Anda di halaman 1dari 9

Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

PROSPEK PENGEMBANGAN MAKANAN FUNGSIONAL 1)

Yustinus Marsono 2)

1
Disampaikan pada Seminar Nasional dalam rangka “National Food Technology Competition (NFTC) 2007”, 25 April 2007
2
Guru Besar Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Widya Mandala Surabaya

Abstrak
Perbaikan tingkat kesejahteraan telah mengakibatkan meningkatnya berbagaimacam penyakit
degeneratif misalnya obesitas, diabetes, jantung koroner, hypertensi dan kanker. Telah dipercayai
bahwa makanan fungsional dapat mencegah atau menurunkan kemungkinan penyakit-penyakit tersebut.
Sifat fungsional dari makanan fungsional ditentukan oleh komponen bioaktif yang terkandung di
dalamnya, misalnya serat pangan, inulin, FOS dan antioksidan. Indonesia kaya akan sumber alam
dengan kandungan komponen bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan. Dengan jumlah
penduduk yang besar dan meningkatnya kesejahteraan maka dapat diprediksi bahwa permintaan
makanan fungsional akan meningkat di masa yang akan datang. Hal ini memberi harapan bahwa
pengembangan makanan fungsional di Indonesia sangat prospektif. Kejelian industri pangan untuk
melihat peluang ini sangat diperlukan dan kerjasama dengan peneliti serta dukungan dari pemerintah
perlu ditingkatkan. Tindakan ini perlu diikuti dengan promosi yang intensif untuk mendukung
peningkatan pemasaran.

PENDAHULUAN yang baku, secara umum makanan funsional


Peningkatan kesejahteraan penduduk telah diartikan sebagai makanan yang mampu
mendorong terjadinya perubahan pola makan yang memberikan efek menguntungkan bagi kesehatan
ternyata berdampak negatip pada meningkatnya di samping efek nutrisi yang secara prinsip memang
berbagai macam penyakit degeneratif. Kesadaran dimiliki oleh makanan (BNF, 1999 dan Biesalski,
akan besarnya hubungan antara makanan dan 2001). Di berbagai negara makanan fungsional juga
kemungkinan timbulnya penyakit, telah mengubah sering disebut dengan berbagai istilah lain misalnya
pandangan bahwa makanan bukan sekedar untuk nutraceutical, vitafood, phytofood,
mengenyangkan dan sebagai sumber zat gizi, tetapi pharmafood, designer food dan food for speci-
juga untuk kesehatan. fied health use. Dari pengertian tersebut terlihat
Sebenarnya konsep bahwa “makanan bahwa makanan fungsional dipakai secara luas
sebagai obat” telah ada sejak zaman Hipokrates untuk mendefinisikan pangan atau makanan yang
dan telah lama dikembangkan di beberapa negara mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi
Asia yaitu Jepang, Korea dan Tiongkok (DeBusk, proses fisiologis sehingga meningkatkan kesehatan
2002), tetapi perhatian secara global mengenai atau mencegah timbulnya penyakit. individu.
fungsi khusus maknan dalam kesehatan baru Meskipun diharapkan memberi efek meningkatkan
signifikan dalam dua dasa warsa terakhir ini dengan kesehatan, makanan fungsional tidak dapat
dimunculkannya istilah makanan fungsional. Sejak dikategorikan sebagai obat atau suplemen. Karena
itu telah banyak definisi dan istilah diberikan oleh itu sifat atau fungsi makanan harus muncul pada
para peneliti untuk memberi batasan mengenai makannan fungsional yaitu sebagai sumber zat gizi
makanan fungsional. Meski belum ada satu definisi dan memiliki sifat sensorik yang menarik (berkaitan

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 19


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

dengan rangsangan). Dengan demikian ada 3 1. Mengurangi komponen yang memmiliki efek
faktor dari makanan fungsional yang harus ada fisiologis negatip (misal alergi, racun dan
yaitu : ingridien yang memiliki ciri menyehatkan, mutagenik)
nilai gizi dan sifat sensoriknya. Ada berbagai kriteria 2. Menaikkan konsentrasi komponen yang
untuk manyatakan suatu produk pangan adalah mempunyai efek menguntungkan (misal serat
makanan fungsional. Kriteria tersebut meliputi: (1) pangan)
harus merupakan produk makanan (bukan kapsul, 3. Menambahkan ingridient yang telah diketahui
tablet atau serbuk) yang berasal dari bahan keuntungannya (misal vitamin dan mineral)
(ingridien) yang terdapat secara alami, (2) dapat 4. Menggantikan sebagian komponen yang
dan selayaknya dikonsumsi sebagai bagian dari negatip dengan komponen lain yang berefek
pangan sehari-hari dan (3) mempunyai fungsi positip tanpa memngganggu efek gizinya misal
tertentu pada waktu dicerna, serta memberikan penggantian lemak dengan karbohidrat tertentu
peran tertentu dalam proses metabolisme di dalam (sebagi sumber kalori).
tubuh. Kriteria ketiga inilah yang membedakan
maknan fungsional dengan maknan lain. Peran yang KOMPONEN BIOAKTIF DAN KLAIM
diharapkan dari makanan kesehatan antara lain (a) KESEHATAN MAKANAN
memperkuat mekanisme pertahanan tubuh, (b) FUNGSIONAL
mencegah timbulnya penyakit tertentu, (c) Komponen bioaktif yang dipercayai memiliki
membantu mengembalikan kondisi tubuh setelah aspek fisiologis sehingga menimbulkan efek
sakit, (d) menjaga kondisi fisik dan mental serta kesehatan. Kenaikan perhatian terhadap makanan
(e) memperlambat proses penuaan (Muchtadi dan fungsional memberikan gambaran bahwa
Wijaya, 1996). Sifat fungsional dalam makanan masyarakat telah banyak mendengar hasil studi
fungsional disebabkan oleh adanya komponen epidemiologi yang menyatakan bahwa diet atau
bioaktif yang terdapat dalam bahan nabati komponen diet tertentu berkaitan dengan
(misalnya serat pangan, inulin, FOS dan rendahnya resiko terhadap penyakit tertentu.
antioksidan) ataupun bahan hewani (EPA, DHA Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan dietary
dan CLA). Sifat fungsional juga bisa disebabkan factors dapat dilihat pada tabel 1. Dari tabel
oleh adanya mikroorganime yang memiliki sifat tersebut terlihat bahwa komponen zat gizi tertentu
menguntungkan di dalam sistem pencernakan, bisa berkaitan dengan kemungkinan pencegahan
misalnya probiotik. Komponen bio aktip banyak timbulnya penyakit tertentu pula. Terlihat pula
terdapat pada berbagi jenis tanaman. Maka In- pengaruh itu tidak tunggal melainkan ada yang
donesia sebagai negara yang kaya akan flora didukung oleh beberapa komponen secara
sangat potensial sebagai negara penggali dan bersama-sama. Ini mengingatkan pada kita bahwa
pengembang makanan fungsional. Dalam satu dasa variasi dalam jenis makanan yang dipilih dengan
warsa terakhir ini telah banyak dikembangkan komponen bioaktif yang berbeda-beda, menjadi
penelitian mengenai komponen bioaktif dalam sangat penting dalam upaya pencegahan penyakit.
berbagai tanaman misalnya kacang-kacangan Berikut ini beberapa contoh komponen bioaktif
(Marsono et al, 2005a), umbi-umbian (Marsono dan klaim kesehatan yang ditimbulkan.
et al., 2005b) dan buah-buahan. Menurut Gibson
dan Fuller (1998) bahan makanan dapat dibuat
lebih fungsional dengan 4 cara:

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 20


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

Tabel 1. Dietary factors linked to diseases

Total or
Anti Folic Complex Omega-3
Disease saturated Calcium
oxidant acid CHO fatty acids
fat
Cardiovascular - + + + + +
disease
Cancer - + + + + + (are used)
Diabetes - + + +
Cataract/AMD - +
Obesity - +
Osteoporosis +
Birth outcomes + + + +
Immune - + + + +
function
+ = positive impact on health outcomes; - = negative impact on health outcomes.
Sumber: Biesalski, 2001.

Serat pangan (dietary fiber) dan pati log yang dimaksudkan dalam definisi ini meliputi
resisten (resistant starch). dekstrin tak tercerna, pati resisten (resistant
Serat pangan merupakan bagian dari starch) dan senyawa karbohidrat sintetis
tanaman yang tidak bisa dicerna oleh ensim (polydekstrosa, metil selulosa dan
pencerna dalam usus halus manusia sehat terutama hydroxypropylmethyl selulosa). Secara fisiologis,
terdiri dari polisakarida bukan pati (non-starch pati resisten didefinisikan sebagai jumlah dari pati
polyssaccaride) dan lignin (Trowel, 1972). Dalam dan hasil pencernaan pati yang tidak diserap di
perkembangannya serat pangan mencakup dalam usus halus individu sehat (Asp, 1992).
komponen yang lebih banyak seperti yang tersebut Berdasarkan sifat kelarutannya serat pangan
dalam definisi serat pangan menurut the Ameri- dibedakan menjadi serat larut (soluble fibre) dan
can Association of Cereal Chemist (AACC) serat tidak larut (insoluble fibre). Kedua jenis
pada tahun 2001 (Anonim, 2001). Definisi terbaru serat ini memiliki sifat yang berbeda serta
ini mengatakan bahwa serat pangan adalah bagian memberikan efek fisiologis yang berbeda pula
tumbuhan yang dapat dimakan atau analog dengan (Marsono, 1995). Sifat fungsional serat pangan
karbohidrat, yang tahan terhadap pencernaan dan muncul karena efek fisiologis yang ditimbulkan.
absorpsi di dalam usus halus manusia dan Efek fisiologis berkaitan dengan sifat fisik dan kimia
mengalami fermentasi sebagian atau seluruhnya di serat pangan dan fraksi-fraksinya. Efek fisiologis
dalam usus besar. Serat pangan meliputi serat pangan yang berkaitan dengan sifat fisik dan
polisakarida, karbohidrat analog, oligosakarida, kimia meliputi: viskositas, fermentabilitas, kapasitas
lignin, dan bahan yang terkait dengan dinding sel pengikatan air, absorpsi molekul organik dan sifat
tanaman (waxes, cutin, suberin). Karbohidrat ana- penukar ion (Marsono, 2004).

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 21


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

Efek kesehatan dari makanan fungsional meningkatkan kesehatan usus besar (Menne et
sumber serat dan pati resisten sangat berhubungan al., 2000; den Hond et al., 2000). Karena alasan
erat dengan efek fisiologis serat pangan. Serat manfaat kesehatan tersebut oligofruktosa atau inu-
pangan memberikan viskositas yang tinggi pada lin sekarang banyak diperdagangkan sebagai
digesta. Sifat ini dapat mengurangi absorpsi glukosa suplemen makanan, sebagai prebiotik dan promo-
dan kolesterol, sehingga konsumssi serat pangan tor aktivitas bakteri bifido (bifidobacteria) dengan
yang tinggi dapat mencegah diabetes maupun berbagai nama dagang. Efek kesehatan inulin dan
hyperkolesterol. Serat pangan di dalam kolon akan FOS anatar lain : mengurangi konstipasi,
terfernemtasi menghad\silkan SCFA (short chain menambah frekuensi ke belakang, melunakan
fatty acids), diantaranya asetat, propionat dan feses, menaikkan kadar air feses, meningkatkan
butirat yang dilaporkan dapat mencegah kenaikan bifidobakteri, laktobasili serta menurunkan
kolesterol (propionat) atau mencegah kanker Enterobakteri & Clostridium perfringen. Inulin
kolon (butirat). Kapasitas pengikatan air yang dan FOS banyak terdapat dalam : bawang merah,
besar dari serat pangan dapat mengakibatkan bawang putih, pisang dan asparagus.
digesta (isi usus) ruah dan berkadar air tinggi
sehingga mencegah kontipasi maupun Senyawa antioksidan
divertikulosis. Kemampuan mengikat molekul Antioksidan dibedakan menjadi dua macam,
organik dapat mengakibatkan terikatnya empedu yaitu antioksidan dalam sistem pangan dan
dan akhirnya dapat menurunkan kolesterol. antioksidan dalam sistem biologis. Meskipun
Dengan demikian jelas bahwa serat pangan dapat secara prinsip keduanya sama yaitu suatu senyawa
mencegah diabetes type II, mencegah yang dapat mencegah proses oksidasi, tetapi
hyperkolesterolemia serta menyehatkan kolon terkait dengan makanan fungsional, antioksidan
(mencegah kontipasi, divertikulosis dan kanker yang dimaksud adalah antioksidan dalam sistem
kolon). Pangan sumber serat pangan anatara lain biologis. Secara umum antioksidan dalam sistem
bekatul, sayur, buah, serealia, dan rumput laut. biologis diadefinisikan sebagai suatu senyawa yang
dapat melindungi sel tubuh dari kerusakan sebagai
akibat proses oksidasi. Jadi secara prinsip
Inulin dan FOS (Fruktooligosakarida)
sebenarnya di dalam tubuh kita terjadi oksidasi,
Inulins merupakan oligosakarida yang
yang pada tingkat tertentu mengakibatkan
mengandung fruktosa (=fruktan) yang berasal/
gangguan kesehatan. Adanya antikosidan dalam
terdapat dalam tanaman. Senyawa tersebut terdiri
makanan yang kita konsumsi dapat membantu
dari unit-unit fruktosa (dengan ikatan â (2-1)
mengatasi kemungkinan oksidasi tersebut.
glikosida dan gugus terminal berupa glukosa. Inu-
Antioksidan tersebut dapat diperoleh dengan
lin tanaman mengandung 2-150 unit fruktose.
sintesis atau secara alamiah yaitu pada berbagai
Frukto oligo sakarida (FOS) adalah oligosakarida
bahan pangan kaya antioksidan. Makanan
mengandung 2-10 unit fruktose, dihubungkan
fungsional yang didalamnya terkandung
dengan ikatan glikosidik. Inulin dan FOS tidak
antioksidan yang cukup, dapat membantu
dicerna dalam usus halus, sehingga nilai kalorinya
meningkatkan pertahanan tubuh.
rendah dan difermentasi oleh mikroflora di dalam
Banyak jenis antioksidan alami terdapat di
kolon serta menstimulir bifidobacteria. Ikatan â
berbagai bahan pangan, anatar lain kelompok
(2-1) glikosida ini tahan terhadap pencernaan
carotenoid, flavonoid dan phenolic. Ada beberapa
ensim, dan merupakan sifat yang spesifik pada inu-
macam karotenoid, terdapat pada bahan pangan
lin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
misalnya wortel, labu kuning, ketela rambat (beta
penambahan oligofruktosa dalam diet dapat
karotene), jeruk, telur, jagung (lutein, zeaxantine),

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 22


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

serta tomat, semangka dan anggur (lycopene). memperbaiki kesehatan mental dan fungsi
Antioksidan kelompok karotenoid telah diklaim pengelihatan. Sedangkan CLA banyak terdapat
memiliki efek menyehatkan antara lain (i) dapat dalam daging domba dan sapi serta keju, dapat
menetralkan radikal bebas yaitu suatu senyawa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, menekan
yang dapat merusak sel dan mengakibatkan pertumbuhan tumor lambung (Hasler, 2004).
timbulnya penyakit kanker, (ii) meningkatkan Dari komponen bioaktif tersebut, sarat
pertahanan oksidasi, (iii) membantu menyehatkan pangan, inulin dan FOS merupakan komponen
mata, (iv)membantu meningkatkan kesehatan prebiotik yang saat ini banyak digunakan dalam
prostat, serta membantu mencegah timbulnya produksi makanan fungsional. Prebiotik
penyakit jantung (Anonim, 2006 dan Boileu, et didefinisikan sebagai ingridien pangan tak tercerna
al.,1998). Antioksidan kelompok flavonoids yang mempunyai efek menguntungkan bagi inang
anatara lain berupa senaywa-senyawa anthocya- yang mengkonsumsinya dengan perangsangan
nin, flavanols, flavonones, flavonols serta selektip pada pertumbuhan dan atau aktivitas salah
proanthocyanidin. Jenis antioksidan ini banyak satu atau beberapa bakteri di dalam kolon,
terdapat pada buah-buahan (berry, cerry, anggur sehingga dapat meningkatkan kesehatan (Gibson
dan apel), teh, cacao, coklat, bawang merah, and Roberfroid, 1995). Di samping karena adanya
brokoli dan kacang tanah. Efek kesehatan yang komponen bioaktif, sifat fungsional juga bisa
bisa ditimbulkan anatar lain (i) meningkatkan disebabkan oleh ingridien yang berupa
pertahanan antioksidan tubuh, (ii) memperbaiki mikroorganisme hidup yang memiliki sifat spesifik
fungsi otak, (iii) menjaga kesehatan jantung, (iv) dan memberikan efek menyehatkan. Contoh dari
menetralkan radikal bebas. Isoflavon (daidzein, produk yang memiliki sifat tersebut adalah
genistein) banyak terdapat di dalam kedelai dapat probiotik, yaitu ingridien makanan berupa bakteri
membantu mempertahankan kesehatan tulang dan hidup (Lactobacilli, Bifidobacteria) yang memiliki
otak serta meningkatkan kekebalan. Vitamin C manfaat bagi kesehatan tubuh dengan cara
dan vitamin E merupakan dua jenis vitamin menjaga kesetimbagan mikrobiota pada saluran
antioksidan yang terdapat banyak pada buah- pencernaan.
buahan dan biji-bijian sangat bagus untuk
menetralkan radikal bebas, meningkatkan PROSPEK PENGEMBANGAN
kesehatan tulang dan jantung serta meningkatkan MAKANAN FUNGSIONAL
kekebalan tubuh. Vitamin E memeiliki fungsi Di banyak negara makanan fungsional telah
antioksidan yang signifikan pada membrane sel dan berkembang sangat pesat. Hal tersebut dilandasi
lipoprotein. Banyak peenlitian membuktikan oleh beberapa alasan yaitu: (i) meningkatnya
bahwa vitamin E membantu menurunkan resiko kesadaran akan pentingnya makanan dalam
penyakit jantung koroner, kanker dan penyakit pencegahan atau penyembuhan penyakit (ii)
kronik lainnya (Papas, 1999). tuntutan konsumen akan adanya makanan yang
memiliki sifat lebih, yaitu memiliki kandungan
PUFA (polyunsaturated fatty acids) dan ingridient fungsional, (iii) pengalaman masyarakat
CLA (Conjugated linoleic acids) mengenai alternative medicine, (iv) studi
PUFA dan CLA merupakan komponen epidemiologi mengenai prevalensi penyakit tertentu
bioaktif yang banyak terdapat pada bahan pangan yang ternyata dipengaruhi oleh kebiasaan makan
hewani. PUFA khususnya asam lemak Omega 3, dan bahan yang dimakan oleh suatu populasi.
banyak terdapat dalam salmon, tuna dan beberapa Jepang mempunyai perhatian yang sangat
hewan laut lainya, berpotensi untuk merungurangi besar terhadap makanan fungsional anatar lain
resiko penyakit jantung koroner, dan memabantu disebabkan besarnya populasi lansia. Produsen

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 23


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

dan pasar memanfaatkan situasi itu dan secara penjualan yang cukup besar. Dari tabel tersebut
konstant menggunakan peluang terkait dengan tampak bahwa Amerika serikat merupakan negara
masalah lansia tersebut. Makanan fungsional yang yang paling tinggi dalam perdagangan makanan
posisinya berada diantara makanan tradisional dan fungsional, tetapi kenaikkan yang menyolok terlihat
pharmasetikal, di Jepang telah tumbuh lebih cepat pada Jepang.
dari pada makanan reguler atau obat-obatan. DeBusk ( 2002) menyatakan bahwa
Eropa merupakan contoh lain pesatnya permintaan pasar yang sangat tinggi akan makanan
perkembangan makanan fungsional. Kesadaran fungsional yang mendorong pesatnya
publik akan efek kesehatan suatu makanan perkembangan industri pangan di Amerika
menjadikan makanan fungsional sebagai fokus dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: (i) kemajuan
penelitian. Industri pangan di eropa telah ilmu pengetahuan yang mendukung peran vital diet
berkembang pesat di bidang pengolahan makanan dalam kesehatan dan pencegahan penyakit, (ii)
fungsional. Banyak negara di Eropa timur juga telah tuntutan konsumen dan perubahan perspektip
melihat produk-produk kesehatan alami (obat terhadap makanan, (iii) tingginya biaya perawatan
tradisional) sebagai bagian besar dari obat-obatan. kesehatan, (iv) jumlah populasi lansia, (v)
Amerika telah melakukan ekpor makanan kemajuan teknologi dalam industri yang
fungsional dengan berbagai klaim kesehatan. Tabel memungkinkan pengembangan makanan yang
2 berikut ini menggambarkan 10 besar negara meningkatkan kesehatan serta (vi) perubahan
penghasil makanan fungsional dengan nilai dalam undang-undang lingkungan.

Tabel 2. Leading functional food sector by country

Sumber: Shortt and O’Brien, 2004.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 24


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

Di Indonesia belum ada data tentang Perkembangan dan pemasaran makanan


besarnya produksi dan perdagangan makanan fungsional sangat menjajinkan. Penggunaan
fungsional. Tetapi, di pasar banyak terlihat prebiotik dalam berbagai produk telah bayak
minuman fungsional telah banyak ditawarkan. dilakukan, karena konsumen telah menyadari
Produk-produk tersebut umumnya mengandung bahwa penambahan inulin dan FOS dapat
taurin, kholin, madu, kafein ginseng dan sebagainya meningkatkan absorpsi Ca, meningkatkan densitas
yang diharapkan memberi efek fisiologis pada meniral tulang, memperbaiki fungsi saluran
tubuh. Minuman isotonik yang memiliki kandungan pencernaan dan meningkatkan imunitas (Milner &
elektolit lebih komplit dari pada air biasa juga Robertfroid, 1999). Di USA, fortifikasi Fe dalam
menjadi trend akhir-akhir ini. Produk makanan/ produk susu mulai dilirik oleh beberapa perusahan
susu bayi telah banyak yang diperkaya dengan pengolah susu, karena konsumsi susu penduduk
prebiotik sedangan susu untuk lansia diperkaya yang tinggi dan susu cocok sebagai pembawa Fe.
dengan Ca. (Hoolihan, 2003). Bagi industri pangan,
Pengembangan makanan fungsional di suatu permintaan yang tinggi akan makanan fungsional
negara tidak saja menguntungkan bagi konsumen berati sebuah peluang untuk meningkatkan
karena manfaat yang dapat diambil, tetapi juga keuntungan dengan melakukan inovasi
merupakan peluang bagi industri pangan dan pengembangan produk dan formulasi makanan
kentungan bagi pemerintah. Kemampuan untuk sesuai dengan permintaan pasar. Beragamnya
memberikan keuntungan bagi konsumen masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
merupakan satu factor krusial dalam juga berarti semakin luas segmen pasar dengan
pengembangan makanan fungsional. Karena kebutuhan makanan fungsional tertentu. Belajar
keuntungan tidak bisa langsung diraskan oleh dari pengalaman beberapa negara maju khususnya
tubuh, maka kredibilitas pesan atau janji terkait Jepang yang sangat jeli melihat peluang sehingga
dengan kesehatan menjadi faktor kunci dalam waktu 4 (empat) tahun telah berhasil
(Lahteenmaki, 2003). Untuk meyakinkan efek meningkatkan penjualan probiotik dari 22 juta
kesehatan serta keberadaannya /dimilikinya sifat dolar pada tahun 1995 menjadi 823 juta dolar pada
tersebut pada produk akhir memerlukan penelitian. tahun 1999 (Tabel 2), Indonesia juga punya
Tantangan yang nyata untuk ini adalah bagaimana peluang untuk mengembangkan indutri makanan
pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian dapat fungsional. Indonesia memiliki sumber alam yang
meyakinkan konsumen. Informasi ilmiah perlu kaya akan ingridien bioaktif. Penelitian kearah itu
diterjemahkan kepada konsumen dengan bahasa sudah banyak dilakukan. Maka perkembangan
yang sederhana. Konsumen perlu diyakinkan atas makanan fungsional berada di industri pangan. Bila
kebenaran sumber dan isi informasi. Produsen diperlukan industri pangan dapat menjalin
harus hati-hati dalam meyakinkan dan menjaga kerjasama dengan para peneliti baik di lembaga
kepercayaan konsumen. penelitian ataupun di perguruan tinggi. Sebagai
Keuntungan dari konsumen bisa dilihat dari contoh, Marsono et al. (2006) melaporkan
manfaat makanan fungsional bagi kesehatan. makanan fungsional berbasis tepung yaitu berupa
Makanan fungsional dapat digunakan sebagai kue kering tepung garut dan roti tawar dengan
makanan untuk mencegah berbagai penyakit substitusi tepung garut memiliki Indek Glikemik
misalnya obesitas, diabetes, hipertensi, jantung masing-masing 27 dan 51. dalam pengujian dengan
koroner dan kanker. Dampak lain yang tidak hewan coba kedua produk tersebut mampu
langsung antara lain dapat meningkatkan imunitas, menurunkan glukosa darah sebesar 50% dan 46%,
memperlambat penuaan dan meningkatkan selama 4 minggu intervensi. Hasil ini
penampilan fisik (“awet muda”). mengindikasikan bahwa kedua produk tersebut

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 25


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

dapat direkomendasikan sebagai makanan diikuti dengan promosi yang intensif untuk
fungsional untuk penderita diabetes. Karena mendukung peningkatan pemasaran.
perguruan tinggi tidak mempunyai kompetensi
untuk menjalankan bisnis industri, maka hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian tersebut bisa digunakan sebagi acuan Anonim, 2001. AACC report, 2001. The defini-
oleh pihak industri untuk mengembangkan tion of dietary fibre. Cereal Foods World
makanan fungsional skala industri. 46: 112-126.
Pemerintah juga diuntungkan oleh Anonim, 2003. New frontiers in functional foods.
perkembangan makanan fungsional. Paling tidak h t t p : / / w w w. m e r i s t e m . c o m / w h e a t /
ada tiga komponen yang memungkinkan timbulnya ws03_11.html.
keuntungan bagi pemerintah yaitu: (i) kesempatan Anonim, 2006. Functional Foods. http://ific.org/
kerja dengan berkembangnya industri makanan nutrition/functional/index.cfm.
fungsional, (ii) pengurangan biaya pemeliharaan Asp, N-G, 1992. Resistant Starch. Eur. J. Clin.
kesehatan masyarakat dan (iii) peningkatan Nutr. 46 (Suppl.2):1
pendapatan (pajak) dari industri makanan Biesalski, H.K., 2001. Nutraceticals: The Link
fungsional. between Nutrition and Medicine. In: Kramer
et al. (eds). Nutraceticals in Health and Dis-
PENUTUP ease Prevention. Marcel Dekker, Inc. New
Fenomena mengenai peningkatan prevalensi York.
penyakit degeneratif, besarnya biaya perawatan Boileau, T.W.M., Moore A.C. and Erdman, J.W.,
sakit serta meningkatnya populasi lansia 1998. Carotenoids and Vitamin A. In: pa-
merupakan faktor yang sangat mendukung pas, A.M. (Ed). Antioxidant Status, diet,
dikembangkannya makanan fungsional. Sifat Nutrition and Health. CRC Press, New York.
fungsional dari makanan fungsional ditentukan oleh British Nutrition Foundation (BNF), 1990. Com-
komponen bioaktif yang ada di dalamnya. Indo- plex carbohydrates in foods. The report of
nesia kaya akan sumber alam baik sumber hayati the British Nutrition Foundation’s Task
maupun alami, dengan kandungan komponen Force, Chapman and Hall, London.
bioaktif yang sangat potensial untuk dikembangkan. DeBusk, R., 2002. Functional Foods. http://
Teknologi pangan di bidang makanan fungsional w w w. a n d r e w s . e d u / N U F S /
serta penelitian-penelitian terkait dengan makanan functionalfoods.html.
fungsional sudah banyak dikembangkan. Hal ini Den Hond, E., Geypens, B., Ghoos, Y., 2000.
semua menjadi modal dasar untuk Effect of high performance chicory inulin on
mengembangkan makanan fungsional. Dengan constipation. Nutr. Res. 20: 731-736.
demikian, industri pengolahan makanan fungsional Gibson, G.R. and Fuller, R. , (1998). The role of
di Indonesia sebenarnya sangat prosfektif. probiotics and prebiotics in the functional
Masalahnya adalah apakah Industri pangan bisa food concept. In : Sadler, M.J. and
memanfaatkan peluang ini. Pengembangan industri Saltmarsh, M. (Eds.), Functional foods : the
makanan fungsional tidak hanya menguntungkan Consumer, the Products and the Evidence,
bagi industri, tapi juga bagi masyrakat dan 1998. RSC, London.
pemerintah. Diperlukan kerja sama dengan Gibson, G.R. and Roberfroid M.M., 1995. Di-
perguruan tinggi sebagai sumber informasi serta etary modulation of the human colonic
dukungan pemerintah untuk hal-hal yang terkait microbiota-introducing the concept of
dengan hukum dan fasilitas. Tindakan ini perlu prebiotics. J. Nutr. 125: 1401-1412.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 26


Prospek Pengembangan Makanan Fungsional (Yustinus Marsono)

Hasler, C.M., 2004. Functional foods: their role Marsono, Y., P. Wiyono dan Zaki Utama, 2006.
in disease prevention and health promotion. Pengembangan produk pangan berbasis
A publication of Institute of food technolo- tepung garut dan ubi jalar sebaagi makanan
gists expert panel on Food Safety and nutri- fungsional untuk penderita diabetes:
tion. http://www.nutriwatch.org/o4Foods/ Penentuan Indeks Glikemik dan Uji sifat
ff.html hipoglikemik. Laporan penelitian Rusnas
Hoolihan, L. (2003). The market for functional Diversivikasi pangan pokok tahun 2006,
dairy products: the case of the United states. Kementrian Riset dan Teknologi dan
In. Mattila-Sandholm and Saarela (eds.). SEAFAST Center IPB, Bogor.
Fuctional dairy products. Woodhead Pub- Menne, E., Guggenbuhl, N. and Roberfroid, M.,
lishing Ltd., Cambridge England, 2003. 2000. Chicory inulin hydrolysate has a pre-
Lahteenmaki, L. Consumers and functional foods. biotic effect in humans. J. Nutr. 130: 1197-
In. Mattila-Sandholm and Saarela (eds.). 1199.
Fuctional dairy products. Woodhead Pub- Muchtadi, D dan Wijaya, C.H., 1996. makanan
lishing Ltd., Cambridge England, 2003. fungsional: pengenalan dan perancangan.
Marsono, Y., 2004. Serat pangan dalam perspektif Hand-out kursus singkat Makanan fungsional
ilmu gizi. Pidato pengukuhan Guru Besar. dan keamanan pangan. PAU Pangan dan
Maajelis Guru Besar Universitas Gadjah Gizi, UGM. Jogjakarta.
Mada, Jogjakarta. Papas, A.M., 1998. Tocopherols and
Marsono, Y., 1995. Fermentation of Dietary Fi- Tocotrienols. In: papas, A.M. (Ed). Antioxi-
bre in thew Human Large Intestine: A review. dant Status, diet, Nutrition and Health. CRC
Indonesian Food and Nutr. Progress, 2: Press, New York.
48-53. Shortt, C and O’Brien, J., 2004. Handbook of
Marsono, Y., Ratu Safitri dan Zuheid Noor 2005a. functional dairy products. CRC press, Lon-
Antioksidan dalam kacang-kacangan: don.
aktivitas dan potensi serta kemampuannya Trowell, H. (1972). Definition of dietary fiber and
menginduksi pertahanan antioksidan pada the hypothesis that it is a protective factor in
model hewan percobaan.Laporan penelitian certain disease. Am. J. Clin. Nutr. 29: 417.
Hibah Bersaing XII. Lembaga penelitain
UGM, Jogjakarta.
Marsono, Y., P. Wiyono dan Zaki Utama, 2005b.
Indek Glikemik Produk Olahan Garut
(Maranta arundinacea LINN) dan Uji Sifat
Fungsionalnya pada Model Hewan Coba.
Laporan Penelitian Proyek Riset Unggulan
Strategis Nasional (RUSNAS) Diversifikasi
Pangan Pokok Tahun 2005, Kementrian
Riset dan Teknologi dan SEAFAST Center
IPB.

Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi, Vol. 7 No. 1 April 2008 27

Anda mungkin juga menyukai