Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas teh maka dalam penerimaan bahan baku harus menetapkan standar bahan baku yang memenuhi kriteria untuk diolah. Proses pembuatan teh oolong dimulai dari proses pemetikan daun dari tanaman teh. Daun yang dipetik adalah tiga pucuk daun teh teratas (p+3) yang dipetik pada pagi hari, umur daun tidak terlalu muda atau terlalu tua untuk menghasilkan teh yang berkualitas tinggi (Anonim, 2013). Untuk mempertahankan pucuk segar, maka selama pengangkutan pucuk dari kebun ke pabrik diusahakan tidak terjadi pememaran pada daun, baik akibat gesekan daun dengan tempatnya maupun gesekan antar pucuk daun. Untuk mengatasi hal ini pengangkutan pucuk dibatasi ± 2 ton. Setiap dua tingkat waring yang berisi pucuk teh dibatasi dengan kayu, kemudian diangkut ditutup dengan kain terpal untuk menghindari sengatan sinar matahari dan air hujan (Kunarto, 2005). 2.2 Pengawasan Mutu Proses Pengolahan Teh Oolong Pengawasan mutu proses pengolahan teh oolong meliputi, proses pelayuan, proses fermentasi/oksidasi enzimatis, proses pengeringan, proses penggulungan, proses perajangan/pemotongan dan pengeringan kembali serta proses sortasi dan pengemasan. 1. Pelayuan Pelayuan merupakan tahapan proses pertama pada pengolahan teh hitam yang harus mendapatkan pengawasan yang lebih banyak karena jika proses pelayuan pucuk dilakukan tanpa hati-hati, maka akan menurunkan kualitas pada produk akhir. Pucuk daun teh dengan kadar air 75-80% dilayukan menggunakan sinar matahari selama 90 menit kemudian dipaparkan di dalam ruangan selama 4-8 jam untuk proses pelayuan kembali. Secara visual, hasil pelayuan dikatakan sudah cukup, dapat dilakukan analisa sebagai berikut: a. Apabila pucuk layu dikepal-kepal, terbentuk bulatan seperti bola b. Bila diremas-remas tidak menimbulkan bunyi patahan c. Tulang muda mudah dilenturkan dan tidak menimbulkan bunyi patahan d. Bila pucuk layu ditekan dengan tangan, akan meninggalkan bekas tangan pada pucuk. 2. Fermentasi atau Oksidasi Enzimatis Suhu fermentasi 15-18℃ Proses oksidasi teh oolong hanya memerlukan waktu dua atau tiga hari. Karena proses ini, bagian tepi daunnya berwarna kemerahan dan kering sedang bagian tengah daunnya tetap hijau. 3. Pengeringan Dilakukan dengan panning system (dimasukkan ke dalam lorong/silinder panas) dengan suhu 300-350℃ selama 5 menit bertujuan untuk inaktivasi enzim agar fermentasi tidak sempurna/fermentasi parsial (proses oksidasi enzimatis dihambat) (Gardjito & Dimas, 2011). 4. Penggulungan Penggulungan dilakukan dengan sistem open top roller selama 5-12 menit dan tidak dilakukan sampai hancur seperti teh hitam tujuannya untuk memecah sel daun sehingga menghasilkan rasa sepat. 5. Perajangan/ Pemotongan dan Pengeringan kembali Tujuannya untuk menurunkan kadar air sampai 3-5% 6. Sortasi dan Pengemasan Proses sortasi sangat penting untuk mendapatkan produk teh yang sesuai dengan jenis mutunya. Keseragaman warna, ukuran partikel dan bentuk partikel masing-masing jenis mutu sangat penting untuk jaminan mutu produk. Beberapa pengawasan yang harus dilakukan pada proses sortasi yaitu: - Ruang sortasi harus benar-benar bersih khususnya dari bahan-bahan asing yang dapat mencemari mutu teh hitam - Tahap-tahap sortasi harus sudah memenuhi syarat ketentuan sortasi - Meminimalisir teh yang tercecer dengan mengontrol sortasi dengan baik - Jenis-jenis mutu teh hitam hasil dari sortasi apakah sudah sesuai standar dari masing-masing jenis mutu, jika tidak maka dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu terhadap mesin kemudian dilakukan sortasi ulang - Pengambilan contoh untuk analisis mutu sebelum penimbangan dan dilakukan dengan tertib Pengawasan yang dilakukan pada proses pengemasan adalah sebagai berikut: - Pemeriksaan mutu teh yang akan dikemas harus sesuai dengan jenis mutu yang ditetapkan. Jika terjadi kesalahan maka akan dilakukan sortasi ulang - Kemasan yang digunakan diperiksa, diuji ada tidaknya kebocoran/lubang maupun abnormalitas bentuk kemasan - Pengisian kemasan harus disesuaikan dengan volume standar untuk masing-masing jenis mutu - Pengambilan contoh teh setiap papersack dilakukan 2 kali yaitu sewaktu setengah pengisian dan sewaktu papersack penuh - Apabila ditemukan logam magnet pada akhir pengemasan di ujung keluar Tea Bulking, bubuk teh harus dilakukan re-finishing. 2.3 Pengawasan Mutu Hasil Akhir Pengawasan mutu produk akhir dilakukan dengan menganalisis produk akhir teh oolong
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Proses Pembuatan Teh Oolong. [Online] Available at:
http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp- content/uploads/2013/03/perkebunan_Warta32012_23.pdf [Accessed 5 November 2019]. Gardjito, M. & Dimas, R. A., 2011. Teh. Yogyakarta: Kanisius. Kunarto, B., 2005. Teknologi Pengolahan Teh Hitam (Camellia sinensis L. Kuntze) Sistem Orthodox. I ed. Semarang: Semarang University Press.