Anda di halaman 1dari 60

“To reach a port, we must sail - sail,

not tie at anchor - sail, not drift.”


- Franklin D. Roosevelt

dok foto: Reza Ferdiansyah


EDITOR’S NOTE

“He who is not courageous enough to take risks will


accomplish nothing in life”, - Muhammad Ali

Q
uote dari pria dengan nama lahir Cassius pun sebenarnya sudah mulai membangun payung
Marcellus Clay Jr ini menggambarkan regulasi untuk menerapkannya, bahkan beberapa
bagaimana seharusnya individu dalam sudah masuk ke dalam tahapan implementasi. Oleh
melihat risiko. Ia menekankan bahwa karena itu, gerakan positif ini perlu diamplifikasi
setiap manusia harus berani mengambil risiko dengan berbagai cara, salah satunya adalah
untuk dapat mencapai tujuan hidupnya. Namun, peningkatan pemahaman terkait manajemen risiko
seberapa besar kita boleh dan mampu mengambil yang bukan hanya sebuah alat kepatuhan saja
risiko merupakan hal penting yang tidak boleh melainkan media untuk mendukung pencapaian
dikesampingkan. Artinya, kita harus bisa memahami tujuan organisasi. Tak ketinggalan, auditor internal
tujuan kita, sumber daya yang kita miliki, dan pemerintah di Indonesia dapat memberi dorongan
batasan risiko yang mampu kita ambil untuk dapat instansinya masing-masing untuk menerapkan
mencapai tujuan yang ditetapkan berkaca dengan manajemen risiko yang value creation-based.
sumber daya yang dimiliki. Bagaimana cara kita Konsisten dengan perubahan yang kami lakukan
sehingga tiga hal tersebut dapat terintegrasi dengan di edisi sebelumnya, dalam edisi kali ini kami juga
setiap keputusan dan aktivitas yang kita lakukan? sajikan kepada pembaca rubrik-rubrik yang ringan
Jawabannya ada di Majalah kesayang kita pada edisi namun tetap sarat informasi. Dari mulai reviu tentang
kali ini. buku, film, hingga keindahan Indonesia yang sayang
Dalam edisi yang akan terasa bernuansa risiko untuk dilewatkan. Akhirnya, kami ucapkan selamat
banget ini, pembaca akan dimanjakan dengan menikmati sajian dari kami untuk para pembaca
berbagai pembahasan terkait implementasi setia Majalah Warta Pengawasan.
manajemen risiko di sektor pemerintah, khususnya
terkait budaya risiko. Tema terkait manajemen risiko “You can say a lot of things about me, but you
ini tentu relevan dengan kondisi perkembangan can never say I don’t take risks,” – Diego Armando
penerapan manajemen risiko di Indonesia termasuk Maradona
di sektor publiknya. Beberapa instansi pemerintahan Salam Redaksi.

Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Tel/Fax. 62 21 85910031, pes
0102 dan 0103, Diterbitkan Oleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Berdasarkan: Keputusan Kepala BPKP
Nomor: Kep-204/K/SU/2013 Tanggal 26 Maret 2013 STT Nomor: 958/SK/Ditjen PPG/STT/1982 Tanggal 20 April 1982, ISSN 0854-0519
Homepage: www.bpkp.go.id - Email: warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau
sebagian isi majalah tanpa seijin redaksi.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 1
CONTENT
Content 30 Infographic Risk Culture
The Brief
3 Transformasi Manajemen Risiko yang Kekinian 32 JFA Talk
Cover Story
8 From Bolt-on to Built-in, Bangun Budaya Risiko Public Policy
untuk Manajemen Risiko yang Terintegrasi 34 Pengawasan APIP dalam Paradigma
Pembangunan yang Terkonsolidasi
The Interviews
12 Budaya Risiko Sangat Penting
14 Mendesak, Budaya Sadar Risiko di Organizational Culture
Pemerintahan 38 COP, Menimba dan Membagi Ilmu Sambil
Berjejaring
Indonesia This Quarter
18 Bukti BPKP Patuhi Keterbukaan Informasi
Publik Certification
Dana Talangan LMAN Lewati Proses Tata 42 Jadi Risk Management Expert, Caranya? (Part 2)
Kelola yang Baik
19 Samakan Persepsi Auditor Internal Pemerintah Insight
Indonesia
44 Orang Baik, Kenapa Koq Korupsi
20 Satu Dekade Selalu WTP, Kemenkeu Apresiasi
BPKP
21 APIP Kawal Pengadaan PNS Tahun 2018 Inspiring Person
Refleksi 2018, Proyeksi 2019 Deputi Akuntan 48 Mimpi Basori Bermanfaat Untuk Negeri
Negara
Book Review
Risk Management Vantage Point
50 Notes on A Nervous Planet
22 Register Risiko yang Berfaedah
Movie Review
Internal Control Vantage Point 52 Rashomon
26 Auditing Risk Culture, Possible and Needed?
The Beauty of Indonesia
54 Ekplorasi Keindahan Nyiur Melambai
29 SPIP Talk

Susunan Redaksi
Pelindung : Kepala BPKP - Pembina : Sekretaris Utama - Penasihat : Para Deputi Kepala BPKP - Penanggung Jawab:
Syaifuddin Tagamal- Kontributor Ahli: Maliki Heru Santosa, Yus Muharram, Slamet Hariadi, Bambang Utoyo, Amdi Very
Dharma, Edi Mulia - Kontributor Tetap: Heli Restiati, Agus Yulian, Rini Wartini, Tri Wibowo - Pemimpin Umum: Catur Iman
Pratignyo - Wakil Pemimpin Umum: M. Muslihuddin - Pemimpin Redaksi: Betrika Oktaresa - Pemimpin Administrasi:
Ratna Wijihastuti- Redaktur Pelaksana: Dony Perdana- Redaktur: Pujito,Dian Setyawati, Ishak A. Wahyudi, Diana Chandra,
Nani Ulina K. N, - Redaktur Foto: Sri Lestari - Sekretaris Redaksi: Hilwiya Agustine- Reporter: Suryo Cahyo Putro, Gilang
Rahmat Hastanto, Ayu Isni Arum, Nadia Khaerunnisa Keuangan: Nurjana Ismet Tuah, Isnawati Ekarini - Desain Grafis: Idiya
Zikra - Administrasi: Budi Sutjahyo, Nursanty Sinaga, R. Hanifah- Dokumentasi: Edi Purwanto, Adi Sasongko - Sirkulasi:
R. Hanifah

2 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
THE BRIEF

Transformasi Manajemen
Risiko yang Kekinian
Manajemen Risiko, atau saat ini lebih dikenal dengan sebutan Enterprise Risk
Management (ERM) merupakan salah satu topik hangat yang terkait dengan
tata kelola dan manajemen organisasi. Namun sayangnya, ilmu ini masih sering
disalahpahami oleh berbagai pihak, baik akademisi maupun praktisi.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 3/TAHUN
4/TAHUN 2018 3
THE BRIEF

M
a n a j e m e n implementasi manajemen risiko­ hebat, termasuk menurunkan
risiko sejatinya nya. angka Produk Domestik Bruto
bukanlah sebuah Meningkatnya kesadaran ber­ (PDB) Dunia menjadi 0,6 persen
konsep atau ilmu bagai pihak tentang pentingnya pada tahun 2009. Kondisi itu
yang rumit. Bahkan, meng­ manajemen risiko yang lebih terus berkembang menjadi resesi
implementasikannya pun terintegrasi sejak satu dekade lalu ekonomi dunia yaitu sebuah
tidak kemudian berelasi secara tidak lepas dari krisis keuangan periode dimana pertumbuhan
lang­­s ung dengan kebutuhan global yang terjadi pada tahun ekonomi­n ya adalah negatif,
biaya yang besar, terlebih jika 2007-2009 lalu. Banyak negara sebuah kondisi yang baru terjadi
dibandingkan dengan manfaat di dunia terguncang oleh krisis lagi sejak Perang Dunia II lalu.
yang diberikan yaitu menambah keuangan tersebut, bahkan krisis Banyak pihak meyakini bahwa
nilai bagi organisasi. Tentu saja keuangan tersebut sering digam­ faktor utama penyebab krisis
dengan catatan, organisasi perlu barkan sebagai krisis keuangan keuangan global tersebut adalah
melakukannya dengan benar, terburuk sejak Great Depression kegagalan penerapan manajemen
dan permasalahannya adalah yang terjadi pada 1929-1930. risiko pada lembaga-lembaga
kebanyakan organisasi sam­ Baik negara maju maupun keuangan di Amerika Serikat. Para
pai saat ini masih berkutat di negara berkembang sama-sama pakar menilai bahwa kegagalan
hal-hal yang tidak tepat dalam mengalami guncangan yang penerapan manajemen risiko

4 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
tersebut didasari oleh lemahnya holistik karena lingkup risiko yang dengan budaya risiko. Manajemen
organisasi dalam memandang dikelola semakin komprehensif. risiko di beberapa organisasi
dan mengelola risiko atau weak Evolusi pada ilmu manajemen masih hanya menjadi sebuah
risk culture (budaya risiko yang risiko menegaskan bahwa risiko- compliance-based process yang
lemah). risiko lain tak kalah penting tidak memberi nilai tambah bagi
daripada risiko keuangan, organisasi. Hal ini disebabkan
Pemahaman Manajemen Risiko misal­­nya risiko reputasi, risiko oleh penerapan manajemen
yang Tak Sempurna operasional, risiko sumber daya risiko yang hanya berfokus pada
Permasalahan klasik terkait manusia, dan sebagainya, yang pemenuhan regulasi saja atau
pemahaman yang salah tentang harus dikelola oleh organisasi berfokus pada conformance.
manajemen risiko adalah masih untuk mencapai tujuannya. Itu jika Tentu yang harus dipahami
menilai manajemen risiko dilihat dari sisi pemahamannya, ada­lah patuh terhadap regulasi
hanya­lah mengelola risiko yang risiko-risiko apa yang dikelola. merupa­k an suatu keharusan,
terkait dengan keuangan saja. Sedangkan di sisi lain, kita juga namun tidak diartikan bahwa hal
Karena faktanya, sesuai dengan bisa melihat permasalahan itu merupakan tujuan utamanya.
perkembangan manajemen dalam penerapan manajemen Karena dengan pemahaman
risiko, pengelolaan risiko terus risiko melalui perspektif tujuan tersebut, organisasi hanya akan
berkembang menjadi lebih penerapannya, yang terkait melihat bahwa menerapkan

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 5
ilust: Mc Kinsey

manajemen risiko berarti mem­ operasional organisasi sehari-hari. menilai bahwa yang merupakan
buat daftar risiko, membuat Tanpa adanya budaya risiko, risiko terbesar bagi organisasi
dokumen berisi peta risiko, daftar dokumen-dokumen penerapan adalah pendekatan manajemen
prioritas risiko, dan mitigasinya, manajemen risiko tersebut hanya risiko yang salah atau lemah.
tanpa memahami bahwa apa akan menjadi sebuah dokumen Hal tersebut dapat terjadi jika
yang didokumentasikan tersebut formalitas saja. Menurut pene­ penilaian risiko tidak didasari
seharusnya diintegrasikan de­ litian yang dilakukan oleh Tahir oleh pengukuran yang memadai
ngan setiap aktivitas proses dan Razali tahun 2011, kondisi sehingga berdampak pada
bis­n is organisasinya. Budaya seperti ini biasanya terjadi pada mitigasi risiko yang tidak tepat
risiko dapat menjadi katalisator organisasi yang masih baru bahkan bisa saja mengarah pada
bagi seluruh pihak di dalam dalam mengenal manajemen mitigasi yang salah. Artinya, jika
organisasi untuk dapat mema­ risiko, terutama di negara-negara penilaian risiko ternyata gagal,
hami kebijakan manajemen berkembang. maka skenario terbaiknya adalah
risiko dan mengintegrasikan Berdasarkan perspektif upaya manajemen risiko yang
kebijakan tersebut dalam aktivitas di atas, tidak berlebihan jika telah dilakukan hanyalah sebuah

6 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
for Standardization (ISO) merilis
edisi revisi dari ISO 31000 tentang
pedoman manajemen risiko (Risk
Management – ). Sebelumnya, di
tahun 2017, the Committee of
Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission’s (COSO)
merilis revisi atas Enterprise Risk
Management (ERM) Framework.
Ini artinya, dua pedoman
manajemen risiko yang paling
sering digunakan di Dunia
dalam kurun waktu dua tahun
terakhir kompak melakukan
pembaharuan. Meskipun kedua
dokumen pedoman tersebut
dirilis oleh dua entitas yang
berbeda, namun latar belakang
perubahan keduanya memiliki
karakteristik yang sama. Kedua
dokumen yang diperbaharui
tersebut merefleksikan evolusi
yang terjadi pada manajemen
risiko dalam kurun waktu satu
dekade terakhir, dimana mana­
penghamburan sumber daya Hubbard dalam bukunya berjudul jemen risiko yang awalnya
orga­nisasi baik waktu maupun ‘The Failure of Risk Management”, dija­lan­kan secara silo atau
biaya. Sedangkan skenario dijelaskan bahwa organisasi tidak terpisah-pisah dan pemahaman
terburuknya adalah keputusan bisa membangun pembenaran compliance-based bergeser
yang diambil oleh organisasi bahwa paling tidak organisasi ke pengelolaan manajemen
berdasarkan pengelolaan risiko telah mengimplementasikan risiko yang terintegrasi dan
yang salah dapat mengancam mana­jemen risiko daripada holistik. Tentu fakta ini semakin
kelangsungan hidup organisasi. tidak sama sekali, namun tidak menguatkan keyakinan
Parahnya, risiko tersebut dapat diintegrasikan ke dalam aktivitas banyak pihak bahwa integrasi
menyebabkan kerugian bagi organisasi sehari-hari. merupakan sebuah solusi yang
organisasi lebih besar daripada harus dilakukan oleh organisasi
jika organisasi tersebut sama sekali Dorongan Besar untuk dalam mengimplementasikan
tidak melakukan pengelolaan Melakukan Integrasi manajemen risikonya, dengan
risiko di organisasinya. Oleh Menariknya, awal tahun ini, budaya risiko sebagai salah satu
karena itu, menurut Douglas W. the International Organization pondasi utamanyan

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 7
COVER STORY

ilust: idiya

From Bolt-on to Built-in,Menuju


Manajemen Risiko yang Terintegrasi

T
erkait dengan per­ merevisi framework (COSO) dan hal utama yang harus dilakukan
kembangan manajemen standard (ISO)-nya, dimana fokus oleh organisasi, lalu bagaimana
risiko yang ada saat dalam revisi tersebut adalah melakukannya? Salah satu upaya
ini, baik akademisi mengintegrasikan manajemen yang harus dilakukan adalah
mau­ p un praktisi di Dunia risiko ke dalam proses pencapaian membangun budaya risiko di
telah sepakat bahwa integrasi tujuan organisasi. Artinya, terjadi dalam organisasi.
merupakan sebuah solusi yang pergeseran dari pendekatan Secara singkat, budaya risiko
harus dilakukan oleh organisasi manajemen risiko yang silo (bolt- berarti bagaimana cara se­
dalam mengimplementasikan on) menjadi manajemen risiko buah organisasi mengelola dan
manajemen risikonya. COSO yang terintegrasi (built-in). merespon risikonya.
dan ISO sama-sama kompak Jika integrasi merupakan Sehingga,

8 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
memberikan manfaat
keunggulan k a r e n a
kompetitif bagi mereka akan secara natural
budaya organisasi karena menyadari, memahami, dan
risiko yang dapat mendukung organisasi melekatkan pengelolaan risiko
kuat menggambarkan dalam memanfaatkan peluang- pada setiap aktivitas yang
kondisi dimana telah tercipta peluang tanpa ‘menggiring’ dilakukan. Seluruh pertimbangan
sebuah lingkungan di dalam organisasi berhadapan dengan dan keputusan yang diambil harus
organisasi yang memandang risiko-risiko yang membahayakan selalu berbasis risiko. Pada sektor
risiko organisasi sebagai risiko organisasi itu sendiri. Dengan kata pemerintah, United Kingdom (UK)
bagi seluruh pihak di dalamnya. lain, organisasi dengan budaya dapat dijadikan rujukan sebagai
Terutama, adanya pemahaman risiko yang lemah memberi negara yang berhasil membangun
bersama atas risk appetite yang dampak negatif terutama harus budaya risiko dalam implementasi
telah ditetapkan oleh organisasi. berhadapan dengan risiko yang manajemen risikonya. Agenda
Artinya, segala keputusan bisnis besar, yang mungkin mengancam penerapan manajemen risiko
organisasi yang dilakukan dari keberlanjutan organisasi. sektor peme­rintah di UK pertama
level strategis sampai level kali di inisiasi oleh Ministry
operasional selalu merujuk pada Pendekatan Manajemen Risiko of Treasury dengan merilis
risk appetite yang telah ditetapkan yang Tailored “Management of Risk – A Strategic
tersebut, mengambil risiko Pada dasarnya melalui budaya Overview” pada tahun 2001.
yang sesuai dengan kapasitas risiko, seluruh pihak dalam Dokumen tersebut yang menjadi
organisasi. Apa keuntungannya? organisasi akan mendapatkan cikal bakal lahirnya Orange Book.
ternyata, budaya risiko yang kuat

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 9
Pedoman
y a n g
berjudul
“ T h e bu­kan­
Orange lah pada sisi
Book: kepa­t uhan
terhadap
standar ter­
tentu melain­
kan be­rfokus pada bagaimana
ilust: idiya Management of kemam­puan organisasi dalam
Risks – Principle men­d emon­s trasikan bahwa
and Concepts” yang organisasi tersebut mampu
dirilis pada tahun menerapkan manajemen risiko
2004 merupakan yang men­dukung pencapaian bertujuan untuk
revisi dan pengem­ tujuan organisasi. menghasilkan
bangan atas Orange Langkah-langkah penerapan pendekatan
Book yang sebelumnya telah manajemen risiko di UK ter­ one-size-fits-all
dirilis pada tahun 2004, yang sebut dapat dijadikan bahan untuk mengelola
secara garis besar mengenalkan referensi bagi pemerintah risiko, atau untuk
tentang konsep dasar manajemen Indo­n esia. Pembangunan memusatkan
risiko dan menyediakan petunjuk awareness terhadap budaya manajemen risiko
tentang langkah implementasi risiko merupakan hal penting di pemerintahan.
manajemen risiko di organisasi yang harus dilaksanakan untuk
pemerintah. Dalam pedoman mengurangi kemungkinan Karakteristik Umum Budaya
tersebut juga dijelaskan bahwa terjadinya ketidakefektifan Risiko
organisasi pemerintah boleh dalam implementasi, atau bahkan Dalam buku Risk Culture - A
mengadopsi manajemen risiko berakhirnya ERM hanya sebagai Practical Guide to Building and
berdasarkan standar lain yang sebuah dokumen formalitas yang Strengthening the Fabric of Risk
ada seperti IRM, ALARM, COSO diciptakan untuk pemenuhan Management dijelaskan bahwa
dan standar lainnya. Ditegaskan permintaan regulasi ataupun untuk dapat menerapkan budaya
dalam pedoman tersebut bahwa shareholders. Keberadaan Orange risiko di dalam organisasi, perlu
yang harus diutamakan dalam Book dan dokumen-dokumen dipahami karakteristik umum
penerapan manajemen risiko pen­ d ukung lainnya tidak yang melekat dengan budaya

10 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
risiko. Pertama, budaya risiko
dapat menjadi suatu konsep yang
samar-samar karena difokuskan
pada gagasan penguatan perilaku Jika pendekatan tentang
budaya risiko dilakukan
dan kesadaran risiko, yang sulit
untuk diukur dan dinilai. Selain
itu, dalam melakukan penilaian pendekatan “must-do” list,
budaya risiko, akan condong maka kemungkinan besar
kepada subjektivitas orang yang
melakukan penilaian. Cara yang hasil yang diperoleh atas
dapat dilakukan untuk membuat penerapan budaya risiko
konsep yang samar-samar
akan cenderung artifisial dan
tidak efektif
tersebut menjadi suatu hal yang
berwujud adalah membumikan
teori tersebut ke dalam praktek
nyata. Artinya, harus diaplikasikan
pada langkah atau aktivitas orga­
nisasi termasuk dalam keputusan- mungkin mempertimbangkan yang harus dilakukan terlebih
keputusannya. budaya risiko sebagai pekerjaan dahulu adalah memahami
Kedua, budaya risiko bersifat rutin yang memerlukan formulasi bagaimana keputusan dibuat
kualitatif. Karakteristik ini yang proses dalam bentuk checklists. dan diimplementasikan, dan
sering menyebabkan beberapa Jika pendekatan tentang budaya kemudian menentukan bagai­
pihak merasa tidak nyaman risiko dilakukan dengan pen­ mana manajemen risiko harus
dengan konsep budaya risiko. Sifat dekatan “must-do” list, maka diintegrasikan di dalamnya.
kualitatif tersebut disebabkan kemung­kinan besar hasil yang Kaitan­nya dengan pencapaian
oleh budaya risiko berfokus pada diperoleh atas penerapan budaya tujuan, pengelolaan risiko dan
perilaku organisasi dan anggota risiko akan cenderung artifisial pengendalian merupakan upaya
di dalamnya, yang sulit atau dan tidak efektif. untuk mempersempit tingkat
hampir mustahil dikuantitatifkan. ketidakpastian atas kemungkinan
Ketiga, budaya risiko tidak dapat Value Creation through Risk tercapainya tujuan tersebut.
diterapkan dengan pendekatan Management Artinya melalui siklus manajemen
box-checking exercise. Artinya, Mengintegrasikan mana­ risiko dan pengendalian yang
di lingkungan yang dipenuhi jemen risiko seharusnya berarti diimplementasikan de­n gan
dengan berbagai regulasi, manajemen risiko dapat prinsip continuous improve­
peraturan, dan pengawasan, memengaruhi proses-proses ment, organisasi semakin dapat
organisasi mungkin tergoda untuk manajerial yang sudah ada, mengurangi tingkat ketidak­
melakukan pendekatan budaya untuk meningkatkannya tetapi pastian yang ada dan semakin
risiko dalam bentuk sebuah daftar tidak harus berarti mengganti dekat untuk mencapai tujuan
hal-hal yang harus dilakukan oleh atau menambahkan proses yang spesifiknyan
organisasi. Sehingga, organisasi sudah ada tersebut. Untuk itu, Betrika Oktaresa

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 11
THE INTERVIEWS

12 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
B
erbicara manajemen risiko sebenarnya langsung. Yang dibutuhkan seharusnya
bukan hal baru di sektor pemerintah, pemerintahan melihat secara proporsional
karena hal tersebut secara tidak langsung bahwa makin kompleks kegiatan harus
sebenarnya merupakan salah satu elemen dengan pendekatan risk based yang
dari Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ditekankan. Tentu ditekankan pada
(SPIP). Implementasi manajemen risiko di sektor aktivitas dengan risiko tinggi dikaitkan
pemerintah saat ini sedang mencoba mengejar tujuan yang dicapai.
ketertinggalannya jika dibandingkan dengan
penerapannya sektor privat seperti industri Apakah ada hambatan lain dalam
asuransi per­bankan misalnya. Dalam wawancara implementasinya?
spesial dengan redaksi Warta Pengawasan, Kepala Masalah budaya sebenarnya.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Karena jika compliance tadi dianggap
(BPKP) Ardan Adiperdana bercerita banyak seputar budaya pengendalian, maka
mana­jemen risiko di sektor pemerintahan. Ardan, manajemen risiko harusnya dianggap
59 tahun, yakin jika konsep manajemen risiko akan sebagai budaya risiko. Memang
memadai jika dalam maturitas SPIP minimal di level sementara ini ada kementerian atau
3. “Ini cara baru akuntabilitas pemerintahan dan lembaga yang sudah punya peta
pembangunan terkawal,” ujarnya. risiko kemudian mitigasi dan rencana
tindaknya. Namun menurut saya dari sisi
Bagaimana pandangan Anda akan urgensi pemutakhiran dan pemantauan risiko tadi
penerapan manajemen risiko di peme­rintahan, masih bisa didorong lagi.
melihat per­kem­bangan manajemen risiko saat
ini? Peran seperti apa yang dilakukan BPKP
Dari perspektif BPKP sebagai Pembina SPIP, kemudian agar mitra kerjanya meng­
secara nasional dari hasil validasi penilaian kami, implementasikan manajemen risiko ini?
penerapan manajemen risiko di pemerintahan masih Mungkin berangkat dari pesan
rendah. Padahal sebenarnya manajemen risiko sudah Presiden jangan melakukan yang biasa saja
masuk sebagai elemen SPIP yaitu penilaian risiko. dengan cara lama, tetapi perlu terobosan.
Seharusnya jika implementasi SPIP bagus, maka BPKP mendorong terbitnya pedoman
otomatis organisasi juga dapat dikatakan telah manajemen risiko di sektor publik baik
menerapkan manajemen risiko. Hal tersebut menjadi dari sisi penanggung jawab program (risk
bukti manajemen risiko belum cukup kuat diterapkan owner) maupun Aparat Pengawasan Intern
di pemerintahan. Pemerintahan (APIP). Dengan berbasis risiko,
efisiensi nantinya dapat ditingkatkan. Selain
Lalu, implementasi seperti apa yang dibutuhkan itu, dengan pendampingan seperti workshop
seharusnya? dan bimbingan teknis penilaian risiko di
Masih rendahnya tingkat penerapan manajemen mitra kerja. Puslitbang (Pusat Penelitian
risiko ini karena banyak instansi pemerintah yang dan Pengembangan-RED) kami juga
menerapkan pendekatan compliance-based, belum sedang melihat dan mendalami struktur
risk-based. Karena sektor publik ini belum sadar serta praktik implementasi manajemen
biaya, dan hasil manajemen risiko kan tidak kelihatan risiko sektor publik di beberapa

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 13
negara. Pedoman implementasi pencapaian tujuannya. Harapan Anda ke segenap
manajemen risiko ini terus dikem­ jajaran pemerintah?
bangkan, karena di sektor privat Koordinasi dan sinergi seperti Sekali lagi saya tekankan,
seperti perbankan dan asuransi, apa yang sudah dila­kukan BPKP jika manajemen risiko dalam
sudah ada level unit dan pejabat dan stakeholders terkait dalam konsep SPIP punya tingkat
sendiri yang melaksanakan. rangka implementasi mana­ maturitas dengan esensi selain
Konteks saat ini, ya seperti tadi, jemen risiko? penjaga akuntabilitas juga
target level 3 untuk maturitas SPIP Pertama, dengan APIP sudah m­e ngawal tata kelola yang
sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008. dilaksanakan audit berbasis risiko baik agar yang dikerjakan
baik dimasukkan dalam Program berkelanjutan. Pencapaian level

Sekretaris Utama BPKP - Dadang Kurnia saat membuka diklat CCSA bagi pegawai di Lingkungan BPKP, Kementerian Lembaga dan Pemerintah Daerah

Budaya risiko diyakini ber­ Kerja Audit Tahunan (PKAT) 3 SPIP merupakan penerapan
pengaruh besar mem­permudah maupun pelaksanaan auditnya manajemen risiko yang memadai.
integrasi mana­jemen risiko sendiri. Kedua, sinergi dengan BPK sebelum mengaudit pasti
dengan aktivitas organisasi berbagai institusi yang menaruh menguji penerapan sistem
dalam mencapai tujuannya. perhatian di manajemen risiko pengendalian internal, termasuk
Bagai­mana menurut Anda? seperti lembaga sertifikasi mana­ manajemen risiko di dalamnya.
Saya sepakat hal tersebut jemen risiko untuk men­dorong Jika dilihat dari perspektif risiko,
jika dari level operasional hingga sertifikasi auditornya. Yang penerapan di organisasi ada
strategik harus menerapkan pasti, sektor publik perlu terus yang namanya konsep tiga lini
manajemen risiko. Dari sisi bersinergi agar dengan cara pertahanan (three lines of defence),
taha­pan pun harus, yakni mulai baru ini kegiatan pemerintah dimana ada pemilik risiko, unit
perencanaan, perumusan, dapat lebih efektif, ekonomis, yang mengelola risiko, dan auditor
penganggaran hingga kebijakan dan efisien serta produktif namun internal sebagai lini pertahanan
perlu diintegrasikan dengan dasar tetap akuntabel. terakhir. Pimpinan harus paham
budaya risiko tadi. Itu penting dan sadar bahwa risiko melekat
karena akan berpengaruh pada di tiap kegiatan, tiap lini. Untuk
tiap level maupun tahapan ke mengelolanya butuh komitmen
dan pemahaman yang kuatn
Dony Perdana

14 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Mendesak, Budaya Sadar
Risiko di Pemerintahan
Belum lama Center for Risk Management Studies (CRMS) Indonesia, organisasi
yang berfokus pada pengembangan kapasitas profesional di bidang
manajemen risiko di Indonesia, merilis Survei Nasional Manajemen Risiko
Tahun 2018. Survei tahunan yang sudah beberapa kali dilakukan oleh CRMS
Indonesia tersebut cukup menggambarkan perkembangan manajemen risiko
di Indonesia.

R
edaksi Warta Pengawasan berkempatan dari Komite Pengarah Teknologi Informasi dan
mewawancarai principal organisasi yang Manajemen Risiko di Bursa Efek Indonesia tersebut
didirikan pada tahun 2010 lalu, Dr Antonius berbagi pandangan tentang manajemen risiko di
Alijoyo. Pria yang saat ini duduk sebagai pemerintahan.
Komisaris Independen
PT AIG Indonesia, Terkait manajemen risiko yang terus berkembang
PT Tokio Marine sampai dengan saat ini, apakah menurut Bapak
Life Insurance, urgent untuk diterapkan di sektor pemerintahan?
dan anggota Menurut pendapat saya, saat ini sudah sangat
ahli independen urgent sektor pemerintahan menerapkan manajemen
risiko. Hal ini karena sektor pemerintahan memiliki
banyak sasaran strategis yang di dalamnya
mengandung berbagai risiko dalam proses
pencapaiannya. Sebagai contoh, manajemen
risiko dalam hal membangun penyediaan energi
terutama energi baru dan terbarukan, membangun
infrastruktur dalam bentuk panjang jalan kendaraan
bermotor, pelabuhan dan bandara perintis di seluruh
Indonesia, serta membangun keunggulan siber dan
pendukung lingkungan bisnis berbasis digital. Lebih
jauh lagi, adanya sasaran strategis untuk membangun
kompetensi sumber daya manusia untuk menjadi
sumber daya unggulan yang kompetitif di tingkat
internasional.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 15
Bagaimana penerapannya di Indonesia jika pemerintahan mengadopsinya sebagai
dibandingkan dengan negara lain? rujukan standar, sehingga dapat memastikan
Bisa dibilang penerapan manajemen risiko di penerapan manajemen risiko menjadi
pemerintahan kita sangat tertinggal dibandingkan terstandardisasi, konsisten, sistematis, dan
dengan negara-negara di G-20. Bisa kita lihat terukur kontinyu.
sampai saat ini hanya sektor pemerintahan di
bidang jasa keuangan saja yang cukup memberikan Peran seperti apa saja yang telah, sedang,
gambaran adanya implementasi manajemen risiko dan akan dilakukan oleh CRMS da­lam
terstandarisasi. rangka membantu mitra kerjanya meng­
Bila kita bandingkan penerapan manajemen implementasikan manajemen risiko di
risiko di sektor pemerintahan di Indonesia dengan sektor pemerintahan?
sektor pemerintahan di negara seperti Kanada, Saat ini CRMS Indonesia berusaha me­
Australia, Inggris, Amerika, Jepang dan yang paling nyosialisasikan SNI ISO 31000 ke berbagai
dekat adalah Singapura, harus kita akui banyak instansi peme­rintah. Beberapa sosialisasi
pekerjaan rumah harus dikerjakan untuk mencapai malahan dilakukan bersama-sama dengan
tahapan yang sudah dicapai oleh negara-negara organisasi lain semisal Indonesia Risk
tersebut. Management Professional Association
(IRMAPA) melalui seminar dan round-table
Lalu, implementasi manajemen risiko seperti nasional setiap kuartal. Selain itu juga melalui
apa yang dibutuhkan oleh organisasi di sektor beberapa pelatihan manajemen risiko yang
pemerintahan saat ini? dirancang untuk sektor publik.
Pastinya dibutuhkan implementasi manajemen
risiko yang konsisten, sistematis dan terukur sehingga Bagaimana pandangan Bapak tentang
dapat meningkatkan probabilitas sukses dalam budaya risiko yang diyakini berpengaruh
capaian strategis. Dengan kata lain, implementasi besar dalam mempermudah integrasi
manajemen risiko yang terstandardisasi dan manajemen risiko dengan aktivitas
terukur akan menurunkan probabilitas kegagalan organisasi dalam mencapai tujuannya?
organisasi sektor pemerintahan dalam pencapaian Budaya sadar risiko bukan hanya
sasaran strategis dan operasional mereka. mempermudah tetapi menjadi syarat mutlak
Sebenarnya, Indonesia sudah memiliki Standar untuk suksesnya implementasi atau penerapan
Nasional Indonesia (SNI) untuk manajamen risiko manajemen risiko di mana pun. Tanpa adanya
yang bernama SNI ISO 31000 tentang Pedoman pengembangan budaya manajemen risiko yang
Manajemen Risiko yang diterbitkan oleh Badan kondusif, sulit bagi organisasi membangun
Standarisasi Nasional (BSN). Standar ini hasil kepedulian karyawan terhadap manajemen
adaptasi dari standar ISO 31000 yang dikeluarkan risiko, apalagi membangun kepedulian dan
oleh International Organization for Standardization partisipasi mereka dalam mensukseskan
(ISO) yang mana Indonesia adalah anggota penuh program manajemen risiko untuk organisasin
organisasi internasional tersebut. Sebaiknya instansi Gilang R Hastanto dan Dony Perdana

16 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 17
INDONESIA THIS QUARTER

27/9 Bukti BPKP Patuhi KIP


monev KIP. “Secara garis besar
keterbukaan informasi publik di
Indonesia masih jauh dari amanat
undang-undang, karena masih
banyaknya badan publik yang
belum melaksanakan UU KIP,” ujar
Ketua Komisi Informasi Pusat Gede
Narayana.
Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) me­
nerima penganugerahan menuju
Wakil Presiden RI - Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di Istana Wakil Presiden dalam acara penganugerahan

W
Keterbukaan Informasi informatif untuk kategori lembaga
akil Presiden Jusuf Kalla menyerahkan penganugerahan negara atau lembaga pemerintah
Keterbukaan Informasi kepada Badan Publik yang non kementerian. Penghargaan
telah menunjukkan komitmen dalam melaksanakan ini diterima bersama LKPP,
keterbukaan informasi di badan publiknya. Tahun ini KY, LIPI, ANRI, BPPT, MK, DPR
tingkat partisipasi badan publik yang mengikuti proses monitoring dan RI, BPK & BPOM. Sementara
evaluasi (monev) keterbukaan informasi publik (KIP) mengalami kenaikan, BATAN, BI, & LAPAN mendapat
dari 460 badan publik, 289 atau 62,83% mengembalikan kuesioner penganugerahan informatifn

28/11 Dana Talangan LMAN Lewati Proses Tata


Kelola yang Baik

D
eputi Pengawasan Instansi dana talangan dalam proses
Pemerintah (PIP) Badan pengadaan tanah untuk berbagai
Peng­awasan Keuangan proyek infrastruktur pemerintah
dan Pembangunan akan dibayarkan Lembaga Aset
(BPKP) Bidang Perekonomian dan Manajemen Negara (LMAN) setelah
Kemaritiman, Nurdin memberikan seluruh proses dan dokumen
sambutan pada Sosialisasi Standar memenuhi ketentuan berlaku dan
Penilaian Indonesia (SPI) 204 sebagai proses verifikasi dari beberapa
pengganti SPI 306 tentang penilaian kementerian/lembaga (K/L), yaitu
terhadap pengadaan tanah bagi Kementerian PUPR, BPKP, dan Komite
pembangunan untuk kepentingan Percepatan Penyediaan Infrastruktur
umum dan sosialisasi koreksi Prioritas (KPPIP).
Aritmatika pada Laporan Hasil “Dengan demikian, proses
Verifikasi (LHV) BPKP di Hotel Holiday pembayaran dana talangan telah
Inn Jakarta (28/11). memenuhi prinsip tata kelola yang
Sebagai informasi mekanisme baik,” kata Nurdinn

18 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
27/11 Samakan Persepsi Auditor Internal Pemerintah
Indonesia

B
adan Pengawasan Intern Pemerintah Indonesia Lembaga dan Kapasitas APIP
Keuangan dan Pem­ (Munas AIPI) Tahun 2018 meng­ Daerah”.
bangunan (BPKP) angkat tema “Peningkatan Kapa­ Konferensi dan Munas
menggelar Konferensi sitas APIP untuk Mewujudkan AIPI 2018 dimaksudkan untuk
dan Musyawarah Nasional Auditor Efektivitas Pencegahan Korupsi”. menyamakan persepsi dan me­
Intern Pemerintah Indonesia Usai dibuka Kepala BPKP Ardan ningkatkan koordinasi untuk hal-
Tahun 2018 di Auditorium Gandhi Adiperdana, acara dilanjut­kan hal yang strategis dan konseptual
Gedung BPKP Pusat. Konferensi Keynote Speech dari Menteri Pen­ mengenai upaya meningkatkan
dan Musyawarah Nasional Auditor daya­gunaan Aparatur Negara dan efektivitas pencegahan korupsi dan
Reformasi Birokrasi peran APIP dalam mewujudkan
Syafruddin berjudul grand design reformasi birokrasi
“Peran APIP dalam yang diharapkan, serta sarana
Mewujudkan Grand perwujudan akuntabilitas Dewan
Design Reformasi Pengurus Nasional (DPN) AAIPI
Birokrasi yang Periode 2015-2018. Munas kembali
Diharapkan”, dan mengukuhkan Irjen Kementerian
Menteri Dalam Negeri Keuangan Sumiyati sebagai Ketua
Tjahjo Kumolo dengan DPN AAIPI Periode 2018-2021n
Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi - Iswan Elmi
judul “Penguatan

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 19
20/9 Satu Dekade Selalu WTP, Kemenkeu Apresiasi BPKP

Kepala BPKP - Ardan Adiperdana menerima penghargaan dari Menteri Keuangan RI - Sri Mulyani Indrawati atas pencapaian Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 5 kali berturut-
turut dari Badan Pemeriksa Keuangan kepada Kementerian Negara/Lembaga, pemerintah daerah yang diterima selama tahun 2013 - 2017 di Gedung Dhanapala, Lapangan Banteng

M
enteri Keuangan Sri sekaligus pertanggungjawaban
Mulyani Indrawati keuangan publik," jelas SMI.
(SMI) menyerahkan Penyerahan penghargaan
penghargaan atas dilakukan saat Rapat Kerja
pencapaian opini Wajar Tanpa Nasional (Rakernas) Akuntansi
Pengecualian (WTP) sebanyak dan Pelaporan Keuangan
5 kali berturut-turut dari Badan Pemerintah Tahun 2018 yang
Pemeriksa Keuangan (BPK) digelar Direktorat Jenderal
kepada Kementerian Negara/ Perbendaharan Negara (DJPBN)
Lembaga (K/L), Pemerintah dengan tema "Pengelolaan
Daerah (pemda) yang diterima Keuangan Negara yang Sehat
selama tahun 2013 - 2017. untuk Indonesia Kuat" bertempat
"Ini menunjukkan bahwa di Gedung Dhanapala Jakarta.
semua pimpinan, para menteri, Penghargaan untuk Badan
pimpinan lembaga dan jajarannya, Pengawasan Keuangan dan
serta kepala daerah berkomitmen Pembangunan (BPKP) diterima
terus memperbaiki tata kelola dan langsung oleh Kepala BPKP
kualitas pengelolaan keuangan Ardan Adiperdana. BPKP telah
negara yang menjadi tanggung menerima opini WTP dari BPK
jawabnya baik di pusat dan daerah selama 10 tahun beruntunn

20 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
9/10 APIP Kawal Pengadaan PNS Tahun 2018
sambutannya menyampaikan
bahwa sesuai SK Menpan PAN RB
Nomor 22 Tahun 2018 tentang
Pan­selnas Pengadaan PNS Tahun
2018, Tim Pengawas Panselnas
berkoordinasi dengan Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah
(APIP) baik kementerian, lembaga,

P
Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Polhukam PMK - Ernadhi Sudarmanto
maupun pemerintah daerah
roses pengadaan Pegawai Rapat Koordinasi Diseminasi Pe­
(K/L/P).
Negeri Sipil (PNS) tahun doman Pengawasan Pengadaan
Melalui hasil diskusi dan ber­
ini yang ditunggu ba­ PNS Tahun 2018 di Auditorium
bagai pertimbangan lainnya,
nyak pihak tentu perlu Gandhi Gedung BPKP Pusat .
disepakati bahwa hal tersebut seba­
perhatian khusus agar kelancaran Deputi Kepala BPKP Bidang
gai amanah/tugas APIP. “Disepakati
dan akuntabilitasnya terjaga. Se­ PIP Bidang Polhukam PMK selaku
bahwa APIP harus mengawasi dan
bagai bagian proses tersebut, Ketua Tim Pengawas Panitia Seleksi
mengawal adalah tahapan pe­
Badan Pengawasan Keuangan dan Nasional (Panselnas) PNS Tahun
ngadaan CPNS,” kata Ernadhin
Pembangunan (BPKP) menggelar 2018, Ernadhi Sudarmanto dalam

5/12 Refleksi 2018 dan Proyeksi 2019 Deputi Akuntan


Negara

K
ita sudah banyak melakukan semacam dan kepala sub­
e-governance, e-learning, dan e- macam- direktorat di
macam. Tentunya peningkatan kapabilitas lingkungan
juga disesuaikan dengan perkembangan Deputi Akuntan
yang ada. Jadi tidak semata-mata dalam pemahaman Negara serta
teknologi, tetapi juga harus fit dengan teknologi yang kor­was dan PFA
ada saat ini. Itu juga dimaksudkan untuk kecepatan Bidang Akun­
BPKP dalam merespon karena kita dituntut sekali tan Negara dari
untuk dapat merespon permintaan stakeholders. seluruh per­
Kecepatan respon ini sudah menjadi kebutuhan,” wakilan BPKP di
demikian disampaikan Deputi Bidang Akuntan Negara Indonesia. Rapat
Bonny Anang Dwijanto dalam arahannya pada acara ini membahas Deputi Bidang Akuntan Negara - Bonny Anang Dwijanto
Rapat Koordinasi Pengawasan Akuntan Negara, berbagai hal mulai
Evaluasi Kinerja 2018 dan Kebijakan Pengawasan dari refleksi hasil pengawasan DAN tahun 2018,
Tahun 2019 di Perwakilan BPKP Provinsi DIY, 5 – 8 visioning BPKP dan Kedeputian Akuntan Negara,
Desember 2018. rencana pengawasan masing-masing direktorat
Rapat Koordinasi ini dibuka oleh Kepala BPKP hingga penyusunan LAKIP Deputi Akuntan Negara.
Ardan Adiperdana dan dihadiri oleh para direktur

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 21
Risiko merupakan
Oleh: Heli Restiati*)
suatu hal yang selalu
ada di dalam kehidupan.
Oleh karena itu, baik individu
maupun organisasi dalam
hidupnya baik secara sadar maupun
tidak, telah mengelola risiko-risikonya.
Namun, tanpa adanya pengelolaan yang
terstruktur, besar kemungkinan adanya
risiko-risiko yang tidak termitigasi karena tidak
teridentifikasi keberadaannya

S
alah satu evidence bahwa pengelolaan atau penilaian risiko telah
dilaksanakan secara terstruktur adalah adanya “register risiko”, yang
merupakan daftar ranking risiko dengan tingkat probabilitas dan dampak bagi
organisasi. Memiliki register risiko menjadi salah satu tahapan yang menentukan
untuk implementasi.
Namun, seringkali memiliki register risiko dianggap sebagai quick-win atas tanggung jawab
mengimplementasikan pengelolaan risiko di organisasi. Kenapa anggapan tersebut kurang tepat?
karena dengan anggapan itu dapat memunculkan risiko atas penilaian risiko itu sendiri yaitu bila

22 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
RISK MANAGEMENT VANTAGE

hal tersebut dilakukan sebagai lebih baik dengan memberikan yang dilakukan. Keberhasilan
suatu kepatuhan atau dilakukan prioritas pada area tertentu dan mengelola risiko bukan diukur
karena formalitas saja. Proses dipakai dasar memperbaiki sistem dari berapa kali pengelolaan atau
penilaian hanya akan menambah pengendalian yang ada. tindakan pengendalian dilakukan
panjang rantai administrasi, Secara compliance, register tetapi diukur dari keberhasilan
yang akhirnya menjadi beban risiko menjadi suatu evidence kinerja. Untuk bisa mengukur
serta berakhir menjadi kegiatan dalam pelaksanaan sistem keberhasilan kinerja diperlukan
“centrang” semata atas daftar pe­n gen­d alian intern atau dukungan indikator risiko yang
yang diberikan. Hal ini tidak manajemen risiko. Namun, secara kontinyu dilaksanakan
boleh terjadi, karena perlu lebih dari itu, manfaat beyond pada level bisnis proses.
disadari bahwa the purpose of risk compliance adalah register risiko
management is not to produce or yang telah tersusun dengan baik Register Risiko bagi Auditor
review a list of risks, artinya daftar akan menjadi alat bantu dalam Internal
risiko itu bukan merupakan perencanaan mitigasi risiko Bagi auditor internal, register
fokus terakhirnya. Memiliki dan pengalokasian sumber risiko digunakan untuk membantu
register risiko saja tidak cukup. daya sesuai skala ranking atau dalam perencanaan atau dikenal
Manajemen risiko harus berfungsi prioritas risiko. Terakhir, sebagai dengan sebutan risk based audit.
dalam membantu memperbaiki alat peningkatan kinerja, kinerja Section 520.04 dari Standards
pengambilan keputusan yang adalah outcome atas mitigasi risiko for the Professional Practice of

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 23
Internal Auditing menyebutkan
bahwa kriteria yang digunakan
untuk menentukan prioritas
audit antara lain bersumber
dari risk register. Untuk bisa
memanfaatkannya, auditor internal
harus mengevaluasi kecukupan
register risiko seperti disebutkan
dalam Practice Advisory 2120
bahwa: “The internal audit activity
must evaluate the effectiveness and
contribute to the improvement of risk
management processes.” Kegiatan
auditor internal mengevaluasi
efektivitas dan berkontribusi
terhadap peningkatan efektivitas
proses manajemen risiko. Pendapat
profesional auditor internal
diberikan setelah melakukan
asesmen bahwa manajemen telah
meng­identifikasi risiko signifikan
dan diuji relevansinya dengan
tujuan dan misi orga­nisasi. Auditor
internal juga akan mengevaluasi
bahwa risiko telah mendapatkan
respon atau tindak lanjut memadai
dan selaras dengan kebijakan
organisasi.

Memperkuat Register Risiko


Sering dijumpai risiko dinyata­
kan sebagai kebalikan atas suatu
kondisi yang diharapkan, misalnya
tujuan adalah “laporan tepat
waktu”, risikonya adalah “laporan
tidak tepat waktu”. Register risiko
sebagai hasil penilaian risiko bisa
jadi sulit untuk ditindaklanjuti
apabila pernyataan risikonya tidak
jelas. Kejadian lain yang cukup

24 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
sering terjadi, setelah serang­ lain saat pendefinisian tujuan, faktor-faktor penting risiko yang
kaian penilaian risiko suatu penilaian skor, dan juga indikator memerlukan juga judgement
workshop ditutup dengan daftar pengukuran. Pertama, Output vs yang berkualitas. Keempat,
risiko hampir 100 risiko lebih Outcome. Perbedaan diantara Perbaikan register risiko dapat
dalam register risiko, terjilid tebal, keduanya sangat menentukan dilakukan dengan menyelaraskan
namun sulit menindaklanjuti dalam konteks penilaian risiko. indikator kinerja dengan indikator
karena letak posisi dalam matrik Output adalah volume, sementara pengelolaan risiko. Integrasi Key
risiko terkumpul pada zona yang outcome menjelaskan sukses atau Performance Indicator (KPI) dan Key
sama. tidaknya tujuan utama. Kedua, Risk Indicator (KRI) dimaksudkan
Tersisa pekerjaan rumah Kalibrasi probabilitas dan dampak, karena tujuan pengelolaan risiko
adalah memperbaiki dengan atau proses mendekatkan judge­ bukan untuk kegiatan penilaian
apa yang “tertulis” dalam register ment agar lebih mendekati risiko itu sendiri semata, tetapi
risiko agar benar memuat risiko kondisi yang mungkin terjadi. agar ketercapaian tujuan lebih
yang memang sebagai kejadian Salah satu yang digunakan untuk pasti.
yang potensi menghambat dapat memperbaiki judgement
tujuan. Kualitas register risiko adalah menggunakan kelompok Penutup
dipengaruhi oleh proses iden­ panelis yang mencukupi atau Register risiko sebagai daftar
tifikasi dan asesmen risiko khusus­ sering disebut subject matter dan urutan prioritas risiko orga­
nya pada pendekatan penilaian aspect (SMA). Pendapat expert nisasi telah tersosialisasikan
risiko yang bersifat kualitatif dimanfaatkan untuk feedback atas dengan baik dan digunakan
yaitu menggunakan judgement hasil penilaian. Ketiga, Risk factor secara luas. Namun masih ada
untuk menilai suatu kejadian analysis yaitu pendekatan untuk ruang untuk bisa lebih mening­
risiko atas tingkat kemungkinan menganalisis risiko dengan lebih katkan kualitas dan value
(probabilitas) dan dampak sistematis dengan cara memecah man­f aat­n ya bagi organisasi.
terha­dap organisasi. Bagaimana tujuan menjadi aktivitas, tugas, Perbaikan dari sisi input dan
memberikan skor sangat ber­ atau elemen lain yang menjadi proses penilaian risiko yaitu
gantung kepada pemahaman bagian dari kegiatan. Dengan mem­­perbaiki penentuan konteks,
sese­orang atas suatu kondisi kata lain, judgement umum kalibrasi penentuan probabilitas
dan sangat mungkin subyektif yang kompleks dipecah ke dan dampak, analisis faktor
dan situasional dimana persepsi dalam komponen yang lebih risiko serta menggabungkan
seseorang akan berbeda dengan kecil dengan mem­perhatikan de­n gan sistem manajemen
sebagian orang lainnya karena area khusus yang pen­­ting dari kinerja diharapkan memperkuat
pemahaman yang berbeda. risiko utama kegiatan atau substansi register risiko agar
tujuan. Analisis faktor mencegah dapat diimplementasikan secara
Mengoptimalkan Register judgement berda­sarkan intuisi lebih nyata untuk peningkatan
Risiko saja, tetapi penilaian karena kinerjan
Agar register risiko lebih pemahaman dan pengalaman
optimal, beberapa langkah atas hal terkait secara memadai. *) Penulis adalah Kasubditwas
Kontrak Bagi Hasil Perminyakan
per­b aikan dalam input dan Titik kritis metode ini dalah pada dan Gas Bumi pada Deputi Bidang
pro­ses penilaian risiko antara saat proses mengidentifikasi Akuntan Negara BPKP

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 25
INTERNAL CONTROL
VANTAGE POINT

Auditing Risk Culture,


Possible and Needed?
Oleh: Fauqi Achmad Kharir*) dan Betrika Oktaresa**)

“Risk culture building is a journey that never ends, when you stop, you go out-of-
business..” – Risk Culture Builder.

Prolog mampu melakukan penilaian terutama pada


Risk Culture atau budaya risiko merupakan salah efektivitas penerapan budaya risiko. Namun, hal
satu konsep pemahaman yang terus berkembang yang harus dijadikan catatan adalah berdasarkan
dalam kaitannya dengan implementasi manajemen karakteristik budaya risiko yang bersifat kualitatif,
risiko yang efektif, dalam kurun waktu satu dekade auditor tidak dapat memfokuskan penilaian
terakhir. Manajemen organisasi di semua level melalui pengecekan dokumen saja atau box-
mulai dari pimpinan sampai pelaksana dituntut checking exercise, melainkan harus didalami melalui
memiliki pemahaman yang sama terkait budaya wawancara dan observasi. Oleh karena itu, terdapat
risiko dan mengimplementasikannya dalam setiap beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh
aktivitas yang dilakukan. Tidak hanya manajemen, auditor sebagai dasar melakukan penilaian budaya
auditor internal pun juga dituntut mengambil risiko (CIIA, 2014; Arnaboldi dan Vasciaveo, 2017)
perannya terkait dengan penerapan budaya antara lain:
risiko di dalam organisasi. Namun, mungkinkah a. Perlu meningkatkan kompetensi pada
auditor internal mampu melakukan penilaian atas penggunaan metode yang lebih kualitatif
budaya? Khususnya budaya risiko? Artikel ini akan se­perti survei dan wawancara. Survei perlu
membahas tentang peran auditor internal terkait disusun, diadministrasi, dianalisis dan
implementasi budaya risiko, cara melakukannya, ditafsirkan dengan benar untuk meng­
dan gambaran pendekatan yang dilakukan oleh identifikasi kelemahan yang ada.
beberapa organisasi dalam menerapkannya. b. Menggeser kebiasaan para auditor yang
Dalam konsep Three Lines of Defense, auditor biasanya terlalu nyaman bermain dalam zona
internal berada di lapis pertahanan ketiga yaitu aman yaitu berfokus pada fakta-fakta yang
memastikan bahwa manajemen risiko telah terlihat. Perlu adanya kombinasi fakta-fakta
diimplementasikan secara efektif. Melalui tersebut dengan intuisi dari auditor dalam
fokus pembangunan budaya risiko, melakukan penilaian atas aspek budaya
auditor internal, diharapkan tersebut. Contohnya, jika ditemukan masalah,

26 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
auditor perlu bertanya, “kenapa hal itu muncul. Mereka akan
terjadi?” dan terus mendalaminya. Hal ini akan mempertimbangkan apakah
membawa auditor keluar dari metodologi perilaku tertentu atau sekumpulan
yang biasa dilakukan yaitu berfokus pada perilaku, sebagai penyebab masalah
proses dan pengendalian, untuk dapat melihat yang ada. Memfokuskan pada perilaku ini
perilaku yang mendasarinya. membawa pendekatan yang lebih tinggi
c. Auditor perlu meningkatkan keterampilan daripada metodologi yang sering dilakukan
komunikasi dan membangun hubungan yaitu berfokus pada proses dan pengendalian.
untuk memungkinkan mereka melakukan Lalu, thematic reviews merupakan pendekatan
diskusi yang lebih subjektif dan informal yang dilakukan untuk menilai bagaimana
terkait hal-hal terkait budaya organisasi. nilai organisasi dijalankan di seluruh level
organisasi.
Pendekatan auditing risk culture di Beberapa 2. Mersey Internal Audit Agency (MIIA)
Organisasi MIIA merupakan akuntan publik yang begerak
Setiap organisasi mungkin memiliki pendekatan di sektor kesehatan di UK. Dalam melaksanakan
yang berbeda dalam melakukan auditing risk culture- tugasnya, mereka berfokus pada penilaian
nya, dan yang harus dipahami adalah tidak ada hubungan keterkaitan antara pimpinan
pendekatan yang benar atau salah atas perbedaan dengan anggota organisasinya dengan area
pendekatan tersebut. Beberapa contoh pendekatan kunci seperti pengalaman penanganan, ke­
yang dilakukan di beberapa organisasi antara lain: amanan, sumber daya manusia, efektivitas
1. Barclays Plc operasi, dan tata kelola, serta kepemimpinan.
Barclays plc merupakan perusahaan yang Auditor saat ini melaporkan pandangan
bergerak pada investasi multinasional dan jasa mereka terkait perilaku yang terobservasi
keuangan yang berkantor pusat di London, yang berpengaruh pada operasi. Namun
UK. Selain itu, perusahaan ini bergerak pada bukti ini harus diinterpretasikan secara
empat bisnis inti yaitu perbankan pribadi, hati-hati dalam laporan, dimana langkah ini
perbankan perusahaan, manajemen kekayaan, sebelumnya tidak pernah dilakukan.
dan manajemen investasi. Terkait dengan 3. Lloyd of London
audit budaya risikonya, auditor internalnya Lloyd merupakan perusahaan berskala
mengintegrasikan budaya sebagai bagian dari global yang menyediakan jasa asuransi de­
audit yang dilakukan dan melakukan thematic ngan kantor pusat di London, UK. Auditor
reviews atas laporan audit individu yang internal Lloyd dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan. Integrasi budaya yang dimaksud difokuskan pada faktor manusia, proses,
adalah dalam setiap audit yang dilakukan, dan teknologi. Hal ini karena mereka
auditor internal akan melihat dari sisi cultural memahami bahwa risiko manusia justru
driver-nya dalam setiap permasalahan yang yang menyebabkan permasalahan muncul.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 27
ilust: idiya
Oleh karena itu mereka menilai kemampuan dampak pada upaya pencapaian tujuan strategis
pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan organisasi yang selaras dengan risk appetite dan
telah diintegrasikan ke dalam ruang lingkup nilai-nilai organisasi. Selain itu, menganalisis
audit yang dilakukan. Berdasarkan survey yang dan melakukan assurance atas budaya risiko
dilakukan terkait pegawai dan risiko-risiko juga berkontribusi pada keselarasan perilaku
yang ada, auditor internal menggunakannya antara organisasi dengan ekspektasi dari para
untuk menemukan hal apa yang masih belum stakeholdersnyan
tepat dan untuk mengidentifikasi area mana
yang perlu dilakukan reviu. Referensi Utama:
Arnaboldi, Fabio dan Vasciaveo, Caterina (2017)
Epilog ‘Role of Internal Audit on Risk Culture’ pada
Berdasarkan pembahasan di atas, semoga dapat Caretta, Alessandro., Fiordelisi, Franco.,
memberikan gambaran bagi pembaca bahwa dan Schwizer, Paola. (2017). Risk Culture in
melakukan penilaian atas budaya risiko organisasi Banking. Palgrave McMillan: Hamphsire, UK.
merupakan hal yang mungkin dilakukan. Bahkan Chartered Institute of Internal Auditors. (2014)
lebih dari itu, melakukan analisis dan menyediakan ‘Culture and the role of internal audit looking
penjaminan atas budaya risiko merupakan hal yang below the surface’.
krusial bagi organisasi terutama di lingkungan
eksternal yang ada saat ini dimana perubahan *) Penulis adalah Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
begitu cepat terjadi dan inovasi terus-menerus Sulawesi Barat
**) Penulis adalah Pegiat ilmu Manajemen Risiko
bermunculan. Perubahan tersebut berpengaruh yang sedang fokus mempelajari Psychology of Risk
pada budaya organisasi dan akan memberikan

28 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Tanya: teknis dalam pelaksanaan SA terutama pada saat initial
Pada tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP assessment. Kegiatan bimtek diperlukan untuk membangun
level 2 pengkomunikasian kebijakan/SOP terkait sub pemahaman dan awareness dari pimpinan K/L/D terkait
unsur kepada seluruh pimpinan dan sebagian besar pentingnya dilakukannya penilaian atas maturitas
pegawai. Apakah bentuk peng­komunikasian melalui penyelenggaraan SPIP.
media Whatsapp (WA) dapat digunakan sebagai bukti
pengkomunikasian atau harus dalam bentuk formal Tanya
seperti surat edaran? Terkait pelaksanaan penilaian maturitas penye­
Jawab: lenggaraan SPIP apakah diselenggarakan setiap tahun
Jika mengacu pada SE Deputi Kepala BPKP Bidang atau hanya pada periode atau waktu tertentu saja?
PPKD Nomor 1 dan 2 Tahun 2018 tentang Petunjuk Jawab:
Teknis Perka BPKP No 4 Tahun 2016 maka media Sesuai dengan SE Deputi Kepala BPKP Bidang
pengkomunikasian merupakan saluran komunikasi Pengawasan Pe­nyeleng­
seperti sosialisasi, workshop, rapat, pengumuman, garaan Keuangan Dae­
website, surat edaran, media massa, media sosial, dan rah selaku Koordi­nator
sebagainya. Dengan demikian, maka media Whatsapp Pembinaan Penye­leng­
(WA) dapat digunakan sebagai bukti pengkomunikasian garaan SPIP pada K/L/D
atas kebijakan/SOP, namun perlu didukung bukti lain Nomor 26 dan 29 Tahun
seperti Surat Edaran atau screenshoot forum resmi di 2017 tentang Strategi
website Instansi Pemerintah, notulen/laporan kegiatan Peningkatan Matu­­ritas
workshop/rapat/sosialisasi atas kebijakan/SOP terkait SPIP Tahun 2018 pada
sub unsur. poin B.3 di­sebutkan bahwa
“penilaian maturitas SPIP
Tanya: sebaiknya dilakukan setiap
Pelaksanaan Penilaian Maturitas Penyeleng­garaan tahun.” Pada dasarnya
SPIP sesuai Perka BPKP No 4 Tahun 2016 dilaksana­ pelak­sanaan penilaian maturitas penyelenggaraan SPIP
kan secara mandiri oleh K/L/D atau Self Assessment dan adalah untuk menilai tingkat kematangan penyelenggaraan
dilakukan oleh Inspektorat selaku assessor. Namun, SPIP pada K/L/D. Dengan mengacu pada PP No 60 Tahun
pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama. 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah maka
Apakah penilaian maturitas SPIP dapat dilakukan oleh tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP merupakan tingkat
Perwakilan BPKP? kematangan/kesempurnaan penyelenggaraan sistem
Jawab: pengendalian intern pemerintah dalam mencapai tujuan
Sesuai Perka BPKP No 4 Tahun 2016 maka penetapan pengendalian intern sesuai dengan Peraturan Pemerintah
tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP adalah APIP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
dan BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP K/L/P. Pemerintah. Dengan melakukan penilaian maturitas setiap
Dengan demikian, maka pelaksanaan penilaian maturitas tahun maka pimpinan instansi dapat mengetahui progres
penyelenggaraan SPIP harus dilaksanakan secara mandiri perbaikan atau tindak lanjut atas hasil assessment tahun
oleh Pemerintah Daerah dengan APIP selaku assessor. sebelumnya sehingga upaya peningkatan atau penguatan
Dalam pelaksanaannya, kedeputian dan perwakilan BPKP maturitas penyelenggaraan SPIP yang diharapkan dapat
selaku Pembina K/L/D dapat melaksanakan bimbingan tercapain

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 29
30 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018

ilust: nadia
WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 31
ilust: nadia
JFA TALK

Kepala Pusat Pembinaan Kepala Pusat Pendi­


JFA BPKP dikan dan Pela­tihan
Edi Mulia Pengawasan BPKP
Djoko Prihardono

Pertanyaan: peraturanKepala BPKP Nomor: PER-708/K/JF/2009


Yth Kepala Pusbin JFA di Jakarta dan PER-511/K/JF/2010.Salam Kompak,
Inspektorat kami belum membentuk tim penilai Edi Mulia
angka kredit sehingga dilakukan penilaian oleh BPKP
perwakilan dan telah selesai dilakukan penilaian, Tanya
sehingga harus dibuatkan PAK, namun menurut Mohon informasinya, berapa lamakah proses
BKD di kabupaten kami menyatakan bahwa yang perhitungan DUPAK/PAK untuk persetujuan
harus menetapkan PAK adalah atas tim penilai (Kepala pengangkatan Auditor jalur Pengangkatan
Perwakilan BPKP) namun menurut perwakilan yang Perpindahan ?, atas informasinya kami ucapkan
menetapkannya adalah Inspektur. jadi bagaimana terimakasih.
seharusnya? Mohon penjelasan bapak, terimakasih Salam dari saya,
pak. Zulfan,
Demikian dari saya. Mohon penjelasannya. Terima Itkota Banda Aceh
kasih, Hormat saya.
Jawaban
Muhammad Nur Saudara Zulfan
Itkab Maluku Tengah Pemrosesan persetujuan teknis untuk
pengangkatan perpindahan kurang lebih dapat
Jawaban: diselesaikan dalam waktu 2 bulan sejak dokumen
Jika pada unit kerja Saudara belum dibentuk Tim yang kami terima lengkap.
Penilai Angka Kredit, maka penilaian angka kredit Salam,
dapat bergabung dengan Tim Penilai Angka Kredit Kapusbin JFA, Edi Mulia
Unit Kerja (Perwakilan BPKP Provinsi Maluku). DUPAK
yang sudah dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit Tanya
Perwakilan BPKP, dibuatkan PAK-nya dan ditanda Yth. Pak Edi Mulia
tangani oleh Pejabat Yang Berwenang Menetapkan Saya mau tanya, sekarang saya ada di jabatan
Angka Kredit. Pejabat yang berwenang Menetapkan Auditor Muda, umur saya 47 tahun, pangkat III/d.
Angka Kredit bagi Auditor Terampil, Auditor Ahli ( Apabila saya diangkat ke jabatan struktural, maka
Pertama s.d. Madya IV/a), di unit kerja Saudara adalah saya akan diberhentikan sementara dari jabatan
Inspektur, sehingga perlakuan atas PAK Auditor di fungsional. Dan apabila saya kembali ke jabatan
lingkungan unit kerja Saudara telah sesuai dengan fungsional, dimana saat itu, umur saya lebih dari 50
ketentuan. Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian tahun, apakah saya masih dapat diangkat kembali
dan Penetapan Angka Kredit, dapat dipelajari dalam dalam jabatan fungsional, mohon penjelasannya,

32 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
terimakasih
Hormat saya, Tanya
Elreki Hanes, Assalamualaikum, Yth Kapusbin JFA BPKP
Itprov Lampung Bagaimana cara pegawai di luar instansi itjen bisa
menjadi seorang auditor. Terimakasih atas jawaban
Jawaban dari bapak.
Saudara Elreki Hanes Hormat saya,
Batas usia maksimal untuk pengangkatan kembali Abdul
ke dalam jabatan Auditor Muda adalah paling tinggi di Provinsi DKI Jakarta
berusia 54 tahun.
Salam, Jawaban
Kapusbin JFA, Edi Mulia Waalaikum salam , Sdr Abdul
Untuk dapat diangkat dalam JFA, idealnya
Tanya saudara dipindahkan terlebih dahulu ke Inspektorat
Yth. Kapusbin JFA BPKP agar memperoleh penugasan pengawasan. Namun
Saya pada tahun 2015 lulus S-2 dan lulus apabila Saudara belum dipindahkan ke Inspektorat,
sertifikasi auditor muda. Apakah kredit dari kedua hal konsekuansinya adalah perolehan angka kredit saat
tersebut, dapat mengisi /diperhitungkan untuk Unsur pengangkatan menjadi Auditor akan kurang/tidak
Pendidikan Sekolah dan Angka Kredit Penjenjangan memenuhi kebutuhan pangkat Saudara.
(Unsur Utama dan Penunjang). Terimakasih Persyaratan pengangkatan perpindahan yaitu
Salam hormat saya, mengirimkan surat usulan oleh PPK/Pimpinan Unit/
Taufik Rochman, Inspektur kepada Kepala BPKP up. Pusbin JFA (Format
Itprov Jabar sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-
709/K/JF/20009) yang dilampiri dengan :
Jawaban 1. Fotokopi Ijazah yang diakui secara kedinasan
Waalaikum salam, Saudara Taufik Rochman 2. Fotokopi SK CPNS
Untuk peningkatan pendidikan S2, apabila telah 3. Fotokopi SK PNS
diakui secara kedinasan pada Instansi Saudara, dapat 4. Fotokopi SK Pangkat terakhir
diusulkan untuk dinilai angka kreditnya dalam unsur 5. Fotokopi DP 3 atau SKP
pendidikan Formal/sekolah dengan satuan 50 poin. 6. Fotokopi Sertifikat Lulus Prajabatan
Sedangkan untuk diklat Penjenjangan Auditor Muda 7. Fotokopi Sertifikat Lulus Diklat Pembentukan
apabila telah memperoleh sertifikat telah mengikuti Ahli
Diklat JFA, dapat disusulkan untuk dinilai angka 8. Dokumen penugasan (DUPAK)
kreditnya dalam sub unsur pengembangan profesi Salam,
dengan satuan 0,015/jam diklat, dimana 1 jam diklat Kapusbin JFA, Edi Mulia
sama dengan 45 menit.
Salam,
Kapusbin JFA, Edi Mulia

Pembaca, rubrik ini kami sediakan untuk anda yang mempunyai masalah dengan Jabatan Fungsional
Auditor (JFA), baik seputar aturan-aturan JFA, angka kredit maupun sertifikasinya. Pengasuh rubrik ini
adalah Pak Edi Mulia dan Pak Djoko Prihandono. Surat yang ada layangkan untuk rubrik ini, hendaknya
ditujukan ke warta_pengawasan@bpkp.go.id atu redaksi Warta Pengawasan
WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 33
PUBLIC POLICY

Pengawasan APIP dalam Paradigma


Pembangunan yang Terkonsolidasi
Hananto Widhiatmoko*

Perencanaan pembangunan Indonesia telah melangkah maju. Paradigma


money follow program saat ini telah ditetapkan sebagai pendekatan
pembangunan, di mana penganggaran lebih fokus pada program/kegiatan
yang terkait langsung dengan prioritas nasional serta memberikan dampak
langsung bagi masyarakat.

P
enganggaran money Konsolidasi Pembangunan antara pemerintah pusat dengan
follow program juga Dalam kerangka pencapaian daerah belum dilakukan dengan
mendukung peren­ tujuan negara, sasaran prioritas baik. Contohnya, pembangunan
canaan yang tematik pembangunan nasional dija­ pelabuhan yang tak terintegrasi
(terfokus), holistik (menyeluruh), bar­k an ke semua tingkat dengan pembangunan jalan,
ter-integrasi (terpadu), dan spasial peme­­­rintahan sesuai dengan di mana di suatu provinsi, pem­
(lokasi yang jelas) atau THIS. kewenangan. Partisipasi peme­ bangunan pelabuhan ternyata
Perencanaan yang tematis dan rintah provinsi, kabupaten, dan belum terdukung dengan infra­
holistis yaitu menangani suatu kota, mutlak diperlukan, sehingga struktur jalan. Dengan ketiadaan
fokus pembangunan secara pembangunan yang dilaksanakan dukungan tersebut, pelabuhan
menyeluruh dan terfokus pada dapat berdampak maksimal. yang terbangun tidak dapat
kegiatan yang relevan dengan Dengan pendekatan tersebut, termanfaatkan. Salah satu hal
pencapaian tujuan program diharapkan terdapat konsolidasi yang penting adalah harus
prioritas. Pendekatan spasial yaitu pembangunan yang lebih baik terdapat perubahan orientasi
kegiatan prioritas direncanakan antara pemerintah pusat dan para eksekutif, sebagai pengelola
berdasarkan data dan informasi peme­rintah daerah dan antar sumber daya pembangunan dan
yang baik serta lokasi yang jelas pemerintah daerah. Konsolidasi pelaksana pembangunan, harus
sehingga memudahkan proses pembangunan, menjadi hal mampu mengonsolidasi satu
integrasi dan pemantauan ke­ yang menjadi perhatian Presiden kegiatan dengan kegiatan lainnya.
giatan di lapangan. Sedangkan RI Joko Widodo. Hal tersebut
terintegrasi mempunyai makna menjadi salah satu arahan penting Tantangan bagi Pengawas
keterpaduan seluruh kegiatan ketika membuka Musrenbangnas Internal Pemerintah
yang saling memperkuat dan Tahun 2017 lalu dimana Presiden Aparat Pengawasan Intern
selaras dalam mencapai sasaran RI menyampaikan di depan Pemerintah (APIP) merupakan
prioritas nasional. para kepala daerah bahwa mata telinga sebuah instansi
konsolidasi pembangunan pemerintah, baik Kementerian/

34 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
dok foto : Deny Arka P

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 35
Jalan yang mulus dan lancar dari merauke sampai ke Sota (perbatasan Indonesia dan Papua Nugini) merupakan salah satu contoh pembangunan yang terkonsolidasi

lembaga maupun pemerintah peren­canaan pembangunan THIS dan fungsi Instansi Peme­rintah
daerah. APIP melakukan penga­ dan consolidated, sebagaimana serta memelihara dan me­
wasan Intern, yaitu berupa ke­ yang dikedepankan pemerintah ning­katkan kualitas tata kelola
giatan audit, reviu, evaluasi, saat ini, APIP perlu menyesuaikan penye­lenggaraan tugas dan
pemantauan, dan kegiatan dirinya agar tetap menjadi bagian fungsi Instansi Peme­r in­t ah.
pe­­­n ga­­w asan lain terhadap yang penting dan kontributif bagi Dengan mandat tersebut, APIP
penye­­­­lenggaraan tugas dan pembangunan. Meskipun terbatas sudah dibekali regulasi yang
fungsi organisasi dalam rangka dalam ruang gerak sesuai dengan memadai untuk dapat me­micu
memberikan keyakinan yang tugas pokok organisasinya, namun diri melakukan penga­w asan
memadai bahwa kegiatan telah demikian dalam paradigma pembangunan yang terkon­
dilaksanakan sesuai dengan tolok perencanaan yang didorong untuk solidasi. Paradigma pem­­bangunan
ukur yang telah ditetap­kan secara terintegrasi dan terkonsolidasi, yang ter­k on­s olidasi sebagai
efektif dan efisien. Pelak­sanaan maka pengawasan APIP tidak bentuk pem­b angunan yang
pengawasan tersebut dilakukan dapat lagi hanya berdasar pada tematik, holistik, terintegrasi, dan
untuk kepentingan pimpinan perspektif yang sempit. spasial, tentunya mengalihkan
dalam mewujudkan tata kepeme­ Selain itu peran di atas, tujuan pengawasan yang diha­
rintahan yang baik, sebagaimana APIP juga dimandatkan untuk rap­­kan tidak hanya sampai pada
yang dijelaskan dalam pasal 1 PP dapat memberikan peringatan pemenuhan kepatuhan dan
60 Tahun 2008 tentang Sistem dini dan meningkatkan efek­ output yang sesuai saja. Melain­
Pengendalian Intern Pemerintah. tivitas manajemen risiko da­ kan juga mengedepankan pen­
Dalam peran paradigma lam penyelenggaraan tugas dekatan value for money yaitu

36 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
melihat, kehematan, efisiensi, saja, namun juga melihat sebagai pola pikir. Sebagaimana yang
dan efektivitas serta dampak bagian dari organisasi yang lebih telah disampaikan pada bagian
yang dihasilkan dari upaya luas, yaitu Negara Kesatuan sebelumnya, dalam yang menjadi
pem­bangunan yang dilakukan, Republik Indonesia. Hal tersebut dasar konsolidasi pembangunan
selain ketaatan. Dalam pe­ merupakan strategic vision yang adalah perubahan orientasi
ngertian yang lebih maju, mampu mendorong munculnya para eksekutif. Demikian juga
dan selaras dengan kondisi strategic recommendation sebagai halnya dengan pewujudan kon­
Indonesia, banyak pakar yang jawaban atas harapan yang di­ solidasi pengawasan. Harmo­
menambahkan pendekatan sandingkan pada APIP yang nisasi pelaksanaan tugas pokok
value for money dengan equity, mampu berperan sebagai mitra dan fungsi, mandat, inde­­­­­­
atau keadilan. strategis organisasi. pendensi, kerahasiaan, dan
Keterbatasan ruang gerak lain-lain yang identik de­ngan
Pembangunan dan APIP sesuai dengan organisasi lembaga pengawasan (intern)
Pengawasan Terkonsolidasi ‘induk’-nya, dapat dijembatani dengan kebutuhan koor­­­dinasi
Konsolidasi dalam Kamus dengan berbagai koordinasi antar dan konsolidasi pengawasan
Besar Bahasa Indonesia mem­ APIP baik melalui saluran formal merupakan tan­tangan yang
punyai arti perbuatan (hal dan dan informal. Dengan koordinasi mengemuka. Hal tersebut mung­
sebagainya) memperteguh atau tersebut, permasalahan bisa kin memerlukan kebijakan,
memperkuat (perhubungan, terselesaikan secara berjenjang. kebijaksanaan, dan pemikiran
per­satuan, dan sebagainya). Permasalahan pembangunan out of the box meskipun tidak
Dengan demikian, terdapat yang dihasilkan dari pengawasan meninggalkan ketaatan pada
hubungan-hubungan yang yang tidak dapat terselesaikan ketentuan perundangan sebagai
saling dikuatkan dan didekatkan di suatu tingkatan APIP, dapat ciri birokrasi pemerintahan. Namun
dalam kerangka konsolidasi. dieskalasi ke jenjang APIP yang demikian, bila dikembalikan pada
Dalam konteks perencanaan di mempunyai kapasitas lebih tinggi tujuan dan cita-cita suci bangsa
atas telah diilustrasikan saling (dari tingkat lokal ke regional). Indonesia, untuk mensejahterakan
terdukungnya antara satu agenda Lebih lanjut lagi, bila tidak dapat masyarakat, rasanya tidak ada yang
pembangunan dengan agenda terselesaikan di tingkat yang lebih tidak mungkin untuk dilakukan.
pembangunan lainnya. Untuk tinggi (misalnya regional), dapat Bagi Indonesia, untuk Indonesian
itu dalam hal pengawasan atas dieskalasi di tingkat nasional untuk Disclaimer
paradigma tersebut seharusnya bersama-sama mencari solusi yang Tuisan ini merupakan
buah pemikiran penulis pribadi,
juga dengan pendekatan yang terbaik. Dengan demikian, terjalin bukan merupakan sikap
saling terhubung, terkonsolidasi. konsolidasi pengawasan yang kuat resmi institusi di mana penulis
Hal itulah, menurut penulis, meru­ dan kontributif, sebagai bagian bernaung.
pakan perspektif yang dijadikan dari solusi pembangunan.
*Penulis merupakan PFA
landasan untuk melak­­sanakan BPKP dalam jenjang jabatan Ketua
pengawasan dalam pembangunan Menjawab Tantangan Koor­ Tim, dalam status dipekerjakan
yang terkon­solidasi. Pengawasan dinasi dan Konsolidasi di instansi lain, yang menekuni
profesi pereka gambar dan materi
intern tidak dapat hanya melihat Suatu perubahan memerlukan paparan, selain aktif menulis yang di
pada ruang lingkup organisasinya perubahan cara pandang dan birokratmenulis.org.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 37
ORGANIZATIONAL CULTURE

CoP, Menimba dan Membagi


Ilmu Sambil Berjejaring
Oleh: Nadia Khaerunnisa*)

P
opuler dengan sebutan komunitas praktisi,
CoP merupakan salah satu media knowledge
sharing para profesional. Istilah ini mulai
muncul setelah diperkenalkan dalam publikasi
“Community of berjudul “Situated Learning: Legitimate Peripheral
Practice (CoP) is a Participation” yang ditulis oleh Jean Lave and Etienne
self-organized group of Wenger pada tahun 1991. Setelahnya, CoP banyak
mencuri perhatian, diawali dari teori pembelajaran dan
people who share the same
kemudian berkembang sebagai bagian dari bidang
profession and are motivated manajemen pembelajaran. Berbicara CoP tidak dapat
to develop relationships with one dilepaskan dari sosok Étienne Charles Wenger yang
another across organizational merupakan seorang ahli teori dan praktisi pendidikan
boundaries, to share knowledge yang lahir di Canton of Neuchâtel, Switzerland. Bagi
and collaborate, becoming better Wenger, belajar merupakan pusat dari identitas manusia,
at what they do as they interact dan menekankan bahwa pembelajaran sebagai parti­
sipasi sosial - individu sebagai peserta aktif dalam praktik
regularly.”, -Ivan Butina, World
komunitas sosial, dan dalam pembangunan identitasnya
Bank. melalui komunitas-komunitas ini (Wenger, McDermott &
Snyder, 2002). Dalam konteks ini, CoP adalah sekelompok
individu yang berpartisipasi dalam kegiatan komunal,
dan mengalami/terus menciptakan identitas bersama
melalui keter­libatan dan kontribusi terhadap praktik-

38 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
praktik komu­nitas mereka.
CoP sebagai media knowledge
sharing tentu dapat dimanfaatkan oleh
ber­ba­gai profesi untuk meningkatkan
kapabilitasnya. Tak terkecuali auditor
internal sebagai profesi dengan fungsi
yang stra­tegis diharuskan untuk terus
meningkatkan kapabilitas. Kese­riusan terhadap pe­
ningkatan kapabilitas tersebut tercermin dengan
adanya unsur pengembangan profesi yang harus
dipenuhi dalam usulan penetapan angka kredit
C o P ,
sesuai Permenpan Nomor PER/220/M.PAN/7/2008
auditor tidak
tentang Jabatan Fungsional Auditor dan Angka
hanya seke­dar melakukan
Kreditnya. Banyak jalan yang bisa ditempuh auditor
knowledge mana­g e­m ent,
untuk mengembangkan profesi. Membuat karya
tetapi interaksi da­ l am
tulis/ilmiah, penerjemahan buku, hingga perolehan
lingkup komunitas mem­
gelar profesi pengawasan adalah beberapa contoh.
berikan bonus jejaring bagi
Namun, di era disruptif dengan banjirnya informasi
para anggota­nya yang lintas sektoral.
yang beredar kini, seorang auditor harus mampu
Wenger, McDermott & Snyder (2002)
memilah, mengelola, dan mengimplementasikan
menggambarkan bagaimana CoP memberikan
penge­tahuannya yang berguna bagi peningkatan
nilai baik bagi para membernya maupun organisasi.
kualitas pe­ngawasan. Pun tacit knowledge berupa
Nilai tersebut dikategorikan antara lain short-
inovasi pengawasan, baik terkait internal control, risk
term and long-term value, tangible and intangible
management, maupun gover­nance, perlu dikelola
value, strategy-implementing and strategy-making
dengan baik agar bisa sampai kepada generasi
value, dan connecting professional development
penerus untuk memastikan bahwa ilmu yang ada
and corporate strategy. Dalam jangka pendek,
tetap sustain atau bahkan berkembang. Dengan

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 39
anggota CoP dapat bekerja dengan lebih efisien memberikan kontribusi sumber daya. Sebelum mulai
dan efektif sebab tidak perlu menghabiskan mengembangkan komunitas praktisi, berikut lima
waktu untuk mencari solusi permasalahan yang hal yang dapat dilakukan yaitu pertama, menen­
mungkin ditemukan di lapangan. Adanya berbagai tukan domain yang terdiri dari tujuan (statement of
perspektif yang dibagikan oleh para anggota akan purpose) komunitas dan value apa yang ditawarkan
sangat membantu dalam pengambilan keputusan. kepada calon anggota. Kedua, membentuk struktur
Adapun output lain dari CoP bisa berupa hasil konkrit kepengurusan yang tersusun atas tiga elemen,
seperti standar atau framework dan peningkatan skill yaitu core group, active members, dan peripheral
anggotanya. Terkait strategi, CoP memberikan nilai members sebagai anggota di lingkup terluar. Selaku
melalui implementasi strategi yang ada sekaligus me­ pengurus inti, core group biasanya hanya berjumlah
ngembangkan strategi baru. CoP menghubungkan beberapa orang. Dengan masing-masing competitive
pengembangan profesi dengan strategi korporasi, di advantage yang dimiliki, core group merumuskan
mana jika anggotanya berhasil dalam men­jalankan pem­bagian tugas dan tanggung jawab mulai dari
profesinya, maka hal tersebut juga akan berdampak leader/koor­dinator, community manager, hingga
positif bagi institusi yang menaunginya. sponsor jika diperlukan. Di­butuhkan relationship
Berdasarkan hal di atas, untuk mengembangkan building antar member untuk me­numbuhkan
CoP diperlukan kesamaan passion dan value creation komitmen.
agar komunitas dapat berjalan secara sustainable. Ketiga, membangun aturan dan inventarisasi
Tanpa ada nilai yang dihasilkan, calon anggota kebutuhan. Aturan dasar disusun untuk keselarasan
akan berpikir dua kali untuk menginvestasikan dalam menjalankan komu­nitas. Aturan ini bisa
waktu, begitu pula dengan organisasi dalam berupa norma yang mengatur cara pengambilan

40 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
keputusan, jadwal diskusi, dan mekanisme pela­ Di samping kelima hal pokok di atas, komitmen
poran masing-masing person in charge. Bagi merupakan kunci suksesnya pengembangan CoP.
komunitas yang dikelola secara resmi oleh institusi, Sebagaimana Wenger, McDermott & Snyder (2002)
inventarisasi kebu­tuhan diperlukan sebagai da­sar menyebut “without commitment to a domain, a
pengalokasian anggaran. Ke­empat, menyusun community is just a group of friends”. Jadi, siapkah
strategi dan rencana aksi. Kegiatan komunitas Anda untuk bergabung dan me­ngembangkan CoP
dibagi ke dalam jangka pendek, jangka menengah, di bidang auditor internal?
dan jangka panjang dengan target/deadline
pada masing-masing periode. Pertemuan rutin Referensi:
dijadwalkan agar para anggota dapat berinteraksi Organizing Effective Commu­nities of Practice in
secara langsung untuk membahas topik tertentu, BPKP, Towards Becoming A Center of Excellence.
mengemukakan pendapat, dan saling bertukar 2018. World Bank Group.
pikiran guna merumuskan solusi. Tidak tertutup What is A Community of Practice? A Strategy for
kemungkinan penam­bahan anggota baru terjadi Achieving Desired Outcomes. W.K. Kellogg
saat pertemuan rutin. Terakhir, evaluasi perlu Foundation, CeterPoint Institute.
dilakukan agar komunitas dapat terus ber­­kembang https://elearningindustry.com/top-10-tips-create-
dan memberi impact yang lebih besar bagi profesi corporate-learning-community-of-practice
dilakukan evaluasi untuk perbaikan kepengurusan
*) Penulis adalah Auditor Pertama pada Biro Hukum
dan program. Survey anggota dan nonanggota bisa dan Humas BPKP
menjadi media untuk menjaring masukan atau isu
untuk diangkat.

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 41
CERTIFICATION

Jadi Risk Management Expert,


Caranya? (Part 2)

S
emakin hangatnya pembicaraan terkait implementasi
manajemen risiko, khususnya di sektor pemerintah, tentu
menjadi penyemangat sendiri bagi pembaca untuk ikut serta
dalam gerakan tersebut. Tentu akan muncul pertanyaan,
apakah pembaca sudah siap memberi kontribusi? Apakah kompetensi
pembaca sudah mumpuni?. Seperti yang telah Penulis ungkapkan di
edisi sebelumnya, kompetensi yang mumpuni di bidang ini dapat diraih
melalui jalur pendidikan nonformal seperti sertifikasi. Menyambung
edisi sebelumnya, pada edisi kali ini Penulis akan mengupas sertifikasi
manajemen risiko dari Center for Risk Management Studies (CRMS)
dan The Institute of Internal Auditors (IIA).

Sertifikasi dari ERMA


Berdiri sejak tahun 2010, CRMS menjadi pusat edukasi yang
memfasilitasi akselerasi praktik manajemen risiko yang berkiblat pada
ISO 31000 di Indonesia. Program-program CRMS secara garis besar
dikelompokkan dalam 4 seri yaitu Seri 1: ISO 31000 ERM Fundamentals
untuk pemahaman fundamental tentang prinsip-prinsip, kerangka
kerja, dan proses manajemen risiko terpadu; Seri 2: ISO 31000
Risk Assessment Techniques IEC/ISO 31010 untuk pemahaman dan
kemahiran dalam menggunakan berbagai teknik asesmen risiko; Seri
3: ISO 31000 ERM Implementation untuk pemahaman dan kemahiran
dalam mengimplementasikan manajemen risiko terpadu di organisasi;
serta Seri 4: ISO 31000 Auditing Risk Management untuk pemahaman
dan kemahiran dalam melakukan audit penerapan manajemen risiko
yang berjalan di organisasi. Program-program ini dikemas dalam
bentuk training, workshop, seminar, conferences, roundtable discussions,
penelitian, learning games, dan kompetisi studi kasus.
CRMS telah menjalin ke­mitraan dengan institusi-insitusi sertifikasi
berstandar global, salah satunya adalah Enterprise Risk Management
Academy (ERMA) yang menyediakan seperangkat Program Manajemen
Risiko Te­rintegrasi dan sertifikasi profesi berbasis ISO 31000:2009.
ERMA menawarkan tiga macam ser­ti­­fikasi yaitu Enterprise Risk Mana­­

42 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
gement Associate Profes­sional (ERMAP), Enterprise
Risk Management Certified Professional (ERMCP), dan
Certified in Enterprise Risk Governance (CERG).
Jika Pembaca Warta Pe­nga­wasan adalah praktisi,
profe­sional, dan/atau siswa dengan pengalaman
kurang dari 3 tahun di bidang manajemen risiko,
sertifikasi ERMAP cocok untuk pijakan awal karier
di bidang ini. Sedangkan, jika Pembaca telah
mengenyam pengalaman minimal 3 tahun di bidang
mana­jemen risiko atau 6 tahun pengalaman di
bidang terkait, Pembaca dapat mengambil serti­fikasi
ERMCP. Sementara itu, CERG adalah sertifikasi yang
dirancang bagi para profesional dan praktisi dengan
pengalaman minimal 15 tahun, dimana penga­laman
3 tahun terakhir di level mana­jemen senior, dan/atau
badan pengawas, dan/atau peran setara lainnya.
Sebagai pemegang lisensi persiapan ujian
sertifikasi ERMA di Indonesia, program pelatihan
CRMS Indonesia salah satunya ditujukan untuk
konsep dalam hal risiko dan model pengendalian.
ketiga jenis sertifikasi dari ERMA tersebut. Khusus
Kandidat sertifikasi CRMA diwajibkan untuk
untuk ujian sertifikasi ERMAP dan ERMCP dengan
mengantongi sertifikasi CIA terlebih dahulu.
metode Exam Based Assessment (EBA)/ujian tertulis,
Sertifikasi CIA dapat diperoleh sebelum, selama,
Professional Executive Exam Preparatory (PEEP –
atau setelah ujian sertifikasi CRMA, asalkan kandidat
CRMS) memiliki Exam Prepa­ratory Program khusus
belum berpredikat certified CRMA.
dalam me­nyiapkan para peserta ujian dalam
Dari sisi pendidikan formal, pada dasarnya
menjawab soal-soal ujian tertulis untuk gelar
kandidat minimal sudah mengenyam post-secondary
sertifikasi ERMAP dan ERMCP. Untuk ujian sertifikasi
degree minimal 3 tahun (Diploma III). Namun, IIA
ERMAP, ERMCP, dan CERG dengan metode Com­
kemudian merilis persyaratan baru, memberikan
petency Based Assessment (CBA); asesmen dilakukan
kesempatan kepada lulusan Diploma I atau II asalkan
melalui pre­sentasi dan tanya jawab secara individual
telah memiliki pe­ngalaman di bidang audit internal
selama kurang lebih 90 menit.
selama lima tahun.
Ujian CRMA mencakup dua bagian, bagian 1
Sertifikasi dari IIA
dari ujian CIA dan ujian CRMA secara terpisah. Soal
Akhir Agustus 2011, The Institute of Internal
ujian terdiri dari 100 pertanyaan pilihan ganda yang
Auditors (IIA) mengumumkan peluncuran sertifikasi
mencakup empat domain yaitu tata kelola organisasi
dalam bidang mana­jemen risiko yang diberi nama
yang berhubungan dengan manajemen risiko,
CRMA (Certification in Risk Mana­gement Assurance), di
prinsip-prinsip proses manajemen risiko, assurance,
Florida, Amerika Serikat. Sertifikasi ini ditujukan untuk
dan consulting. Bagaimana Pembaca, sertifikasi mana
profesional mana­jemen risiko, tidak hanya auditor
yang akan Anda pilih?
internal, yang ingin men­­­­dapatkan pengetahuan dan
Ayu Isni Arum

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 43
INSIGHT

oleh: Haryono Umar*

ilust: idiya

I
Indonesia telah menetapkan baik itu akhirnya melakukan atau atau peraturan formal. Jika
bahwa korupsi merupakan terlibat dalam kasus tindak pidana kinerja itu dipaksakan tercapai,
kejahatan yang luar biasa korupsi. tetapi kondisi lingkungan tidak
(extra ordinary crime) sehingga mendukung, tentunya mereka
harus ditangani de­ngan cara-cara Pertama, mereka terfokus akan berhadapan dengan per­
yang juga luar biasa. Oleh karena mencapai kinerja. soalan di kemudian hari. Teori
itu, telah diter­bitkan berbagai Mereka yang baik sangat legitimasi (Dowling and Pfeffer,
perundang-undangan. Dari ber­ me­ n yadari bahwa amanah 1975) menyatakan bahwa sese­
bagai kasus yang mengemuka yang diterimanya merupakan orang, organisasi, maupun pro­fesi
dan banyak membuat masyarakat ke­per­­­cayaan yang akan selalu akan tetap legitimate apa­bila nilai-
geleng-geleng kepala adalah: mereka junjung tinggi. Mereka nilai yang dibangun ber­sesuaian
Kenapa banyak para pelakunya itu akan merasa bersalah jika tidak (congruent) dengan nilai-nilai yang
mereka yang dulu dikenal sebagai mencapai target kinerja yang berlaku di masya­rakat. Dalam
orang baik-baik? Fenomena ter­ ditetapkan. Namun, sayangnya, beberapa kejadian, program
sebut sulit untuk dicari jawaban­ mereka lupa bahwa target kinerja dan kegiatan yang dijalankan
nya. Namun, berdasarkan kajian, yang dicapai mesti bersesuaian pemerintah tidak bersesuaian
penulis memiliki proposisi setidak­ dengan nilai-nilai (values) yang dengan nilai-nilai masyarakat.
nya terdapat tujuh faktor yang hidup di masyarakatnya, yang Namun, karena sudah digariskan
menyebabkan orang yang dikenal biasanya tampak dalam norma dari atas (top down), tidak ada kata

44 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
lain, kecuali para pejabat publik pejabat itu akan tetap melak­ Mereka ber­sedia melaksanakan
yang baik wajib melaksanakannya, sanakan­­nya. Di akhir tahun, apapun sepan­jang hal tersebut
bagaimanapun caranya. Mereka ternyata memang janji tersebut dapat meng­gembirakan atasan­
tentunya akan berupaya keras masih belum dapat diselesaikan. nya. Mereka menganggap bahwa
untuk mencapai kinerja program Agar pekerjaan tersebut dapat melaksana­kan tugas yang baik
dan kegiatan tersebut, meskipun terus dikerjakan dan dapat me­­me­ itu adalah untuk dan mesti atas
mereka sendiri menyadari bah­ nuhi janjinya, maka sang pejabat legitimasi atasan. Dengan de­
wa sebenarnya hal tersebut tidak memerintahkan untuk membuat mi­k ian, fokus perhatian me­
sesuai dengan nilai-nilai masya­ berita acara penyelesaian peker­ reka lebih kepada atasan, dari­
rakat. jaan yang tidak sesuai dengan pada kepada masyarakat. Teori
kenyataan lapangan (fiktif) agar pemangku kepentingan (Freeman
Kedua, terlanjur berjanji. dananya dapat ‘diamankan’ dan and Reed, 1983) menye­butkan
Para pejabat yang baik sering­ pekerjaan dapat dilanjutkan di bahwa manajemen mem­­­ber­
kali menjanjikan se­suatu hal untuk awal tahun. laku­kan pemangku ke­pen­­tingan
kemajuan atau kemaslahatan (stakeholders) dengan dua pen­
pihak-pihak tertentu. Dalam Ketiga, loyalitas berlebihan. dekatan. Per­tama, pendekatan
kondisi nor­mal, tentu saja hal Mereka yang ditunjuk dalam manajerial, di mana manajemen
tersebut tidak bermasalah dan suatu jabatan tertentu seringkali memberikan perhatian dan
dapat dise­leng­garakan dengan berpikiran bahwa keber­hasilannya perlakuan lebih kepada pemangku
baik sesuai persyaratannya. mendapatkan jabatan tidak kepentingan yang memiliki
Namun, apabila ternyata anggaran luput dari jasa atasannya. Oleh pengaruh besar bagi organisasi.
untuk mewujudkan janji tersebut karena itu, publik sering me­ Kedua, pende­ k atan etik, di
baru tersedia di akhir tahun, nyaksikan bagaimana kepatuhan mana mana­jemen memberikan
logikanya, sangat tidak mungkin mereka terhadap atasan­ perhatian dan perlakuan yang
pelaksanaannya dapat selesai nya, yang kadangkala malah sama terhadap semua pe­mangku
sebelum akhir tahun. Namun, tampak tidak profesional. ke­pen­­tingan, termasuk publik.
karena pejabat sudah Berbasis pendekatan manajerial,
terlanjur berjanji, maka para pejabat publik itu seringkali
ketika anggaran me­n gabaikan kepentingan
sudah tersedia, publik yang seharusnya dia layani
dengan segala secara maksimal. Mereka lebih
risikonya meng­u tamakan

ilust: idiya

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 45
atasannya dengan alasan bahwa
bawahan harus loyal kepada
pimpinan. Akhirnya, mereka
sendiri yang gigit jari setelah
sadar bahwa atasannya hanya
memanfaatkan mereka untuk
kepentingan atasan dan kroni-
kroninya.

Keempat, mudah percaya.


Mereka yang baik biasanya
memiliki pikiran yang bersih
dan jarang berprasangka buruk
dengan yang lain. Oleh karena itu,
mereka selalu menganggap orang
lain sama baiknya dengan dirinya.
Apalagi apabila orang lain itu
berkata dengan lemah lembut dan
berpenampilan sangat bersahabat. silatuhrahmi antar anggota organisasi perlu dilakukan
Tanpa di­sadar, mereka terjebak menyimpan niat tidak baik dan Kelima, kurang silaturahmi.
dengan per­mainan para ‘kriminal mengutamakan keuntungan Para pejabat publik dituntut
ter­hormat’ yang mengobral logika pribadi (self-interest). Karena untuk bertindak secara cepat,
menyesatkan. Banyak telah kita kondisi kesenjangan informasi tepat, dan tentu saja berkinerja
temui bahwa mereka yang benar- (information assymmetry), ba­ tinggi. Dengan padatnya ritme
benar penjahat sering sekali ber­ wahan dapat mengelabui atasan pekerjaan, mereka tentunya tidak
penampilan sebagai sosok yang yang sudah terlanjur percaya dapat memahami segala hal
mengagumkan dan sekan-akan padanya. Atasan yang baik ini secara rinci dan komprehensif.
pantas untuk dipercaya. Para tidak memiliki kesempatan Karenanya, mereka membutuhkan
peja­b at yang baik baru me­ untuk melakukan kritisasi dan orang-orang yang selalu bersedia
nya­darinya setelah mereka ter­ evaluasi. Memang, atasan mesti memberikan informasi secara
lanjur menjadi tersangka suatu mempercayai bawahan, tetapi akurat, tepat, dan segera. Mereka
kasus besar. Sementara itu, para mereka tetap harus waspada agar perlu terus menjalin silaturahmi
kriminal terhormat tersebut tidak terbuai dengan segala mulut dengan orang-orang kuat (strong
men­jadikan orang-orang baik manis yang menipu dari bawahan persons), yakni mereka yang
ini sebagai kambing hitam dan yang memiliki otak kriminal, berjiwa jujur, adil, dan dapat
tameng mereka dalam melakukan seperti para kriminal terhormat diper­caya (steward) serta memiliki
kejahatannya. Selain para kriminal tadi. kompetensi pengetahuan (know­
terhormat, tidak sedikit juga ledge), keterampilan (skill), moti­
atasan yang baik terlalu mudah vasi positif (positive motives),
per­caya pada bawahan yang watak yang berperilaku (traits),

46 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Ketujuh, tidak kuat tekanan.
Makin tinggi jabatan, maka
akan semakin kencang juga
godaan dan tekanan yang akan
dihadapinya. Tekanan yang ada
biasanya untuk kepentingan
dan kemanfaatan pihak yang
menekan agar para pejabat mau
menyalahgunakan jabatannya
dengan kolusi bersama (tentunya
secara sembunyi-sembunyi).
Teka­nan dapat bersifat sopan,
mapun bersifat kasar. Para pe­
jabat yang tidak pernah mem­
bicarakan berbagai tekanan ini
secara terbuka akan semakin ter­
tekan. Mereka tidak akan sanggup
menghadapi berbagai tekanan
ini dan akhirnya banyak yang
dan sikap baik (attitutes) (Spencer yang disampaikan padanya, mengikuti tekanan tersebut.
and Spencer, 1993). Sayangnya, semua itu seringkali dianggap se­
karena kesibukannya, para peja­ bagai angin lalu olehnya. Ka­rena­ Penutup
bat publik seringkali menge­sam­ nya, apa yang sudah direncanakan Oleh karena itu, mereka yang
ping­kan silaturahmi ini. Apa­lagi dan dipikirkannya adalah yang baik perlu mengingat tujuh
jika semua hal terkesan berjalan terbaik baginya. Berbagai faktor penyebab korupsi ini agar
wajar. Ingat: permukaan laut yang aturan hanya dianggap sebagai mereka terhindar dari jebakan
kelihatan tenang bisa sekonyong- pengganggu bagi pen­capaian tindak pidana korupsi yang selalu
konyong menjadi sangat memba­ kinerjanya sehingga tidak perlu mengintai. Tentunya proposisi
ha­yakan dan mematikan. diikuti. Hal yang sering mereka ketujuh faktor tersebut perlu
lontarkan adalah bahwa kita harus diuji kembali. Penulis membuka
Keenam, menganggap diri yang berpikiran dan bertindak luas (out pintu bagi para peneliti yang ingin
paling benar. of the box) atau berpindah ke kotak menguji proposisi ketujuh faktor
Karena selama ini dikenal yang lain (in the other boxes). Tata tersebut.
sebagai orang yang baik, ter­ kelola dan sebagainya dianggap
*) Penulis adalah pimpinan KPK
pelajar, menjadi rujukan ba­ merepotkannya dan tidak penting. tahun 2007-2011, profesor akuntansi,
nyak pihak, mereka yang baik Mereka akan menabrak semua dan direktur Lembaga Anti Fraud
me­­r asa mengetahui segala itu karena baginya yang penting Perbanas.
Artikel ini pernah di muat di laman Birokrat Menulis
hal dan pemikirannya selalu adalah program dan kegiatan dengan alamat link: http://www.birokratmenulis.org/
benar. Mereka ini biasanya sulit terlaksana dan target kinerja orang-baik-kenapa-koq-korupsi-sebuah-proposisi-tujuh-

menerima masukan dari pihak tercapai dengan cara apapun. faktor-penyebabnya/

lain. Meskipun banyak pandangan

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 47
INSPIRING PERSON

S
iskeudes memang sudah tidak asing lagi di telinga para
punggawa keuangan desa. Aplikasi yang terbukti sebagai
terobosan positif yang membantu para pengelola di desa
tersebut tentu tidak terlahir begitu saja. Oleh karena itu,
dalam edisi Majalah Warta Pengawasan kali ini, tidak salah
rasanya jika kita mengenali salah satu sosok inspiratif di
balik aplikasi yang dikembangkan tiga tahun lalu itu.
Akhmad Basori merupakan Auditor Madya pada
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
yang mampu menjawab tantangan berbagai
pihak untuk mengembangkan aplikasi pengelola
keuangan desa, yang kemudian po­pu­ler dengan
sebutan Siskeudes. “Bekerja dengan ikhlas,
bermanfaat untuk negeri” adalah motto hidup
yang selalu ia pegang. Ber­pondasikan motto
hidup tersebut, berhasil Ia refleksikan
dalam aktivitasnya sehari-hari termasuk
di dunia kerja. Maka, tidak heran jika Ia
dinobatkan menjadi “The Most Innovative
ASN” dalam Anugerah ASN Tahun
2018.. Tentang perjalanannya dalam
membangun Siskeudes, pria yang akrab disapa
Om Bas ini menceritakan suka dukanya kepada Tim
Warta Pengawasan.

Maju dari Mamuju


Lulus dari SMEA Negeri Jombang tahun 1994,
Akhmad melanjutkan petualangan studinya dengan
merantau ke Jakarta, menempuh pendidikan Diploma
III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Ia
gemilang di bangku kuliah, hingga Ia pun langsung
dapat melanjutkan pendidikan di level Diploma IV
di kampus yang sama dan lulus pada tahun 2000,

48 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
aplikasi yang dikembangkan secara nasional.
Menyoal pengalaman yang paling berkesan
dalam pengembangan Siskeudes, Akhmad berbagi
dimana biasanya harus bekerja dulu selama dua cerita tentang perjalanannya saat masa uji coba
tahun sebelum diperbolehkan mengikuti seleksi aplikasi di Kabupaten Mamasa lalu. Kabupaten
masuk Diploma IV. Tak hanya di dunia pendidikan, Mamasa, sebuah kabupaten terpencil berjarak 270
petualangan Akhmad berlanjut di dunia kerja. km dari Kota Mamuju dengan medan perjalanan
Mamuju adalah kota ketiga dalam perjalanan karir yang berat terpilih sebagai lokasi uji coba Siskeudes.
Akhmad di BPKP di mana sebelumnya ia pernah Dibutuhkan kurang lebih 14 jam perjalanan di mana
bertugas di Perwakilan BPKP Provinsi Aceh selama 120 km terakhir harus ditempuh dengan kondisi
tiga tahun dan Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Timur jalan tanah yang berlumpur untuk menuju ke sana.
selama 10 tahun. Alasan dipilihnya Mamasa sangatlah sederhana. Jika
Dipindahtugaskan ke Mamuju, Akhmad Basori Siskeudes berhasil diuji coba di sana, maka ia yakin
diberikan kepercayaan untuk mengerjakan proyek begitu pula di daerah lainnya, terutama di daerah
perubahan yang merupakan tindak lanjut hasil Rapat yang terpencil di seluruh daerah di Indonesia.
Dengar Pendapat (RDP) Kepala BPKP dengan Komisi
XI DPR RI terkait aplikasi pengelolaan keuangan Menuju Mamasa, My Job My Adventure
desa. Regulasi dan Juklak Bimkon Keuangan Desa Pengalaman Akhmad selama 10 tahun di bidang
menjadi bekal Akhmad dalam mengembangkan keuangan daerah sangat mendukung penca­
‘Simda Desa’ yang kini bernama Siskeudes. Proses paiannya saat ini. Selama tujuh tahun tergabung
pengembangan aplikasi membutuhkan kesabaran dengan tim pengembangan Sistem Akuntansi
dan konsentrasi penuh karena alur dan pola/perilaku Keuangan Daerah di Perwakilan Jawa Timur,
program harus sesuai dengan grand design yang penyuka computer programming ini juga melakukan
telah ditetapkan. Namun, hal tersebut tidak menjadi pendampingan Sistem Keuangan Daerah. Sejak
masalah bagi penerima short course Big Data Scientist tahun 2014, ia pun aktif sebagai narasumber
2016 di Perth Australia ini. Akhmad mengusung di komunitas profesi, seperti Seminar Nasional
efisiensi dalam pengembangan aplikasi Siskeudes Penerapan Sistem Akuntansi Basis Akrual di IAI Jawa
di mana ia menggunakan bahasa program Borland Timur dan Bimtek Panduan Akuntansi Desa di IAI
Delphi dengan pola antar muka yang mirip dengan Pusat. Selain itu, dalam menjalankan tugasnya di
SIMDA, aplikasi yang telah dikembangkan oleh Deputi Bidwas. Penyelenggaraan Keuangan Daerah,
BPKP, agar manakala dirilis secara nasional, tidak ayah dua anak ini sering membagikan ilmunya
diperlukan lagi biaya pembelajaran. Cukup melalui terkait Siskeudes dalam Training of Trainer (TOT)
sosialisasi selama 1-2 hari saja, maka aplikasi sudah baik yang diselenggarakan di lingkungan internal
dapat didistribusikan secara cepat dan hemat biaya. maupun luar BPKPn
Aspek tersebut lah yang menjadi nilai positif dan Nadia Khaerunnisa

penting aplikasi tersebut sehingga dipilih sebagai

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 49
BOOK REVIEW

ilust: nadia

50 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Saat dunia mulai gamang…
“The Internet is the first thing that humanity has built that humanity doesn’t
understand, the largest experiment in anarchy that we have ever had,”
- Eric Schmidt (Former CEO of Google).

T
inggal di abad yang serba Selain itu, Haig bercerita bahwa tawarkan memiliki multiplier
praktis ternyata tidak maraknya perundungan di effect buruk bagi kesehatan fisik
serta merta membuat media sosial cukup membuat dan mental, seperti insomnia
hidup lebih manis. Matt Biz Stone (Co-Founder Twitter) dan gangguan kecemasan.
Haig menyebutnya sebagai menyesal telah memberikan Dari pengalamannya sebagai
nervous planet, sebuah tempat fitur “tag people” pada unggahan. penderita gangguan kecemasan,
penuh tekanan yang membuat Biz menyebutnya sebagai ‘the Haig mendobrak stigma terkait
para penghuninya mudah ketar- big wrong turn Twitter made’. isu kesehatan mental. Banyaknya
ketir, hanya karena cuitan orang Maka, tidak aneh jika kini para kasus bunuh diri yang disebabkan
yang tidak kita kenal. Di satu sisi, pegawai perusahaan Apple dan oleh depresi menunjukkan masa­
memang hidup menjadi lebih Yahoo! lebih memilih untuk lah kesehatan mental bukanlah
mudah, tersedia alat-alat yang menyekolahkan anak-anak hal sepele. Meski begitu, gang­
membuat pekerjaan selesai lebih mereka ke tempat yang melarang guan tersebut tetap dapat disem­
cepat. Tapi di sisi lain, berapa penggunaan teknologi, seperti buhkan seperti halnya penyakit
banyak dari kita yang merasa 24 The Waldorf School of Peninsula fisik yang umum, seperti flu,
jam sudah lebih dari cukup?. di Los Altos. Karena sekali gawai demam, dsb. Oleh karena itu, Haig
“How can we live in a mad menjadi candu, fungsi tubuhpun juga menulis mengenai ‘How to
world without ourselves going akan terganggu. sleep on a nervous planet’ dan ‘How
mad?” adalah garis besar yang Jangan khawatir jika pembaca to get out of bed’ yang mengajak
coba penulis sampaikan. Secara pada akhirnya merasa mengalami pembaca untuk mengubah pola
sistematis, Haig menjelaskan kecemasan yang diakibatkan hidup.
bagaimana paparan teknologi oleh teknologi overuse. Dengan Secara keseluruhan, buku
yang berlebihan akan bermuara gaya bahasa yang jenaka namun ini membuka mata kita untuk
pada kecemasan. Sesuai dengan menohok, Haig berbagi tips hidup tetap berperikemanusiaan
judulnya, Haig meramu buku di dunia yang gamang, seperti dan conscious di tengah gem­
ini ke dalam 18 catatan yang ‘How to own a smartphone and still puran teknologi. Sebuah
membuatnya nikmat dilahap be a functioning human being’ dan bacaan wajib agar tidak latah
di sela-sela kesibukan. Mulai ‘How to exist in the 21st century and apa­­lagi diperbudak oleh buah
dari curahan hatinya tentang not have a panic attack’. perkembangan zaman.
betapa cepat dunia zaman now, Saat membahas internet Selamat Membaca, Dari Buku
hingga perilaku kompulsif yang anxieties, Haig menyinggung Jadi Tahunn
disebabkan kecanduan teknologi. kemudahan yang teknologi Nadia Khaerunnisa

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 51
MOVIE REVIEW

ilust: nadia

52 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Kebenaran itu milik siapa?
“Aku tidak mengerti..”, karena itu, arwah si Samurai pun dunia internasional melalui
ujar seorang lelaki sambil dipanggil untuk memberikan Venice Film Festival pada tahun
menerawang, membuka dialog kesaksian melalui seorang 1951, yang mengganjar film ini
di film ini. Di dekatnya duduk cenayang. Mengejutkannya, dengan Golden Lion Award. Tahun
seorang pendeta yang terheran- ter­nyata kesaksian si Samurai berikutnya, film ini memenangkan
heran dan kebingungan, sama berbeda pula dengan kesaksian Honorary Award pada Academy
seperti lelaki itu. Ucapannya si Bandit dan si Istri. Masalah Award edisi ke-24 sebagai “most
menarik perhatian seorang warga bertambah pelik karena masing- outstanding foreign language
yang kebetulan ikut menumpang masing kesaksian pun menunjuk film”. Bahkan, kesuksesan film
berteduh di gerbang besar kota pelaku yang berbeda-beda. ini ikut memperkenalkan istilah
(rashomon) tersebut. Warga itu Lantas, siapa yang benar? Siapa baru dalam bahasa Inggris yaitu
pun tertarik menggali lebih jauh yang bisa dipercaya? “Rashomon Effect”. Disadur
dan mendesak kedua orang Rashomon adalah film yang dari wikipedia, rashomon effect
tersebut bercerita. Sambil terus dibuat di awal karir sutradara terjadi ketika suatu kejadian
menerawang, lelaki yang ternyata ter­k enal asal Jepang, Akira meng­hasilkan interpretasi yang
berprofesi sebagai penebang Kurosawa. Plot utama film ini kontradiktif pada setiap individu
kayu itu bercerita bahwa ia dan diangkat dari cerita pendek yang terlibat, layaknya plot utama
si pendeta baru saja menghadiri berjudul “Yabu no Naka” atau “In film ini.
suatu pengadilan kasus yang A Grove”, cerita pendek karangan Pada akhirnya, menonton
aneh. Ryunosuke Akutagawa. Meski Rashomon membuat penon­
Seorang samurai terbunuh begitu, judul maupun adegan ton berpikir ulang dan mem­
di hutan. Jenazahnya ditemukan pembuka dan penutup dari pertanyakan kembali sifat dari
oleh si Penebang Kayu. Sebelum film ini mengambil inspirasi kebenaran. Apakah itu kebenaran?
ia ditemukan terbunuh, si Pendeta dari cerita pendek Ryunosuke Apakah ada yang dinamakan
melihatnya lewat bersama Akutagawa lainnya, “Rashomon”. kebenaran mutlak? Mungkin saja,
istrinya di hutan tersebut. Atas Kurosawa juga menggandeng tidak ada kebenaran yang mutlak.
penemuan mayat ini, seorang sinematografer Kazuo Miyagawa Sebagaimana dalam audit tidak
bandit ditangkap dan diseret dalam pembuatan film ini. dikenal adanya keyakinan mutlak,
dengan tuduhan pembunuhan Langkah yang terbukti mangkus. kita hanya bisa memperoleh
dan perampokan. Si Bandit pun Miyagawa berhasil menghadirkan keyakinan yang memadai dari
mengakui perbuatannya di sinematografi yang tergolong bukti-bukti yang ada. Akhirnya,
hadapan pengadilan. Apakah eksperimental pada zaman itu kami merekomendasikan film ini
masalahnya selesai? Ternyata dan masih dibahas hingga saat dapat menemani pembaca saat
cerita tak sesederhana itu. ini, misalnya pemanfaatan cahaya bersantai di sela-sela lalu lalang
Si Bandit dan si Istri ternyata matahari dan cermin dalam kesibukan yang seakan tanpa
memberikan kesaksian yang pengambilan gambarnya. hentin
berbeda di pengadilan. Oleh Film ini diperkenalkan kepada (gilang)

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 53
THE BEAUTY OF
INDONESIA

dok: Heru

54 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018
Eksplorasi Keindahan
Nyiur Melambai

T
idak terasa kita sudah menjulang di tengah-tengah
berada di penghujung laut Teluk Manado. Jembatan
tahun 2018. Tentu sudah yang dibangun ini merupakan
banyak dari pembaca penghubung antara bagian
sedang merencanakan liburan utara dan selatan Kota Manado
akhir tahun untuk sekadar melepas sehingga memudahkan per­
penat setelah bekerja penuh gerakan masyarakat di sekitar
semangat satu tahun ini. Akan Tuminting yang akan ke pusat
muncul pertanyaan dalam benak Kota Manado atau sebaliknya.
pembaca, “Liburan akhir tahun Jembatan dengan ukuran
enaknya kemana yah? kalau di panjang 1.127 meter dan lebar
Indonesia, bagusnya kemana yah? 17 meter ini dimulai pem­
Jika pilihan pembaca meng­ bangunannya sejak tahun
habiskan waktu liburnya untuk 2003. Pada awalnya jemabatan
mengunjungi tempat-tempat ini bernama Jembatan Nyiur
di Indonesia, tentu destinasi Melambai namun kemudian
wisatanya tidak hanya melulu ke diganti dengan Soekarno.
lokasi yang sudah mainstream, Pembangunan Jembatan
seperti Yogya, Bandung, atau Bali. Soekarno sempat mangkrak
Sesekali, pembaca bisa melongok selama 12 tahun karena mang­
ke wilayah lain di Indonesia, salah krak yang disebabkan oleh
satunya adalah Kota Manado yang struktur tanah yang memerlukan
dianugerahi objek wisata bahari penanganan khusus dalam
yang bertaraf internasional. pengerjaannya, dan selesai pada
Berkunjung ke kota manado, tahun 2015.
mata pembaca akan disuguhi
keindahan Jembatan Soekarno Pulau Lihaga
yang menjadi icon kota dan telah Tak berhenti di Jembatan,
terkenal spot foto terpopuler di pembaca juga dapat meng­
kota ini. Bila pembaca berdiri di eksplorasi wisata bahari di
atas jembatan ini, pemandangan Manado, namun kali ini pembaca
Pulau Manado Tua terlihat tidak akan disuguhi cerita tentang
indah dengan gunung yang Taman Laut Bunaken, karena

WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/TAHUN 2018 55
Manado juga mempunyai wisata wisatawan ke pulau Lihaga dari pembaca tidak perlu khawatir
bahari lainnya seperti pulau lihaga. pelabuhan Serei. karena dipulau ini telah tersedia
Orang sering menyebutnya, Meskipun perjalanannya berbagai fasilitas umum seperti
Maldives-nya Manado, karena panjang, namun perjalanan toilet dan ruang ganti. Bahkan
pulau ini memang memiliki pasir jauh yang telah ditempuh tidak pembaca juga bisa menginap
putih yang bersih, lembut, ombak akan sia-sia karena setibanya di Pulau Lihaga tanpa khawatir
tenang, dan air yang sangat jernih. di pulau yang tak berpenghuni dipungut bayaran lagi.
Mirip dengan pantai-pantai di ini, pembaca akan disambut Karena keindahan alam yang
Maldives. Untuk mencapai tempat hamparan pasir putih halus, yang begitu mengagumkan, Pulau
ini, pembaca perlu menempuh dikelilingi birunya lautan. Lihaga menjadi salah satu lokasi
perjalanan sekitar 90 menit dari Ditempat ini, pembaca favorit para pemburu gambar
Kota Manado menuju Likupang juga bisa menikmati keindahan dengan lensa-lensanya. Jadi
(pelabuhan Serei). Setelah tiba bawah laut dengan melakukan jangan kaget jika saat pembaca
di Likupang, pembaca masih snorkling. Pemandangan bawah berkunjung ke Pulau Lihaga
akan menempuh perjalanan laut disekitar Pulau Lihaga tidak anda akan melihat para pecita
lagi selama kurang lebih 40 kalah cantiknya dengan Taman dunia fotografi “berkeliaran”
menit menggunakan perahu Laut Bunaken yang sudah ditempat ini untuk mengabadikan
nelayan setempat yang biasa tersohor. Walaupun pulau ini keindahan pulaun
dipergunakan untuk membawa tidak berpenduduk namun Idiya Zikra

dok: Deny Arka

56 WARTA PENGAWASAN
VOL XXV/ NOMOR 4/ TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai