BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis
(Anthonie, 2013).
Makanan dan minuman akan di proses didalam mulut dengan bantuan gigi-geligi,
lidah dan saliva. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu
makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang
Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sehat bukan hanya digambarkan melalui diri kita yang tidak terkena suatu
2
penyakit apapun atau tidak cacat. Sehat itu dapat ditinjau dari berbagai aspek
yang dapat mendukung kesehatan itu sendiri. Seperti kualitas Ekonomi, Sosial,
nagara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit
jaringan keras gigi di samping penyakit gusi. Karies merupakan suatu penyakit
jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh
aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya
adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan
Karies gigi adalah suatu penyakit infeksi dalam rongga mulut yang dapat
dicegah yang merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada anak-anak dan
orang dewasa di Amerika Serikat. Rata-rata waktu dari mulai terjadinya lesi awal
hingga terjadinya lubang gigi pada anak-anak adalah sekitar 6 bulan. Proses
terjadinya karies gigi pada umumnya dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama
yang berperan dan saling mendukung di dalam rongga mulut yaitu host
(karbohidrat yang terfermentasi) dan waktu, karies gigi bisa terjadi jika keempat
Di Amerika Serikat anak-anak usia 2-6 tahun yang mengalami karies gigi
saja meningkat meskipun telah dilakukan upaya terbaik oleh para lembaga
profesional kesehatan gigi untuk mengurangi terjadinya karies gigi (Asrianti dkk,
2013).
Karies yang terjadi pada gigi anak dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri,
maka anak akan kehilangan selera makan dan kadang dapat terjadi demam serta
makan dan akhirnya menjdi kurus. Dalam hal ini, secara tidak langsung, karies
pada anak akan mempengaruhi proses tumbuh kembang dan pertumbuhan gigi
Prevalensi karies gigi di Sulawesi Tenggara tahun 2009 sebesar 62% atau
sekitar 1.214.836 orang dari jumlah penduduk 1.959.414 orang dan 74%
2009 didapatkan hasil karies gigi bervariasi menurut kabupaten atau kota dengan
Penelitian yang dilakukan oleh Inal Naing tahun 2011 pada anak TK Negeri
Kendari yang diteliti, terdapat 60 anak atau 90,90% mengalami karies, sedangkan
yang tidak mengalami karies hanya 4 orang atau 9,10%. Hal ini termaksud dalam
kategori penderita karies yang cukup tinggi. Penelitian ini juga mendapat hasil
anak, tingkat pengetahuan ibu yaitu 59,10% responden tergolong dengan kriteria
Menurut usia pra sekolah, resiko anak mengalami karies gigi cukup tinggi.
Pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua terutama ibu dalam pemeliharaan gigi
manis seperti permen, gulali dan coklat yang diketahui sebagai substrat dan
disukai oleh bakteri yang selanjutnya dapat melarutkan struktur gigi. Keadaan ini
bersama dengan orang tua atau pengasuh mereka, khususnya ibu. Hal ini yang
mewujudkan bahwa pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak dan hasilnya
pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini merupakan suatu hal
yang kadang-kadang menimbulkan rasa kekhawatiran pada setiap ibu. Para ibu
menerima perawatan gigi. Selain itu para ibu juga merasakan kekhawatiran
apabila telah melihat ada kelainan pada gigi anaknya. Rasa khawatir tersebut
dapat ditanggulangi dengan cara mempersiapkan para calon ibu, dan para ibu
dalam menentukan dan mengambil langkah-langkah apa yang tepat dan dapat
pengetahuan para ibu mengenai kelainan pada gigi dan mulut anak (Jordan,
2014).
5
Berdasarkan survei awal yang telah dilakukan secara langsung pada 15 anak
di TK Dinul Islam Kota Kendari di dapatkan hasil bahwa dari 15 anak tersebut
keseluruhan memiliki gigi yang karies dan hasil dari wawan cara dari ibu di
Kendari”.
B. Rumusan Masalah
penelitian seperti berikut “ apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
karies dengan upaya merawat kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak- Kanak
C. Tujuan Pelitian
1. Tujuan Umum
dengan upaya merawat kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak- Kanak
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
upaya merawat kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak-Kanak Dinul Islam
Kota Kendari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
b. Bagi Pemerintah
dasar.
7
c. Bagi Penulis
merawat kesehatan gigi pada anak di Taman Kanak- Kanak Dinul Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pengetahuan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Wawan &
Dewi, 2010).
tindakan seseorang (Wawan dan dewi, 2010) menjelaskan Agar manusia bisa
dirasakan.
sebagai berikut:
9
Cara ini telah dipakai orang sebelum kebuadayaan, cara coba salah
kemungkinan yang lain sampai berhasil. Berdasarkan alasan itu cara ini
disebut dengan metode trial (coba) dan eror (gagal atau salah) atau
apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Namun demikian kebisan-
a. Faktor internal
1) Pendidikan
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
langsung.
11
3) Umur
a) Perubahan ukuran
b) Perubahan profesi
b. Faktor eksternal
1) Lingkungan
kelompok.
2) Informasi
4. Tingkat pengetahuan
a. Tahu (know)
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang diepelajari antara lain
b. Memahami (comperehension)
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
c. Aplikasi (aplication)
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kondisi atau situasi
yang lain.
d. Analisis (analysis)
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
sebagainya.
e. Sintetis (syntheatis)
ada.
f. Evaluasi (evaluation)
penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
Tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi adalah faktor yang penting dalam
mempengaruhi kesehatan dan penyakit gigi anak, terutama dalam hal pencegahan
1. Pekerjaan
2. Tingkat pendidikan
14
3. Pengalaman
4. Status ekonomi
Orang tua adalah contoh pertama yag dikenal anak sejak lahir terutama ibu.
Oleh karena itu, perilaku dan kebiasaan orang tua dapat dicontoh oleh sang anak.
Pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan kesehatan
gigi anak kelak. Namun, tahu saja tidak cukup, perlu diikuti dengan kepedulian
kebersihan gigi dan mulut anak sehingga kesehatan gigi dan mulut anak dapat
baik. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangat menentukan status
kesehatan gigi anak kelak. Seorang ibu memegang peranan penting dalam suatu
keluarga, baik sebagai seorang istri maupun sebagai seorang ibu dari anak-
anaknya. Contoh pertama yang dikenal karena anak begitu dia lahir adalah ibu.
Oleh karena itu, perilaku dan kebiasaan ibu dapat dicontoh oleh anak. Namun
pengetahuan saja tidak cukup perlu diikuti dengan sikap dan tindakan yang tepat.
Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap kesehatan gigi dan mulut akan
menentukan kesehatan gigi anak kelak. Mulai timbulnya gigi merupakan proses
Ibu harus mengetahui cara merawat gigi anak tersebut, dan ibu juga harus
mengajar anaknya cara merawat gigi yang baik. Walaupun masih memiliki gigi
susu seorang anak harus mendapatkan perhatian serius dari orang tua. Kondisi
gigi susu akan menentukan pertumbuhan gigi permanen anak. Akan tetapi
15
banyak orang tua yang beranggapan bahwa gigi susu hanya sementara dan akan
diganti oleh gigi geligi tetap sehingga mereka sering menganggap kerusakan
pada gigi susu yang disebabkan oleh oral higene bukan berati suatu masalah
(PDGI, 2009).
Contoh, masih banyak ibu yang malas menggosok gigi meskipun kesehatan gigi
penting. Bahkan ada ibu rumah tangga yang jarang mandi (Machfoed, 2006).
Herian (2010) menjelaskan beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu untuk
1) Bantu dan ajar anak saat sedang menyikat gigi. Bila ibu bersama anak
dari ibu, ibu dapat memperhatikan apakah cara menyikat gigi anak sudah
benar.
2) Pasta gigi dengan aneka rasa dan warna menarik bagi anak, dan formulanya
sudah direncanakan sedemikian rupa agar aman bila tertelan. Namun pasta
gigi yang mengandung fluor untuk gigi sebaiknya diberikan setelah anak
permen dan coklat atau makanan manis tetap diberikan. Namun perlu
4) Dua hal yang sering dilakukan keluarga agar anak tidak akan terlalu merasa
asing saat dibawa kedokter gigi dengan meluangkan waktu untuk melihat
Apabila ibu dalam perawatan gigi anaknya tidak dilakukan secara lebih dini,
kerusakan gigi berlangsung terus tanpa kendali dan keadaan ini bisa disalah
dapa dilakukan untuk mencegah hal ini, adalah Salah satunya yaitu pemilihan
sikat gigi yang baik dan benar. Bulu sikat yang baik dan benar adalah tidak
terlalu lunak dengan ujung bulu sikat gigi me mbulat atau tumpul. Bulu sikat
yang terlalu keras akan melukai gusi dan mengabrasi lapisan gigi. Bila bulu sikat
terlalu lunak, efektivitas pembersihan kurang baik. Ujung bulu sikat bermacam-
macam yaitu berbentuk bulat, runcing atau datar. Ujung bulu sikat yang baik
adalah membulat karena dapat mengurangi iritasi terhadap lapisan gigi dan
Rutinitas menyikat gigi minimal dua kali sehari dan menggunakan benang
plak didalam mulut. Selain itu, menjaga kebersihan mulut juga dapat dilakukan
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu emal,
gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. Sintesa polisakarida
(Nursalam, 2007).
18
2) Bakteri
merupakan lapisan tipis dan lunak pada gigi yang terdiri dari sisa-
(Hasibua, 2002).
pelumas jaringan.
penyebab terjadinnya mulut kering adalah radiasi pada daerah leher dan
misalnya pada daerah pit dan fisure pada permukaan oklusal molar dan
kontak, email pada tepian daerah leher gigi sedikit diatas tepi gingival,
tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengeper serta permukaan gigi
yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan. Selain itu, keadaan
susunan gigi yang tidak rapi misalnya berjejal juga merupakan salah satu
4) Waktu
email yang paling penting, pH ini tetap bertahan untuk waktu antara
b. Faktor luar
1. Usia
bertambah. Hal ini jelas karena faktor resiko terjadinya karies akan
Karies gigi manusia merupakan salah satu penyakit yang sangat luas
jumlah penduduk dewasa, dan lanjut usia secara umum diterima alasan
bahwa karies gigi akibat dari kebiasaan makan yang salah, terutama karena
2010).
dipermukaan gigi. Sukrosa gula dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu yang berubah menjadi asam laktat yang akan
terjadinya demineralisasi email, dan akan berlanjut menjadi karies gigi pada
(Sumarti, 2007).
dapat membentuk senyawa polimer extra seluler dari sukrosa tetapi tidak
penyebab terjadinnya karies gigi. Dan hal ini mungkin, karena streptococcus
mutans maupun produksi senyawa glukan (atau juga disebut mutan) dalam
23
jumlah yang besar dari sukrosa dengan pertolongan enzim extra seluler yang
4. Jenis-Jenis Karies
a. Berdasarkan stadiumnya:
1) Karies superfisialis
Merupakan karies yang terjadi pada bagian enamel dari gigi yang
bagian karies ini akan terasa kasar serta diikuti dengan tertahannya
sonde.
2) Karies media
3) Karies Profunda
dari gigi, menyebabkan rasa sakit yang teramat sangat. Karies ini
periuk.
1. Karies Sekunder
atau ion.
2. Karies residif
2) Karies Parah
3) Karies Akar
a. Perhatian Ibu
pemeliharaan dan bantuan orang dewasa dan pengaruh paling kuat dalam
masa tersebut adalah ibunya. Sama halnya alam bidang kesehatan, peranan
seorang ibu sangat menentukan, biasanya ibu yang pertama kali merawat dan
1) Menyikat permukaan gigi bagian luar yang menghadap ke bibir dan pipi
dengan gerakan maju mundur, atau mungkin boleh jida dengan sedikit
di putar dan kiri dengan sebanyak 10-20 kali gosokan juga. Lakukan
pada rahang atas terlebih dahulu dulu lalu dilanjutkan dengan rahang
kunyah gigi.
sebelah kanan dan kiri. Untuk lengkung gigi bagian depan dapat Anda
ke depan. Lalu gunakan ujung sikat dengan gerakan menarik dari gusi
kearah mahkota gigi. Lakukanlah pada rahang atas terlebih dulu dan
lidah, lidah yang bersih juga akan membuat mulut Anda terasa lebih
Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum
diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami
(Kusumawardani, 2011).
2. Kepala sikat gigi kecil, sebab jika besar tidak dapat masuk kebagian–
d. Pemberian makanan bergizi susu sangat baik untuk kesehatan gigi, karena
sangat kaya akan kalsium. Makanan lain yang juga banyak mengandung
kalsium adalah keju. Keju merupakan olahan dari susu yang selain kaya
dengan anak usia prasekolah atau TK adalah mereka yang berusia antara 3-6
pada anak usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti Program T.aman
Kanak-Kanak.
Ciri–ciri yang ada pada anak prasekolah usia 3-6 yang biasanya
Menurut Jeny (2012) pada cici-ciri ini penampilan maupun gerak gerik
terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum
sempurna.
6) Walaupun anak lelaki lebih besar dari anak perempuan dalam lebih
dimaksud.
Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat,
baik, oleh karena kelompok tersebut cepat berganti. Anak sering kali
kanak yang didirikan pada tahun 2004. Sekolah dasar ini mulai dioprasikanpada
tahun 2005. Taman Kanak-Kanak Dinul Islam Kota Kendari merupakan sekolah
dengan status kepemilikan Swasta. Dalam kedudukannya sekolah ini terletak dijalan
Jika dilihat dari letak geografis sekolah ini berada pada rentang 1345,4783
bujur dan – 3,027648 lintang. Jika dilihat dari akses kendaraan/lalu lintas kendaraan,
sekolah ini dapat diakses oleh jalur kecematan, kota dan provinsi. Sekolah ini
dibangun di atas tanah seluas 800 m2 dengan luas baguna 452 m2 luas halaman 347
m2 .
Tabel 1 data berdasarkan jenis kelamin Taman Kanak-kanak Dinul Islam Kota
Kendari 2017
Laki-laki Perempuan
2. Distribusi tenaga pendidik Taman Kanak-kanak Dinul Islam Kota Kendari 2017
Tabel 2 Data pendidik Taman Kanak-kanak Dinul Islam Kota Kendari 2017
Jenis kelamin
No Status guru Jumlah
Laki-laki Perempuan
G. Kerangka Konsep
Keterangan :
: variabel bebas
32
: variabel terikat
H. Hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan
H1 : Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan upaya
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah survai analitik dengan metode cross sectional study
1. Tempat Penelitian
Kendari.
2. Waktu Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama.
Adapun Populasi pada penelitian ini adalah ibu dari anak-anak di Taman
b. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang akan
diteliti. Adapun Sampel pada penelitian ini adalah ibu dari anak-anak di
34
Teknik pengambilan sampel ini adalah total sampling yaitu seluruh ibu dari
E. Sumber Data
1. Jenis data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil dari observasi dan pemeriksaan
langsung yang diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan
b) Data Sekunder
1. Editing
sampel.
35
2. Coding
jawaban yang telah diisikan dalam kuesioner dan hasil pemeriksaan karies.
3. Skoring
4. Tabulasi
G. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan pena.
H. Prosedur Penelitian
2) Peneliti melapor dan meminta izin kepada Kepala Sekolah Taman Kanak-
4) Setelah ibu murid berkumpul pada hari yang telah ditentukan kemudian
5) Kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kepada ibu murid yang
8) Setelah lembar kuesioner telah selesai di isi oleh ibu murid, peneliti
I. Analisis Data
mengunakan program excel dan SPSS. Teknik analisa data ada dua yaitu:
a. Analisa Univariat
𝑓
𝑋=𝑛 𝑥𝐾
n= jumlah pertanyaan
k= konstan 100%
37
b. Analisa bivariat
variabel bebas dan variabel terikat. Dimana penelitian ini mengunakan Uji Chi
Jika nilai P ≥ α = 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
Jika nilai P < α = 0,05 maka H1diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada
oleh ibu tentang adanya lubang besar ataupun kecil yang di tandai dengan
nilai 1(satu) dan apa bila jawaban “salah” maka diberi nilai 0 (nol)
(Sugiyono, 2010).
Kriteria Objektif
Kurang : Jika responden menjawab benar < 50% dari total skor
Upaya merawat kesehatan gigi anak adalalah usahan ibu dalam merawat
kesehatan gigi dan mulut anak dengan cara mengajari cara sikat gigi yang
benar dan periksa ke dokter gigi 6 bulan sekali maka peneliti memberikan 15
pertanyaan jika jawaban “benar” maka diberi nilai 1 (satu), dan apa bila
Kriteria Objektif:
Kurang : Jika responden menjawab benar < 50% dari total skor