Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HIPERTENSI

KELOMPOK I
Di susun oleh :
1. Haki Mustofa (106117004)
2. Lintang Retno Rahayu (106117007)
3. Hanan (106117008)
4. Dewi Purnama Sari (106117011)
5. Velyna Okke Sudrajat (106117014)
6. Sekar Dwi Setyo Utami (1061170
7. Hesti Retno Arum (1061170
8. Asri Melati (106117021)
9. Desi Melliani (1061170
10. Pungki Galiardo (1061170
11. Alfiana (1061170

PRODI DIII KEPERAWATAN 3A


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan


rahmat dan hidayah-Nya dan karena dengan izin-Nya penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan judul “HIPERTENSI”. Dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan terselesaikannya penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini.

Cilacap, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
A. Definisi ....................................................................................................................
B. Etiologi/Faktor resiko .............................................................................................
C. Patofisiologi ............................................................................................................
D. Manifestasi Klinis ...................................................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik ..........................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang ..........................................................................................
G. Penatalaksanaan Medis ...........................................................................................
H. Terapi Medis ...........................................................................................................
I. Komplikasi ..............................................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran .......................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi, kadang-kadang
disebut juga dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui
pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan
diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau
berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat
istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan
diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila
terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipertensi ?
2. Apa etiologi dari hipertensi ?
3. Apa patofisiologi dari hipertensi ?
4. Apa manifestasi klinis dari hipertensi ?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari hipertensi ?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari hipertensi ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada hipertensi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipertensi.
2. Untuk mengetahui etiologi dari hipertensi.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipertensi.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipertensi.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic dari hipertensi.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipertensi.
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada hipertensi.
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat mengetahui tentang hipertensi, dan dapat
menambah wawasan bagi semua orang maupun penulis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan dari tekanan systolik diatas standar
dihubungkan dengan usia. Tekanan darah normal adalah refleksi dari
kardiaouput (denyut jantung dan volume strocck) dan resistisensi
peripheral. Perubahan satu dari beberapa faktor denyut jantung, volume
strock atau akan resistensi peripheral oleh karena berubahnya hasil dalam
tekanan darah sistemik arterial. Diagnosa dari hipertensi pada orang
dewasa dibuat ketika dari dua atau lebih tekanan darah diastolik terbaca
pada dua kejadian yang berbeda adalah 90 mmHg. (ni luh gede yasmin
asih, s.kep)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal
dengan sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg.
(www.academia.edu).
B. Etiologi
1. Faktor genetik : terbukti bahwa faktor ini merupakan faktor
predisposisi bagi individu untuk menderita hipertensi.
2. Karakteristik : faktor-faktor yang terdapat pada individu yang
terpenting untuk terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan
ras.
3. Stress : peranan stress dalam menimbulkan hipertensi sukar dinilai,
sudah lama diketahui bahwa stress akut dapat meningkatkan darah
untuk sementara, stress merupakan sesuatu yang sering dihubungkan
dengan kegiatan.
4. Obesitas : kelebihan berat badan atau kenaikan berat badan di atas
beberapa standar yang ditetapkan, biasanya didefinisikan dalam
hubungan tinggi badan.
5. Merokok : dalam kasus hipertensi seorang perokok mempunyai risiko
yang lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok.
6. Garam : penyakit hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku
bangsa dengan asupan garam yang minimal.
7. Konsumsi alkohol : perlu diperhatikan oleh penderita penyakit
kardiovaskuler adalah konsumsi alkohol, karena adanya bukti yang
saling tolak belakang antara keuntungan dan risiko minum.
8. Olahraga : kurangnya olahraga atau aktivitas fisik adalah kontribusi
utama pada obesitas, diabetes dan hipertensi.
9. Usia : paling tinggi kejadian pada usia 30-40 thn. Kejadian dua kali
lebih besar pada orang kulit hitam, dan lima kali lebih besar untuk
wanita kulit hitam.
10. Jenis kelamin : komplikasi hipertensi meningkat pada laki-laki
11. Riwayat keluarga : 75% pasien hipertensi mempunyai riwayat
keluarga hipertensi
12. Serum lipid : meningkatnya triglycerida atau koletrol meninggi resiko
dan hipertensi.
13. Diet : meningkatnya resiko dengan diet sodium tinggi, resiko
meninggi pada masyarakat industri dengan tinggi lemak, diet tinggi
kalori.
C. Patofisiologi
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui meskipun telah banyak
penyebab yang dapat diidentifikasi. Penyakit ini memungkinkan banyak
faktor dan termasuk :
1. Aterosklerosis
2. Meningkatnya pemasukan sodium
3. Baroreceptor
4. Renin secretion
5. Renal exoretion dari sodium dan airr
6. Faktor genetik dan lingkungan
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke
sel jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada
rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan
pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga
dapat meningkatkan hormone aldosteron yang menyebabkan retensi
natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah.
Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung.
D. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi :
1. meningkatkan tekanan darah > 140/90 mmHg
2. sakit kepala
3. epistaksis
4. pusing/migrain
5. rasa berat ditengkuk
6. sukar tidur
7. mata berkunang kunang
8. lemah dan lelah
9. muka pucat suhu tubuh rendah.
E. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium rutin ysng dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan untuk menean pemeriksaan lain seperti ntukan adanya ker
usakan organdan factor resiko lain atau mencari penyebab hipertensi.
Biasannya di periksa,urinaria, darah ferifer lengkap, kimia
darah(kalum,natrium, kreatinin,gula darah puasa,kolestrol total, kolestrol
HDL dan EKG.Sebagai tambahan dapat dilakukan pemriksaan lain seperti
klirenskreatini,protein, urine 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH dan
echokardiografi(mansjoerr A,dkk,2001)
F. Pemeriksaan penunjang
1. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
2. BUN (blood urea nitrogen) / kreatinin : memberikan informasi tentang
perfusi / fungsi ginjal.
3. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
5. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
6. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,
perbaikan ginjal.
8. Foto dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung
G. Penatalaksanan medis
Tujuan dari pada penatalaksaan hipertensi adalah menurunkan
resiko penyakitkardiovaskuler dan morbilitas yang berkaitan. Sedangkan
tujuan terapi pada penderita hpertensi adalah mencapai dan
mempertahankan tekanan sistolik di bawah140 mmHg dan tekanan
distolikdi bawah 90 mmHg dan mengontrol adanya resiko.Hal ini dapat
dicapai melalui modifikasi gayaa hidup saja atau dengan obatantihipertensi
(mansjoer A,dkk,2001). Kelompok resiko di kategorikan menjadi :
1. Pasien dengan tekanan darah perbatasan atau tingkat 1,2,3 tanpa
sengaja penyakit kardiovaskuler, kerusakan organ atau fakor resiko
lainnya. Bila denganmodifikasi gaya hidup tekanan darah belum dapat
di turunkan maka harus diturunkan obat anti hipertensi.
2. Pasien Tanya penyakit kardiovaskular atau kerusakn organ lainnya,
tetapi memiliki satu tau lebih factor resiko yang terera di atas, namun
bukan diabetesmellitus. Jika terdapat beberapa factor maka harus
langsung di berikan obat antihipertensi.
3. Pasien dengan gejala klinis penyakit kardiovaskular atau kerusakan
organyang jelas, factor resiko : usia lebih dari 60 tahun, merokok, disli
pedemia, diabetesmellitus, jenis kelamin (pria dan wanita menopause),
riwayat penyakitkardiovaskular dalam keluarga.
4. Kerusakan organ : penyakit jantung ( hpertrofi ventrikel kiri, infark
miokard,angina pectoris, gagal jantung, riwayat revaskularisai korener
, stroke,transientischemic attack, nefropati, penyakit arteri perifer dan
retinopati).(mansjoer A, dkk,2001)
H. Terapi medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis
penatalaksanaan:
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis :
a. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan penurunan
aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
b. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan
disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
a. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
b. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
c. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
d. Tidak menimbulakn intoleransi.
e. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
f. Memungkinkan penggunaan jangka panjang. Golongan obat–
obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium, golongan penghambat konversi rennin angitensin.
I. Komplikasi
Pada jadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah diastolic sama
atau
lebih besar dari 130 mmHg, atau kenaikan tekanan darah yang terjadi seca
ra mendadak,Komplikasi hipertensi antara lain:
1. Arterosklorosis
Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan menderita
arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit pada
dinding pembuluh darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena
timbunan lemak yang dinamakan plaque atau suatu endapan keras
yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh darah mendapat
pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi
dan berubah, sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan alira
n darah menjadi tidak lancar
2. Jantung
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu otot
jantung memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi dan
oksigen diangkut olehdarah melalui pembuluh darah. Persoalan akan
timbul bila terdapat halangan atau kelainan dipembuluh darah, yang
berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk menggerakan
jantung secara normal.
3. Stroke
Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding
pembuluhdarah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan
pembuluh darah akanmudah pecah. Pada kasus seperti itu, biasanya
pembuluh darah akan pecah akibatlonjakan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah diotak dapat menyebabkan
sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigendan zat gizi
yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan
zatgizi dan akhirnya mati.
4. Mata : berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan
kebutaan.
5. Ginjal : berupa gagal ginjal.
6. Jantung : berupa payah jantung, jantung koroner.
7. Otak : berupa pendarahan akibat pecahnya mikro anerisma yang dapat
menggakibatkan kematian, iskemia dan proses emboli
(mansjoer,dkk,2001).
8. Gagal jantung.
9. Penyakit pembuluh darah perifer (misal gejalanya semutan).
10. Sering dirujuk pada penyakit organ akhir
11. Hipertensif encephal
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari 90 mmHg,faktor usia
dan yang lain sangat mempengaruhi tekanan darah serta aktivitas yang terus
menerus akan menambah kerja jantung sehingga pembuluh darah bekerja
semakin cepat sampai terjadi hipertensi.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
memahami dan mengetahui gangguan kardiovaskuler pada dewasa
(hipertensi).Serta dapat dipraktekan dalam lingkup kampus lainya khususya
masalah hipertensi kritik dan saran sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta. Salemba Medika.
Yasmin, Ni Luh Gede. 1993. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Sistem Kardiovaskuler. Jakarta. Salemba Medika.
www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai