Anda di halaman 1dari 11

A.

INTEGRAL TENTU DAN INTEGRAL TAK TENTU

Integral adalah kebalikan dari turunan (diferensial). Oleh karena itu integral disebut juga
anti diferensial. Ada 2 macam integral, yaitu integral tentu dan integral tak tentu. Integral
tentu yaitu integral yang nilainya tertentu, sedangkan integral tak tentu, yaitu integral
yang nilainya tak tentu. Pada integral tentu ada batas bawah dan batas atas yang nanti
berguna untuk menentukan nilai integral tersebut. Kegunaan integral dalam kehidupan
sehari-hari banyak sekali, diantaranya menentukan luas suatu bidang, menentukan
voluem benda putar, menentukan panjang busur dan sebagainya. Integral tidak hanya
dipergunakan di matematika saja. Banyak bidang lain yang menggunakan integral, seperti
ekonomi, fisika, biologi, teknik dan masih banyak lagi disiplin ilmu yang lain yang
mempergunakannya.

1. INTEGRAL TAK TENTU

Karena integral merupakan kebalikan (invers) dari turunan, maka untuk menemukan
rumus integral kita beranjak dari turunan. Turunan suatu fungsi y = f(x) adalah y ‘ = f ‘
dy
(x) atau , sedangkan notasi integral dari suatu fungsi y = f(x) adalah
dx
 y dx   f ( x) dx yang dibaca “ integral y terhadap x ”.
Turunan suatu fungsi konstan adalah 0 atau integral 0 adalah suatu fungsi konstan,
biasanya diwakili oleh notasi c.

a
Rumus umum integral dari y  ax n adalah x n 1  c atau ditulis :
n 1

a
 ax dx  x n 1  c untuk n  1
n

n 1

Contoh 1 : Tentukan :

 2x
3
a. dx

 5x  3 x 3  6 x 2  7 x  2 dx 
4
b.
8
c.  3x 4
dx

d.  2x x dx

Penyelesaian :
2 4 1
 2x dx  x  c  x4  c
3
a.
4 2

 5x  3 x 3  6 x 2  7 x  2  dx  x 5 
3 4 7
b. 4
x  2x 3  x 2  2x  c
4 2
8 8 8 8
c.  3x 4
dx   x  4 dx 
3 3( 3)
x 3 c   3 c
9x
3 5 5
2 2 4
d.  2 x x dx   2 x 2 dx  5
x  c  x2  c
5
2

1. INTEGRAL TENTU

Perhatikan gambar di bawah ini :

Y Y = f(x)

P Q

R S
f(x) f(x+h)

T h U X
0 a x x+h b

Luas daerah dari x = a hingga x = b adalah L(b) – L(a) ….. (1)


Luas RSUT  Luas RQUT  Luas PQUT
h.f(x)  L(x+h) – L(x)  h.f(x+h)
L( x  h)  L ( x )
f ( x)   f ( x  h)
h
Untuk h  0 maka :
Lim Lim L( x  h)  L( x ) Lim
f(x)   f(x+h)
h0 h0 h h0
f ( x )  L' ( x )  f ( x )  L' ( x )  f ( x )
L( x )   f ( x) dx  F ( x)  c
Dari (1) maka :
b
L   f ( x) dx  L(b)  L(a)  ( F (b)  c)  ( F (a)  c)  F (b)  F ( a)
a
b

 f ( x) dx   F ( x)
b
Jadi : a  F (b)  F (a )
a

 (3x  x  1) dx
2
Contoh 1 : Hitunglah
1
Penyelesaian:

  
3

 (3x
2 3
  
 4 x  1) dx  x 3  2 x 2  x 1  33  2.3 2  3  13  2.12  1  12
1

Aplikasi Integral Tak Tentu Dalam Bidang Ekonomi

Pada umumnya aplikasi di sini berkaitan dengan mencari fungsi-fungsi ekonomiyang


merupakan fungsi primitif (fungsi asal) dari fungsi marginalnya. Mencari fungsi biaya
total dari fungsi biaya marginal, fungsi penerimaan total dari fungsi penerimaan marginal,
fungsi konsumsi dari fungsi konsumsi marginal, fungsi tabungan dari fungsi tabungan
marginal serta fungsi kapital dari fungsi investasi.

Fungsi Biaya Total (C)

Fungsi biaya total merupakan integral dari biaya marginalnya, dan sebaliknya
biaya marginal merupakan turunan pertama dari fungsi biaya total.

C=∫ MC dq

Fungsi Penerimaan Total (R)

Fungsi penerimaan total merupakan integral dari penerimaan marginalnya, dan


sebaliknya penerimaan marginal merupakan turunan pertama dari fungsi penerimaan
total.

R=∫ MC dq

Fungsi Konsumsi (C)

Fungsi konsumsi merupakan integral dari konsumsi marginalnya (MPC), dan


sebaliknya konsumsi merupakan turunan pertama dari fungsi konsumsi.

C=∫ MPC dy
Fungsi Tabungan (S)

Fungsi tabungan merupakan integral dari tabungan marginalnya (MPS), dan


sebaliknya tabungan marginal merupakan turunan pertama dari fungsi tabungan.

S=∫ MPS dy
Fungsi Model (K)

Fungsi (pembentukan) modal atau fungsi (pembentukan) kapital merupakan


integral dari (aliran) investasi bersih (I) dan sebaliknya investasi bersih merupakan
turunan pertama dari fungsi kapital.
Kt=∫ I(t) dt

Agar lebih jelas bagaimana fungsi asal dapat di dapat melalui integrasi fungsi
marginalnya, di bawah ini diberikan beberapa contoh. Untuk dapat membedakan
konsumsi (C), biaya total (C) dengan tetapan/konstanta integrasi (C), khusus dalam
integrasi biaya marginal dan konsumsi marginal, maka tetapan integrasi di simbolkan
dengan K.

10.1. Penerapan Ekonomi Integral Tak Tentu

Integral tak tentu dapat diterapkan untuk mancari persamaan fungsi total dari suatu
variable ekonomi jika fungsi marginalnya diketahui.
Fungsi marginal merupakan turunan dari fungsi total, maka proses sebaliknya
merupakan proses integrasi (integral).

A. FUNGSI BIAYA

Biaya total TC  f (Q )

Biaya Marginal MC  TC I
 biaya total adalah integral dari biaya marginal

TC   MCdQ   TC
I
dQ

Contoh :

Biaya Marginal suatu perusahaan adalah

MC  3Q 2  6Q  4

Hitung persamaan biaya total dan biaya rata-ratanya ?

Jawab : Biaya total (TC)   MCdQ

TC   (3Q  6Q  4) dQ  Q 3  3Q 2  4Q  k
2

TC Q 3  3Q 2  4Q  k
Biaya Rata-rata ( AC )  
Q Q

k
AC  Q 2  3Q  4 
Q

Dimana k = besarnya biaya tetap ( fix cost )

B. FUNGSI PENERIMAAN

Penerimaan Total TR  f (Q)

Penerimaan Marginal MR  TR I

Maka  Penerimaan total TR   MRdQ   TR I


dQ

Contoh : Carilah persamaan total dan penerimaan rata-rata dari suatu perusahaan jika
penerimaan marginalnya MR  16  4Q

Jawab : penerimaan total TR   MRdQ


TR   (16  4Q)dQ  16Q  2Q
2

TR 16Q  2Q 2
Penerimaan rata-rata AR  
Q Q

AR  16  2Q

Dalam persamaan penerimaan, k  0 sebab penerimaan tidak ada jika tidak ada barang
yang dihasilkan / dijual.

10.2. Integral Tertentu

Integral tertentu adalah integral suatu fungsi yang nilai-nilai variable bebasnya
memiliki batas-batas tertentu.
Integral tertentu digunakan untuk menghitung luas area suatu fungsi.

Dalam integral tak tentu   f ( x)dx  f ( x)  k

Maka dalam integral tertentu untuk x  a dan x  b; a< b

 f ( x)dx  { f (b)  k}  { f (a)  k} 


a
f (b)  f ( a)

Dimana à a = batas bawah integrasi

b = batas atas integrasi

Kaidah-Kaidah Integrasi Tertentu

 f ( x)dx   f ( x)
b
(1). a  f (b)  f (a )
a

(2).  f ( x)dx  0
a
b a

(3).  f ( x)dx    f ( x)dx


a b

b b

(4).  kf ( x)dx  k  f ( x)dx


a a

b b b

(5).   f ( x)  g ( x) dx  
a a
f ( x)dx   g ( x)dx
a

b c c

(6).  f ( x)dx   f ( x)dx   f ( x)dx


a b a

Latihan : 4 ; 6 ; 7 ; 11

10.3. Penerapan Ekonomi Integral Tertentu

A. SURPLUS KONSUMEN

Surplus konsumen adalah keuntungan lebih yang dinikmati oleh konsumen tertentu, pada
tingkat harga pasar suatu barang.


P D (0, P )
Surplus Konsumen (Cs)

Pe E (Qe; Pe) P  f (Q ) 

F (Q,0) Q
0 Qe

Surplus konsumen (CS )  Pe.D.E

Qe

Besarnya surplus konsumen  CS   f (Q)dQ  Qe.Pe


O
Jika fungsi perminataan Q  f ( p) dp ; maka :

P

Besarnya surplus konsumen  CS   f ( p)dp


Pe

Contoh :

Fungsi permintaan  Q  48  0,03P 2 , berapakah surplus konsumen jika harga pasar


P  30

Jawab:
P
Pˆ  40

E
Pe  30

0 Qe  21 ˆ  48
Q Q

Q  48  0,03P 2  jikaP  0  Q  48  0,03(0) 2  48

 jikaQ  0  O  48  0,03P 2

0,03P 2  48

48
P2   1600 à P  40
0,03

Jika Pe  30  Qe  48  0,03(30) 2  21
Maka surplus konsumen :

p 40
Cs     (48  0,03P
2
f ( p )dp )dp
Pe 30


Cs  48P  0,01P 3  40
30

  
 48(40)  0,01(40) 3  48(30)  0,01(30) 3 
Cs  110

B. SURPLUS PRODUSEN
Adalah keuntungan lebih yang dinikmati produsen tertentu pada tingkat harga pasar dari
barang yang ditawarkan.

P  f (Q )  Fungsi
P
penawaran

Pe E (Qe; Pe)

ˆ)
D (O, P Surplus
produsen

0 Qe Q

Surplus produsen  Ps  adalah Pe.D.E

Qe

Besarnya surplus produsen  Ps  Pe.Qe   f (Q)dQ


o

Jika fungsi penawaran P  f (Q)

Jika fungsi penawaran berbentuk Q  f (P)


Qe

Maka surplus produsen  Ps   f ( P)dP



P

Contoh :

Fungsi penawaran  P  0,5Q  3 .

Berapakah surplus produsen, jika tingkat harga keseimbangan pasar P  10 ?

Jawab : P  0,5Q  3

Jika P  0  Q  6


Q 0 P 3 P 3

Pe  10  Qe  14
P
P  0,5Q  3  f (Q )
Pe  10

ˆ 3
P Surplus
Podusen

0 Qe  14 Q

Qe

Ps  Qe.Pe   f (Q)dQ
O

14
 (14)(10)   (0,5Q  3)dQ
0


 140  0,25Q 2  3Q  14
0

  
 140  0,25(14) 2  3(14)  0,25(0) 2  3(0) 
 140  91  0  49

Ps  49
DAFTAR PUSTAKA

Budnick,S. Frank . applied matemathics for business, economics, and the sosial science. Ed
ke -4, Singapore : Mcraw – Hill, 1993. Bab 19

Chiang,C . alpha fundamental methods of mathematical economics. Ed. Ke -3, new york : Mc
Graw – Hill , 1984. Bab 13

Dowling, Edward T. matemathical for economists. Singapore : McGraw – Hill , 1980. Bab 17

Anda mungkin juga menyukai