NAMA KELOMPOK 2 :
IMRON BUHORI
ELY DWI AGUSTIN
HOZAIMATUL HILALIA
MUTI’ATUN NAFISAH
ROFIQOTUS SA’ADAH
WULANDARI SUCI WATI
AHMAD NURUL FAHRUSI
HOLIQOTUL BARIYAH
PADJARAKAN – PROBOLINGGO
2017
HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH
KEPERAWATAN DASAR 1
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni
Nabi Muhammad SAW.
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul” CPAP ’’dan dengan
selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok pesantren
Zainul Hasan Genggong
2. Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong
3. Ana Fitria Nusantara, S.kep.,Ns.,M.Kep sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan
4. Rizka Yunita, S.kep.,Ns.,M.kep Sebagai Wali Kelas Prodi S1 Keperawatan
5. Ana Fitria Nusantara, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen mata kuliah keperawatan
dasar1.
Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.
iii
DAFTAR ISI
Cover ........................................................................................................................ i
iv
BAB 1
( PENDAHULUAN )
1.4 MANFAAT
Menambah wawasan tentang konsep dasar Menggunakan CPAP serta
menerapkannya dalam kehidupan.
1
BAB 2
( PEMBAHASAN )
Continuos Positive Airway Pressure (CPAP) adalah merupakan suatu alat untuk
mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernafasan spontan.
CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory
distresspada neenatus.
2
2.2 KEGUNAAN CPAP
KEGUNAAN ALAT :
CPAP digunakan pada pasien yang memiliki masalah pada proses
pernafasan,dimana saluran nafas tertutup.Aliran udara yang terhambat memiliki
resiko henti nafas yang bisa membahayakan hidup.Penutupan saluran nafas dapat
terjadi karena berbagai faktor seperti amandel membesar,lidah yang panjang hingga
masalah obesitas.Fungsi dari CPAP membantu mempertahankan volume paru-paru
dan membuat faring tetap terbuka.
3
2.3 INDIKASI
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory distress pada neonatus yang merupakan
indikasi penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
Semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria
tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.Pada penggunaan CPAP,
pernapasan spontan dengan tekanan positif dipertahankan selama siklus respirasi, hal ini yang
disebut disebut dengan continuous positive airway pressure. Pada mode ventilasi ini, pasien
tidak perlu menghasilkan tekanan negatif untukmenerima gas yang diinhalasi. Hal ini
dimungkinkan oleh katup inhalasi khusus yang membuka bila tekanan udara di atas tekanan
atmosfer. Keistimewaan CPAP adalah dapatdigunakan pada pasien-pasien yang tidak
terintubasi.
4
2.5 KONTRA INDIKASI CPAP
Adapun beberapa kondisi respiratory distress pada neonatus, tetapi merupakan
kontraindikasi pemasangan CPAP antara lain :
o Cedera pada hidung, misalnya erosi pada septal nasi, dan nasal snubbing.
Penggunaan nasal prong atau masker CPAP dapat mengakibatkan erosi
pasa septal nasi, sedangkan penggunaan CPAP dalam jangka waktu yang
lama dapat mengakibatkan snubbing hidung
o Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat terjadi karena proses
penyakit dari Respiratory Distress Syndrom ( karena alveolar yang over
distensi) , dan angka kejadian tersebut meningkat dengan penggunaan
CPAP.
5
o Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena peningkatan resistensi
vaskularisasi paru, dan penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan inthorakal karena penggunaan CPAP yang tidak
sesuai.
o Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus tekanan spingkter
oeshiphagus bagian bawah cukup baik untuk dapat menahan distensi
abdomen karena tekanan CPAP. Tetapi distensi abdomen dapat terjadi
sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP. Resiko terjadinya distensi
abdomen dapat berkurang dengan pemasangan orogastric tube (OGT)
o Nasal prong atau masker pada CPAP dapat menyebabkan
ketidaknyamanan bayi, yang dapat menyebabkan agitasi dan kesulitan
tidur pada bayi.
6
BAB 3
TUJUAN :
ALAT :
Spuit 5 ml
Sarung tangan nonsteril
Mesin pengisap atau dinding yang dirancang terpasang mesin pengisap
Kateter atau sel pengisap ( dewasa 14 – 16 Fr ; anak – anak 6,5 – 12 Fr )
Sarung tangan steril ( berada dalam kemasan )
Handuk besar ( linen pengaman , mungkin berada dalam kemasan )
Salin irigasi steril dalam wadah steril
Salin ( dalam selang yang sudah terisi atau spuit 3 – 10 ml yang sudah terisi )
untuk membilas
Restrain pergelangan tangan ( opsional )
Kata mata pelindung atau kaca pelindung
Gown atau apron prlindung
masker wajah
penahan selang endotrakea , plester 2,5 cm , atau balutan berperekat elastis
benzoin atau preparat kulit ( opsional )
peralatan – peralatan nasal / oral ( mis., kapas basah atau pelembab oral , usap
oral )
jelly petroleum
sfignomanometer.
7
LANGKAH – LANGKAH :
8
15. Minta bantuan asisten untuk memberikan ventilasi,beri 3-5 ventilasi dalam,
dan kemudian lepas ambu bag jika klien mampu, minta dia untuk mengambil
nafas dalam 3-5 kali.
16. Lakukan persiapan :
Masukkan kateter ke dalam selang ET dengan melakukan gerakan
memutar ke arah bawah . Pastikan jari tidak menutup lubang port
kateter pengisap . Lanjutkan masukkan selang sampai ada tahanan atau
batuk terstimulasi . Jika kateter menemui tahanan setelah dimasukkan
pada jarak yang di perkirakan , mungkin menyentuh karina . Jika
demikian , tarik 1 cm sebelum memasukkan lebih jauh atau melakukan
pengisapan.
Posisikan ibu jari menutupi port kateter pengisap
Minta klien untuk batuk
Tarik kateter dengan gerakan sirkular , gulung diantara ibu jari dan jari
lainnya
17. Letakkan ujung selang kateter pengisap dalam larutan steril selama 1 – 2 detik
18. Ulangi langkah 16 dan 17 sekali lagi . minta klien bernafas sebanyak 5 kali
saat anda mengauskultasi bunyi napas bronkus dan kaji status sekret.
19. Kempiskan balon selang ET dan ulangi pengisapan . kembangkan kembali
balon denga tekanan yang sesuai
Lanjutkan langkah yang 20.
9
9. Aktifkan mesin pengisapan dengan tekanan 15% - 20% lebih tinggi dari biasanya
(120mm Hg).
10. Masukkan kateter 2,5 – 5 cm ke dalam selang trakea atau 5 – 7,5 cm kedalam
selang ET.
11. Posisikan ibu jari menutup port kateter pengisap.
12. Stabilisasi selang ET denga nondominan sementara memasukkan kateter sejauh
5cm sampai mencapai karina (pada titik pengukuran sebelumnya untuk anak).
13. Tarik 1 cm dan mulai menarik kateter secara perlahan , lakukan pengisapan secara
continue dan gulung selang kateter diantara jari – jari anda.
14. Ulangi prosedure jika perlu.
15. Tarik kateter sampai garis hitam terlihat di kantung.
16. Tutup port dengan ibu jari dan tangan sementara membilas selang larutan salin
dari spuit unit dosis.
17. Kunci port.
18. Tutup port pembilas.
19. Posisi kateter ke dalam tempat penyimpanan.
20. Lakukan pengisapan jalan napas oral dan perawatan mulut.
21. Buka sambungan selang kateter dari selang pengisap yang tersambung denga
mesin , matikan mesin.
22. Kaji drainase pada insisi dan luka dan proses penyembuhan luka.
23. Atur posis klien denga kepala tempat tidur dielavasi 450 , pagar pengaman tempat
tidur dipasang dan lampu pemanggil dalam jangkauan (pasang restrain , jika
diprogramkan dan diperlukan).
24. Buang alat dan sarung tanga kotor dengan tempat.
10
Kesimetrisan ekspansi dada saat ekspirasi dan adanya bunyi napas yang
bilateral.
3. Inspeksi selang ET setiap 2 – 4 jam untuk menentukan apakah selang terobstrubsi
karena terpilin , sumbatan mukosa , sekret, atau gigitan klien
4. Periksa ventilator , jika digunakan , apakah tekanan ventilasi tinggi atau meningkat .
5. Kaji adanya bau tidak sedap , kotor , dan stabilisasi pada penahanan selang atau
plester
6. Ganti selang atau penahan hanya jika diperlukan . untuk mengganti penahan , lihat
petunjuk produk .untuk mengganti plester yang menfiksasi selang :
Sediakan 2 strip plester panjang ( 1 berukuran 35 cm , yang lainnya 60 cm )
Lekatkan strip plester 60 cm dengan sisi yang berperekat menghadap ke atas
Rekatkan plester yang pendek ( bagian yang berperekat menghadap ke
bawah) pada bagian tengah strip 60 cm
Belah 2 masing – masing ujung plester 60 cm sepanjang 10 cm
Pasang plester yang tidak berperekat dibawah leher klien
Untuk selang oral , letakkan selang disudut mulut , tempelkan salah satu
ujung plester yang telah dibagi 2 ( ujung plester sebelah kiri atau kanan )
diatas bibir atas dan lilitkan ujung plester yang lain ke selang . ulangi langkah
tersebut untuk plester ujung plester yang lain ( ujung plester sebelah kanan
atau kiri )
Ujung selang nasal, tempelkan ujung selang yang tealah dipotong 2 diatas
bibir dan lilitkan ujung yang lainnya . jang menyumbat lubang hidung . ulangi
langkah tersebut untuk ujung selang yang lain ( gunakan plester adhesif
elastik / beri benzoin untuk menfiksasi selang )
7. Inspeksi area disekitar selang
Untuk selang ET nasal , inspeksi adanya kemerahan , drainase ulkus pada
lubang hidung , atau pada area yang tertekan disekitar selang
Untuk selang ET oral , inspeksi adanya iritasi , ulkus pada rongga oral dan
bibir atau area yang tertekan . ubah posisi selang ke sisi yang lainnya secara
rotasi setiap 24 - 48 jam
8. Lakukan perawatan oral setiap 2 – 4 jam ( pengisapan , swab , jelly petroleum untuk
bibir ).
11
9. Kaji status balon
10. Buang atau simpan dengan tepat alat dan bahn yang telah dipakai .
11. Ataur klien ke posisi yang nyaman denga kepala tempat tidur dielevasikan 450 , pagar
pengaman tempat tidur terpasang , lampu pemanggil dalam jangkauan ( pasang
restarain jika perlu )
12. Lakukan higienis oral.
12
BAB 4
( PENUTUP )
4.1KESIMPULAN: :
Continuos Positive Airway Pressure (CPAP) adalah merupakan suatu alat untuk
mempertahankan tekanan positif pada saluran napas neonates selama pernafasan spontan.
CPAP merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana respiratory
distress pada neenatus. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan kesulitan
bernafas, mengurangi ketergantungan terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan
mempertahankan kapasitas residual paru, mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan
mecegah kollaps paru, mengurangi apneu, bradikardia, dan episode sianotik, serta
mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif.
4.2 SARAN :
2. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidaklengkapan
materi mengenai pengkajian pada Continuous Positive Airway Pressure, kami mohon maaf.
Kamipun sadar bahwa makalah yang kami buat tidaklah sempurna. Oleh karena itu kami
mengharap kritik dan saran yang membangun.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Leelawong M, Holland A. Neonatal nasal cpap device redesign. Journal [serial on the
Internet].
3. Continous possitive airway pressure (cpap) nursing guideline. Journal [serial on the
newborn. In: Mc Gowan J, editor. NRP instructor update: AAP, AHA; 2012.
14