Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan
peran masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
binaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992). KB
merupakan usaha suami dan istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
dinginkan, melalui usaha penggunaan alat kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencanaan keluarga (Purwoastuti & Walyani, 2015).
Kebutuhan belajar mengenai KB di dalam keluarga sangat penting untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahaman keluarga mengenai KB, dan
dapat membantu keluaga dalam mengambil keputusan KB yang akan dipilih
sesuai dengan kebenaran yang ada. kurang berhasilnya program KB, diantaranya
karena dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang pemilihan alat
kontrasepsi yang tepat. (Lucky & Titik, 2013).
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. (Lucky & Titik, 2013).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara
Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang
dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan
penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau
dikenal dengan singkatan KB.Oleh karena itu,kami ingin mengetahui beberapa hal
yang berkaitan dengan program keluarga berencana dan sehingga kami membuat
makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana Terhadap
Keluarga Pemula ”.
1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami terkait asuhan keperawatan keluarga berencana
terhadap keluarga pemula.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasisawa mampu memahami pengertian keluarga berencana
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian konrasepsi
3. Mahasiswa mampu memahami cara kerja kontrasepsi
4. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan keluarga berencana
terhadap keluarga pemula

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Pengertian Keluarga Berencana
Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur
banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya
dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian
sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada
pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada
laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001).
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk:
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval saat kehamilan
5. Menentukan jumlah anak dalam keluarga

2.2 Pengertian Kontrasepsi


Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang
dengan sel sperma tersebut.
Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi:
1. Metode Sederhana:
a. Tanpa alat atau obat
1). Senggama terputus
2). Pantang berkala

b. Dengan alat / obat


1). Kondom

3
2). Diafragma atau cap
3). Cream, jelly dan cairan berbusa
4). Tablet berbusa (vaginal tablet)

2. Metode Efektif
a. Pil KB
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
c. Suntikan KB
d. Susuk KB (Implant)

3. Metode Mantap dengan cara operasi


a. Pada Wanita : Tubektomi
b. Pada Pria : Vasektomi

2.3 Cara Kerja Kontrasepsi


2.3.1 Metode Sederhana
a. Tanpa alat atau obat
1). Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus)
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama
alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari
luar vagina.Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental.Namun
sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena:
a). Memerlukan penguasaan diri yang kuat
b). Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa
tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi
kehamilan,meskipun sudah dilakukan pencabutan sebelum mani
menyemprot.

2). Pantang Berkala

4
Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur
seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi.Cara menentukan
masa ovulasi sebagai berikut.
a). Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang
akan datang
b). Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid
c). Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya
8-12 siklus haid selama 8 bulan.

b. Dengan Alat/Obat
Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi
masuknya sperma kedalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan
untuk melumpuhkan sperma.
1). Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna
dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam
vagina sehingga mani tertampung didalamnya dan tidak masuk ke dalam
vagina,dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi
pemakaian kondom adalah:
a). 6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6
minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spermatozoa
lagi yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium)
b). Sementara menunggu pemasangan AKDR
c). Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum
d). Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam
e). Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnose
yang pasti
f). Bersamaan dengan pemakaian spermicide
g). Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau
dipakai.

2). Diafragma atau Cap

5
Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk
menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam
serviks.Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai
menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah
persetubuhan.

3). Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa


Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida
adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan
spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk
penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam
vagina.

2.3.2 Metode Efektif


a. Pil Keluarga Berencana
1). Pengertian Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan
(Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang
diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi
wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan
sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.

2). Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana


Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu :
a). Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen
dan progestin.Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.

6
b). Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama
14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil
gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya.Kelalaian
minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat
mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan.

c). Pil khusus


Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher
rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma.

3). Cara Pemakaian Pil KB


Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus
haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari
minggu agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan
sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu
sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919).
Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus,
dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri
atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum
terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet
plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya
jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. (Wiknjosastro,
2002:919).

b. IUD/AKDR
1). Pengertian
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam rahim yang
bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan (Prawiroharjo, 1999).

7
Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri dari plastik, benang sutera,
dan metal (Digitized by Usu, 2003).

2). Cara Kerja IUD


Menurut Saifuddin (2003) cara kerja IUD adalah sebagai berikut :
a). Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tubafalopi
b). Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c). IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
d). Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

c. Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak mengandung estrogen.
1). Cara kerja
Kontasepsi senantiasa mencegah kehamilan dengan cara:
a). Menghalangi terjadinya ovulasi
b). Menipiskan endometrium sehingga tidak terjadi nidasi
c). Memekatkan lendir serviks sehingga menghambat perjalanan
spermatozoa melalui kanalis servikalis

2). Keuntungan
a).Sangat efektif, kegagalannya kurang dari 1%
b). Kemungkinan salah dan lupa memakainya tidak ada
c). Dapat diberikan pada ibu yang menyusukan karena tidak mengurangi
produksi ASI
d). Diberikan setiap 12 minggu sekali

3). Jenis
Kontrasepsi suntikan yang beredar di Indonesia ada 2 macam, yaitu
DMPA (Depo Medroxis Progresteron Asetat) yang lazim disebut Depo
Provera dan net oen (noretisteron) yang lazim disebut Noristerat. Depo

8
provera sebagai kontrasepsi suntikan diberikan dosis 150 mg/3 cc
sedangkan noristerat dengan dosis 200 mg/cc

4). Waktu pemberian


a). Pasca persalinan sampai 40 hari
b). Pasca keguguran sampai 7 hari
c). Interval dengan anak hidup minimal satu, sebelum hari kelima haid

5). Cara penyuntikan


a). Intramuskular
b). Tempat penyuntikan
(1). Pada otot bokong (glutea) yang dalam, bekas suntikan ditutup
dengan plester untuk mencegah keluarnya obat.
(2). Pada otot pangkal lengan (deltoid)

d. Alat Kontrasepsi Susuk (Implant)


1). Pengertian Alat Kontrasepsi Implant
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi bagi
wanita yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian atas yang
terdiri atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm berisi zat
levonorgestrvel. (Hartono, 2003)

2). Cara Kerja Susuk KB


Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant dibawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel kedalam
darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan
silastik tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang tergantung dari besar
kecilnya levonogestrel permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding
kapsul tersebut.
Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon levonogestrel
secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant dalam mencegah
kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3 mekanisme dasar yaitu:

9
a) Menghambat terjadinya ovulasi
b) Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim
c) Menebalkan leher rahim/lendir serviks

2.3.3 Metode Mantap


a. Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak menginginkan
anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita sehingga tidak dapat
dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui tindakan
operasi kecil dengan mengikat dan memotong sel tuba (telur) pada istri.
Keuntugannya adalah: Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya
kehamilan sangat tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak mengganggu
hubungan suami istri, tidak mengganggu produksi ASI. Kerugiannya berupa:
faktor resiko dan efek samping bedah.

b. Vasektomi (MOP)
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan dengan
cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent) sehingga sperma tidak
dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, dengan demikian
tidak terjadi pembuahan.
Keuntungan dari vasektomi adalah:
1). Tidak ada mortalitas (kematian)
2). Morbiditas (mengakibatkan sakit) kecil sekali
3). Dilakukan anastesi local, hanya kurang lebih 15 menit
4). Kemungkinan kegagalan tidak ada, karena diperiksa kepastian laboratorium
5). Tidak mengganggu hubungan seksual dan cairan mani yang dikeluarkan
waktu coitus tidak berubah
6). Biaya murah
7). Dapat dilakukan dimana saja asal tempatnya bersih dan tenang, tidak selalu
harus di kamar mandi.

10
Efek samping vasektomi adalah kulit membiru atau lecet, pembengkakan
dan rasa sakit, keadaan ini merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri
tanpa pengobatan sederhana, gejala tersebut timbul sebagai akibat persiapan,
teknik dan perawatan yang kurang sempurna disamping factor penderita
sendiri.
Penangulangannya adalah dengan pemberian antibiotika dan analgetik,
kemudian konsultasikan dengan ahli jiwa jika penderita mengalami gangguan
psikologis.
Kegagalan pada vasektomi dapat terjadi konsepsi antara lain:
1). Kesalahan memotong
2). Cara mengikat tidak sempurna, cepat atau terlalu keras
3).Duplikasi vas diferent (kelainan bawaan)
4). Bersenggama sebelum sperma betul-betul negatif
5). Adanya penyambungan kembali dari ujung-ujung vas diferent yang
dipotong.

2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana Terhadap Keluarga Pemula


2.4.1 Pengkajian

A. Data Umum
1. Nama Keluarga(KK) : Tn. S
2. Alamat : Ds. Semondo, Kec.Gombong, Kebumen
3. Pekerjaan KK : Pedagang

NO NAMA JK HUB.KK UMUR PENDIDIKAN IMUNISASI


Kepala
1 Tn.S L Keluarga 59 th SD
2 Ny.S P Istri 52 th SD
3 Ny.R P Anak 29 th SMP
4 Ny.Y P Anak 26 th SMP
5 An.B P Cucu 5 th TK Lengkap
6 An.F L Cucu 4 th - Lengkap
7 An.K P Cucu 3 bulan - BCG, DPT
11
Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki : Tinggal Serumah

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

4. Pendidikan KK : SD
5. Komposisi Keluarga :7
6. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga besar, terdiri dari suami, istri, 2 anak
dan 3 cucu.
7. Suku
Keluarga Tn.S memiliki suku jawa, bahasa yang di gunakan sehari- hari
bahasa jawa, dan di dalam keluarga Tn.S tidak ada budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
8. Agama
Keluarga Tn.S menganut agama Islam, keluarga taat dalam
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya. Di dalam keluarga Tn.S tidak ada

12
kepercayaan yang mempangaruhi kesehatan.
9. Status Sosek Keluarga
Tn.S memiliki pekerjaan sebagai pedagang ayam. Keluarga Tn. S
mendapat penghasilan hidup dari hasil dagangnya, dan dari penghasilan
anaknya. Penghasilan keluarga Tn. S kira-kira 1 juta/bln. Dari penghasilan
tersebut di gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di rumah
keluarga Tn. S terdapat 1 sepeda motor,1 TV, 1 kulkas, 1 sepeda, dan 1
kompor gas.
10. Aktivitas Rekreasi
Ketika malam hari anggota keluarga Tn.S menggunakan waktunya
untuk berkumpul bersama keluarga menonton TV. Keluarga Tn.S juga
senang berekreasi ke pantai jika musim lebaran.

B. Riwayat Dan Tahap Perkembangan


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn.S memiliki 3 anak anak pertama, sudah menikah, tahap
perkembangan keluarga saat ini adalah tahap keluarga usia dewasa. Tugas
perkembangannya adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah mengenai
mempertahankan keintiman pasangan.Ny.S mengatakan bahwa anak
pertamanya belum bisa memiliki anak.

3. Riwayat keluarga Inti


Keluarga Tn. S saat ini dalam keadaan sehat, tetapi Ny. Y memiliki
masalah untuk memilih KB yang akan digunakan setelah melahirkan anak

13
yang ke 2, dan sampai anaknya sekarang berumur 3 bulan klien masih
bingung untuk memlih KB yang akan digunakan. Ny.S juga memiliki
riwayat penyakit DM, beliau rutin minum obat dari puskesmas, dan diit
makan mulai diperhatikan, tetapi klien mengatakan jarang berolahraga,
hanya mengikuti senam 1 bln sekali di puskesmas.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


Ny.S mengatakan dalam keluarganya terdapat riwayat penyakit yaitu DM
dari orang tuanya. Klien juga mengatakan terdapat riwayat penyakit stroke
dan hipertensi dari kakak kadungnya.

C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah keluarga Tn.S adalah ± …m², dengan kepemilikan sendiri.
Terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, 1 wc dan1 kamar mandi.
Keluarga memiliki sumur yang terletak di belakang rumah. Jarak septic tank
dengan sumur ±10m, dan terletak di belakang rumah. Tempat pembuangan
air limbah terletak di belakang rumah, dan tempatnya tertutup. Bak mandi
bersih dikuras seminggu 2x. Di rumah Tn. S terdapat ± 3 jendela.
Pencahayaan dalam rumah cukup, baik pencahayaan dari lampu-lampu yang
dipakai juga pencahayaan alami dari sinar matahari. Kondisi rumah bersih,
keluarga mengatakan selalu membersihkan lingkungan rumah. Peralatan
dapur tertata rapi, dapur telihat bersih . Sumber air yang biasa digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari air sumur milik pribadi, air terlihat
bersih, jernih dan tidak berbau.

2. Denah Rumah
B
Septic
sumur tank
S U
Dapur
T
wc K .M

14
Kamar 3 Kamar 1
Halaman depan Rumah

3. Karakteristik tetangga dan interaksi dengan masyarakat


Rumah Tn.S bertetangga cukup dekat, di samping kanan dan kirinya
dekat dengan rumah tetangganya. Di depan rumah terdapat jalan kecil dan di
belakangnya terdapat sawah. Ny.S mengatakan mayoritas tetangganya
beragama islam dan asli suku jawa. Di RW tersebut juga terdapt aturan atau
kesepakatan yang di jalankan bersama oleh warga tersebut, dan di
masyarakat tersebut tidak ada budaya yang mempengaruhi status kesehatan.

4. Mobilitas geografis keluarga


Setelah menikah , Ny. S, mengatakan menetap bertempat tinggal di desa
Semondo, hingga sampai saat ini bertempat tinggal di rumah tersebut. Ny.S
mengatakan setelah menikah belum pernah pindah tempat tinggal ataupun
merantau.

5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny.S mengatakan setiap malam anggota keluarga berkumpul di ruang
tamu untuk menonton TV dan untuk mengobrol-ngobrol. Sehingga interaksi
dengan semua anggota keluarganya berjalan dengan harmonis. Dalam
berinteraksi dengan masyarakat, terjalin harmonis, keluarga mengatakan
sering mengikuti perkumpulan masyarakat yang diadakan di desanya,
Seperti dalam kegiatan PKK, arisan, yasinan dan kegiatan 1 bulanan di
puskesmas.

6. Sistem pendukung keluarga


Ny.S mengatakan untuk mendukung masalah kesehatan keluarga memiliki
kartu Indonesia sehat, sehingga memudahkan keluarga untuk berobat ke

15
dokter atupun ke rumah sakit. Anggota keluarga juga mendukung Ny.S
untuk selalu memeriksakan kesehatan setiap bulannya ataupun setiap ada
gejala yang dirasakan. Keluarga juga mendukung supaya Ny.Y bisa cepat–
cepat untuk menggunakan KB kembali.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Diantara anggota keluarga terjalin hubungan yang harmonis. Dalam
sehari-hari keluarga berkomunikasi menggunakan bahasa jawa, dan untuk
berkomunikasi dengan anak/saudara yang jauh menggunakan alat teknologi
HP.
2. Struktur Kekuatan keluarga
Dalam menghadapi permasalahan yang terjadi dalam keluarga, biasanya
dilakukan musyawarah bersama antar anggota keluarga. Sistem
pengambilan keputusan biasanya di tentukan oleh kepala keluarga dari hasil
pendapat anggota keluarga.

3. Struktur peran
a). Tn. S
• Peran Formal
Tn.S sebagai seorang suami dan kepala keluarga, mencari nafkah untuk
menghidupi keluarganya.
• Peran Informal
Tn.S sebagai seorang yang dihormati dan di taati oleh anggota keluarga,
sekaligus pengambil keputusan dalam keluarga.

b) Ny. S
•Peran Formal
Ny. S sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga
•Peran Informal
Ny. S sebagai ibu yang di sayangi oleh anak-anaknya dan sekaligus
sebagai pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya.

16
c) Ny.R
•Formal
Ny.R sebagai pengganti anak tertua, sekaligus sebagai ibu rumah tangga
•Informal
Ny.R sebagai ibu yang di sayangi oleh anaknya dan sekaligus sebagai
pendidik dan pelindung bagi anaknya.

d) Ny.Y
•Formal
Ny.Y sebagai anak terakhir dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga.
•Informal
Ny.Y sebagai ibu yang disayangi oleh anaknya dan sekaligus sebagai
pendidik dan pelinduung bagi anak-anaknya.

e) An.B
•Peran Formal
An.B sebagai anak dari Ny.R sekaligus sebagai cucu di dalam keluarga,
dan sebagai siswi anak TK
•Peran Informal : -

f) An.F
• Peran Formal
An. F sebagai anak dari Ny.Y sekaligus sebagai cucu di dalam keluarga,
dan sebagai siswa anak PAUD
•Peran Informal : -

g) An.K
•Peran Formal
An.K sebagai anak ke-2 dari Ny.Y sekaligus sebagai cucu di keluarga.
•Peran Informal : -

4. Nilai dan norma budaya


Nilai yang terapkan dalam keluarga Tn.S adalah menerapkan etika dan

17
sopan santun dalam bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain. Hidup
untuk tidak mementingkan diri sendiri, menghormati orang yang lebih tua,
saling menyayangi satu sama lain. Budaya yang di terapkan dalam keluarga
Tn.S adalah solat 5 waktu, mandi 2x sehari, selalu cuci tangan sesudah dan
sebelum makan, mendidik anak untuk menjadi anak soleh dan berbakti
kepada orang tua.

E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn.S termasuk keluarga yang harmonis, interaksi dalam
keluarga terjalin baik antar anggota keluarga dan saling menghormati,
memperhatikan, membantu, melindungi, dan menyayangi satu sama lain
sehingga tidak ada istilah pilih kasih di dalam keluarga Tn.S.

2. Fungsi sosialisasi
Hubungan keluaga Tn.S dengan masyarakat terjalin sangat dekat dan
harmonis antar tetangga satu dengan yang lainnya. Anggota keluarga Tn.S
sering berkumpul mengikuti kegiatan yang di laksanakan dalam masyarakat.
Seperti kegiatan yasinan, arisan, PKK dll.

3. Fungsi Perawatan keluarga


a. Mengenal masalah
Ny.Y belum paham mengenal masalah tentang KB, dan masih bingung
untuk KB yang akan digunakan. Ny.S sudah mulai faham tentang
penyakit DM yang dialaminya, beliau rutin melakukan pemeriksaan di
puskesmas, dan rutin dalam minum obat, tetapi Ny. S mengatakan jarang
untuk berolahraga.

b. Memutuskan masalah
Ny.S mengatakan jika terdapat anggota keluarganya yang sakit di bawa
ke tenaga kesehatan terdekat, atau puskesmas.

c. Merawat anggota keluarga

18
Keluarga Tn.S belum terlalu tau tentang bagaimana cara merawat
anggota keluarganya yang sakit dengan benar , paling hanya diberi obat
yang diberikan oleh dokter dan menyuruhnya untuk beristirahat.

d. Memodifikasi Lingkungan
Halaman rumah Keluarga Tn.S terlihat bersih ,pencahayaan di rumah
baik, lantai rumah terbuat dari keramik ,tehel dan terlihat bersih.

e. Memanfaatkan
Keluarga sudah dapat menggunakan fasilitas yang ada, bila ada anggota
keluarga yang sakit maka dibawa berobat ke dokter/ puskesmas terdekat
terlebih dahulu bila tidak kunjung sembuh di bawa ke Rumah Sakit
dengan menggunakan kartu Indonesia sehat.

4. Fungsi reproduksi
Ny.S mempunyai 3 anak, terdiri dari 2 perempuan dan 1 laki- laki. 3 anak
tersebut sudah berumah tangga, beliau mengatakan dahulu dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga memakai alat kontrasepsi Spiral
dan sudah dilepas 5bulan yang lalu.
Ny.Y mempunyai 2 orang anak, 1 anak laki-laki, dan 1 perempuan, klien
mengatakan sebelum hamil yang ke 2 klien menggunakan KB Implan.

5. Fungsi ekonomi
Tn. S sebagai tulang punggung keluarga, Ny. S bekerja sebagai Ibu rumah
tangga. Penghasilan yang didapat cukup untuk biaya kehidupan sehari- hari.

F. Stres Dan Koping


1. Stressor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek keluarga: Ny.Y masih bingung untuk memilih KB
yang akan digunakan. Ny.S takut jika kadar gulanya naik.
Stressor jangka panjang keluarga: Ny.Y mengatakan takut jika KB nya gagal

19
karena saat ini banyak yang gagal menggunakan KB yang dipilih.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah


Keluarga selalu berusaha dan berdoa supaya selalu di beri kesehatan untuk
semua anggota keluarga.

3. Strategi koping yang di gunakan


Dalam mengatasi suatu permasalahan yang di hadapi keluarga Tn. S
biasanya di lakukan musyawarah terlebih dahulu antar anggota keluarga.
Jadi sebelum kepala keluarga mengambil keputusan menanyakan pendapat
terlebih dahulu dari anggota keluarga.

4. Stertegi adaptasi disfungsional


Biasanya jika anak tidak bisa dinasehati hanya didiamkan saja karena sudah
besar, sudah bisa berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.

G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap supaya anggota keluarga selalu diberikan kesehatan, dan
diberikan kemudahan dalam menjaga kesehatannya.

20
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan KK Tn.S Ny. S Ny. R Ny.Y An.B An.F An.K
Fisik
TTV: TD, TD:140/80 TD:130/80m TD:110/70 TD: 120 TD:- TD:- TD:-
N,RR,S mmHg mHg mmHg mmHg N:98 N:100 N:120
N: 80x/mnt N:78x/mnt N: 78x/mnt N:82x/mnt S:36,1 C S: 36 C x/mnt
S:36 C S:36 C S:36,5 C S:36,2 C RR:24 RR: 24 S: 36C
RR: 20 x/mnt RR: 18x/mnt RR:20x/mnt RR: 22x/mnt RR: 36
Px. Fisik Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk
head to toe mesosepal, mesosepal, mesosepal, mesosepal, mesosepal, mesosepal, kepala
Kepala tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada mesosepal,
udem/benjola udem/benjola udem/benjola udem/benjola udem/benjola udem/benjola tidak ada
n, tidak ada n, tidak ada n, tidak ada n, tidak ada n, tidak ada n, tidak ada udem/benjo
lesi, rambut lesi, rambut lesi, rambut lesi, rambut lesi, rambut lesi, rambut lan, tidak
beruban, tidak beruban, tidak hitam, tidak hitam, tidak hitam, tidak hitam, tidak ada lesi,
rontok rontok rontok rontok rontok rontok rambut
hitam, tidak
rontok
Mata Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi Fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan
baik, baik, baik, baik, baik, baik, baik,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
unanemis, unanemis, unanemis, unanemis, unanemis, unanemis, unanemis,
sclera sclera sclera sclera sclera sclera sclera
Unikterik unikterik unikterik unikterik unikterik unikterik unikterik
Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk
Hidung normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal, tidak normal,
ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada polip, tidak ada
ada nafas ada nafas ada nafas ada nafas ada nafas tidak ada nafas polip, tidak

21
cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung cuping hidung ada nafas
cuping
hidung
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir Belum
lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi lembab, gigi tumbuh gigi
ada yang ada yang utuh utuh utuh utuh
ompong ompong
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar tyroid kelenjar
tyroid
Px.Dada I, Pal, Paru: I:Dada simetris I:Dada simetris I:Dada simetris I:Dada simetris I:Dada simetris I:Dada
Per, Aus I:Dada simetris tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi tidak ada lesi simetris tidak
tidak ada lesi Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada ada lesi
Pal: Tidak ada nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan Pal: Tidak
nyeri tekan Per: Sonor Per: Sonor Per: Sonor Per: Sonor Per: Sonor ada nyeri
Per: Sonor Aus:Vesikuler Aus:Vesikuler Aus:Vesikuler Aus:Vesikuler Aus:Vesikuler tekan
Aus:Vesikuler Per: Sonor
Aus:Vesiku
Jantung: Jantung: Jantung: Jantung: Jantung: ler Jantung:
Jantung: I: Ictus cordis I: Ictus cordis I: Ictus cordis I: Ictus cordis I: Ictus cordis I: Ictus
I: Ictus cordis tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak tidak tampak cordis tidak
tidak tampak Pal: Letak Pal: Letak Pal: Letak Pal: Letak Pal: Letak tampak
Pal: Letak jantung teraba jantung teraba jantung teraba jantung teraba jantung teraba Pal: Letak
jantung teraba
di ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5 di ICS 4-5 jantung
Per:Pekak Per:Pekak Per:Pekak Per:Pekak Per:Pekak Per:Pekak teraba di ICS
Aus:s1 s2 Aus:s1 s2 Aus:s1 s2 Aus:s1 s2 Aus:s1 s2 Aus:s1 s2 4-5
reguler reguler reguler reguler reguler reguler Per:Pekak
Aus:s1 s2
reguler

22
Abdomen I: Bentuk I: Bentuk I: Bentuk I: Bentuk I: Bentuk I: Bentuk I: Bentuk
I, Aus, simetris tidak simetris tidak simetris tidak simetris tidak simetris tidak simetris tidak simetris
Pal,Per ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi tidak ada
Aus:Bising Aus:Bising Aus:Bising Aus:Bising Aus:Bising Aus:Bising lesi
usus usus usus usus Usus usus Aus:Bising
12x/menit 10x/menit 14x/menit 10x/menit 14x/menit 14x/menit usus
Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada Pal: Tidak ada 16x/menit
nyeri perut nyeri perut nyeri perut nyeri perut nyeri perut nyeri perut Pal: Tidak
Per:Tympani Per:Tympani Per:Tympani Per:Tympani Per:Tympani Per:Tympani ada nyeri
perut
Per:Tympan
i

Ekstremitas Atas: Akral Atas: Akral Atas: Akral Atas: Akral Atas: Akral Atas: Akral Atas: Akral
atas dan hangat, tidak hangat, tidak hangat, tidak hangat, tidak hangat, tidak hangat, tidak hangat,
bawah ada udem ada udem ada udem ada udem ada udem ada udem tidak ada
Bawah: Akral Bawah: Akral Bawah: Akral Bawah: Akral Bawah: Akral Bawah: Akral udem
hangat tidak hangat tidak hangat tidak hangat tidak hangat tidak hangat tidak Bawah:
ada udem ada udem ada udem ada udem ada udem ada udem Akral
hangat tidak
ada udem

23
C. Analisa Data
NO DATA MASALAH

1 DS: Defisiensi Pengetahuan


- Ny.Y mengatakan bahwa saat ini ( 00126) mengenai KB
yang akan digunakan
belum menggunakan KB setelah
melahirkan anak yang ke2.
- Ny.Y mengatakan masih bingung
memilih KB yang akan
digunakan karena sedang
menyusui dan saat ini bayak
kasus yang mengalami kegagalan
dalam berKB.
- Ny.Y mengata suaminya belum
mengijinkan jika ibunya
menyuruh untuk menggunakan
spiral.
DO:
- Saat ini Ny.Y belum
menggunakan alat kontrasepsi
lagi.
- Ny.Y masih terlihat bingung
untuk menggunakan KB yang
akan digunakan.
2 DS: Ketidakefektifan
- Ny.S mengatakan menderita DM pemeliharaan kesehatan
sejak 5 thn yang lalu.
- Ny.S mengatakan saat aktivitas
cepat lelah
- Ny.S megatakan jarang
berolahraga, klien mengatakan
14

24
hanya mengikuti senam 1
bulanan di puskesmas.
- Ny.S mengatakan bahwa kaki
seringg terasa kaku dan
kesemutan.

DO:
- Bulan ini klien belum dilakukan
pengecekan gula darah, fisik
klien tampak tidak bugar, lesu
dan lemas.

D. Skoring dan Prioritas Masalah


Problem 1 : Defisiensi Pengetahuan

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI KEBENARAN


1 Sifat masalah: 2/3 1 3 Aktual
a. Tidak/kurang 2
sehat 1
b. Ancaman
Kesehatan
c. Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan ½ 2 2 Sebagian
masalah dapat 1
diubah: 0
a. Mudah
b. Sebagian
c. Tidak dapat
3 Potensi masalah 2/3 1 3 Sedang

25
untuk dicegah: 2

a. Tinggi 1
b.Rendah
c. Sedang
4 Menonjolnya 2/2 1 2 Masalah harus
masalah: 1 ditangani
a. Masalah berat 0
harus di tangani
b. Ada masalah
tetapi tidak perlu
segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan
JUMLAH 2 5/6

Problem: 2 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

NO KRITERIA SKOR BOBOT NILAI KEBENARAN


1 Sifat masalah: 2/3 1 3 Ancaman
a. Tidak/kurang 2 Kesehatan
sehat 1
b. Ancaman
Kesehatan
c. Keadaan
sejahtera
2 Kemungkinan 2/2=1 2 2 Sebagian
masalah dapat 1
diubah: 0
a. Mudah
b. Sebagian
c. Tidak dapat

26
3 Potensi masalah 1/3 1 3 Sedang
untuk dicegah: 2

a. Tinggi b.Rendah 1
c. Sedang

4 Menonjolnya ½ 1 2 Masalah berat harus


masalah: ditangani
1
a. Masalah berat
0
harus di tangani
b. Ada masalah
tetapi tidak perlu
segera ditangani
c. Masalah tidak
dirasakan

JUMLAH 2 3/6

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:
1. Defisiensi Pengetahuan( 00126) mengenai KB yang akan digunakan.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

27
2.3.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Tujuan Rencana


keperawatan Umum Khusus Keperawatan
Defisiensi Setelah dilakukan A. Keluarga mampu 1. Jelaskan
Pengetahuan tindakan mengenal. pengertian
(00126) keperawatan Setelah dilakukan tentang KB
selama 2 hari intervensi selama 2. Jelaskan
pada keluarga 1x30 menit, keluarga pengertian
Tn.S, keluarga mampu memahami: tentang
dapat memahami 1. Pengertian KB Alat
macam-macam 2. Pengertian alat kontrasepsi
KB secara jelas. kontrasepsi 3. Jelaskan
3. Macam- macam macam-
KB yang macam alat
diperbolehkan kontrasepsi
untuk ibu yanga dapat
menyusui digunakan
4. Cara penggunaan, untuk ibu

28
kelebihan dan menyusui
efek samping dari 4. Jelaskan
macam- macam cara
alat kontrasepsi penggunaan
5. Kontraindikasi , kelebihan,
dari macam- dan efek
macam alat samping
kontrasepsi dari
macam-
macam alat
kontrsepsi
5. Jelaskan
kontraindik
asi dari
macam-
macam alat
kontrasepsi.
B. Keluarga mampu berikan motivasi

29
memutuskan untuk keluarga supaya
meningkatkan atau klien bisa
memperbaiki menggunakan alat
kesehatan. kontrasepsi
Setelah dilakukan secepatnya.
kunjunan, keluarga
berpartisipasi dalam
memutuskan
perawatan kesehatan.
C. Keluarga mampu berikan penjelasan
merawat. kapan klien harus
Setelah dilakukan kontol ulng setelah
kunjungan, keluarga penggunaan alat
mampu untuk kontrasepsi.
mengontrol efek
samping yang
dialami.
D. Keluarga mampu motivasi keluarga

30
memanfaatkan untuk berkonsultasi
fasilitas kesehatan. ke tenaga
Setelah dilakukan kesehatan yang
kunjungan , keluarga ada, mengenai
mampu penggunnaan KB
mengguanakan yang akan
fasilitas kesehatan digunakan.
yang ada.

31
2.2.4 Implementasi dan Evaluasi

Diagnosa Tanggal& Implementasi Evaluasi Paraf


Waktu
Defisiensi Sabtu, 11 Juni - Melakukan penkes tentang S:
Pengetahuan 2016 penggunaan KB yang aman Keluaga khususnya Ny.Y

J m 13.30 untuk ibu menyusui mengatakan sudah faham dengan


materi ynag sudah di jelaskan.
- Menjelaskan pengertian KB
Ny.Y mengatakan secepatnya untuk
- Menjelaskan pengertian alat menggunakan KB
kontrasepsi
O:
- Menjelaskan macam-macam
Ny tampak anatusias mendengarkan
KB yang digunakan untuk penjelasan
ibu menyusui
Keluarga aktif dalam bertanya A:
- Menjelaskan cara
Masalah defisiensi mengenai KB
penggunaan, kelebihan dan yangakan digunakan belum teratasi P:
efek samping dari macam- Lanjutkan intervensi
macam alat kontrasepsi
- Melakukan evaluasi terhadap
- Menjelaskan kintraindikasi
penkes yang teah dilakukan
dari macam- macam alat
- Menganjurkan klien untuk
kontrasepsi

32
secepatnya menggunakan KB,

Defisiensi Senin, 13 Juni Melakukan evaluasi tentang penkes S:

Pengetahuan 2016 KB . - Ny.Y mengatakan masih


belum menggunakan KB
- Ny.Y mengatakan inging
enggunakan KB implant
O:

- Klien dapat menyebutkan


efek samping , keuntungan
dan kontraindikasi dari KB
implant
- Klien dapat menyebutkan
keuntungan, efek samping
dan kontraindikasi dari KB
IUD
- Klien dapat menyebutkan
kerugian dari KB mini PIL
A:

33
- Masalah keperawatan
defisiensi pengetahuan belum teratasi

P:

- Pertahankan intervensi
- Memberikan motivasi untuk
KB secepatnya.

34
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya
jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah
serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan
kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu
usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan
pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

3.2 Saran
1). Tenaga Kesehatan
Diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan promosi
kesehatan melalui media seperti brosur-brosur atau leaflet tentang
kontrasepsi agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kontrasepsi.

2). Bagi Pasangan Usia Subur (PUS) agar lebih aktif mencari informasi
mengenai kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan, dan mengikuti
konseling sebelum menentukan pilihan kontrasepsi.

35
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta,2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat
Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta
Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta
Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.
Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB.http://www.info
ibu.com//

36

Anda mungkin juga menyukai