Tetanus PDF
Tetanus PDF
“TETANUS”
Kelas D 2013
DISUSUN OLEH :
Kelompok 7
Dhia Ghoniyyah 25010113130255
Soraya Hidayati 25010113130267
Sabrilla Putri Gotama 25010113140278
Nuralmasdini Winnaputri 25010113140288
Nafizta Rizcarachmakurnia 25010113130292
I’Ik Santi Komala 25010113140299
Syarifah Hidatullah 25010113140309
Kristian Yudhianto 25010113140312
Armen Zufri 25010115183023
B. Patofisiologi Tetanus
D. Gejala Tetanus
Masa inkubasi tetanus umumnya 3 – 21 hari, tetapi bisa lebih pendek (1
hari atau hingga beberapa bulan). Hal ini secara langsug disebabkan karena
jarak dari tempat masuknya kuman C. Tetani seperti dari tempat luka ke
susunan saraf pusat. Secara umum, semakin besar jarak antara tempat luka
dengan susunan saraf pusat maka masa inkubasi akan semakin lama.
Sebaliknya, semakin pendek masa inkubasi, makan akan semakin tinggi
kemungkinan terjadinya kematian (SPS Sumarmo dkk, 2008).
Karakteristik Tetanus secara umum antara lain:
a. Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama, dan menetap selama 5 -7
hari.
b. Setelah 10 hari kejang mulai berkurang frekuensinya
c. Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.
d. Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari
leher. Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (trismus, lockjaw)
karena spasmeOtot masetter.
e. Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk (opistotonus , nuchal rigidity)
f. Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik
keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
g. Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus,
tungkai dengan
h. Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.
i. Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan
sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis
(pada anak)
(Ritarwan K, 2004).
Ada empat bentuk tetanus secara klinis, yaitu:
1. Generalized tetanus (Tetanus umum)
Tetanus ini paling umum ditemukan. Derajat luka bervariasi,
mulai dari luka yang tidak disadari hingga luka trauma yang
terkontaminasi. Masa inkubasi sekitar 7-21 hari tergantung jarak luka
dengan susunan saraf pusat. Penyakit ini memilki pola desendens, dengan
tanda pertama berupa trismus yang diikuti dengan kekauan leher,
kesulitan menelan, dan spasme pada otot abdomen. Gejala utama berupa
trismus yang terjadi sekitar 75% kasus, dan seringkali ditemukan oleh
dokter gigi dan dokter bedah mulut. Gambaran klinis lainnya meliputi
iritabilitas, gelisah, hiperhidrosis dan disfagia dengan hidrofobia,
hipersalivasi dan spasme otot punggung. Spasme dapat terjadi berulang
kali dan berlangsung hingga beberapa menit. Spasme dapat terjadi hingga
3-4 minggu.
2. Localized tetanus (Tetanus lokal)
Tetanus lokal pada ektrmitas dengan luka yang terkontaminasi
serta memiliki derajat yang bervariasi. Bentuk ini merupakan tetanus
yang tidak umum dan memiliki prognosis yang baik. Spasme dapat
terjadi hingga beberapa minggu sebelum akhirnya menghilang secara
bertahap. Tetanus lokal dapat mendahului derajat tetanus umum tetapi
dengan derajat yang lebih ringan yaitu sekita 1% dalam menyebabkan
kematian.
3. Cephalic tetanus (Tetanus sefalik)
Tetanus sefalik umumnya terjadi setelah trauma kepala atau terjadi
setelah infeksi telinga tengah. Gejalanya terdiri dari disfungsi saraf
kranialis motorik (seringkali pada saraf fasialis). Gejala lain dapat berupa
gejala pada tetanus lokal hingga tetanus umum. Bentuk tetanus ini
memliki masa inkubasi 1 – 2 hari dan prognosis biasanya buruk.
4. Tetanus neonatorum
Bentuk tetanus ini terjadi pada neonatus, dan pada negara yang
belum berkembang telah menyumbang sekitar setengah kematian
neonatus. Penyebab yang sering adalah akibat dari penggunaan alat – alat
yang terkontaminasi untuk memotong tali pusat ibu yang belum
diimunisasi. Masa inkubasi sekita 3 – 10 hari. Gejala pada neonatus ini
biasanya gelisah, rewel, sulit minum ASI, mulut mecucu, dan spasme
berat. Angka mortalitas dapat melebihi 70% (SPS Sumarmo dkk, 2008).
Cahyono, J.B. Suharyo, dkk. 2010. Vaksinasi : Cara Ampuh Cegah Penyakit
Infeksi. Yogyakarta : Kanisius
Hendarwanto. 2001. llmu Penyakit Dalam, jilid 1. Balai Penerbit FK UI: Jakarta
Rampengan, Novie H dkk. 2012.”Profil Kasus Tetanus Anak di RS Prof. Dr. R.D
Kandou Manado”.diakses tanggal 12 November 2015 pukul 19.50.
Sumarmo, SPS dkk. 2008. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis: Tetanus Edisi
2. Jakarta: IDAI.