Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENELITIAN

TAKSONOMI MODERN

Hubungan Kekerabatan Kacang Hijau (Vigna radiata)

Berdasarkan Karakter Morfologi

Disusun Oleh:
Nama : Aisyah Nur Safitri
NIM : K4317005
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena dengan rahmat – Nya
penulis diberi kemudahan untuk menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada
waktunya. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memahami hubungan kekerabatan
pada kacang hijau (Vigna radiata). Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Ibu
Dr. Muzzazinah M, Si. Dosen pengampu mata kuliah Taksonomi Modern, orang tua
kami, dan teman – teman yang telah memberikan dukungan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari dalam menyusun laporan ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritikannya
untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 3 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. i

Kata Pengantar ........................................................................................................... ii

Daftar Isi ..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

Rumusan Masalah .............................................................................. 2

Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II ISI ........................................................................................................ 3

Metodologi Penelitian ......................................................................... 3

Pohon Filogenik (Dendogram) ........................................................... 3

Analisis Pohon Filogenik (Dendogram) ............................................ 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 7

Kesimpulan .......................................................................................... 7

Saran .................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Tidak ada dua individu yang sama persis”. Hal ini disebabkan oleh adanya
variasi organisme dari spesies yang sama atau keanekaragaman spesiesnya.
Lingkungan atau faktor eksternal seperti makanan, suhu, cahaya, kelembaban, pH,
curah hujan dan faktor-faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang
diwariska dari kedua induknya sangat berpengaruh terhadap fenotif suatu individu.
Dengan demikian fenotif suatu individu merupakan interaksi antara genotip
dengan lingkungan. Baik hewan maupun tumbuhan juga mempunyai variasi yang
tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khasnya.
Karena adanya variasi organisme dari spesies yang sama atau disebut juga
keanekaragaman spesies, maka tidak akan pernah ada dua individu yang sama
persis. Hal ini diantaranya dapat disebabkan oleh lingkungan atau faktor eksternal
seperti cahaya matahari, kelembaban, suhu, makanan, curah hujan, dan faktor-
faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua
induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian
maka fenotip suatu individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan
lingkungan. Baik hewan maupun tumbuhan juga memiliki variasi yang tampak
antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna dan ciri khas lainnya.
Jenis kacang hijau (Vigna radiata) yang ditanam di setiap daerah beragam,
sesuai dengan preferensi daerah setempat, ada yang bijinya berwarna kusam,
mengkilap atau polong warna coklat. Kualitas produk olahan kacang hijau juga
ditentukan oleh sifat fisik dan kimia bahan bakunya yang berkaitan dengan sifat
genetik tanamannya. Karakterisasi secara morfologis memperlihatkan bahwa
populasi bahan genetik kacang hijau di Balitkabi memiliki keragaman dan
kemiripan untuk sifat kualitatif maupun kuantitatif, sehingga diperlukan
pengelompokan aksesi (Trustinah dan Anwari, 2010).
Pengelompokan plasma nutfah sesuai dengan ciri dan keunggulannya memiliki
arti penting, terutama dalam memberikan umpan ke depan melalui penyediaan
sumber gen berguna bagi pemulia tanaman. Pengelompokan aksesi untuk karakter
kualitatif dapat dilakukan secara visual sesuai dengan deskriptor yang ada,
sedangkan pengelompokan untuk karakter kuantitatif memerlukan alat bantu
statistika. Zubair et al. (2007) menggunakan analisis peubah ganda untuk
mengevaluasi sifat kuantitatif genotipe kacang hijau dengan menggunakan
program SPSS, sedangkan Musalamah dan Anwari (2007) menggunakan program
NTSYS untuk meng evaluasi kekerabatan antaraksesi kacang hijau berdasarkan
karakter kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaman karakter kuantitatif
populasi kacang hijau dan ciri pembedanya menggunakan analisis peubah ganda.
Hasil penelitian akan memberikan informasi penting bagi pemulia tanaman dalam
pengelolaan bahan genetik kacang hijau.

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan kekerabatan pada kacang hijau (Vigna radiata)
berdasarkan karakter morfologi?

C. Tujuan
Mengetahui hubungan kekerabatan pada kacang hijau (Vigna radiata) berdasarkan
karakter morfologi.

2
BAB II
ISI
A. Metode Penelitian
Bahan untuk penelitian terdiri dari 15 aksesi kacang hijau dengan total individu
sebanyak 30. Pengujian dilakukan di persawahan yang ditanami kacang hijau
di daerah Adikarso, Kebumen. Setiap aksesi diambil sampel sebanyak 2
individu. Tanaman yang diamati berumur 65 hari. Bagian tanaman yang akan
diteliti diantaranya organ daun, batang, bunga. Pendataan karakter dilakukan
berdasarkan pengamatan spesimen baik yang dilakukan secara langsung di
lokasi asal spesimen maupun yang dilakukan di laboratorium. Dari hasil
pengamatan tersebut kemudian di data karakter-karakter morfologi serta
keterangan lainnya sesuai dengan parameter yang telah ditentukan.
Pengambilan data diawali dengan tahap pengumpulan sampel. Sampel
yang digunakan adalah bagian-bagian dari tubuh tumbuhan kacang hijau.
Analisis data dilakukan dua tahap, yaitu analisis data dengan metode fenetik
dan analisis data deskriptif. Analisis data dengan metode fenetik untuk
mengelompokkan spesies dari genus Vigna berdasarkan kesamaan fenotip.
Kemudian untuk menghitung besar persamaan yang ada antar spesies
menggunakan aplikasi NTSYS dengan hasil akhir berupa dendogram yang
menunjukkan adanya karakter penting yang digunakan sebagai pembeda.

B. Pohon Filogenik
A

E
C
F
I
B G
J

D
M
K
N
H O

3
C. Analisis Pohon Filogenik
Karakteristik aksesi plasma nuftah kacang hijau dapat dijelaskan oleh tiga
faktor. Faktor I adalah umur tanaman (umur berbunga, umur masak). Faktor kedua
adalah hasil karena berkorelasi dengan tinggi tanaman, jumlah polong, dan berat
biji. Faktor ketiga adalah ukuran polong (panjang polong dan jumlah biji per
polong).
Pada kegiatan praktikum mengenai keanekaragaman pada tumbuhan, saya
melakukan identifikasi pada tumbuhan yang telah ditentukan. Tumbuhan yang saya
identifikasi merupakan satu jenis tanaman dengan variasi yang berbeda-beda. Jenis
tanaman yang saya amati adalah tanaman Vigna radiata (kacang hijau). Terdapat
15 aksesi dengan jumlah total 30 individu dari Vigna radiata yang diamati, antara
lain warna batang, permukaan kulit batang, warna tangkai daun, permukaan tangkai
daun, diameter batang, diameter tangkai daun dan masih banyak lagi. Setiap
individu diberi nama A1, A2, A3, A4 sampai A30.
Setiap tumbuhan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, hal ini
menunjukkan adanya variasi sifat dari masing-masing individu salam satu spesies.
Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dari setiap individu yang diamati.
Perbedaan setiap macam individu terdapat pada diameter kanopi, tinggi batang,
diameter batang, permukaan kulit batang, warna batang, ukuran tangkai daun,
warna tangkai daun, permukaan tangkai daun, diameter tangkai daun, permukaan
atas daun, permukaan bawah daun, panjang dan lebar daun, warna daun, warna
buah mentah, warna buah matang, warna biji, ukuran biji, diameter biji. Persamaan
masing-masing individu terdapat pada habitus, bentuk kanopi, pola percabangan,
arah tumbuh, jumlah anak daun, bentuk tangkai daun, tepi daun, ujung daun,
susunan daun, pangkal daun, bentuk buah dan bentuk biji.
Untuk mendapatkan perbandingan antara setiap individu tersebut, dapat
dilakukan dengan analisa kesamaan dan keberagaman dengan menggunakan
aplikasi NTSYS. Berdasarkan hasil dari dendogram, kacang hijau yang diamati
terbagi menjadi 2 kelompok, dimisalkan A dan B. Kelompok A dan B memiliki
indeks kesamaan sebesar 0, 68. Artinya kelompok A dan B tidak selalu memiliki
persamaan, namun terdapat beberapa perbedaan antara keduanya. Berdasarkan
analisis data, pembagian ini didapatkan karena adanya perbedaan pada 4 karakter
utama yaitu permukaan kulit batang, permukaan atas dan bawah daun serta
permukaan kulit buah.
1. Kelompok A terbagi lagi menjadi 2 spesies yang berbeda yaitu A1 dan A9.
Spesies A1 dan A9 memiliki indeks kesamaan sebesar 0,895. Indeks kesamaan
tersebut belum mencapai 1,00 yang berarti terdapat beberapa karakter berbeda
diantara keduanya, karakter yang membedakan antara dua spesies tersebut
ialah tinggi batang, diameter kanopi, ukuran daun dan ukuran biji.
2. Kelompok B terbagi lagi menjadi 2 kelompok, dimisalkan kelompok C dan D.
Kelompok C dan D memiliki indeks kesamaan sebesar 0,735. Indeks kesamaan
tersebut belum mencapai 1,00 yang berarti terdapat beberapa karakter berbeda
diantara keduanya.

4
Kemudian kelompok C terbagi lagi menjadi 2 kelompok, dimisalkan E
dan F, memiliki indeks kesamaan sebesar 0,795. Kelompok E dan F masing-
masing terbagi lagi menjadi 2 kelompok. Kelompok E memiliki 4 spesies yang
memiliki kekerabatan dekat dengan indeks kesamaan 0,895. Keempat spesies
tersebut ialah A2, A8, A5 dan A6. Persamaan pada keempat varietas tersebut
sebanyak 26 karakter sama, antara lain habitus, bentuk kanopi, pola
percabangan, arah tumbuh, permukaan kulit batang, warna batang, jumlah
anak daun, bentuk tangkai daun, warna tangkai daun, permukaan tangkai daun,
diameter tangkai daun, tepi daun, ujung daun, pangkal daun, permukaan atas
dan bawah daun, susunan daun, warna daun, tangkai bunga, letak bunga dan
buah, warna buah mentah dan matang, bentuk buah, kulit buah dan bentuk biji.
Kelompok F juga terbagi lagi menjadi 2 spesies yang berbeda yaitu A3 dan
A10. Spesies A3 dan A10 memiliki indeks kesamaan sebesar 0,875. Indeks
kesamaan tersebut belum mencapai 1,00 yang berarti terdapat beberapa
karakter berbeda diantara keduanya, karakter yang membedakan antara dua
spesies tersebut ialah diameter kanopi, tinggi batang, diameter batang, ukuran
tangkai daun, diameter tangkai daun, ukuran panjang dan lebar daun serta
jumlah biji dalam buah.
Kelompok D terbagi menjadi 2 kelompok, dimisalkan G dan H,
memiliki indeks kesamaan sebesar 0,78. Kelompok G dan H masing-masing
terbagi lagi menjadi 2 kelompok, namun varietas dari spesies pada kelompok
H lebih banyak dibandingkan kelompok G. Kelompok G terbagi lagi menjadi
2 kelompok yaitu I dan J. Kelompok I hanya terdiri dari satu spesies yaitu A
21. Sedangkan kelompok J terdiri dari 4 spesies, yaitu A22, A24, A27 dan A30
. Keempat spesies tersebut memiliki indeks kesamaan sebesar 0,955. Indeks
kesamaan tersebut belum mencapai 1,00 yang berarti terdapat beberapa
karakter berbeda diantara kelimanya. Adapun karakter yang berbeda ialah
diameter kanopi, tinggi batang, ukuran panjang dan lebar daun, ukuran buah,
jumlah biji dalam buah, ukuran biji dan diameter biji. Kemudian untuk
kelompok H terbagi juga menjadi 2 kelompok yaitu kelompok K dan L dengan
indeks kesamaan sebesar 0,795. Kelompok K kemudian terbagi menjadi
kelompok M dan N dengan indeks kesamaan sebesar 0,855. Kelompok M
terbagi menjadi beberapa spesies yang memiliki persamaan dan perbedaan
karakter. Terdapat satu spesies yaitu A23 yang memiliki perbedaan yang
menonjol dari spesies lain pada kelompok M. Sedangkan spesies lainnya yaitu
A6, A7, A23, A25, A26 dan A28 memiliki kekerabatan yang cukup dekat. Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya kesamaan pada keenam varietas tersebut
sebanyak 28 karakter. Kelompok L juga terbagi menjadi 2 kelompok yaitu O
dan P dengan nilai indeks kesamaan sebesar 0,895. Pada kelompok O terdiri
dari 3 spesies, 2 diantaranya memiliki kekerabatan yang dekat dengan indeks
kesamaan sebesar 0,955. Spesies tersebut ialah A11 dan A12. Sedangkan
untuk kelompok P terdiri dari 7 spesies yaitu A14, A15, A16, A17, A18, A19
dan A20. Pada kelompok ini terdapat 2 spesies yang memiliki kekerabatan
yang sangat dekat. Spesies tersebut ialah A15 dan A19. Nilai indeks kesamaan

5
sebesar 1,00. Nilai tersebut merupakan nilai indeks yang paling tinggi, artinya
individu-individu tersebut memiliki taraf kesamaan paling tinggi banyak. Hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya kesamaan pada kedua varietas tersebut
sebanyak 34 karakter sama dari 40 karakter yang diamati, antara lain habitus,
bentuk kanopi, pola percabangan, arah tumbuh, permukaan kulit batang, warna
batang, jumlah anak daun, bentuk tangkai daun, warna tangkai daun,
permukaan tangkai daun, tepi daun, ujung daun, permukaan atas dan bawah
daun, panjang dan lebar daun, pangkal daun, warna daun, bentuk tangkai daun,
letak bunga, letak buah, warna buah mentah dan matang, bentuk buah,
permukaan kulit buah, jumlah biji dalam buah, bentuk biji, warna biji, panjang
biji dan lebar biji.

Perbedaan yang terdapat pada individu-individu tersebut walaupun berada


dalam satu spesies. Variasi organisme ini terjadi karena adanya beberapa faktor,
yaitu faktor internal (faktor menurun yang diwariskan) yaitu adanya pengaruh
lingkungan terhadap fenotip suatu individu. Hal tersebut pada akhirnya
menyebabkan perbedaan genotip pada sifat tertentu yang dimiliki setiap individu
sehingga memiliki fenotip (penampakan) yang berbeda-beda.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mahasiswa mengetahui
bahwa terdapat keanekaragaman pada spesies kacang hijau (Vigna radiata).
Hubungan kekerabatan antar spesies kacang hijau ditinjau dari karakter
morfologi dan dendogram menghasilkan 2 kelompok utama, yaitu kelompok
A dan kelompok B. Karakter yang dapat membedakan dan mempengaruhi
pengelompokan antar spesies Vigna radiata berdasarkan hasil analisis NTSYS
dibagi menjadi 40 karakter yang terdiri dari habitus, bentuk kanopi, diameter
kanopi, tinggi pohon, pola percabangan, arah tumbuh batang, permukaan kulit
batang, warna batang, bentuk batang, diameter batang, tipe daun, bentuk
tangkai daun, ukuran tangkai daun, warna tagkai daun, permukaan tangkai
daun, bentuk daun, tepi daun, ujung daun, permukaan atas dan bawah daun,
panjang daun, lebar daun, susunan daun, pangkal daun, warna daun, tangkai
bunga, letak bunga, tipe buah, warna buah mentah dan matang, ukuran buah,
bentuk buah, permukaan kulit buah, jumlah biji dalam buah,bentuk biji, warna
biji, ukuran biji dan diameter biji.

B. Saran
Aksesi kacang hijau di dalam setiap kelompok memiliki kemiripan
untuk banyak karakter yang secara mudah dikenali secara visual disarankan
untuk diamati karakter kualitatif dan bila memungkinkan dilanjutkan dengan
analisis kemiripan genetik sebagai penciri aksesi di dalam kelompok yang
besangkutan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Musalamah dan M. Anwari. (2007). Hubungan kekerabatan antar aksesi kacang


hijau berdasar kan karakter kuantitatif. Hal.134–144. dalam Harnowo D.
dkk. (Eds). Peningkatan Produksi kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Mendukung Kemandirian Pangan. Puslitbangtan.
Trustinah & Iswanto, Rudi. (2013). Pengelompokan Aksesi Kacang Hijau
Berdasarkan Karakter Kuantitatif. Prosiding Seminar Hasil Penelitian
Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Hal 459-464
Trustinah dan M. Anwari. (2010). Konservasi, Karakterisasi, Evaluasi, dan
Pengembangan Database Plasma Nutfah Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian. Malang : Balitkabi
Zubair M., S.U. Ajmal, M. Anwar, A.M. Haqqani. (2007). Multivariate analysis
for quantitative traits in mungbean (Vigna radiata (L.) Wilczek). Pak. J. Bot.,
39(1) :103–113.

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai