Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TEKNIK LINGKUNGAN

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

Oleh:

Elsy Herninda 1610.13251.241


Gilang Andika S 1610.13251.246
Muhammad Daud 1610.13251.277
Panji Muntasawwip 1610.13251.
Reyna Sandrawati Cintya Dewi 1610.13251.251

PROGAM STUDI S1 KESEHATAN LINGKUNGAN


STIKES WIDYAGAMA HUSADA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Biogas dari Kotoran Sapi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Biogas dari
Kotoran Sapi” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 3 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Energi selalu memainkan peranan penting dalam perkembangan hidup


manusia dan pertumbuhan ekonomi. Total permintaan dunia akan energi
primer (batu bara, nuklir, LNG, bahan bakar dari fosil) senantiasa mengalami
peningkatan, maka diperlukan adanya energi alternatif (Fatimah & Grace
Angelin. 2017 ). Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang
krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh
pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak
dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan
kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi
terbaharukan (Sulistiyanto. Y, dkk. 2016).
Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa
sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya
cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam
dua dekade mendatang. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan
bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik
Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk
mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar
minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat
diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak. Salah satu
sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam
limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan
dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses
ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga
akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil (Sulistiyanto. Y, dkk.
2016).
Kotoran sapi merupakan substrat yang cocok sebagai sumber pembuatan
biogas, karena mempunyai keseimbangan nutrisi serta mengandung mikroba
metanogenesis. Sampah organik dan kotoran sapi mengandung nutrisi makro
yang diperlukan untuk pembuatan biogas. Selain nutrisi makro dibutuhkan
juga nutrisi mikro berupa trace metal untuk pertumbuhan mikroorganisme
dalam menguraikan sampah organik menjadi gas metan (Fatimah & Grace
Angelin. 2017).
Biogas juga ramah lingkungan, pembuatan biogas sangat sederhana yaitu
dengan memasukkan substrat berupa kotoran sapi atau limbah organik
kedalam wadah digester yang tertutup rapat, dalam beberapa waktu akan
menghasilkan gas sebagai sumber energi.Menurut Hambali dkk. (2007) hasil
estimasi seekor sapi dalam satu hari dapat menghasilkan kotoran sebanyak 10-
30 kg. Berdasarkan hasil riset diketahui bahwa setiap 10 kg feses ternak sapi
berpotensi menghasilkan 360 liter biogas ( Mirah Arie Dp, dkk. 2016).
Biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi limbah organik tidak
memiliki kandungan gas yang 100 % bisa terbakar. Produk biogas terdiri dari
metana (CH4) 55-75 %, karbondioksida (CO2) 25-45 %, nitrogen (N2) 0-0,3
%, hidrogen (H2) 1-5 %, hidrogen sulfida (H2S) 0-3 %, oksigen (O2) 0,1-0,5
%, dan uap air (Burke, 2001). Dari semua unsur tersebut yang berperan dalam
menentukan kualitas biogas yaitu gas metana (CH4) dan karbon dioksida
(CO2). Kemurnian metana dari hasil biogas tersebut jadi penting karena akan
mempengaruhi nilai kalor yang dihasilkan. Bila kadar CH4 tinggi maka biogas
tersebut akan memiliki nilai kalor yang tinggi. Sebaliknya jika kadar CO2
yang tinggi maka akan mengakibatkan nilai kalor biogas tersebut rendah
(Ritonga .A.M & Masrukhil. 2017). Oleh karena itu pada praktikum kali ini
dilakukan pembuatan biogas dari bahan kotoran sapi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan biogas pada kotoran sapi ?
2. Bagaimana hasil dari pembuatan biogas pada kototan sapi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan biogas pada kotoran sapi.
2. Untuk mengetahui hasil dari pembuatan biogas pada kotoran sapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Biogas
Biogas merupakan gas campuran terutama terdiri dari metana dan
karbondioksida. Biogas diproduksi secara anaerob melalui tiga tahap yaitu
hidrolisis, asidogenesis, dan metagenesis. Dalam produksi biogas , semua
jenis limbah organik dapat di gunakan sebagai substrat seperti limbah
dapur, kebun, kotoran sapi dan buangan domestik. Pengembangan
bioenergi seperti biogas merupakan salah satu langkah untuk mengurangi
ketergantungan masyarakat terhadap sumber-sumber energi yang tidak
dapat diperbaruhi. Biogas adalah salah satu energi yang dapat
dikembangkan mengingat bahan bakunya cukup tersedia dan terbarukan.
Sehingga sangat mungkin untuk menggantkan LPG , premium, minyak
tanah, minyak solar, minyak disesl yang harganya semakin mahal yang
membebani masyarakat menegah kebawah (Natalia dkk, 2014).
Biogas yang telah dikenal tersebut diolah dari kotoran ternak dalam
keadaan kedap udara. Secara ilmiah, biogas yang dihasilkan dari sampah
organik adalah gas yang mudah terbakar. Gas ini dihasilkan dari
fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob. Umunya semua
jenis bahan organik baik padat maupun cair yang cocok untuk sistem
biogas sederhana. Bila sampah-sampah organik tersebut membusuk, akan
dihasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2). Tetapi hanya
CH4 dan karbondioksida (CO2). Energi yang terkandung dalam biogas
tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan
energi metana semakin besar kandungan energi pada biogas (Sikanna dkk,
2013).
Biogas bersifat bersih, tidak berasap hitam selain itu derajat panasnya
lebih tinggi dari bahan bakar minyak tanah dan kayu bakar serta dapat
disimpan untuk penggunaan yang akan datang. Produksi biogas didasarkan
pada perombakan anaerob akan menghasilkan gas metana 54-70%
karbondioksida 25-45% hidrogen, nitrogen, dan hidrogen sulfida dalam
jumlah sedikit.
Energi biogas adalah salah satu dari banyak macam sumber energi
terbarukan, karena energi biogas dapat di peroleh dari air baungan rumah
tangga, kotaran cair dari perternakan ayam, sapi, babi,sampah organik dan
pasar, industri makanan dan limbah baungan lainnya. Produksi biogas
memungkinkan pertanian berkelanjutan dengan sistem proses terbarukan
dan ramah lingkungan. Pada umumnya, biogas terdiri dari gas metana
diproduksi dari kotoran hewan yang mengandung energi gas 4.800-6.700
Kcal/m3. Sedangkan gas metana murni mengandung energi
8.900Kcal/M3. Sistem produksi biogas mempunyai beberapa keuntungan
yaitu , a) mengurangi pengaruh gas rumah kaca, b) mengurangi polusi bau
yang tidak sedap, c) sebagai pupuk , d) produksi daya dan panas.
B. Biogas dari Kotoran Sapi
Kotoran sapi, memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi,
teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi, merupakan teknologi yang
sudah banyak dikenal dimasyarakat , diperlukan pengeceran untuk
memperoleh % solid TS (total solid) yang sesuai. Penggunaan substrat
campuran sampah sayur dan kotoran sapi diharapkan akan meningkatkan
produksi biogas dari sampah sayur maupun produksi dari kotoran sapi.
Kombinasi campuran kotoran sapi dan sampah sayur dengan komposisi
tertentu akan mendapatkan ph 7 yang merupakan PH yang sesuai untuk
pembentukan biogas (Richard, 2008).
Sampah apapun jenis dan sifatnya, mengandung senyawa kimia yang
sangat diperlukan manusia secara langsung maupun tidak langsung.
Namun yang terpenting , bagaimana kita dapat menggunakan dan
memanfaatkan sampah tersebut. Pemanfaatan sampah antara lain sabagai
sumber pupuk organik, misalnya kompos yang sangat dibutuhkan oleh
petani selain itu juga sangat berfungsi sebagai sumber humus . manfaat
lain yang bisa diambil dari sampah adalah bahan pembuat biogas.
Penggunaan sampah untuk penyediaan energi telah lama dicoba , misalnya
saja bahan bakar ntuk mesin pembangkit listrik.sampah juga dijadikan
bahan baku untuk pupuk proses fermentasi non alkohol dalam pembuatan
biogas. (Yamtinah dkk, 2010).
C. Metode Membuat Biogas Dari Kotoran Sapi
Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi terjadi karena adanya
dekomposisi bahan organik secara anaerob (tertutup dari udarah bebas).
Proses ini akan menghasilkan suatu gas yang mengandung metana dan
karbondioksida (CO2). Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas.
Biogas terbentuk dapat dijadikan sebagai bahan bakar karena mengandung
gas metana (CH4) yang mudah terbakar . dimana proses pembusukan
anaerob yang terjadi dibantu oleh sejumlah mikroorganisme sperti bakteri
metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah berkisar 25-55Oc.
Saat suhu tersebut . mikoroorganisme dapat bekerja secara optimal untuk
merombak bahan-nahan organik. Komposisi gas yang terdapat pada
pembentukan biogas , seperti ditunjukan pada tabel dibawah ini.
Tabel .1 komposisi gas yang terdapat pada pembentukan biogas
Jenis gas Jumlah (%)

Metana (CH4) 54-70%

Karbon dioksida (CO2) 27-45

Nitogen (N) 0,5-3

Karbon monoksida (CO) 0,1

Oksigen(O2) 0,1

Hidrogen sulfida (H2S) Sedikit sekali


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Berikut adalah tabel hasil pengamatan pembuatan biogas.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Biogas
No. Minggu Pertama Minggu Kedua Minggu Ketiga

1. Biogas belum terbentuk Biogas sedijkit Biogas menyala


menyala, tetapi dengan
mati sempurna

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan biogas dari kotoran
hewan dengan menggunakan campuran ragi dan bersih dari rumput atau
jerami. Kotoran hewan yang digunakan dalam pembuatan biogas ini
adalah kotoran sapi yang masih segar. Kotoran sapi dicampur dengan air
dengan perbandingan 1:2 yaitu 2,5 liter air dengan 5 kg kotoran sapi.
Kemudian ditambahkan dengan ragi sebanyak 5 tablet. Menurut
Nugrahini, dkk (2014) dalam pembuatan biogas untuk mempercepat
degradasi bahan baku biogas yang digunakan maka dibutuhkan
mikroorganisme yang dapat disebut sebagai biakan atau starter. Ragi
ditambahkan sebagai starter untuk mempercepat proses fermentasi yang
akan membentuk gas.
Pada minggu pertama
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sikanna,dkk. 2013. Kajian Tekinologi Produksi Biogas Dari Sampah
Basah Rumah Tangga. Jurusan Kimia Fakulotas, MIPA,
Universitas Tadulako.
Yamtinah dkk. 2010. Studi Pustaka Pemanfaatan Proses Biokonversi
Sampah Organik Sebagai Alternatif Memperoleh Biogas Mkalah
Disampaiada Seminar Nasional Sumber Energi Hayati Di FMIPA
UNS.
Nugrahini, dkk. 2014. Pengelolahan Sampah Organik (Sayur-Sayur) Pasar
Tugu Menjadi Biogas Menggunakan Stater Kotoran Sapi Dan
Pengaruh Penambahan Urea Secara Anaerobik Pada Reaktor
Batch Jurusan Teknik Universitas Lampung.
Fatimah & Grace Angelin. 2017. Pengaruh Penambahan Trace MetalL
(Molybdenum & Selenium) Terhadap Pembuatan Biogas Dari
Sampah Organik Dan Kotoran Sapi. Jurnal Teknik Kimia USU.
Vol. 6, No. 4 .
Mirah Arie Dp, dkk. 2016. Feses Ternak Sapi Sebagai Penghasil Biogas
(Beef Cattle Feces As Prpducing Biogas). Jurnal LPPM Bidang
Sains dan Teknologi. Vol.3, No. 1.
Ritonga .A.M & Masrukhil. 2017. Optimasi Kandungan Metana (CH4)
Biogas Kotoran Sapi Menggunakan Berbagai Jenis Adsorben.
Jurnal Rona Teknik Pertanian. Rona Teknik Pertanian. Vol.10,
No.2
Sulistiyanto. Y, dkk. 2016. Pemanfaatan Kotoran sapi Sebagai Sumber
Biogas Rumah Tangga Di Kabupaten Pulang Pisau Provinsi
Kalimantan Tengah. Jurnal Udayan Mengabdi. Vol.5, No.2.
Richard S. 2008. Studi Pustaka Pemanfaatan Proses Biokonversi Sampah
Organik Sebagai Alternatif Memperoleh Biogas.

Anda mungkin juga menyukai