Pragmatik merupakan salah satu unit cabang linguistik yang mempelajari mengenai
konteks dan fungsi dari sebuah teks maupun ujaran seorang pembicara atau penulis.
Menurut Levinson (1983: 9) pragmatik “… is the study of those relations between language
and context that are grammaticalized, or encoded in the structures of language” atau dapat
diartikan bahwa pragmatic adalah bidang studi yang menelaah hubungan antar bahasa dan
3. Bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang
4. Bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi
McManis, et al. menyatakan bahwa “… we can see that pragmatics does more than just “fill
in the details”. Pragmatics concerns itself with how people use language within context and
why they use language in particular ways.” Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa
pragmatik dapat menganalisis ujaran dalam pemaknaan yang lebih luas dan pragmatik juga
memperhatikan cara yang digunakan orang-orang dalam konteksnya dan cara tertentu dalam
mengenai makna yang dimaksudkan oleh orang lain, asumsi mereka, tujuan mereka, dan jenis
Secara garis besar, pragmatik mempelajari tentang maksud dibalik setiap ujaran maupun teks.
Bahkan bahasa tubuh atau gerak gerik seorang pembicara saat menyampaikan ujarannya
dapat mengungkap semua maksud dan makna dari apa yang ia sampaikan.
Pragmatik dapat mendeskripsikan maksud tersirat dari sebuah percakapan yang dapat
menjadikan pembicara lebih bisa diterima masyarakat dengan apa yang ia maksudkan dalam
percakapannya.
Meskipun kita telah mempelajari bagaimana kata secara gramatikal dan leksikal
saling berpadu satu sama lain, kita tidak berfokus pada bagaimana ujaran sempurna saling
terkait dengan ujaran lainnya melalui fungsinya masing-masing, dan memang bagian
keseluruhan dari percakapan berhubungan dengan bagian lain disekitarnya dalam suatu
struktur percakapan. Sebuah percakapan cenderung terjadi dalam rangkaian ujaran yang
terkait dan terkombinasikan. Percakapan biasa sangatlah berbeda dengan bahasa tertulis,
tidak hanya dikarenakan lebih dari satu orang yang terlibat, tapi juga karena percakapan
dibangun “ditempat” dan karena hal tersebut penuh dengan keragu-raguan dan diskontinuitas
lainnya.
Percakapan adalah kumpulan ujaran yang memiliki makna yang termasuk dalam
sebuah wacana karena adanya konteks, koherensi dan kepaduan pada ujaran satu ke ujaran
yang lainnya. Ada dua cara untuk menguji struktur dari sebuah wacana percakapan, yaitu
Exchange Structure dapat dilakukan dengan membuat model kemudian menjadikannya data
hal ini membutuhkan IRF atau tiga gerakan dasar, yaitu Initiation, Response, and Follow up.
Contoh dari Exchange Structure adalah kegiatan di kelas yang masih teacher centered
dimana guru memiliki kuasa yang lebih besar terhadap murid-muridnya karena ia memiliki
kekuasaan untuk melempar pertanyaan pada murid, mereka harus memberi respon pada
pertanyaan tersebut, lalu si guru akan menanggapi respon dari muridnya tersebut.
Conversation Analysis sebaliknya berawal dari sebuah data kemudian model dapat dibuat.
berhubungan, yang membuka sedikit demi sedikit dan menyiratkan sebuah negosiasi
kerjasama antar pembicara yang menunjukkan bahwa percakapan merupakan suatu proses.
Ada tiga strategi interaksi dalam sebuah percakapan, yaitu Taking the Floor (pengambilalihan
giliran berbicara), Holding the Floor (penguasaan giliran berbicara), dan Yielding the Floor
(memberikan giliran bicara). Maka saya akan membahas salah satu strategi interaksi
Taking the Floor (pengambilalihan giliran berbicara) dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
(interupsi). Ada dua jenis Starting Up atau cara memulai sebuah percakapan, yaitu Hesitant
Start (adanya jeda) yang merupaklan ketidaksiapan untuk memulai percakapan sehingga
membutuhkan waktu untuk berpikir dulu. Clean Start (tanpa jeda) yang merupakan kebalikan
dari Hesitant start, tidak adanya jeda dalam memulai percakapan, tidak siap untuk memulai
percakapan tetapi tidak memberi banyak waktu untuk jeda . Contoh Hesitant Start:
B: Uhmm.. I would love to go there too. I need to find a new grammar book.
Clean Start:
Ada beberapa kata yang berfungsi untuk mengisi jeda. Diantaranya adalah Filled Pauses dan
Verbal Filler. Semakin banyak Filled Pauses yang ditunjukkan oleh pembicara
membukitikan bahwa ia belum siap untuk melanjutkan giliran berbicara. Contoh Filled
Verbal Filler juga berfungsi sama seperti Filled pauses, tetapi lebih menggunakan kata yang
Taking over atau mengambil alih giliran berbicara, yaitu mengambil giliran berbicara ketika
pembicara sebelumnya telah selesai menyampaikan apa yang ingin ia ujarkan, member
Interrupting dan Overlaping atau interupsi dan tumpang tindihnya ujaran. Interupsi dilakukan
saat lawan bicara menganggap pesan yang perlu disampaikan pembicara sudah cukup,
sehingga lawan bicara merasa perlu memotong ujaran yang sedang disampaikan tanpa
menunggu pembicara selesai mengutarakan ujarannya. Contoh dari Gumperz (1982: 175):
Overlap dilakukan saat lawan bicara memprediksi bahwa pembicara akan segera member
Ada strategi untuk menghindari orang lain menginterupsi saat terjadinya percakapan, yaitu
dengan melakukan strategi repetisi sehingga lawan bicara bisa menahan diri untuk tidak
menginterupsi ketika repetisi dilakukan. Repetisi atau pengulangan ini bisa bersifat leksikal,
Interupsi dan overlap merupakan mekanisme turn taking sehingga terpengaruhi dengan
pirantinya, yaitu Transition Relevance Place (TRP) atau tempat terjadinya giliran berbicara.
Interupsi merupakan TRP, karena pembicara tidak menunggu hingga TRP. Identifikasi
terhadap TRP yaitu melalui prosedur pemilihan penutur selanjutnya (next speaker) dan unsur-
Jadi, percakapan juga merupakan sarana bagi seseorang untuk dapat berinteraksi dengan
orang lain dalam konteks berorganisasi dengan kehidupan sosial. Pragmatik dalam
percakapan dapat mengungkap maksud dari apa yang dituturkan pembicara untuk mendapat
Cutting, Joan. 2002. Pragmatics and Discourse: A Resource Book for Student. New York:
Routledge.
Have, Paul ten. 2007. Doing Conversation Analysiss A Practical Guide. London: SAGE
Publications Ltd.
Hutchby, Ian., Wooffitt, Robin. 2008. Conversation Analysis. Cambridge: Polity Press.
Journal
Heldner, Mattias., Edlund, jens. 2010. Pauses, gaps and overlaps in conversation. Journal of
Phonetic. Stockholm: Elsevier.
Pragmatik dalam Percakapan
Makalah
180410100018/ Lx 2
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SASTRA INGGRIS
JATINANGOR
2012