Oleh:
REYNALDO TAHULENDING 17061118
FABIOLA CARIEN KAINDE 17061083
DELISIA MAKAWOGHE 17061084
RANIA LANGI 17061085
GABRIELLA VINDDY DAVID 17061090
GEBBY ANINDITA PURUKAN 17061118
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Rumah Sakit
dengan Cara Stimulasi Motorik dan Sosial
Waktu : 30 menit
Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Theresia yang
memenuhi kriteria:
Anak usia >3 tahun
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari: anak usia pra sekolah dan sekolah yang didampingi keluarga
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan saling bercanda.
1. Kegiatan bermain
D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
Lampiran materi:
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.
Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-
anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi
Bermain dengan cara menyusun pazel pada dasarnya tidak hanya membantu
mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga berperan penting dalam
proses pengembangan kognitif klien dan emosional klien, serta membantu klien untuk
menggunakan kemampuan bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa
dengan proses sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar maka dia sudah
siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti
bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan diri
Kliegman, Robert M., 2009, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia:
A. Samik Wahab-Ed.15. Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. ,2013, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi-4. Jakarta: EGC.
Suryanti, Sodikin, Mustiyah Y. Pengaruh terapi bermain mewarnai dan origami terhadap
tingkat kecemasan sebagai efek hospitalisasi pada anak usia pra sekolah di RSUD dr. R.
Goetheng Tarunadibrata Purbalingga, 2011.
PENYAKIT ASMA
Waktu : 30 menit
Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang Theresia yang
memenuhi kriteria:
Orang dewasa (keluarga anak)
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
kooperatif
Peserta terdiri dari: keluarga yang menjaga anak selama di Rumah Sakit
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola
hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam
makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara total.
Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan terbebas dari
ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan lingkungannya serta faktor
ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor alergen yang menjadi penyebab
serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh
penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan profilaksis yang memerlukan waktu lebih
lama, sering menjadi problem tersendiri.
F. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan agar pengetahuan
keluarga akan bertambah
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit keluarga patien mampu:
1. Mengetahui Penyakit Asma
2. Mengetahui tanda-tanda Gejala Asma
3. Mengetahui penyebab terjadinya Asma
4. Mengetahui cara mencegah Penyakit Asma
5. Mengetahui cara mengobati pnyakit Asma
2. Kegiatan bermain
Mendengarkan
Mendengarkan
2 20 menit Kegiatan bermain:
1. Leader menjelaskan cara Mendengarkan
bermain Menjawab pertanyaan
2. Menanyakan pada anak, anak
mau bermain atau tidak Menerima permainan
3. Membagikan permainan Bermain
4. Leader, co leader, dan fasilitator
memotivasi anak Bermain
5. Observer mengobservasi anak Mengungkapkan perasaan
6. Menanyakan perasaan anak
3 5 menit Penutup:
1. Leader menghentikan Selesai bermain
permainan Mengungkapkan perasaan
2. Menanyakan perasaan anak Mendengarkan
3. Menyampaikan hasil Senang
permainan
4. Memberikan hadiah pada anak Senang
yang cepat dalam menyusun
puzzle Mengungkapkan perasaan
5. Membagikan hadiah pada Mendengarkan
semua anak yang bermain Menjawab salam
6. Menanyakan perasaan anak
7. Co leader menutup acara
8. Mengucapkan salam
3. Evaluasi
4. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
5. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
6. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan menyusun puzzle
kemudian berhasil
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
( Lampiran materi )
PENYAKIT ASMA
A. PENGERTIAN PENYAKIT ASMA
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan
peningkatan hiperesponsif jalan nafas yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa
mengi (nafas berbunyi ngik-ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk-batuk terutama
malam menjelang dini hari.
a. Kesulitan bernapas yang disebabkan sesak napas atau napas yang sering terengah-
engah. Gejala ini menjadi penanda asma yang paling umum.
b. Sering batuk. Batuk bisa menjadi tanda adanya sesuatu yang salah pada paru-paru
atau saluran pernapasan.
c. Dada terasa sesak. Kondisi ini menunjukkan bahwa paru-paru berada di bawah
tekanan dan sebagai akibatnya timbul rasa sakit konstan yang terjadi di daerah
tersebut.
d. Perasaan lelah dan lesu. Kedua hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat cukup
oksigen yang didistribusikan ke tubuh oleh paru-paru.
e. Cepat lelah ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga.
f. Susah tidur. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh terasa lesu keesokan harinya.
g. Lebih sensitif terhadap alergi.
h. Ketidakmampuan untuk terlibat dalam aktivitas fisik yang panjang tanpa
mengalami masalah pernapasan.
Ada juga serangan asma akibat perubahan cuaca, maka lindungilah dengan memakan makanan
yang bergizi tinggi agar memiliki daya tahan tubuh yang baik sehingga sehingga siap
menghadapi perubahan cuaca.
Cara mengobati penyakit asma bisa dengan menggunakan buah-buahan seperti : manggis
yang kaya asam lemak omega 3,minumlah secara rutin jus buah manggis, anggur, sebaiknya
konsumsilah buah anggur setiap hari agar bisa terhindar dari penyakit asma, selain buah-buahan
yang harus banyak di konsumsi penderita asma sebaiknya juga harus di dukung dengan
lingkungan yang bersih bebas rokok, binatang peliharaan terutama kucing dan anjing yang
sangat rentan dengan kambuhnya penyakit asma.