Anda di halaman 1dari 7

STEP 3 NO 7

Pasien yang mengalami kecelakaan dengan luka yang beresiko mengalami


tetanus merupakan salah satu kondisi yang mengindikasikan pemberian vaksin
tetanus. Syarat luka yang terindikasi mendapatkan vaksin tetanus adalah sebagai
berikut :

1. Patah tulang (fraktur) terbuka

2. Luka gigitan binatang

3. Luka tusuk dalam, atau luka tertancap benda asing misal paku, kayu, dan
lainnya

4. Luka yang mengalami kerusakan jaringan hebat (misalnya luka memar dan
luka bakar)

5. Luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu atau kotoran lainnya

Imunisasi tetanus terdiri dari imunisasi aktif berupa pemberian vaksin


tetanus toksoid (TT) dan imunisasi pasif yaitu pemberian anti tetanus serum
(ATS). Pemberian TT sebagai imunisasi dasar dengan dosis 0,5 cc secara
intramuskular sebanyak 1 x tiap bulannya selama 3 bulan berturut – turut, yang
diikuti dengan pemberian booster 10 tahun kemudian setelah suntikan ketiga
imunisasi dasar dan booster selanjutnya tiap 10 tahun setelah pmberian booster di
atas. Tiap pasien luka harus mendapat tetanus toksoid pada saat cedera, baik
sebagai imunisasi dasar maupun sebagai booster, kecuali bila pasien telah
memperoleh booster atau menyelesaikan imunisasi dasar dalam 5 tahun terakhir.
Sebaiknya TT diberikan segera setelah terjadi luka.

Sedangkan untuk pemberian ATS sebagai imunisasi pasif tergantung dari


sifat luka, kondisi penderita, dan status imunisasi dari si pasien itu sendiri. ATS
diindikasikan pada luka yang kotor (berapa pun kedalamannya) serta pada pasien
yang sudah terdiagnosis menderita tetanus dan saat ini sedang menjalani
pengobatan.
LO ATS

Tetanus, dikenal juga dengan Lockjaw atau Trismus adalah penyakit yang
disebabkan karena bakteri Clostridium tetani yang masuk ke dalam tubuh melalui
luka yang terbuka dan bakteri tersebut mengeluarkan racun yang bernama
tetanospasmin. Penyakit ini fatal dan mematikan karena racunnya menyerang
sistem saraf yang menghambat penyampaian impuls saraf dari saraf spinal ke otot.
Namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian suntikan Tetanus beberapa
dosis diikuti booster 10 tahun sekali.

Vaksin Tetanus adalah vaksin yang terdiri dari toksin yang tidak aktif.
Vaksin ini imunogenik (merangsang sistem kekebalan), namun tidak patogenik
(tidak menyebabkan penyakitnya) dan digunakan untuk mencegah seseorang
terkena tetanus.

A. Sediaan Vaksin Tetanus


1. Jenis DPT (Difteri – Pertusis whole cell – Tetanus)
2. Jenis Tdap (Difteri – acellular Pertusis – Tetanus)
3. Jenis Td (Difteri – Tetanus)
4. Jenis TT (Tetanus Toxoid – hanya tetanus saja)
B. Cara Kerja Vaksin Tetanus

Jenis vaksinasi untuk penyakit ini disebut kekebalan aktif buatan.


Kekebalan tubuh ini dihasilkan ketika kuman mati atau lemah yang
memasuki tubuh dan merangsang respon imun sehingga tubuh
memproduksi antibodi. Hal ini bermanfaat bagi tubuh karena suatu saat
jika penyakit aslinya datang ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan
mengenali antigen dan memproduksi antibodi lebih cepat.

Setelah suntikan pertama kali timbul rangsangan terhadap tubuh


untuk membentuk antibodi toksin tetanus. Dia terdapat dalam serum
setelah 7 hari suntikan pertama, kemudian titernya menarik dan pada hari
ke-28. Kalau pada hari ke-28 itu diberikan suntikan kedua, titernya akan
menanjak terus dan akan mencapai 1,0 i.u pada hari ke 60 yaitu jauh di
atas garis proteksi minimal walau kemudian ada penurunan, diperkirakan
titer itu akan tetap berada di atas garis proteksi minimal selama 5 tahun.
Bila suntikan ketiga diberikan 6 bulan sesudah suntikan kedua, titernya
jauh lebih tinggi, walau kemudian akan ada penurunan, tetapi tetap berada
di atas garis proteksi minimal sampai 10 tahun, bahkan 15 – 20 tahun yang
didapatkan pada 85 – 95 % personil perang dunia kedua.

C. Cara Pemberian Vaksin Tetanus

Setiap vaksin memiliki tempat suntikan tertentu dan waktu


suntikan (Namun, jeda waktu injeksi memiliki rentang toleransi karena
setiap individu berbeda). Karena DTaP dan DT yang diberikan untuk bayi,
lokasi yang direkomendasikan untuk injeksi adalah otot paha anterolateral.
Namun, vaksin ini dapat disuntikkan ke dalam otot deltoid jika diperlukan.
DtaP pada anak diberikan dalam empat dosis. Dosis pertama harus berusia
sekitar dua bulan, kedua pada usia empat bulan, ketiga di enam bulan usia,
dan keempat dari lima belas bulan usia delapan belas bulan usia. Ada dosis
kelima yang disarankan kepada empat sampai enam tahun usia.

TD dan TDaP diberikan kepada anak-anak, remaja, dan orang


dewasa jadi karena itu disuntikkan ke dalam otot deltoid. Suntikan
lanjutan ini adalah booster (dosis penguat), karena itu harus diberikan
setidaknya setiap sepuluh tahun. Namun tidak ada namanya over dosis
vaksin walaupun diberikan dalam waktu kurang dari 10 tahun.

D. Indikasi Pemberian vaksin Tetanus


1. Guidelines Vaksinasi Td dalam Kehamilan
Pedoman di Amerika Serikat untuk ibu hamil menegaskan
bahwa jika dibutuhkan untuk perlindungan tetanus, vaksin Td harus
diberikan pada ibu hamil. Jika ibu hamil sudah mendapatkan vaksin
tetanus sebelumnya, vaksinasi Td harus ditunda sampai periode pasca
melahirkan. Semua wanita pasca melahirkan yang belum menerima
vaksin Td atau Tdap dalam dua tahun terakhir yang direkomendasikan
untuk menerima Tdap sebelum keluar dari Rumah Sakit.
Jika ibu hamil belum pernah mendapatkan sama sekali vaksin
tetanus (DTP, DTaP atau DT waktu masa kanak-kanaknya atau Td
atau TT saat sudah dewasa), sangat dianjurkan untuk menerima tiga
vaksinasi Td mulai selama kehamilan untuk memastikan perlindungan
terhadap tetanus ibu dan bayi. Dalam kasus tersebut, Tdap diberikan
setelah hamil 20 minggu dan selanjutnya dapat diberikan Td saja.
2. Remaja – Dewasa – Manula perlu mendapatkan vaksin tetanus untuk
melindungi diri dari tetanus jika suatu saat terjadi luka di kulitnya.
3. Pasien yang mengalami kecelakaan dengan luka berisiko tetanus
(Tetanus prone wound). Syarat luka ini adalah sebagai berikut :
a. Patah tulang terbuka
b. Luka gigitan
c. Luka tusuk dalam
d. Luka tertancap benda asing (kesusupan kayu)
e. Luka yang kemungkinan terinfeksi oleh bakteri pyogen
f. Luka dengan kerusakan jaringan hebat (luka memar dan bakar)
g. Luka terkontaminasi dengan tanah debu atau kotoran kuda (terlebih
lagi jika desinfeksi luka lebih dari 4 jam setelah kejadian)
h. Gigi palsu yang ditanam lepas : perlu kumur dengan antiseptik agar
reimplantasi gigi berhasil baik.
E. Indikasi Imunisasi pada Luka
F. Penatalaksanaan Imunisasi pada Luka Tetanusdose
1. Imunisasi aktif.
Tetanus toksoid (TFT = VST = vaksin serap tetanus) diberikan
dengan dosis sebanyak 0,5 cc IM, diberikan 1 x sebulan selama 3
bulan berturut – turut.
DPT (Dephteri Pertusis Tetanus) terutama diberikan pada anak.
Diberikan pada usia 2 – 6 bulan dengan dosis sebesar 0,5 cc IM, 1 x
sebulan selama 3 bulan berturut – turut. Booster diberikan pada usia 12
bulan, 1 x 0,5 cc IM, dan antara umur 5 – 6 tahun 1 x 0,5 cc IM.
2. Tetanus toksoid
Imunisasi dasar dengan dosis 0,5 cc IM, yang diberikan 1 x
sebulan selama 3 bulan berturut – turut. Booster (penguat) diberikan
10 tahun kemudian setelah suntikan ketiga imunisasi dasar, selanjutnya
setiap 10 tahun setelah pemberian booster di atas.
Setiap penderita luka harus mendapat tetanus toksoid IM pada
saat cedera, baik sebagai imunisasi dasar maupun sebagai booster,
kecuali bila penderita telah mendapatkan booster atau menyelesaikan
imunisasi dasar dalam 5 tahun, terakhir.
3. Imunisasi Pasif
ATS (Anti Tetanus Serum), dapat merupakan antitoksin bovine
(asal lembu) maupun antitoksin equine (asal kuda). Dosis yang
diberikan untuk orang dewasa adalah 1500 IU per IM, dan untuk anak
adalah 750 IU per IM.
Human Tetanus Immunoglobuline (asal manusia), merk di
pasaran adalah Hypertet. Dosis yang diberikan untuk orang dewasa
adalah 250 IU per IM (setara dengan 1500 IU ATS), sedang untuk
anak – anak adalah 125 IU per IM. Hypertet diberikan bila penderita
alergi terhadap ATS yang diolah dari hewan. Pemberian imunisasi
pasif tergantung dari sifat luka, kondisi penderita, dan status imunisasi.
Pasien yang belum pernah mendapat imunisasi aktif maupun
pasif, merupakan keharusan untuk diimunisasi. Pemberian imunisasi
secara IM, jangan sekali – kali secara IV. Kerugian hypertet adalah
harganya yang mahal, sedangkan keuntungannya pemberiannya tanpa
didahului tes sensitivitas.
G. Tindakan profilaksis

Keterangan :

ATS 1500 IU setara dengan HTIG (Humane Tetanus Immunoglobuline) 250 IU.

Pada anak – anak dosis ATS = Dosis dewasa

Toks = Toksoid (vaksin serap tetanus)

ABT = Antibiotika dosis tinggi yang sesuai untuk Clostridium tetani

H. Efek Samping

Demam, kemerahan, pembengkakan di sekitar suntikan, dan rasa


sakit atau nyeri di tempat suntikan. Ada kasus yang dilaporkan nyeri tubuh
dan kelelahan setelah suntikan Tdap (sampai sekitar 3 di 100).
DAFTAR PUSTAKA

Sumiardi Karakata, Bob Bachsinar. 1995. Bedah Minor, edisi 2. Jakarta :


Hipokrates

Ismael Chairul. 2000. Pencegahan dan Pengelolaan Tetanus dalam bidang bedah.
Bandung : UNPAD

Hendarwanto. 2001. llmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FK UI

Mardjono, Mahar. 2004. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta : Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai