Diagnosis LBP
Diagnosis LBP
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik(26)
a. Inspeksi
Pada pemeriksaan fisik seorang penderita LBP daerah tulang belakang
harus mendapatkan perhatian khusus. Pada inspeksi diperhatikan gaya jalan
penderita, bagaimana ia mendudukan dirinya atau bagaimana caranya dia naik
tempat tidur periksa untuk berbaring. Kemudian dilakukan inspeksi tulang
belakang, penderita harus berdiri dan tulang belakang harus semuanya terlihat.
Kurvator fisiologi pada daerah servikal torakal dan lumbal dapat diperiksan
dengan cermat dari samping. Skoliosis, lordosis, lumbal yang mendatar,
kekendoran otot dan ketegangan otot gluteal dan asimetris lipatan gluteal harus
diperhatikan. Gaya berjalan seperti robot, tulang belakang terasa kaku, tidak
dapat berputar sedikitpun sewaktu akan duduk maupun adalah khas bagi
penderita spondilitis ankilopoeta . berjalan dengan salah satu tungkai berjinjit
dan sedikit membungkuk menandakan bahwa nyeri akan timbul bilamana ia
akan berjalan tegak tanpa berjingkat.
b. Palpasi
Palpasi setiap ruas tulang belakang harus dilakukan, nyeri tekan dicari
dengan menekan prosesus spinosus dan disampingnya. Dalam hal ini defense
muscular dapat sekaligus di periksa. Motilitas tulang belakang diperiksa saat
fleksi kedepan, kebelakang, dan ke samping. Yang harus diperhatikan adalah
pemekaran deretan prosessus spinosus waktu membungkuk. Hal ini mudah
diteliti sebagai berikut. Kelima jari pemeriksa ditempatkan masing masing
pada L1, L2, L3,L4 dan dan L5. Kalau tidak terdapat motilitas yang wajar,
maka jari jari pemeriksa tidak menjauhi satu dengan yang lain pada saat yang
diperiksa membungkuk. Jika didapati defense muscular maka pada sisi itu
terdapat kelainan yang dapat bersifat patologi setempat atau gangguan
diskogenik. (26)
c. Test Laseque
d. Test Patrick
e. Pemeriksaan Penunjang
Referensi :
25. Harrianto ridwan. Buku ajar kesehatan kerja. EGC, 2010 hal 227
26. Sidarta Priguna. Neurologi Klinis. Edisi 6. Jakarta: Dian Rakyat. 2013. 212