15
Ihsan juga dalam hal pergaulan.Misalnya, ihsan kepada
kedua orang tua yaitu dengan berbakti dan berbuat baik
padanya, menahan diri dari menyakitinya, mendoakan dan
memohon ampunan baginya, melaksanakan janjinya dan
memuliakan teman-temannya.
Ihsan kepada anak yatim yaitu dengan menjaga hartanya,
memelihara hak-haknya, mendidiknya, tidak menyakitinya,
tidak membentaknya, menyabutnya dengan muka ceria dan
menggusap kepalanya.
Ihsan dalam amal-amal badaniyah yaitu dengan
memperbagus pekerjaan,menyempurnakan karya, dan
membersihkan seluruh pekerjaanya dari tindakan penipuan
dengan memperhatikan ssabda rasulullah.
8) Akhlak jujur
Seorang muslim adalah orang jujur, mencintai kejujuran dan
membiasakannya secara lahir dan batin, baik dalam perkatan
maupun perbuatan. Kejujuran itu membawa pada kebaikan dan
kebajikan itu membawa ke surga.
Disisi lain dusta itu membawa pada kejahatan dan membawa
ke neraka. Seorang muslim menilai sifat jujur lebih dari
sekedar akhlak yang utama. Dia juga meniai bahwa sifat jujur
sebagi bagan dari kesempurnaan iman dan islamnya
Berikut adalah hasil yg dapat di petik oleh orang jujur
a) Ketentraman hati dan ketenangan jiwa
b) Keberkahan dalam usaha dan bertambahnya kebaikan
c) Mendapatkan kedudukan para syuhada
d) Selamat dari sesuatu yang tidak di sukai

Sifat jujur juga dapat tercermin dalam beberapa perbuatan


yaitu :

1) Jujur dalam berbicara


2) Jujur dalam bermuamalah

16
3) Jujur dalam tekad
4) Jujur dalam berjanji
5) Jujur dalam keadaan

9) Akhlak dermawan dan murah hati


Sifat dermawan adalah akhlak seorang muslim, sedangkan
sifat murah hati itu adalah tabiatnya. Apabila seorang muslim
beriman dan beramal shaleh maka jiwanya bersih dan hatinya
bercahaya. Keduanya dapat menghilangkan sifat kikir dan
bakhil.
Sifat kikir adalah penyakit yang bisa sembuh dengan iman
dan amal shaleh, seperti zakat dan shalat. Karena akhlak mulia
hanya bisa di peroleh dengan latihana dan kebiasaan, maka
seorang muslim berusaha tetap istiqomah mengembangkan
akhlak mulia tersebut dengan mencurahkan pikiranya pada Al-
Quran dan hadist rasul.
Contoh-contoh dari sifat dermawan, sebagai berikut :
a) Seseorang memberikan sebuah pemberian dengan tanpa
menyebut-nyebut atau menyakiti perasaan orang yang
menerimannya.
b) Orang yang memberi itu merasa senang dengan pengemis
yang meminta-minta kepadanya.
c) Orang yang bersedekah itu menyedekahkan hartanya
tanpa berlebihan atau kikir.
d) Hendaknya orang yang banyak harta memberinya sesuai
dengan kadarnya, begitupun bagi yang sidkit hartanya
diiringi dengan kerelaa, wajah berseri dan kata-kata yang
baik.
10) Akhlak tawadhu (rendah hati) dan mencela sifat sombong
Seorang muslim itu bersifat rendah hati tanpa berlebihan.
Rendah hati merupakan akhlak yang mulia dan sifat yang luhur.
Berikut adalah gambaran sifat rendah hati:

17
a) Orang yang maju mendahului orang lain, berarti dia
sombong dan orang yang mengakhirkan diri mereka,
berarti tawadhu.
b) Orang yang berdiri dari tempat duduknya karena ada orang
alim lalu ia mempersilahkan duduk di tempat duduknya.
c) Orang yang berdiri untuk orang biasa, menyambutnya
dengan gembira, lemah lembut dalam bertanya, memenuhi
undangannya, dan berusaha menutupi kebutuhannya dan
tidak menganggap dirinya lebih baik darinya.
d) Orang yang mengunjungi orang yang kedudukannya lebih
rendah atau setara.
e) Orang yang duduk bersama fakir miskin, orang-orang yang
sakit dan orang yang cacat.
f) Orang yang makan dan minum dengan tidak berlebihan.

b. Bentuk-bentuk akhlak yang tercela dan penjelasanya


1) Zhalim
Seorang muslim tidak berbuat zhalim dan tidak boleh
menzhalimi.
Tiga macam bentuk kezhaliman
a) Kezhalman seorang hamba kepada rabbnya dengan kufur
kepadanya.
b) Kezhaliman seorang hamba kepada hamba-hamba allah dan
makhluk-makhluknya.
c) Kezhaliman seorang hamba kepada dirinya sendiri.
2) Hasad (dengki)
Seorang muslim tidak memiliki akhlak dan sifat dengki selama
dia mencintai kebaikan untuk semua orang dan lebih
menggutamakan mereka atas dirinya.
Macam-macam sifat dengki:

18
a) Mengharapkan hilangnya kenikmatan dari orang lain, baik
itu berupa harta, ilmu pangkat dan kekuasaan, supaya dia
bisa mendapatkannya.
b) Mengharapkan hilangnya kenikmatan dari orang lain
meskipun dia tidak mendapatkannya.

Adapun al-ghibthah adalah berharap mendaatkan kenikmatan,


seperti kenikmatan orang lain yang berupa ilmu, harta atau
keadaan yang lebih baik, tanpa berharap hilangnya semua harta
itu darinya.

3) Menipu
Seorang muslim itu tunduk kepda allah dengan prinsip saling
menasehati. Sehingga dia tidak boleh menipu, berkhianat, dan
melanggar janji.Karena semua itu adalah sifat buruk dan tercela.
Bentuk-bentuk penipuan, yaitu:
a) Menghiasi keburukan dan kejahatan dengan keindahan
supaya orang lain terjerumus di dalamnya.
b) Memperlihatkan sesuatu kepada orang lain yang bagian
luarnya baik dan menyembunyikan bagian dlamnya yang
buruk dan rusak
c) Memperlihatkan sesuatu kepada orang lain yang beda
dengan yang dia sembunyikan dan rahasiakan.
d) Sengaja hendak merusak harta., istri, anak, pembantu, atau
temanya dengan cara mengadu domba
e) Berjanji untuk menjaga jiwa dan hartaatau menyembunyikan
sebuah rahasia, kemudain dai menghianatinya.
4) Riya
Seorang muslim tidak berbuat riya, karena riya adalah nifak
dan dyirik. Oelh karena itu seorang muslim bukanlah orang yang
munafik dan juga bukan orang yang riya.

19
Hakikatnya riya adalah keinginan hamba dalam ibadah kepada
allah dengan tujuan sampingan untuk mendapatkan kedudukan di
hati manusia.
Adapun macam-macam riya:
a) Seorang hamba menambah ketaatan ibadahnya apabila dia di
puji, dan menguranginya atau meninggalkannya apabila dia
dicela.
b) Rajin dalam beribadah apabila bersama orang banyak dan
mermalas-malasan apabila dia sendiria.
c) Bersedekah karena ingin dilhat orang. Apabila tidak ada
orang lain, ia tidak mau bersedekah
d) Mengatakan telah berkata jujur dan benar juga mengaku
telah berbuat ketaatan dan amal shaleh. Semua itu bukan
karena allah, tapi untuk mendapatkan pujian.

5) Ujub dan terpedaya


Seorang muslim harus waspada terhadap sifat unub dan
terpedaya, dan bersungguh-sungguh agar kedua sifat itu tidak
menjadi sifatnya dalam keadaan apapun.
Beberapa indikasi orang yang terpedaya :
a) Dalam perkara lmu
Seseorang terkadang merasa takjub dengan ilmunya, dan
terpedaya oleh pengetahuan yang banyak, sehingga
membuatnya menghina diantara para ahli ilmu, serta
meremehkan orang lain.
b) Dalam perkara harta
Terkadang seseorang merasa takjub dengan hartanya yang
melimpah dan terpedaya oelh tujuannya yang banyak.
c) Dalam hal kekuasaan
Seseorang merasa takjub dengan kekuatannya dan
terpedaya oelh kekuasaan yang mulia, lalu dia berlaku
zhalim dan melampaui batas, berjudi dan bertindak bahaya.

20
d) Dalam hal kehormatan
Seseorang merasa takjub dengan kehormatannya dan
terpedaya oleh asal keturunannya.Ia bermalas-malasan
bekerja dan beribadah.
e) Dalam hal ibadah
Seseorang merasa ujub karena amal ibadahnya yang
banyak.Semua itu membuatnya lancang kepada rabbnya
dan mengungkit-ungkit pemberiannya.
6) Lemas dan malas
Seorang muslim itu tidak bersifat lemah ataupun malas, tapi ida
teguh dan rajin. Oleh karena itu seorang muslim tidak akan
terlihat lemah atau malas, sebagaimana dia tidak terlihat pengecut
atau kikir.
Apabila seorang muslim telah meyakini Qadha dan Qadar, ia
tidak akan pengecut dan menyerah.
Gambaran sifat lemah dan malas, yaitu:
a) Seseorang yang mendengar panggilan adzan untuk shalat,
tapi dia lebih memilih berbincang-bincang atau teteap
bekerja, sehingga waktu shalat sudah hampir habis.
b) Seorang yang menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak
bermanfaat, sedangkan ia memiliki banyak pekerjaan yang
menuntut untuk segera di laksanakan.
c) Seseorang yang meninggalkan pekerjaan yang bermanfaat di
dunia atau di akhirat yang ia tinggalkan dengan alasan
usianya sudah tua, bukan ahlinya dan membutuhkan waktu
yang lama
d) Ketika Allah memberi kesempatan kepadanya untuk
menunaikan ibadah haji dan dia mampu, ada orang yang
memerlukan pertolongan dan dia mampu menolongnya,
tetapi dia tidak mau melakukan itu.

21
e) Seseorang yang sudah tidak mungkin dapat menegakan
syariat islam atas dirinya dan tidak dapat melindungi
kehormatannya, tapi dia tidak mau berhijrah.

22
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pengertian akhlak Secara etimologis (inghatan) akhlaq ( Bahasa
arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang
berarati menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (pencipta),
makhluq (yang dicitakan) dan khalq (penciptaan)
Sumber akhlaq adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau
mulia dan tercela. Sumber akhlaq adalah al- quran dan assunah.
Ruang lingkup akhlak meliputi: Akhlak terhadap Allah SWT,
Akhlak terhadap Rasulullah SAW, akhlak pribadi, akhlak dalam
keluarga, akhlak bermasyarakat dan, akhlak bernegara
Kedudukan Dan Keistimewaan Akhlak Dalam Islam yaitu
Akhlak menjadi salah satu misi utama Rasulullah, salah satu ajaran
pokok agama islam, akhlaq yang baik memberatkan timbangan
kebaikan seseorang pada hari kiyamat, akhlak menjadi ukuran
kualitas seseorang, bukti buah ibadah kepada Allah SWT.
Ciri-ciri Akhlak dalam Islam yaitu akhlaq rabani, akhlaq
manusiawi, akhlaq universal, akhlaq keseimbangan dan akhlaq
realistic.
Pembagian Akhlak dalam islam yaitu akhlah mahmudah dan
akhlak Madzmumah.

23

Anda mungkin juga menyukai