Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI TERHADAP KEPUTUSAN

INVESTASI ASING DI INDONESIA


(Studi Pada Bank Indonesia Periode 2005-2013)
Gerard A. Tulong
Suhadak
Topowijono
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: gerard.tulong@gmail.com

ABSTRACT
This research is to analize the influence of macroeconomic towards foreign direct investment decision in
Indonesia. This research is an explanatory research with quantitative paradigm. This research is using
secondary data and the sample determined by full sampling technique based on time series date that has
been accessed on official website of World Bank, Bank Indonesia and Badan Kooordinasi Pasar Moda
(BKPM) year 2005 to 2013 which is consist of 36 samples. This research used multiple linier regression
analysis. Based on classic assumption test the datas in this research has been comply the assumption. Based
on the multiple linier regression test, inflation and economic growth has a positive effect, whereas the
exchange rates and interest rates has a negative effect on FDI. Based on R2 test, 49% FDI that entered
Indonesia influenced by inflation, exchange rates, interest rates and economic growth. Based on F test,
macreo economic factors simultantly influence FDI that entered Indonesia. Based on t test, inflation,
interest rates and economic growth has a significant effect on FDI, whereas the exchange rates did not
have a significant effect in FDI.

Keywords: Foreign Investment, FDI, Inflation, Exchange Rate, Interest Rate, Economic Growth

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh makro ekonomi terhadap keputusan investasi asing
di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory research dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik sampling jenuh berdasarkan data time series yang di akses pada situs resmi World
Bank, Bank Indonesia dan Badan Koordinaasi Penanaman Modal (BKPM) pada tahun 2005 hingga 2013
sebanyak 36 sampel. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil
uji asumsi klasik, data dalam penelitian ini telah memenuhi ketentuan untuk pengujian analisis regresi
berganda. Berdasarkan hasil pengujian regresi linier berganda, inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki
pengaruh positif, sedangkan kurs dan suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap jumlah FDI yang
masuk ke Indonesia. Dari hasil Uji R2 , sebesar 49% FDI yang masuk ke Indonesia dipengaruhi oleh inflasi,
kurs, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan berdasarkan hasil uji F, faktor makro ekonomi
secara simultan memiliki pengaruh terhadap FDI yang masuk ke Indonesia. Dari hasil uji t dapat ditarik
kesimpulan bahwa inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap FDI yang masuk ke Indonesia, sedangkan kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
FDI yang masuk ke Indonesia.

Kata kunci: Investasi Asing, FDI, Inflasi, Kurs, Suku Bunga, Pertumbuhan Ekonomi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN
Bisnis internasional merupakan kegiatan pemerintah perlu menjalankan kebijakan-
perdagangan yang melewati batas-batas negara, kebijakan ekonomi untuk mengatasi isu dan
tidak terbatas hanya pada kegiatan perusahaan- permasalahan makro ekonomi tersebut,
perusahaan manufaktur dan perdagangan eceran kebijakan-kebijakan itu diantaranya adalah
yang beroperasi di luar negeri, tetapi juga kebijakan fiskal dan kebijakan moneter (Sukirno,
meliputi industri-industri jasa (Ball, 2005 : 8). 2006 : 328).
Kegiatan bisnis internasional diklasifikasikan ke Indonesia dihadapkan kepada tantangan-
dalam empat bentuk, yaitu foreign trade, business tantangan lain yang perlu dijadikan sebagai pusat
in service, portofolio investment dan direct perhatian untuk memperbaiki makro ekonomi
investment (Khambata, 2006 : 32). Negara nasional. Keadaan perekonomian yang
berkembang menunjukkan posisinya sebagai berfluktuatif di Indonesia mengakibatkan
penggerak ekonomi global (Coface, 2008 : 9). keraguan bagi para investor, terutama investor
Fokus perhatian pemerintah negara-negara asing. Investor menginginkan keadaan makro
berkembang secara garis besar adalah untuk ekonomi suatu negara yang stabil, terukur dan
memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup terjamin untuk dijadikan tempat berinvestasi dan
masyarakatnya. Dana tabungan domestik ataupun menanamkan dana finansialnya. Harapan semua
dana investasi, dapat digunakan untuk memenuhi tindakan investasi adalah mendapatkan imbal
biaya pembangunan dan mensejahterakan hasil sesuai dengan yang diinginkan, namun hal
masyarakat. Kondisi dimana terdapat tersebut terasa tidak mungkin tercapai dengan
kesenjangan antara tabungan domestik dan keadaan makro ekonomi yang berubah-ubah.
kebutuhan investasi (saving investment gap) Penelitian ini dilakukan pada Bank
untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia selaku bank sentral. Bank Indonesia
tertentu, akan mengakibatkan pemerintah suatu memiliki wewenang dalam mengeluarkan
negara harus mencari sumber-sumber kebijakan terkait dengan kestabilan
pembiayaan lain baik dari dalam maupun luar perekonomian di Indonesia. Tujuan dari
negeri. Sumber-sumber pendanaan yang berasal penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
dari luar negeri, diantaranya adalah hibah, terdapat pengaruh antara kedaan makro ekonomi
pinjaman luar negeri dan Penanaman Modal terhadap keputusan investasi asing di Indonesia
Asing (PMA) atau Foreign Direct Investment dalam jangka waktu sembilan tahun (2005-2013).
(FDI).
Dalam mewujudkan FDI, diperlukan sebuah 2. KAJIAN PUSTAKA
iklim yang memadai dan terpercaya agar para 2.1 Bisnis Internasional
investor memiliki keyakinan dalam investasinya Bisnis internasional adalah ketika perusahaan
di Indonesia. Iklim investasi di Indonesia membentuk tiap unit bisnis baru yang
khususnya PMA diatur dalam Undang-Undang kegiatannya melewati batas-batas domestik
No.1/Tahun 1967. Pemberlakuan Undang- tempat perusahaan itu berada (Cullen, 2010 : 7).
Undang ini membawa dampak positif di Faktor-faktor makro ekonomi yang
Indonesia yang ditandai dengan kecenderungan mempengaruhi investasi asing itu sendiri terdiri
investasi yang terus meningkat dari tahun ke dari beberapa faktor berikut, diantaranya yaitu :
tahun. UU PM No.25 2007 merupakan suatu inflasi, nilai tukar (kurs), kebijakan pemerintah
penyederhanaan yang sangat memudahkan dan pendapatan nasional (Madura, 2008 : 34).
proses perijinan penanaman modal, dimana 2.2 Inflasi
Undang-Undang ini dapat juga dikatakan sebagai Inflasi adalah kenaikan harga-harga yang
jawaban daripada tuntutan para investor yang terjadi secara umum,tingkat inflasi merupakan
menginginkan pelayanan yang lebih efisien, peningkatan harga-harga sebagai wujud peristiwa
mudah dan cepat. Iklim perekonomian terbentuk tertentu yang terjadi diluar kendali pemerintah
juga melalui keadaan makro ekonomi suatu (Sukirno, 2006 : 333). Inflasi yang tinggi tidak
negara. Isu dan permasalahan yang terkait dengan akan mendukung adanya perkembangan
makro ekonomi diantaranya adalah yang ekonomi, dikarenakan biaya yang terus menerus
berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, naik akan menyebabkan penurunan pada kegiatan
kegiatan ekonomi, pengangguran, inflasi, neraca produktif. Kenaikan harga akan berpengaruh pada
perdagangan dan neraca pembayaran (Sukirno, mahalnya prooduk-produk yang dihasilkan oleh
2006 : 9). Ahli-ahli ekonomi berpendapat bahwa Negara itu sehingga tidak dapat bersaing di pasar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 2
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
global (Sukirno, 2006 : 339). Berdasarkan merupakkan cerminan dari kegiatan
penjelasan Sukirno tersebut dapat ditarik perekonomian suatu negara yang stabil.
kesimpulan, bahwa inflasi yang terlalu tinggi 2.4 Suku Bunga
berakibat pada tidak stabilnya aktivitas Suku Bunga Bank Indonesia atau SBI (BI
perekonomian suatu negara. Melihat dari Rate) adalah suku bunga kebijakan yang
pandangan yang sebaliknya, inflasi pada tingkat mencerminkan sikap kebijaksanaan moneter yang
nol persen tentu mustahil untuk dicapai, sehingga ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan
tujuan utama daripada kebijakan-kebijakan yang kepada publik. BI Rate diimplementasikan
diberlakukan pemerintah adalah untuk meredam melalui operasi moneter yang dilakukan oleh
tingkat inflasi yang berlebih dan mejaga agar Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas di
tingkat inflasi tetap dalam tingkatan yang pasar uang untuk mencapai sasaran operasional
terkendali. kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan
2.3 Kurs moneter dicerminkan melalui perkembangan
Kurs adalah jumlah mata uang domestik yang suku bunga antar Pasar Uang Antar Bank Over
dibutuhkan unntuk memperoleh unit mata uang night (PUAB O/N). Pergerakan suku bunga di
asing. Nilai tukar antara kedua negara ditentukan PUAB diharapkan akan diikuti pula oleh suku
oleh besar kecilnya perbandingan komposisi bunga deposito dan pada gilirannya oleh suku
barang dan jasa yang ada diantara kedua negara bunga kredit perbankan. Kenaikan maupun
tersebut. Nilai tukar atau kurs menunjukkan harga penurunan BI Rate menyesuaikan denagn
atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan perkiraan target inflasi yang telah ditentukan,
dalam nilai mata uang lain (Sukirno, 2006 : 397). serta mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi
Nilai tukar mata uang suatu Negara berperan lainnya. Hubungan antara tingkat suku bunga dan
dalam perkembangan ekspor dan impor negara investasi adalah investasi akan dilakukan oleh
tersebut. Berdasarkan teori yang telah diutarakan investor apabila tingkat pengembalian yang
oleh Madura (2008 : 89-95) mengenai ditawarkan melebihi atau sama dengan tingkat
terbentuknya nilai tukar, maka disimpulkan suku bunga yang berlaku. Apabila tingkat suku
bahwa nilai tukar (kurs) terbentuk melalui proses bunga lebih besar daripada tingkat pengembalian
penawaran dan permintaan atas mata uang itu yang ditawarkan maka investasi tidak akan
sendiri hingga penawaran dan permintaan akan dilakukan. Berdasarkan hal ini, suku bunga
mata uang tersebut mencapai titik keseimbangan mempengaruhi FDI yang masuk di suatu negara
terhadap harga atau nilai tertentu. Tidak terlepas (Sukirno, 2006).
dari proses penawaran dan permintaan itu, 2.5 Pertumbuhan Ekonomi
pemerintah juga dapat mempengaruhi Pertumbuhan ekonomi merupakan alat ukur
terbentuknya nilai tukar tersebut jika pemerintah prestasi dari perkembangan ekonomi suatu
turut serta dalam proses membentuk negara. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu
keseimbangan penawaran dan permintaan nilai negara dapat diukur dari Produk Domestik Bruto
tukar. Ketika kurs suatu Negara melemah yang merupakan gambaran nilai barang dan jasa
terhadap mata uang Negara lain (depresiasi), yang dapat dihasilkan oleh suatu negara dalam
maka akan terjadi peningkatan ekspor periode tahun tertentu. (Sukirno, 2006 : 17).
dikarenakan barang-barang ekspor yang menjadi Produk Domestik Bruto (PDB) adalah pendapatan
murah harganya, dari sisi impor akan mengalami total dan pengeluaran total nasional atas output
penurunan dikarenakan barang-barang impor barang maupun jasa dalam suatu periode tertentu.
menjadi lebih mahal harganya. Sebaliknya, ketika Semakin tinggi tinggi PDB sebuah Negara maka
kurs suatu Negara menguat terhadap mata uang makin bagus juga kinerja ekonomi di Negara
Negara lain (apresiasi), maka hal tersebut akan tersebut, oleh karenanya sering dikatakan bahwa
memicu peningkatan impor karena harga barang- PDB merupakan cerminan kinerja perekonomian
barang impor menjadi murah, dari sisi ekspor suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi adalah
akan mengalami penurunan barang-barang ekspor perkembangan kegiatan dalam perekonomian
mahal harganya (Madura, 2008 : 36). yang menyebabkan barang dan jasa yang
Keseimbangan nilai tukar memicu para investor diproduksi bertambah (Sukirno, 2006 : 9). Ketika
untuk mempertimbangkan niat investasinya di terjadi peningkatan pendapatan di suatu negara
negara yang bersangkutan dikarenakan maka tingkat investasinya pun akan meningkat,
keseimbangan nilai tukar atau kurs yang stabil Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan
mempengaruhi pendapatan masyarakat. Semakin
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
tingginya pendapatan nasional suatu negara maka World Bank, Bank Indonesia dan Badan
hal tersebut juga menggambarkan tingginya Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) periode
pendapatan masyarakat di negara tersebut. tahun 2005 hingga tahun 2013 yang diolah
Tingginya pendapatan masyarakat akan kedalam data triwulan. Penentuan sampel dalam
mempengaruhi pola konsumsi dan keuntungan penelitian ini menggunakan teknik sampling
perusahaan sehingga perusahaan mempunyai jenuh, yaitu teknik penggunaan sampel dimana
kesempatan untuk melakukan ekspansi atau semua anggota populasi digunakan sebagai
investasi (Sukirno, 2006 : 121). sampel.
2.6 Hipotesis
H1 : Inflasi berpengaruh terhadap investasi asing 3.5 Teknik Analisis Data
di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
H2 : Nilai tukar berpengaruh terhadap investasi pengaruh makroekonomi (yang meliputi inflasi,
asing di Indonesia. kurs, tingkat suku bunga dan pertumbuhan
H3 : Suku bunga berpengaruh terhadap investasi ekonomi) terhadap Investasi Asing Langsung atau
asing di Indonesia. FDI dengan menggunakan analisis regresi linier
H4 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh berganda. Rumus persamaan regresi berganda
terhadap investasi asing di Indonesia. adalah sebagai berikut :

3. METODE PENELITIAN Y = a + b1X1 + b2X2 + ….. + bnXn + e


3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Keterangan
explanatory research dengan pendekatan Y : Variabel Dependen (Variabel Terikat).
kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk a : Konstanta.
menjelaskan pengaruh makro ekonomi terhadap b1-bn : Koefisien Regresi.
keputusan investasi asing di Indonesia. X1-Xn : Variabel Independen (Variabel Bebas).
3.2 Sumber Data & Lokasi Penelitian e : Kesalahaan Pengganggu.
Penelitian ini menggunakan data sekunder
berupa time series yang diakses pada situs resmi 3.6 Pengujian Asumsi Klasik
World Bank, Bank Indonesia dan Badan Analisis regresi dapat dilakukan hanya
Koordinaasi Penanaman Modal. Lokasi penelitian setelah memenuhi beberapa asumsi-asumsi klasik
dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa situs- seperti uji multikolinieritas, autokorelasi,
situs tersebut menyediakan berbagai macam data heterokesdastisstas dan normalitas (Angga, 2010
termasuk didalamnya data perekonomian suatu : 60). Pengujian ini dilakukan dengan alasan
negara. Selain itu situs-situs tersebut merupakan supaya data yang diperoleh tidak bias. Uji asumsi
situs resmi yang dikelola oleh institusi-institusi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji
yang berwenang. normalitas, uji heterokedasitas, dan uji
3.3 Variabel dan Pengukuran autokorelasi.
Penelitian ini menggunakan empat variabel 3.7 Pengujian Hipotesis
bebas (X) dan satu variabel terikat (Y).Variabel a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
penelitian dalam jurnal ini adalah sebagai berikut: Analisis determinasi R2 digunakan untuk
Tabel 1 : Variabel dan pengukuran mengetahui proporsi sumbangan variabel
NO VARIABEL SIMBOL SATUAN independen terhadap variabel dependen. R2
1 Foreign Direct Investment FDI / Y Juta USD memberikan suatu ukuran secara keseluruhan
2 Inflasi INF / X1 Persen (%) mengenai sejauh mana variasi dalam sebuah
3 Nilai Tukar IDR - USD KURS / X2 IDR/USD variabel menentukan variasi dalam variabel lain. R2
4 Suku Bunga SBI / X3 Persen (%) bernilai antara nol sampai dengan satu 0 ≤ r2 ≤ 1.
5 Pertumbuhan Ekonomi PDB / X4 Persen (%) b. Uji Simultan (F)
Sumber: Data diolah Uji F digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen yang digunakan
dalam penelitian mempunyai pengaruh secara
3.4 Populasi Dan Sampel serentak terhadap variabel dependen. Pengujian
Populasi dalam penelitian ini adalah data- dilakukan dengan cara melakukan uji distribusi F
data time series yang tersedia pada website resmi dengan membandingkan nilai F-tabel dengan F-

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
hitung yang terdapat pada tabel Analysis sebesar 12,515 juta USD apabila tidak terjadi
Variance. perubahan pada variabel- variabel makro
c. Uji Parsial (Uji t) ekonomi di Indonesia, yaitu inflasi, kurs, suku
Uji t dilakukan untuk memastikan seberapa bunga dan pertumbuhan ekonomi (ceteris
besar pengaruh variabel independen terhadap paribus).
variabel dependen secara terpisah. Uji t juga Tabel 4 : Hasil Analisis Regresi Linier
dilakukan untuk menguji signifikansi nilai Berganda
koefisien regresi secara parsial yang diperoleh Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
dalam metode OLS. Hipotesis yang digunakan Std.
dalam penelitian ini menggunakan taraf nyata B Error Beta t Sig.
sebesar 5%. 1 (Constant) 12.51
10.873 1.151 .259
5
INF .112 .046 .663 2.407 .022
4. HASIL DAN PEMBAHASAN KURS -.443 1.170 -.051 -.378 .708
SBI -
4.1 Hasil Pengujian Asumsi Klasik -.278 .102 -.854 .011
2.722
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik: uji PDB .141 .067 .376 2.102 .044

multikolinieritas, autokorelasi, Koefisien variabel inflasi sebesar 0,112


heterokesdastisstas dan normalitas menyatakan menunjukkan bahwa inflasi memiliki pengaruh
bahwa data-data dalam penelitian ini telah yang positif terhadap jumlah FDI yang masuk ke
memenuhi ketentuan dan layak untuk pengujian Indonesia. Koefisien variabel kurs sebesar -0,443
analisis regresi berganda. menunjukkan bahwa kurs memiliki pengaruh yang
4.2 Hasil Uji R2 negatif terhadap jumlah FDI yang masuk ke
Nilai sebesar 0,490 pada hasil uji R2, Indonesia. Koefisien variabel suku bunga SBI
menunjukkan bahwa sebesar 49% FDI yang sebesar -0,278 menunjukkan bahwa suku bunga SBI
masuk ke Indonesia dipengaruhi oleh variabel- memiliki pengaruh yang negatif terhadap jumlah
variabel makro ekonomi seperti: inflasi, nilai FDI yang masuk ke Indonesia. Koefisien variabel
tukar (kurs), suku bunga dan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,141 menunjukkan
ekonomi. Sedangkan, sebesar 51% FDI yang bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh
masuk ke Indonesia dipengaruhi oleh faktor- yang positif terhadap jumlah FDI yang masuk ke
faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian regresi
ini. linier berganda, inflasi dan pertumbuhan ekonomi
Tabel 2 : Hasil Uji R2 memiliki pengaruh positif, sedangkan kurs dan suku
Model R R Square Adjusted R Square bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap
1 .700(a) .490 .424 jumlah FDI yang masuk ke Indonesia.
Variabel inflasi memiliki taraf signifikansi
4.3 Hasil Uji F sebesar 0,022 (lebih kecil daripada taraf signifikansi
Hasil uji F menunjukkan nilai signifikansi yang ditentukan, yaitu 0,05) menunjukkan bahwa
sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan menunjukkan secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
bahwa secara simultan (bersama-sama) variable- antara inflasi dan FDI. Variabel kurs memiliki taraf
variabel makro ekonomi di Indonesia, yaitu signifikansi sebesar 0,708 menunjukkan bahwa
inflasi, nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang
ekonomi memiliki hubungan yang signifikan signifikan antara kurs dan FDI. Variabel suku bunga
terhadap jumlah FDI yang masuk ke Indonesia. memiliki taraf signifikansi sebesar 0,011
Tabel 3 : Hasil Uji F menunjukkan bahwa secara parsial terdapat
Sum of Mean pengaruh yang signifikan antara suku bunga dan
Model Squares df Square F Sig.
FDI. Variabel pertumbuhan ekonomi memiliki taraf
1 Regression 7.201 4 1.800 7.448 .000(a)
Residual 7.493 31 .242 signifikansi sebesar 0,044 menunjukkan bahwa
Total 14.695 35 secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan
antara pertumbuhan ekonomi dan FDI. Berdasarkan
hasil uji t, inflasi, suku bunga dan pertumbuhan
ekonomi memiliki pengaruh yang signifikan
4.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda terhadap FDI yang masuk ke Indonesia, Sedangkan
Nilai konstanta sebesar a = 12,515 kurs tidak memiliki pengaruh yang signifikan
menunjukkan bahwa FDI yang masuk ke terhadap FDI yang masuk ke Indonesia.
Indonesia setiap kuartalnya akan meningkat 4.5 Pengaruh Inflasi Terhadap FDI
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan hasil uji t dan analisis regresi Berdasarkan hasil uji t dan analisis regresi
linier berganda, semakin tinggi tingkat inflasi di linier berganda, semakin tinggi tingkat suku
Indonesia, maka jumlah investasi yang masuk ke bunga, maka jumlah FDI yang masuk ke
Indonesia akan meningkat. Sebaliknya, semakin Indonesia akan menurun. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat inflasi di Indonesia, maka jumlah rendah tingkat suku bunga di Indonesia, maka
FDI yang masuk ke Indonesia akan menurun. jumlah FDI yang masuk ke Indonesia akan
Setiap 1% peningkatan inflasi di Indonesia akan meningkat. Setiap 1% peningkatan suku bunga
diikuti dengan peningkatan terhadap jumlah FDI Bank Indonesia akan diikuti dengan penurunan
yang masuk ke Indonesia sebesar 0,112 juta USD. jumlah FDI yang masuk ke Indonesia sebesar
Sebaliknya, setiap 1% penurunan inflasi di 0,278 juta USD. Sebaliknya, setiap 1% penurunan
Indonesia akan diikuti dengan penurunan jumlah suku bunga Bank Indonesia akan diikuti dengan
FDI yang masuk ke Indonesia sebesar 0,112 juta peningkatan jumlah FDI yang masuk ke
USD. Pada umumnya inflasi terjadi di negara- Indonesia sebesar 0,278 juta USD. Ketika terjadi
negara yang sedang berkembang. Inflasi (selama peningkatan suku bunga, para investor cenderung
bukan hiperinflasi) merupakkan isyarat bahwa di memilih untuk menyimpan uangnya di bank
negara yang bersangkutan sedang terjadi daripada melakukan sebuah investasi. Pada
peningkatan konsumsi. Peningkatan konsumsi ini dasarnya, investor akan memilih untuk
diduga terjadi karena adanya peningkatan berinvestasi apabila tingkat keuntungan yang
pendapatan. Peningkatan konsumsi yang terjadi ditawarkan dari kegiatan investasi tersebut lebih
mengakibatkan perputaran barang di negara besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku
tersebut menjadi lebih cepat dan tentunya hal juga atau yang ditawarkan. Sehingga, ketika terjadi
akan diikuti dengan meningkatnya jumlah peningkatan suku bunga tanpa diikuti dengan
produksi dikarenakan banyaknya permintakan peningkatan tingkat return yang ditawarkan,
akan barang maupun jasa di negara tersebut. maka investor akan mencari sumber-sumber lain
Meningkatnya permintaan akan barang dan jasa, yang lebih menjanjikan untuk iklim investasinya.
cepatnya peredaran barang dan jasa, dan 4.8 Pengaruh PDB Terhadap FDI
meningkatnya jumlah produksi pada akhirnya Berdasarkan hasil uji t dan analisis regresi
akan meningkatkan keuntungan bagi para linier berganda, semakin besar pertumbuhan
investor. ekonomi di Indonesia, maka jumlah FDI yang
4.6 Pengaruh Kurs Terhadap FDI masuk ke Indonesia akan meningkat. Sebaliknya,
Berdasarkan hasil uji t dan analisis regresi semakin kecil pertumbuhan ekonomi Indonesia,
linier berganda, semakin kuat kurs IDR/USD, maka jumlah FDI yang masuk ke Indonesia akan
maka jumlah FDI yang masuk ke Indonesia akan menurun. Setiap 1% peningkatan pertumbuhan
menurun. Sebaliknya, semakin lemah kurs ekonomi Indonesia akan diikuti dengan
IDR/USD, maka jumlah FDI yang masuk ke peningkatan jumlah FDI yang masuk ke
Indonesia akan meningkat. Setiap 1 poin Indonesia sebesar 0,141 juta USD. Sebaliknya,
penguatan kurs IDR/USD akan diikuti dengan setiap 1% penurunan pertumbuhan ekonomi
penurunan jumlah FDI yang masuk ke Indonesia Indonesia akan diikuti dengan penurunan jumlah
sebesar 0,443 juta USD. Sebaliknya, setiap 1 poin FDI yang masuk ke Indonesia sebesar 0,141 juta
pelemahan kurs IDR/USD akan diikuti dengan USD. Pertumbuhan ekonomi merupakan
peningkatan jumlah FDI yang masuk ke cerminan mengenai seberapa besar kegiatan
Indonesia sebesar 0,443 juta USD. Berdasarkan perekonomian suatu negara. Selain itu,
hasil penelitian yang menyatakan bahwa kurs pertumbuhan ekonomi juga menggambarkan
tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah FDI pendapatan nasional negara tersebut. Semakin
yang masuk ke Indonesia, maka hal yang telah besar pendapatan suatu negara merupakan bukti
disampaikan tersebut tidak berlaku di Indonesia. besarnya potensi ekonomi dan besarnya kegiatan
Fluktuasi kurs relatif dalam jangka waktu yang ekonomi yang dapat berlangsung di negara
singkat. Fluktuasi kurs yang singkat tersebut jika tersebut. Besarnya kegiatan dan potensi ekonomi
dibandingkan dengan sifat FDI yang merupakan dapat menggambarkan besarnya tingkat
keputusan jangka panjang, mengakibatkan pengembalian yang dapat diperoleh para investor
perubahan kurs kurang mendapat respon oleh asing yang berinvestasi di Indonesia.
para investor asing.
4.7 Pengaruh Suku Bunga Terhadap FDI 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
diuraikan pada bab empat, maka dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
beberapa hal sebagai berikut:
1. Tingkat inflasi adalah salah satu faktor Ball, Donald A. 2001. Bisnis Internasional.
makroekonomi yang mempengaruhi jumlah Yogyakarta Indonesia : Salemba Empat.
FDI yang masuk ke Indonesia. Inflasi pada bi.go.id. 2013. Neraca Pembayaran Indonesia,
dasarnya merupakan merupakan cerminan akan (online),(http://www.bi.go.id/id/publikasi/n
meningkatnya konsumsi, pendapatan nominal eraca-pembayaran/Default.aspx, diakses
dan tingkat perputaran barang dan tingkat September 2013).
produksi selama masih terkendali.
2. Fluktuasi Kurs Rupiah dinilai tidak bkpm.do.id. 2013. Sound Economy, (online),
berpengaruh terhadap jumlah FDI yang masuk (http://www.bkpm.go.id/contents/general/4/
ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena pada sound-economy#.UyeXBvmSzk0, diakses
dasarnya investor asing melakukan FDI dengan September 2013).
tujuan jangka panjang, sementara fluktuasi kurs Coface. 2008. The Hand Book of Country Risk.
Rupiah rata-rata setiap dua tahun sekali Tenth Edition. Philadelphia U.S.A : GMB
(berbalik arah), sehingga perubahan kurs tidak Publishing Ltd.
terlalu direspon oleh investor asing.
Cohen, Stephen D. 2007. Multinational
3. Tingkat suku bunga Bank Indonesia merupakan
Corporations and Foreign Direct
salah satu faktor makro ekonomi yang
Investment : Avoiding Simplicity,
mempengaruhi jumlah FDI yang masuk ke
Embracing Complexity. New York U.S.A :
Indonesia. Tingginya tingkat suku bunga
Oxford University Press.
mengurangi minat investor untuk berinvestasi
dikarenakan tingkat bunga yang tinggi akan Cullen, John B. K. Praveen Parboteeah. 2010.
menarik minat investor untuk menympan International Business : Strategy and The
uangnya di bank. Multinational Company. New York U.S.A
4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan : Routledge.
salah satu faktor makro ekonomi yang Eliza, Mesayu. 2013. Analisis Pengaruh Variabel
mempengaruhi jumlah FDI yang masuk ke Makroekonomi Terhadap Investasi Asing
Indonesia. Tingginya pertumbuhan ekonomi di Di Indonesia. Universitas Brawijaya :
suatu negara merupakan cerminan akan Indonesia Malang
besarnya potensi ekonomi di negara tersebut.
Para investor meyakini bahwa potensi yang Katsioloudes, Marios I. Spyros Hadjidakis. 2007.
besar tersebut akan memberikan tingkat International Business : A Global
pengembalian modal yang besar. Perspective. Burlington U.S.A : Elsevier.
Kehal, H.S.2004. Foreign Investment in
5.2 Saran Developing Countries. New York U.S.A :
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang Palgrave MacMillan.
telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
beberapa hal berikut: Khambata, Dara A et.al. 2006. International
1. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan Business : Theory ad Practice. London U.K
menurunkan minat investor untuk : M.E. Sharpe.
berinvestasi di Indonesia, sehinggaada Kim, Suk. Seung H. Kim. 2006. Global Corporate
baiknya jika tingkat suku bunga diturunkan. Finance. Sixth edition. Malden U.S.A :
Suku bunga yang rendah akan terlihat Blackwell Publishing.
menarik bagi para investor, sehingga mereka
Madura, Jeff. 2008. International Financial
akan menanamkan modalnya di Indonesia.
Management. Ninth edition. Ohio U.S.A :
2. Pertumbuhan ekoonomi yang rendah akan
Thomson.
menurunkan minat investor untuk
berinvestasi di Indonesia, sehingga Mudara, I Made Yogatama Pande. 2011. Pengaruh
meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi PDB, Suku Bunga, Upah Pekerja, dan Nilai
Indonesia merupakan hal yang penting agar Total Ekspor Terhadap Investasi Asing
dapat menarik minat investor untuk Langsung di Indonesia. Semarang
menanamkan modalnya di Indonesia. Indonesia : Universitas Diponegoro.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 7
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Patterson, Neil et.al. 2004. Foreign Direct
Investment : Trends, Data Availability,
Concepts, and Recording Practices.
Washington D.C U.S.A : International
Monetary Fund.
Rahayu, Tri. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penanaman Modal Asing di
Indonesia. Universitas Sebelas Maret :
Indonesia Surakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan kedua belas. Bandung Indonesia :
Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi : Teori dan
Pengantar. Edisi ketiga. Jakarta Inndonesia
: Raja Grafindo Persada.
Suryana,. 2004. Ekonomi Pembangunan :
Problematika dan Pendekatan. Jakarta
Indonesia : Salemba Empat.
worldbank.go.id. 2013. Foreign Direct Investment
Indonesia, (online),
(http://search.worldbank.org/all?qterm=fdi
%20indonesia, diakses September 2013).

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 22 No. 2 Mei 2015| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai