Tetralogy of Fallot
Tetralogy of Fallot
Sari Pustaka
Oleh : Lia Kamelia
Divisi : Kardiologi
Pembimbing : dr. Armijn Firman. SpA
Dr. dr. Sri Endah Rahayuningsih. SpA(K)
dr. Rahmat Budi., SpA(K).,M.Kes
dr. Putria Rayani. SpA.,M.Kes
Hari/Tanggal : Juni 2015
Tetralogy of Fallot
Pendahuluan
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung kongenital sianotik yang paling
banyak disemua kelompok umur, dideskripsikan pertama kali oleh Louis Arthur Etienne
Fallot pada 1888, yang mendeskripsikan dengan kalimat La Maladie Bleu, yang artinya
penyakit jantung kongenital sianosis. Terjadi kemajuan diagnosis, perioperatif dan terapi
bedah serta postoperatif setelah prosedur koreksi pertama pada Tetralogy of fallot yang
menjadi dewasa. Kejadian Tetralogy of fallot sekitar 8%-10% dari penyakit kelainan jantung
secara keseluruhan.1 Di Amerika Serikat prevalensinya mendekati angka 3,9 setiap 10.000
kelahiran hidup. Angka kejadiannya sama pada laki-laki maupun perempuan, namun
penelitian terbaru di Jerman menunjukan bahwa laki-laki lebih sering terkena penyakit ini
dibandingkan perempuan, dan angka kejadian pada ras kulit pulit cenderung lebih sering
Etiologi
Faktor lingkungan dan genetik berpengaruh pada kejadian Tetralogy of fallot, faktor
lingkungan yang dapat meningkatkan insidensi meliputi; penyakit ibu seperti feniketonuria
meningkatkan risiko > 6 kali lipat, diabetes pregestational meningkatkan risiko 3,1-18 kali
lipat, dan kejadian demam selama hamil sebanyak 1,8-2,9 kali lipat, sedangkan yang
termasuk faktor eksternal ialah paparan terhadap solvent organik atau karbon monoksida pada
1
usia 3-8 minggu kehamilan.3 Hampir 32% kasus merupakan bagian dari suatu sindrom
dengan fenotif ekstrakardiak, latar belakang genetik menjadi penyebab dari suatu sindrom
baik yang bersifat whole kromosom maupun single point mutasi. Beberapa kromosom trisomi
berhubungan dengan Tetralogy of fallot seperti Down syndrome (trisomi 21) dengan
prevalensi 1 setiap 700 kelahiran hidup yang mana 44% variasi penyakit jantung bawaan
berupa defek septum ventrikel dan Tetralogy of fallot sebanyak 6%, Patau syndrome (trisomi
13) dan Edward syndrome (trisomi 18) dapat bermanifestasi klinis sebagai suatu Tetralogy of
fallot. Terjadinya delesi pada kromosom 22q11.2 menjadi penyebab sebanyak 7–16% pada
pasien.3
Definisi
Patofisiologi.
Kelainan yang terdapat pada Tetralogy of fallot klasik meliputi 4 kelainan : Defek septum
ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan, secara
fisiologis diperlukan 2 kelainan penting untuk terjadinya Tetralogy of fallot yaitu defek
septum ventrikel yang cukup besar untuk menyamakan tekanan pada kedua ventrikel dan
stenosis pada right ventricle outflow tract dalam bentuk stenosis infundibular, stenosis
valvular atau keduanya. Hipertrofi ventrikel kanan terjadi karena adanya stenosis pulmonal.
Derajat overriding aorta bervariasi secara luas dan tidak selalu ada. Tingkat keparahan
obstruksi right ventricle outflow tract dapat dihitung dari besarnya shunt yang melalui
hipertrofi ventrikel kanan. Besarnya obstruksi right ventricle outflow tract menentukan besar
2
dan arah shunt yang terbentuk melalui hipertrofi ventrikel kanan. Besarnya obstruksi right
ventricle outflow tract menentukan manifestasi klinis Tetralogy of fallot. Pada stenosis yang
ringan, terjadi shunt dari kiri ke kanan dan menimbulkan gambaran klinis yang menyerupai
defek septum ventrikel, hal Ini disebut dengan asianotik atau pink tetralogy of fallot. Seiring
dengan semakin beratnya stenosis yang terjadi, shunt yang terbentuk berbalik menjadi dari
kanan ke kiri dan menghasilkan tetralogy of fallot yang sianotik. Pada Tetralogy of fallot
yang ekstrim, katup pulomonal mengalami atresia, sehingga darah dari sistemic venous return
akan mengalami shunting dari kanan ke kiri melalui defek septum ventrikel, pada kasus ini
aliran darah paru didapatkan dari patent ductus arteriosus atau multiple collateral arteries
yang berasal dari aorta, pada tetralogi of fallot tekanan sistolik pada ventrikel kanan equal
dengan ventrikel kiri dan aorta, ukuran dari defek septum ventrikel harus mendekati ukuran
anulus katup aorta untuk menyamakan tekanan di ventrikel kanan dan ventrikel kiri.5
Pada tetralogy of fallot asianotik, terjadi shunt kecil sampai sedang dari ventrikel kiri ke
kanan, dan tekanan sistolik sama pada ventrikel kanan, ventrikel kiri dan aorta. Perbedaan
tekanan yang ringan hingga sedang dapat terjadi pada ventrikel kanan dan arteri pulmonal
dengan tekanan arteri pulmonal dapat sedikit lebih tinggi (karena stenosis yang tidak terlalu
berat dari right ventricular outflow tract), namun adanya stenosis pulmonal akan membatasi
besarnya shunt dari kiri ke kanan sehingga ukuran jantung dan vaskularisasi pulmonal hanya
meningkat ringan hingga sedang, hal Ini menyerupai defek septum ventrikel kecil atau
hipertrofi ventrikel kanan karena tekanan ventrikel kanan selalu tinggi dan selalu terdapat
Murmur ditimbulkan oleh stenosis pulmonal dan defek septum ventrikel sehingga
murmur yang terjadi merupakan superimposisi dari murmur ejeksi sitolik stenosis pulmonal
dan murmur sistolik akibat regurgitasi defek septum ventrikel. Murmur paling baik didengar
3
sepanjang tepi kiri sternum bagian bawah dan tengah. Pada anak dengan pemeriksaan klinis
dan gambaran radiologi hampir sama dengan defek septum ventrikel kecil, adanya hipertrofi
ventrikel kiri atau biventrikular hipertrofi ventrikel pada elektrokardiografi, lebih mengarah
pada diagnosis tetralogy of fallot asianotik, sedangkan pada defek septum ventrikel yang
kecil berhubungan dengan hipertrofi ventrikel kiri atau elektrokardiografi yang normal
dibandingkan dengan hipertrofi ventrikel kanan atau biventrikular hipertrofi. Pasien dengan
tetralogy of fallot asianotik akan menjadi sianotik seiring berjalannya waktu setelah usia 1-2
tahun serta bermanifestasi seperti tetralogi of fallot sianotik, termasuk exertional dyspnea dan
squatting.5
Pada anak-anak dengan tetralogy of fallot klasik, stenosis pulmonal yang berat akan
menimbulkan shunt ventrikel dari kanan ke kiri dengan penurunan aliran darah paru. Ukuran
arteri pulmonal akan mengecil dan atrium kiri dan ventrikel kiri dapat lebih kecil dari normal
karena reduksi pengembalian darah vena pulmonalis kembali ke ventrikel kiri. Selain itu,
pada rontgen toraks didapatkan ukuran jantung yang normal dengan penurunan vaskular paru.
Tekanan sistolik akan sama pada ventrikel kanan, ventrikel kiri, dan aorta. Elektrokardiografi
memperlihatkan hipertrofi ventrikel kanan karena tekanan yang tinggi pada ventrikel kanan.
Shunt dari ventrikel kanan ke kiri tidak menghasilkan murmur, murmur pada keadaan ini
timbul dari stenosis pulmonal (murmur tipe ejeksi). Intensitas dan durasi murmur sistolik
sesuai dengan jumlah darah yang melalui katup pulmonal, apabila stenosis pulmonal ringan,
maka sejumlah darah akan banyak melalui katup pulmonal, sehingga murmur akan terdengar
keras, dengan kata lain, intensitas dan durasi murmur sistolik berbanding terbalik dengan
keparahan stenosis. Penderita tetralogy of fallot tidak menjadi gagal jantung karena tidak ada
satupun ruangan jantung yang mempunyai volume berlebih, dan tekanan ventrikel kanan
yang berlebih ini tidak lebih tinggi dari tekanan aorta sehingga ditoleransi dengan baik.2,5
4
Pada tetralogy of fallot dengan atresia pulmonal, sumber utama aliran darah paru adalah
patent duktus arteriosus atau multiple aortic collateral arteries. Semua sistemic venous
return mengalami shunt dari kanan ke kiri dan menyebabkan desaturasi sistemik, apabila
patensi dari duktus mengalami kolaps maka bayi akan mengalami kematian. Pemberian infus
prostaglandin dapat menjaga duktus tetap terbuka, pada kondisi ini tidak terdapat murmur
atau murmur berasal dari patent ductus arteriosus. Rontgen toraks memperlihatkan jantung
Penting untuk dipahami, bahwa perhitungan jumlah darah yang melalui paru akan
menentukan derajat sianosis, pada pasien tetralogy of fallot hal ini berkaitan dengan hypoxic
spell, karena ventrikel kanan dan ventrikel kiri seolah-olah menjadi 1 chamber yang
penurunan sistemic vascular resistance akan meningkatkan derajat shunt kanan ke kiri,
menyebabkan desaturasi yang semakin parah. Hipoxic spell atau yang dikenal dengan
cyanotic spell, tet spell, atau hypercyanotic spell, terdiri dari hiperpnea (respirasi yang cepat
dan dalam), sianosis yang memburuk, dan penurunan murmur. Hal-hal yang mengakibatkan
hypoxic spell yaitu menangis, defekasi, peningkatan aktifitas fisik, yang secara tiba-tiba akan
menurunkan sistemic vascular resistance atau meningkatkan shunt kanan ke kiri, terjadi
penurunan PO2, peningkatan PCO2, dan penurunan pH, yang akan menstimulasi pusat
5
Gambar 1 Kelainan Tetralogy of fallot
Sumber : http://www.nhlbi.nih.com
Embriologi
Perkembangan jantung dimulai pada 3 minggu kehidupan yang berkembang pada embrio
berkelompok membentuk dua primordia jantung lateral yang terdiri dari sel-sel myocardial
dan endocardial. Tetralogy Fallot terjadi akibat abnormalitas regio conotruncal saat
pembagian septasi conotruncus yang terlalu anterior ke arah cabang pulmonal, hal ini
menyebabkan stenosis katup pulmonal, VSD (akibat tidak sejajarnya penyambungan septum
ventrikel dan conal) dan distensi aorta di atas defek septum. Septasi conotrunkal ini terjadi
6
Gambar 2. Embriologi Tetralogy of fallot
Sumber : Angelini13
Klasifikasi
Tidak terdapat klasifikasi standar untuk tetralogy of fallot, beberapa ahli mengklasifikasikan
- Tetralogy of fallot sianotik (dikenal dengan blue tet): Bayi dengan tetralogy of fallot
dan obstruksi pulmonal moderate to severe, terdapat sianosis pada saat lahir
disebabkan right to left shunting darah de-oxygenated dari ventrikel kanan yang
- Tetralogy of fallot asianotik (pink tet): Tetralogy of fallot dan obstruksi pulmonal
ringan, biasanya asianotik disebabkan shunting darah dari kanan ke kiri sedikit atau
bahkan tidak ada. Pasien ini masih dapat mengalami perbaikan intrakardiak komplit
malformasi arteri paru sentral, atresia biasanya terdapat pada level infundibular atau
7
valvular, aliran darah paru disuplai dari patent ductus arteriosus (70%) dan melalui
colateral arteries. Arteri kolateral umumnya berasal dari aorta descenden (pada 2/3
kasus), dari arteri subklavia namun lebih jarang, atau dari aorta abdominalis. Duktus
pada atresia pulmonal ini kecil dari arkus aorta dan ke arah bawah. Anomali PA
manifestasi klinis: Sianosis terjadi sejak lahir tergantung pada patensi duktus dan
arteri kolateral. Umumnya murmur tak akan terdengar, namun murmur kontinu yang
samar-samar dapat terdengar dari arteri kolateral atau patent ductus arteriosus.
kanan, jantung memperlihatkan bentuk boot-shaped dengan vaskuler paru yang sangat
dengan tidak adanya hubungan antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal. Penderita
yang tanpa adanya stabilisasi aliran darah ke paru-paru umumnya akan meninggal
dalam 2 tahun pertama kehidupan. Namun, bayi dengan kolateral yang banyak dapat
terbuka dan untuk mempersiapkan operasi, walaupun arteri kolateral tidak bergantung
pada prostaglandin, namun berpotensi untuk stenosis. Koneksi antara ventrikel kanan
dan arteri pulmonal sedini mungkin perlu dilakukan, hal ini akan menyebabkan arteri
pulmonal yang kecil membesar saat tahun pertama kehidupan dan mengalami
fallot dengan katup paru absen, hal ini sering dikaitkan dengan kompresi
8
tracheobronchial dan malformasi, insidensinya 2% dari seluruh tetralogy of fallot.
Pada kelainan ini, daun katup pulmonal tidak ada, annulus katup stenosis umumnya
disertai dengan defek septum ventrikel besar. Terdapat aneurisma arteri pulmonal
yang diakibatkan regurgitasi katup pulmonal yang berat dan peningkatan stroke
volume ventrikel kanan, yang akan menekan trakea dan bronkus yang sedang
penyebab kematian. Sianosis ringan terjadi akibat pulmonary venous resistance yang
relatif tinggi, yang akan menghilang dan gejala gagal jantung akan bekembang setelah
melewati masa neonatus, sedangkan gejala respirasi akan sangat menonjol bahkan
berat dan meninggal saat bayi. Penderita yang tetap bertahan hidup selama bayi tanpa
masalah paru-paru berat akan bertahan hidup selama 5–20 tahun dan mengalami
gejala pernapasan yang lebih ringan, penderita akan meninggal karena gagal jantung
kanan. Terapi baik medis menghasilkan angka mortalitas yang lebih tinggi
sesegera mungkin. Bahkan anak yang masih asimptomatik perlu dikoreksi dengan
pembedahan pada 3-6 bulan pertama kehidupan. Operasi yang dini mempunyai angka
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tetralogy of fallot ditandai oleh sejumlah tanda dan gejala yang
membedakan dengan penyakit lain baik dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Waktu
dan gambaran klinis tergantung dari derajat obstruksi ventrikel. Manifestasi klinis sianosis
pasien dengan obstruksi yang parah akan timbul lebih awal, pada pasien dengan derajat
moderat, manifestasi klinis mungkin berupa adanya murmur, sedangkan pada derajat yang
ringan, disebut suatu pink tetralogy, disebabkan karena sianosis yang ringan. Pada akhirnya
9
sebagian besar pasien akan mengalami sianosis karena tingkat obstruksi akan meningkat dari
waktu ke waktu. Sianosis menjadi gambaran pada masa perinatal atau infant, sianosis terlihat
mulai dari 6 bulan pertama kehidupan pada 75–90% bayi tetralogy of fallot.5,7
ventrikel kanan
- Hypoxic spell dapat terjadi sejak bayi, yaitu episode hipersianotik yang dipresipitasi
oleh peningkatan tiba-tiba shunting darah yang ditimbulkan oleh aktifitas. Deskripsi
klasik berupa pasien mengalami sianosis dan berjongkok untuk mengurangi sianosis
dan hipoksia.
- Abses serebri dan stroke, terjadi karena proses phagocytic filtering action dari
pumbuluh darah paru menurun, sehingga mudah terjadi intermittent bacteriemia yang
10
Pemeriksaan jantung; Hal yang penting, bahwa murmur yang terjadi pada tetralogy of
fallot bukan karena defek septum ventrikel, namun akibat obstruksi ventrikel kanan yang
meningkat, murmur biasanya sesuai dengan tingkat obstruksi dari stenosis pulmonal, dengan
kualitas sistolik ejeksi yang keras, yang terdengar jelas sepanjang pertengahan kiri sampai
perbatasan sternum atas yang menjalar ke posterior. Pada ventrikel kanan hanya didapatkan
single second heart sound (tidak terdapat komponen valvula pulmonal, sedangkan pada defek
septum ventrikel, murmur terdengar holosistolik, yang terdengar baik di daerah trikuspid,
Rontgen toraks; Pada pemeriksaan rontgen toraks, pasien tetralogy of fallot dengan hipertrofi
ventrikel kanan, menunujukan gambaran boot shape dan penurunan gambaran vaskular paru.
kanan yang ditandai R tinggi di V1, dan deviasi aksis kanan, sebagai tambahan, pembesaran
11
Gambar 4 Gambaran EKG penderita Tetralogy of Fallot
Sumber : Hannon3
Echocardioraphy menunjukan suatu VSD dengan overriding aorta, stenosis pulmonal dan
hipertropi ventrikel kanan, darah dari kedua ventrikel, ventrikel kanan dan kiri memasuki
Tatalaksana
Kondisi hypoxic spell perlu dikuasai oleh klinisi karena akan menyebabkan komplikasi yang
serius ke susunan saraf pusat. Kondisi ini ditandai oleh hiperpnea, iritabilitas, peningkatan
sianosis, dan penurunan intensitas murmur, insidensi puncak hipoxic spell yaitu usia 2-4
bulan, spell biasanya terjadi pagi hari setelah menangis, feeding atau defekasi. Spell yang
berat dapat menyebabkan kelemahan ekstremitas, kejang, dan gangguan susunan sarap pusat.
Knee to chest/squatting: Tempatkan bayi pada posisi knee-chest baik dalam posisi
supine maupun dalam pangkuan orangtua, hal ini akan menenangkan bayi dan
menurunkan systemic venous return dan meningkatkan systemic vascular resistance.
Posisi ini akan membuat darah vena sistemik terperangkap di ekstremitas bawah,
sehingga aliran darah balik vena menurun, posisi ini juga meningkatkan sistemic
vascular resistance dengan mengurangi darah arteri yang mengalir ke ekstremitas
bawah.
12
Morfin: 0,1–0,2 mg/kg IM, akan mensupresi pusat pernapasan dan menghentikan
hyperpnea.
Oksigen dapat diberikan walaupun tidak terlalu berefek terhadap saturasi oksigen
Asidosis diterapi dengan pemberian sodium bikarbonat 1mEq/kg IV, berguna untuk
menghentikan efek stimulasi pusat pernapasan karena asidosis, pemberian dapat
dilakukan kembali dalam 10–15 menit.
Dengan terapi diatas, sianosis berkurang, murmur jantung betambah keras, yang
mengindikasikan aliran darah yang melewati RVOT stenosis bertambah, namun bila tidak
berespon, berikan :
Ketamin 1–3 mg/kg iv (rata–rata 2 detik) diberikan secara intravena dalam 60 detik
untuk meningkatkan sistemic venous resistance dan sedasi bayi
Propanolol 0,01-0,25 mg (rata-rata 0,05 mg/kg) iv pelan untuk mengurangi kecepatan
nadi dan mengurangi spell.
procedure diantaranya; Neonatus dengan tetralogy of fallot dan atresia pulmonal, hypoplastic
pulmonary annulus, hypoplastic pulmonal stenosis, bayi usia kurang dari 3-4 bulan dan berat
badan kurang dari 2,5 kg. Prosedur dapat berupa Classic Blalock Taussig shunt, Modified
Blalock Taussig shunt, dan Waterston shunt. Prosedur Complete repair, diindikasikan pada
bayi dengan saturasi oksigen kurang dari 75%-80%, bayi dengan gejala simptomatik, dan
13
Keuntungan dari early repair diantaranya durasi hipoksia lebih pendek, hipertensi ventrikel
kanan yang lebih pendek, dan menurunkan insidensi aritmia, namun terdapat juga beberapa
regurgitasi paru dan tingginya kejadian intervensi ulang. Early total repair tetralogy of fallot
pada pasien di usia 0-6 bulan, dikaitkan dengan pemulihan pasca operasi yang lebih lambat
dan risiko penggunaan patch transannular, ukuran arteri paru adalah faktor risiko yang
paling penting untuk intervensi ulang, sehingga dianjurkan total repair surgery pada bayi
dengan tetralogy of fallot karena menguntungkan pada outcome jangka panjang. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa angka kematian pada early corection sebanding dengan jumlah
angka kematian pada ke-2 tahapan, yaitu tahap awal dan repair. Pasien yang direpair pada
usia 0-6 bulan, meskipun disertai dengan komplikasi yang rumit paska operasi, namun
mempunyai outcome yang sebanding dengan anak yang yang direpair pada 6 bulan sampai 3
tahun, bayi yang dioperasi lebih muda akan terhindar dari komplikasi shunt operasi, namun
bagi pasien yang direncanakan secara elektif, repair harus ditunda sampai bayi berusia > 6
keparahan.
Rujukan
Sebagian besar kasus penyakit jantung bawaan pada neonatus memerlukan pemeriksaan
diagnosa dan tatalaksana selanjutnya, waktu yang tepat untuk merujuk pasien tergantung dari
jenis penyakit jantung bawaan yang diderita. Pada pasien tetralogy of fallot yang masih stabil
(saturasi yang masih baik), pasien dievaluasi oleh dokter anak atau dokter, dilakukan
pemeriksaan dan pemantauan saturasi oksigen sambil diberikan edukasi pada orangtua
apabila terdapat gejala-gejala krisis. Apabila kondisi pasien stabil, maka pasien dapat di rujuk
ke pusat pelayanan jantung, untuk penegakan diagnosis, sedangkan apabila pasien tidak
14
stabil, rujukan dimaksudkan untuk penegakan diagnosis dan tatalaksana selanjutnya. Pada
pasien yang keadaannya memburuk, maka harus segera dilakukan tindakan operasi paliatif
Blalock Taussig shunt, dengan tujuan menambah aliran darah ke paru, sehingga terjadi
peningkatan aliran darah di paru yang akan meningkatkan saturasi oksigen perifer, sementara
menunggu bayi lebih besar atau keadaan umumnya lebih baik untuk operasi definitif (koreksi
total).14
Pada neonatus dengan stenosis pulmonal yang berat atau atresia pulmonal maka aliran ke
paru sangat tergantung pada patent ductus arteriosus, sehingga sering timbul kegawatan
karena hipoksia berat pada usia minggu pertama kehidupan saat patent ductus arteriosus
mulai menutup. Saat ini diperlukan tindakan operasi Blalock Taussig shunt emergensi dan
persiapan untuk operasi. Penderita usia < 1 tahun, dengan kondisi yang baik tanpa riwayat
spell hipoksia, dan kondisinya cukup baik untuk menunggu, maka operasi koreksi total dapat
dilakukan pada usia sekitar 1 tahun, sebelumnya dilakukan kateterisasi jantung dan operasi
Blalock Taussig shunt terlebih dahulu, pada bayi usia < 1 tahun dengan gejala klinis
simptomatik maka dilakukan operasi Blalock Taussig shunt, kateterisasi jantung dan koreksi
total. Sedangkan apabila usia penderita ≥ 1 tahun, maka lakukan kateterisasi jantung,
selanjutnya koreksi total. Koreksi total yang dilakukan adalah menutup lubang defek septum
ventrikel, membebaskan alur keluar ventrikel kanan (stenosis pulmonal) dan rekonstruksi
15
16