Disusun Oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, atas segala rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Perilaku Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan”. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Falsafah.
Makalah ini berisi tentang apa itu perubahan; bagaimana konsep berubah;
bagaimana prinsip berubah secara sistem individu; dan bagaimana tahapan dan
proses berubahnya itu; serta bagaimana aplikasinya dalam kehidupan.
penulis
DAFTAR ISI
3.1
3.2
Untuk menjadi yang terbaik atau unggul bukanlah tindakan satu kali tetapi
sebuah kebiasaan. Kebiasaan membuang sampah sembarangan merupakan salah
satu contoh dari perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan dapat
merugikan orang lain maupun diri sendiri. Menurut Slamet, J S (2009:152) sampah
ialah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya. Sampah ini ada
yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang
membusuk terdiri atas zat–zat organik seperti sisa
sayuran, sisa daging, daun dan lain–lain sedangkan sampah yang tidak mudah
membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, besi, kawat, timah, logam, bahan
bangunan bekas dan lain–lain.
1.3 Tujuan
Perubahan perilaku
Perubahan perilaku umumnya terjadi melalui tiga cara yaitu
1. karena terpaksa (compliance) mengharapkan memperoleh imbalan
baik materi maupun non materi,
2. memperoleh pengakuan dari kelompok, terhindar dari hukuman, dan
3. tetap terpelihara hubungan baik dengan orang lain
Bab 2
Kajian Teori
1. Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan
berubahnya keseimbangan yang ada. Merasa perlu untuk berubah dan
berupaya untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan
melakukan perubahan.
Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam
sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah
dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2. Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap
perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi, serta sikap dan
kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dipahami dan
mengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan,
melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat atau
tahap baru.
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan
mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan
masalah.
3. Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai keseimbangan
baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami
kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat atau tahap
perkembangan semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk
mendapatkan umpan balik, kritik yang konstroktif dalam upaya
pembinaan yang terus menerus dan berkelanjutan.
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan masalah
perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem
nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha
mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
2. Teori Rogers
3. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt
mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam
sebuah perubahan yaitu:
1. Mendiagnosis masalah
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
4. Menyeleksi objektif akhir perubahan
5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
6. Mempertahankan perubahan
7. Mengakhiri hubungan saling membantu
4. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di lakukan
seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu: ada perubahan yang
akan dilakukan, apa keputusan yang dibuat dan mengapa keputusan itu
dibuat, bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan, dan bagaimana
kelanjutan pelaksanaannya.
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai perubahan :
1) Diagnosis
2) Penetapan objektif bersama
3) Penekanan kelompok
4) Informasi maksimal
5) Diskusi tentang pelaksanaan
6) Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang bagi orang-
orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga
diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
5. Teori Havelock
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara
konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara
agen berubah dan sistem berubah.
Berikut adalah langkah dasar dari model Spradley: Mengenali gejala,
mendiagnosis masalah, menganalisa jalan keluar, memilih perubahan,
merencanakan perubahan, melaksanakan perbahan, mengevaluasi
perubahan, dan menstabilkan perubahan.
PEMBAHASAN
1. Rencana
Rencana perubahan yang akan dilakukan yaitu merubah paradigma
masyarakat dan pemerintah terhadap sampah, yang tidak hanya terfokus
pada cara pengelolaan sampah, namun juga pada perilaku orang yang
memiliki kebiasaan membuang sampah, yang akan berefek pada
berkurangnya sampah-sampah berserakan dan meningkatkan kualitas
kebersihan lingkungan.
5. Strategi
Rational Strategy : Perubahan dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan dan kesehatan
masyarakat. Dengan menyosialisasikan tujuan dan pentingnya
merubah kebiasaan membuang sampah mulai dari sarana-sarana
pendidikan, seperti sekolah, kampus, atau penyuluhan-penyuluhan
umum.
Coercive Strategy : Perubahan melibatkan kontribusi aktif dari
pemerintah daerah dan para akademisi yang memiliki pengaruh
cukup kuat di lingkungan sekitar Jatinangor. Di antara kontribusi
yang dilakukan pemerintah yaitu dengan mengeluarkan peraturan
untuk membuang sampah pada tempatnya beserta sanksi yang tegas
bagi para pelanggar yang tetap membuang sampah sembarangan.
Sedangkan, kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa di
antaranya yaitu dengan mengajak masyarakat umum untuk
bersama-sama merubah perilaku buruk membuang sampah
sembarangan, menjadi duta dan teladan dalam membiasakan
perilaku membuang sampah sembarangan, juga memberikan
informasi pada masyarakat umum betapa pentingnya perilaku
membuang sampah pada tempatnya, dan betapa buruknya dampak
yang ditimbulkan dari kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Reeducative strategy : Perubahan melibatkan seluruh lapisan warga
masyarakat daerah Jatinangor dalam setiap tahap perubahan.
Masyarakat akan digerakkan secara aktif mulai dari tahap promosi
perubahan, pelaksanaan, evaluasi, hingga pembiasaan perilaku yang
telah dirubah.
4. Tahap Refreezing
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung & Asih. Yasmin. (2001).
Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen Pengembangan SDM. EGC.
Jakarta