Oleh:
RIZAL AHMAD RAMADHANI
1
KATA PENGANTAR
2
LEMBAR PENGESAHAN
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
BAB 3 PEMBAHASAN..............................................................................................8
BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................12
REFERENSI..............................................................................................................13
4
BAB I
PENDAHULUAN
2
buah/setiap shift pagi dan kresek muntah ± 2 buah/setiap shift pagi.. Hal ini
dikarenakan ketidakoptimalan orientasi pasien di ruang rawat inap.
Mengorientasi klien adalah pelayanan yang penting untuk dilakukan.
Mengorientasi pasien tidak hanya tentang informasi kondisi pasien, tindakan medis
dan petugas yang merawat pasien, tetapi klien juga harus tau tentang macam-macam
ruangan termasuk tempat ibadah dan kamar mandi, jadwal makan, jam kunjung,
aturan perilaku hidup sehat seperti budaya cuci tangan dan membuang sampah sesuai
jenisnya (letak tempat sampah).
Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran fungsi perawat dalam tatanan
pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan penerimaan pasien baru sesuai
standar dan melakukan promotif dalam membatu mengadaptasi atau mengorientasi
pasien baru/lama terhadap lingkungan rumah sakit dan pelayanan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah bagaimana cara
mengorientasi klien yang optimal dan efesien saat berada di lingkungan Rumah Sakit
Elizabeth?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mewujudkat peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan warga
Rumah Sakit Elizabeth khususnya di Ruang Rawat Inap.
1.3.2 Tujuan Khusus
Pasien dan keluarga dapat berorientasi secara optimal sehingga mampu
mewujudkan kepuasan klien terhadap Rumah sakit dan meweujudkan keselamatan
bagi pasien, keluarga dan petugas selama ada di lingkungan Rumah Sakit
Elizabeth
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Petugas Rumah Sakit.
a. Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien dan
keluarga asien.
b. Merasa Terbantu dalam menjaga kebersihan lingkungan yang bersih,
nyaman dan sehat.
c. Memudahkan petugas pengambil sampah, tanpa harus memilah sampah
dan merasa lebih aman terhindar dari infeksi nosokomial
3
1.4.2 Bagi Pasien
a. Pasien mendapatkan informasi tentang kondisi ruangan, perawatan, obat,
tata tertib ruangan, dan pelayanan.
b. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal terhadap pelayanan
keperawatan.
c. Menurunkan tingkat kecemasan pasien maupun keluarga pasien.
d. Pasien dan keluarga terhindar dari infeksi nosokomial.
e. Klien mau dan mampu berprilaku sehat selama berada dilingkungan
Rumah Sakit
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
5
Klien rawat inap mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan
kebiasaan aktifitas di rawat inap sehingga pasien mendapatkan kepuasan dan
keselamatan bagi pasien, keluarga dan petugas rumah sakit bisa ditingkatkan.
2.3.3 Materi Program Orientasi Klien
a. Ucapan salam, perkenalan perawat
b. Perkenalan dokter yang bertanggung jawab dan Non Medis, perawat, saat
pertama kali ketemu klien
c. Perkenalan ruangan / lingkungan (kamar mandi, ruang tunggu, nurse
station, depo farmasi, dapur, masjid, tempat remot ac dan tv)
d. Penjelasan tentang kebersihan tangan, lima momen cuci tangan, dan
penjelasan tentang sampah medis dan non medis yang diberikan pada
klien rawat inap.
e. Penjelasan tentang aturan rumah sakit seperti, jam berkunjung, waktu
makan, tata cara pembayaran rumah sakit, anjuran untuk tidak membawa
barang berharga,
2.3.4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Timbang Terima
a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b. Dilakukan oleh perawat yang telah diberi wewenang atau delegasi.
c. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.
d. Saat berkomunukasi dengan pasien dan keluarga tetaplah tersenyum dan
gunakan komunikasi terapeutik
e. Menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami.
2.3.5 Tahapan Cuci Tangan 6 langkah
a. Ratakan sabun dengan mengosokkan telapak tangan
b. Gosokkan punggung tangan
c. Gosok ke dua telapak tangan dan sela-sela jari
d. Gosok tangan dengan pergerakan mengunci
e. Gosok ibu jari kiri dengan diputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan pada tang satunya
f. Gosok ujung jari tangan kiri secara bersamaan secara berputar pada
telapak tangan kanan dan lakukan pada ujung jari tangan satunya.
5 Momen Cuci Tangan :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah menyentuh lingkungan sekitar pasien
6
2.3.6 Macam-macam Limbah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
berdasarkan jenisnya.
a. Limbah infeksius : Limbah yang diduga mengandung pathogen
Contohnya: Sampah Microbiologis (Cairan muntah, dahak, air ludah
pasien, produk darah manusia, urin pasien dll).
b. Limbah non Infeksius: : Limbah yang diduga mengandung pathogen
Seperti: Bungkus makanan, kertas, dan bahan yang tidak bersentuhan
dengan cairan pasien.
7
BAB 3
PEMBAHASAN
8
bisa di putar setelah alarm jam kunjungan habis. Pemilihan yang kata tepat dan
jelas sangat mempengaruhi daya respon klien di lingkungan rumah sakit. Rekaman
yang di putar berisi teks atau pesan sebagai berikut setelah alarm jam kunjung
habis bisa di tambahkan “dan Untuk seluruh warga Rumah sakit Elisabeth, di
wajibkan untuk melakukan cuci tangan sesuai petunjuk gambar disekitar
handscrub dan selalu menjaga kebersihan lingkungan rumah sakit. Pisahkan
sampah bekas cairan pasien di sampah kuming dan sampah tidak bekas cairan
pasien di sampah hitam. Atas perhatiannya terima kasih”.
Jadi, selain klien mendapatkan informasi tentang pelayanan medis terhadap
pasien, klien juga mendapatkan informasi yang lain sehingga klien dapat
beradaptasi dan merasakan kepuasan terhadap pelayan di Rumah sakit Elizabeth,
hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan klien atau masyarakat terhadap
Rumah Sakit Elizabeth.
9
LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU
( ) ( )
10
JUKNIS PENERIMAAN PASIEN BARU
Pengertian Orientasi pasien dan keluarga di Rawat Inap merupakan usaha memberikan informasi atau
mengenalkan kepada klien segala sesuatu yang berkaitan dengan rumah sakit
Tujuan Klien rawat inap mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan kebiasaan aktifitas di
rawat inap sehingga pasien mendapatkan kepuasan dan keselamatan bagi pasien, keluarga
dan petugas rumah sakit bisa ditingkatkan.
Sasaran Klien rawat inap di Rumah Sakit Elizabeth Situbondo.
11
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pelayanan klien di ruang rawat inap bersifat komprehensif yaitu pelayanan
diberikan bukan hanya untuk pasien tapi juga diberikan untuk keluarga pasien. Ketika
pasien sudah masuk rawat inap, klien baru harus bisa beradaptasi dengan lingkungan
rumah . Sebagai pelayanan rawat inap yang komprehensif, petugas ruang rawat inap
harus membantu adaptasi klien mulai dari macam-macam ruangan termasuk tempat
ibadah dan kamar mandi, jadwal makan, jam kunjung, aturan perilaku hidup sehat
seperti budaya cuci tangan dan membuang sampah sesuai jenisnya (letak tempat
nosokomial, dan berprilaku hidup sehat saat berada di lingkungan rumah sakit.
4.2 Saran
Sebagai pelayanan rawat inap yang komprehensif di Rumah Sakit Elizabeth,
Saya berharap progam upaya orientasi secara optimal di ruang rawat inap bisa
12
REFRENSI
Achmad.2012.Mskslah Prosedur Penerimaan Klien Baru.
13