Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut (Djamin, 2019) Indonesia adalah negara kepulauan


terbesar didunia yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau. Jumlah penduduk
Indonesia adalah sekitar 220 juta jiwa dimana 60% dari penduduk
bertempat tinggal di daerah perdesaan. Oleh karena itu upaya untuk
melistriki daerah pedesaan menggunakan jaringan listrik PLN mengalami
kendala yang cukup besar. Saat ini belum tersedia data kinerja dilapangan
dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terpasang dengan
kapasitas panel surya 50 Wp dan kapasitas baterai 70 Ah dan belum
tersedia data lapangan yang dapat membuktikan bahwa spesifikasi PLTS
sudah memadai.
Selain dari pada itu kebiasaan para pemakai PLTS harus dimonitor
sejalan dengan evaluasi teknis PLTS, karena keduanya akan saling
mempengaruhi keandalan sistem PLTS. Isu teknis akan mempengaruhi
kepuasan pemakai PLTS dan kebiasaan pemakai akan mempengaruhi
umur dari baterai. Oleh karena itu, dilakukan kajian melalui sumber
informasi sebagai berikut: Salah satu cara untuk melistriki daerah
perdesaan terpencil adalah dengan pembangunan pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS), karena pembangkit listrik ini mempunyai banyak
keuntungan seperti ramah lingkungan, fleksibel untuk pengembangan
kapasitas daya tidak tergantung dari sumber energi fosil. Survey kepada
pemakai PLTS sebagai basis untuk mengetahui kebiasaan dari pemakai :
1. Kuantifikasi aspek kebiasaan pemakai dan fungsi kinerja PLTS
didapat dari data logger.
2. Kondisi teknis dari PLTS akan memberikan informasi terhadap
kondisi terkini dan membantu interpretasi data dari data logger.

Formatted: Indonesian

1|P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


3. Hasil wawancara dengan pemuka ma s y a r a k a t s e t empa t a k an
memberikan ide untuk pembentukkan pengelola PLTS kelak.

Menurut (Akhmad, 2016) Berdasarkan data dari Direktorat


Jenderal Listrik, Pertambangan, dan Energi (DJLPE), menunjukkan rasio
elektrifikasi di Indonesia pada tahun 2003 baru mencapai 52% (Bambang,
2004). Ini berarti masih ada sekitar 18 juta kepala keluarga yang belum
memperoleh listrik dari jaringan PLN. Selain permasalahan dana untuk
memperluas pembangunan jaringan listrik, kondisi geografis Indonesia
yang kepulauan dan bergunung-gunung serta pola pemukiman penduduk
yang menyebar, menimbulkan permasalahan tersendiri dalam
pendistribusian tenaga listrik. Oleh karena itu perlu dimanfaatkan sumber-
sumber pembangkit listrik lain yang tersedia di daerah setempat untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik bagi masyarakat di daerah terpencil,
baik yang berasal dari energi fossil maupun energi terbarukan (renewable
energy). Di daerah yang mempunyai sumber air, dan pola pemukiman
yang dekat dengan sumber pembangkit, dapat dikembangkan pembangkit
listrik tenaga air pada skala kecil (microhydro). Namun demikian sumber
air ini bersifat site spesific, artinya hanya tersedia di daerah-daerah tertentu
saja. Sumber pembangkit listrik yang lainnya, seperti diesel dapat
dikembangkan di daerah terpencil yang mempunyai kemudahan akses
dalam hal suplai bahan bakar minyak, dengan syarat harganya masih layak
(ekonomis). Sedangkan untuk daerah-daerah yang tidak mempunyai
sumber pembangkit listrik seperti tersebut di atas, maka dapat
dimanfaatkan sumber pembangkit listrik dari energi terbarukan, seperti
sinar matahari (energi surya). Energi dari sinar matahari tersedia melimpah
dan hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Alat (divice) yang
mampu merubah energi surya menjadi energi listrik secara langsung
dikenal dengan sel surya (solar cell). Sel surya sering disebut pula sebagai
PLTS (pembangkit listrik tenaga surya), sel fotovoltaik (photovoltaic) atau
disingkat dengan PV.Motor dc tanpa sikat atau disebut Brushless DC Formatted: Font color: Auto
Motor. Brushless DC Motor adalah suatu jenis motor-sinkron. Artinya
medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet yang
dihasilkan oleh rotor berputar di frekuensi yang sama. BLDC motor tidak
mengalami Slip, tidak seperti yang terjadi pada motor induksi biasa. Motor Formatted: Indonesian
2| Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
jenis ini mempunyai permanen magnet pada bagian "rotor" sedangkan
elektro-magnet pada bagian "stator"-nya. Setelah itu, dengan
menggunakan sebuah rangkaian sederhana (simpel computer system),
maka kita dapat merubah arus di eletro-magnet ketika bagian "rotor"-nya
berputar.
Formatted: Font: Font color: Auto

Motor Brushless Direct Current( BLDC) adalah salah satu jenis motor Formatted: Left, Indent: First line: 0", Space After: 6 pt,
Line spacing: Multiple 1.1 li
yang cepat populer. BLDC motor digunakan di dunia industri seperti
Permobilan, Atmosphere, Konsumen, Otomasi Medis, Industri dan
Peralatan Instrumentasi. Sesuai dengan namanya, BLDC motor tidak
menggunakan sikat atau Brush untuk pergantian medan magnet(komutasi),
tetapi dilakukan secara elektronis commutated. Motor BLDC mempunyai
banyak keuntungan dibandingkan dengan DC motor dan Motor induksi
biasa.
Secara umum, motor BLDC dianggap motor performa tinggi yang mampu
memberikan jumlah besar torsi pada rentang kecepatan yang luas. BLDC
motor adalah turunan dari motor DC yang paling umum digunakan, DC
disikat motor, dan mereka berbagi sama torsi dan karakteristik kinerja
kecepatan kurva. Perbedaan utama antara keduanya adalah penggunaan
kuas. BLDC motor tidak memiliki sikat (maka nama "brushless DC") dan
harus secara elektronik commutated.
Formatted: List Paragraph, Indent: First line: 0"

Formatted: List Paragraph, Space After: 0 pt, Line spacing:


single

Formatted: List Paragraph

Formatted: Indonesian

3|P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


B. Rumusan Masalah
1. Mengapa Sel Surya diperlukanBrushless DC Motor digunakan pada mobil
listrik?
2. Bagaimana cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya Brushless DC
Motor ?
3. MengapaApakah Brushless DC Motor Pembangkit Listrk Tenaga Surya
memiliki tingkat efisiensi yang baik?

C. Adapun tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk:

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga


Suryaengan Brushless DC motor?
2. Dapat mengetahui cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga SuryaBrushless
DC Motor
3. Dapat mengetahui kelayakan Pembangkit listrik Tenaga Suryakonstruksi
motor Brushless DCMotor

Formatted: Indonesian
4| Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
BAB II

PEMBAHASAN

1. Energi Surya Formatted: Heading 1, Indent: Left: 0", Hanging: 0.39",


Line spacing: single, Outline numbered + Level: 1 +
Menurut (sitompul, 2011) Energi dari matahari tiba dibumi dalam bentuk Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5"
radiasi elektromagnetik yang mirip dengan gelombang radio tetapi mempunyai
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
kisaran frekwensi yang berbeda. Energi dari matahari tersebut dikenal di Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Indonesia sebagai energi surya. Energi surya diukur dengan kepadatan daya pada Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

suatu permukaan daerah penerima dan dikatakan sebagai radiasi surya. Rata-rata
nilai dari radiasi surya diluar atmosfir bumi adalah 1353 W/m2, dinyatakan
sebagai konstanta surya. Total energi yang sampai pada permukaan horisontal
dibumi adalah konstanta surya dikurangi radiasi akibat penyerapan dan
pemantulan atmosfer sebelum mencapai bumi dan nilai tersebut disebut sebagai
radiasi surya global. Radiasi surya global terdiri dari radiasi yang langsung
memancar dari matahari (direct radiation) dan radiasi sebaran yang dipencarkan
oleh molekul gas, debu, uap air diatmosfir, seperti ditunjukan pada gambar 1.
Formatted: Centered, Tab stops: 2.03", Left
Formatted Table

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Centered, Indent: First line: 0.39", Pattern:
Gambar 1 Radiasi Langsung dan Radiasi Sebaran pada Permukaan Clear (Background 1)
Horisontal Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Indonesian

5|P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


Insolasi surya adalah intensitas radiasi surya rata-rata yang diterima selama
satu jam, dinyatakan dengan lambang I dan satuan W/ m2. Nilai insolasi surya
dipengaruhi oleh waktu siklus perputaran bumi, kondisi cuaca meliputi kualitas
dan kuantitas awan, pergantian musim dan posisi garis lintang. Variasi insolasi
surya secara kualitatif dapat dilihat seperti pada gambar 2.
Formatted: Centered
Formatted Table

Gambar 2 Variasi insolasi surya Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Intensitas radiasi surya pada kondisi cerah (clear day) akan bertambah dari pagi,
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
sejak terbit sampai siang hingga tercapainya kondisi puncak dan turun sampai
matahari terbenam pada sore hari.

Lamanya matahari bersinar cerah dalam satu hari dinyatakan sebagai jam surya.
Untuk Indonesia, jumlah jam surya adalah sekitar 4 - 5 jam per hari. Jumlah
intensitas radiasi / insolasi surya yang diterima dalam satu hari dinyatakan dengan
satuan kilowatt-hours/m2 (kWh/m2).

Menurut (sitompul, 2011) Pemanfaatan Energi Surya Ada banyak cara


pemanfaatan energi surya secara efektif. Secara garis besar, pemanfaatan energi
surya dibagi menjadi dua metode, yaitu : (1) Pemanfaatan panas radiasi surya
melalui teknologi surya termal dan (2) Pembangkit daya listrik melalui teknologi
fotovoltaik (PV).
1. Pemanfaatan panas radiasi surya (surya termal)

Panas dari radiasi surya dapat dimanfaatkan dengan menggunakan alat


pengumpul panas atau yang biasa disebut kolektor surya. Kolektor surya
Formatted: Indonesian
6| Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
menyerap radiasi surya dan mengkonversinya menjadi energi panas yang
digunakan untuk memanaskan air atau udara yang dapat digunakan secara
langsung atau pun tidak langsung untuk berbagai aplikasi seperti ; pemanas
air (water heater), pengering hasil pertanian (solar dryer), distilasi / desalinasi
(solar still), memasak (solar cooker), pendingin surya (solar cooling),
pembangkit uap/listrik (solar thermal power plant), dan lain-lain.
2. Pembangkit listrik fotovoltaik (PV)

Energi surya dapat diubah langsung menjadi listrik dengan menggunakan


sel surya. Proses konversi energi surya menjadi listrik disebut teknologi
fotovoltaik. Pembangkit daya listrik dengan menggunakan teknologi
fotovoltaik atau dikenal dengan istilah sistem PV pada awalnya
dikembangkan untuk menyediakan listrik peralatanperalatan didaerah
terpencil. Selain dapat digunakan untuk program listrik perdesaan, sistem PV
juga dapat dimanfaatkan untuk :
a. Lampu penerangan jalan dan lingkungan
b. Penyediaan listrik untuk keperluan penerangan dan pengeras suara di
rumah peribadatan
c. Penyediaan listrik untuk sarana pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Posyandu, dan Rumah Bersalin
d. Penyediaan listrik untuk Kantor Pelayanan Umum Pemerintah. untuk
membantu usaha konservasi energi dan mambantu PLN mengurangi
beban puncak disiang hari
e. Untuk pompa air, yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air
bersih (air minum).
.

pada suatu komponen pasti terdapat Keuntungan dan Kelemahan yang


bertujuan agar pemanfaatannya dapat tepat dan tidak disalah gunakan, menurut
Keuntungan pemanfaatan energi surya, antara lain :
1. Dapat diperoleh secara gratis di alam
2. Ramah lingkungan dan tidak berisik.
Formatted: Indonesian

7|P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


3. Tidak tergantung pada ketersediaan bahan bakar fosil seperti minyak
bumi, gas dan batu bara
4. Mempunyai peluang pasar di bidang industri peralatan dan mesin
pertanian yang memanfaatkan energi surya
5. Dapat diaplikasikan pada berbagai kondisi : daerah terpencil, pegunugan,
pantai, daerah bencana, dan sebagainya. Bisa memiliki listrik sendiri tanpa
memerlukan jaringan distribusi dari PLN
6. Tidak memerlukan biaya operasional
7. Instalasi, pengoperasian dan perawatan mudah
8. Peralatan untuk pemanfaatan langsung panas radiasi surya (surya termal)
mudah dibuat sesuai kebutuhan, fleksibel dan praktis
9. Listrik dari energi surya dapat disimpan dalam baterai dan dapat
digunakan pada malam hari atau pada saat tidak ada matahari / mendung
10. Energi panas dari radiasi surya juga dapat disimpan dalam media seperti
air, batu dan material lainnya

Pemanfaatan energi surya juga memiliki beberapa kelemahan, seperti :


1. Membutuhkan area yang luas untuk dapat menangkap radiasi matahari
sebanyak mungkin
2. Biaya investasi cukup tinggi terutama untuk sistem PV
3. Efisiensi peralatan energi surya masih rendah
4. Membutuhkan komponen tambahan untuk menyimpan energi surya saat
tidak ada sinar matahari / malam hari dan secara tidak langsung
menambah biaya investasi awal
5. Bersifat intermiten / tidak kontinyu (tergantung pada kondisi cuaca)

Formatted: Tab stops: 1.07", Left


Formatted: Indonesian
8| Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Formatted: Font: Not Bold, Indonesian
Formatted: Left, Indent: Left: 0.5"

2. Sel Surya Brushless DC Motor Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.2", Outline
numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.5"
Menurut (Siahaan, Muhammad Mujahidin, ST., & Deny Nusyirwan, ST., Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Indent: Left: 0", First line: 0.39",
2014) Sel Surya merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi Pattern: Clear (Background 1)

penyinaran matahari yang diubah menjadi arus listrik. Energi matahari


sesungguhnya merupakan sumber energi yang menjanjikan mengingat sifatnya
continue serta jumlahnya yang besar dan melimpah ketersediannya. Matahari
merupakan sumber energi yang diharapakan dapat mengatasi atau memecahkan
permasalahan kebutuhuan energi masa depan setelah berbagai sumber energi
konvensional berkurang jumlahnya serta tidak ramah terhadap lingkungan.
Panel surya juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang praktis
dan ramah lingkungan mengingat tidak membutuhkan transmisi seperti jaringan
listrik konvensional, karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang
membutuhkan. Ketinggian tempat dari permukaan laut, suhu udara, kabut
(berawan tebal), kadar polusi udara dan intensitas matahari adalah faktor – faktor
yang banyak mempengaruhi nilai arus dan tegangan yang dihasilkan oleh panel
surya (Rehiara, 2005). Panel surya yang diterapkan pada penelitian ini adalah
dengan jenis Polikristal (50 Wp). Tipe jenis polikristal ini memliki luas
permukaan sel yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk
menghasilkan daya listrik yang sama.
Untuk mendapatkan nilai efesiensi yang terjadi pada Panel surya, perlu
dilakukan pengukuran kurva V-I yang kemudian diperoleh parameter – parameter
lain seperti Isc (arus hubung singkat), Voc (tegangan tanpa beban), fill factor (FF),
efesiensi (ƞ), Pm. Karakteristik output dari Panel surya dapat dilihat dari kurva
performansi, kurva V-I menunjukkan hubungan antara arus dan tegangan, seperti
ditunjukan pada gambar 3.

Formatted: Indonesian

9|P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


Formatted: Centered
Formatted Table

gambar 3. kurva karakteristik v-i Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Centered, Line spacing: 1.5 lines
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
Gambar diatas menunjukkan tipikal kurva V-I. Tegangan pada sumbu English (United States)
Formatted: Centered, Keep with next
horizontal, arus pada sumbu vertikal. Kebanyakan kurva V-I diberikan dalam Test
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Condition 1000 watt/m² ( kondisi pada saat satu matahari puncak / one peak sun Formatted: Justified, Indent: First line: 0.39", Space After:
0 pt, Line spacing: 1.5 lines, Pattern: Clear (Background 1)
hour) dan suhu Panel surya 25 derajat Celcius.
Kurva V-I terdiri dari 3 hal yang penting : Formatted: Normal, Left, Indent: Left: 0", Line spacing:
single
1. Tegangan dan Arus Maksimum Pmax (Vmp dan Imp) Formatted: Indent: First line: 0.25"

2. Tegangan Tanpa Beban (Voc)


3. Arus Hubung Singkat (Isc)

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold,


2.1 Jenis -jenis Sel Surya Font color: Auto
Menurut (Purwoto, 2018) ada beberapa jenis sel surya yang dapat Formatted: Heading 2, Outline numbered + Level: 2 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
digunakan atau diterapakan di Indonesia, adapun jenis-jenis sel suryanya Aligned at: 0.25" + Indent at: 0.75"

adalah sebagai berikut : Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Normal, Indent: First line: 0.5", Pattern: Clear
a. Monokristal (Mono-crystalline) (Background 1)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Merupakan panel yang paling efisien yang dihasilkan dengan teknologi Formatted: Indent: Left: 0.3", First line: 0.3", Space After:
0 pt, Pattern: Clear (Background 1)
terkini & menghasilkan daya listrik persatuan luas yang paling tinggi.
Formatted: Indonesian
10 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Monokristal dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi listrik
besar pada tempat-tempat yang beriklim ekstrim dan dengan kondisi alam
yang sangat ganas. Memiliki efisiensi sampai dengan 15%. Kelemahan dari
panel jenis ini adalah tidak akan berfungsi baik ditempat yang cahaya
mataharinya kurang (teduh), efisiensinya akan turun drastis dalam cuaca
berawan.

b. Polikristal (Poly-Crystalline)

Merupakan Panel Surya yang memiliki susunan kristal acak karena Formatted: Indent: Left: 0.3", First line: 0.3", Space After:
0 pt, Pattern: Clear (Background 1)
dipabrikasi dengan proses pengecoran. Tipe ini memerlukan luas permukaan
yang lebih besar dibandingkan dengan jenis monokristal untuk menghasilkan
daya listrik yang sama. Panel suraya jenis ini memiliki efisiensi lebih rendah
dibandingkan tipe monokristal, sehingga memiliki harga yang cenderung
lebih rendah.

c. Thin Film Photovoltaic

Merupakan Panel Surya ( dua lapisan) dengan struktur lapisan tipis


mikrokristalsilicon dan amorphous dengan efisiensi modul hingga 8.5%
sehingga untuk luas permukaan yang diperlukan per watt daya yang
dihasilkan lebih besar daripada monokristal & polykristal. Inovasi terbaru
adalah Thin Film Triple Junction Photovoltaic (dengan tiga lapisan) dapat
berfungsi sangat efisien dalam udara yang sangat berawan dan dapat
menghasilkan daya listrik sampai 45% lebih tinggi dari panel jenis lain
dengan daya yang ditera setara.
Formatted: English (United States)
Formatted: Normal, Indent: Left: 0.3", First line: 0.3",
1. Pattern: Clear (Background 1)
Formatted: Indonesian

BLDC Motor (Brush Less Direct Current Motor) adalah suatu jenis motor
sinkron, artinya medan magnet yang dihasilkan oleh stator dan medan magnet
yang dihasilkan oleh rotor berputar di frekuensi yang sama. BLDC motor
Formatted: Indonesian

11 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


tidak mengalami slip, tidak seperti yang terjadi pada motor induksi biasa.
Motor jenis ini mempunyai permanen magnet pada bagian rotor sedangkan
elektro-magnet pada bagian statornya.Setelah itu, dengan menggunakan
sebuah rangkaiansederhana (Simpel Computer System), maka kita dapat
merubah arus di eletro-magnet ketika bagian rotornya berputar.
Dalam hal ini, motor BLDC setara dengan motor DC dengan komutator
terbalik, di mana magnet berputar sedangkan konduktor tetap diam. Dalam
komutator motor DC, polaritas ini diubah oleh komutator dan sikat. Namun,
dalam Brushless motor DC, pembalikan polaritas dilakukan oleh transistor
Switching untuk mensinkronkan dengan posisi rotor. Oleh karena itu, BLDC
motor sering menggabungkan baik posisi sensor internal atau eksternal untuk
merasakan posisi rotor yang sebenarnya, atau posisi dapat dideteksi tanpa
sensor.(Leonard N. Elevich,2005).

gambar 1. Konstruksi Motor BLDC

(Sumber: http//:motor-listrik-bldc.jpg, diakses tanggal 20


April 2015)
Adapun untuk fungsi sikat arang pada motor dc konvensional adalah
sebagai penerus tegangan dari bagian statis ke bagian ang bergerak.kelebihan
carbon brush adalah mampu untuk mengantarkan listrik tanpa menimbulkan
percikan api yang menyebabkan mencairnya bagian tersebut
2. BLDC HUB MOTOR

Perkembangan teknologi BLDC motor serta berbagai keunggulanya

dibandingkan jenis motor lain membuat aplikasi jenis motor ini menjadi
Formatted: Indonesian
12 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
semakin luas. Di sektor transfortasi khususnya, tidak hanya sepeda listrik yang

memanfaatkan keunggulan motor ini namun juga scooter, solar cars dan

banyak mobil listrik.

Untuk aplikasi penggunaan pada sektor transportasi, modifikasi banyak

dilakukan pada perkembanganya dan kini muncul tipe konstriuksi baru dari

motor BLDC motor yaitu BLDC Hub Motor. sesuai dengan namnya BLDC

Hub motor digunakan dan dipasang langsung padaa Hub sehingga berfungsi

pula sebagai roda biasa pad umumnya.

Formatted: Font color: Auto

Gambar 2.4 BLDC Hub Motor

Konstruksi BLDC Hub motor merupakan inverse atau kebalikan dari

konstruksi BLDC motor yang biasa. Perbedaanya terdapat pada posisi rotor

dengan stator yang ditukar. Bagian rotor dari BLDC Hub Motor sama dengan

BLDC biasa yaitu berupa permanent magnet dengan variasi jumlah kutub yang

beragam namun letaknya berbeda. Apabila pada BLDC biasanya posisi rotor ada

di dalam armature dan langsung terhubung ke poros, pada BLDC Hub Motor
Formatted: Indonesian

13 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


terletak rotor ada diluar dan berperan sebagai armature motor itu sendiri. Karena

posisinya yang berada diluar, rotor dapat langsung dihubungkan ke velg atau rim.

Ada dua jenis tipe BLDC Hub Motor secara umum yaitu Hub motor dengan

dan tanpa gear. BLDC Hub Motor dengan gear biasanya menggunakan susunan

planetary gear sebagai sistem transmisi dari motor menuju hub. Sementara BLDC

hub Motor tanpa gear di hubungkan langsung.

Gambar 2.5 Konstruksi rotor dan stator BLDC Hub Motor tanpa Gear Formatted: Centered

(Sumber: http:www.ebikes.ca/hubmotors.shtml)

Gambar 2.6 konstruksi Hub Motor BLDC pada planetary geared hub Formatted: Centered

motor

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


3. (sumber:www.avdweb.nl)
Formatted: Normal, No bullets or numbering
Formatted: Indonesian
14 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Konstruksi BLDC Hub Motor tanpa gear disebut Direct-drive transmission

karena tidak diperlukan lagi sistem transmisi untuk menyalurkan daya mekanis

dari motor roda. Hal ini membuat RPM roda sama dengandi motor dan juga

efisiensi kerja di roda sama dengan di motor karena karakter motor yang memiliki

torsi besar di RPM rendah sehingga tidak memerlukan transmisi untuk

menghasilkan torsi besar.

Formatted: Normal, Indent: First line: 0.25"

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Normal, Indent: First line: 0.25", Line spacing:
1.5 lines

2.2 Konstruksi Motor BLDCKomponen Sel Surya atau Photovoltaic Formatted: Line spacing: 1.5 lines

Sel surya tidak dapat berdiri sendiri atau bekerja dengan sendirinya, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

ada beberapa komponen kelistrikan yang harus digunakan agar Sel Surya atau
Photovoltaic tersebut dapat bekerja dengan baik sebagamana mestinya, adapun
beberapa komponen tersebut adalah sebagai berikut.
a. Modul Surya
Modul surya adalah komponen utama dalam sistem PV yang Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

mengubah sinar matahari menjadi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah


listrik arus DC. Kapasitas daya modul surya diukur dalam satuan Watt-
peak (Wp) dan merupakan spesifikasi modul surya yang menyatakan
besarnya daya yang bisa dihasilkan oleh modul surya pada saat insolasi
surya yang diterima sebesar 1000 W/m2 dan kondisi suhu lingkungan 25
0C. Daya dan arus listrik yang dihasilkan modul surya berubah-ubah
tergantung pada besar intensitas radiasi surya yang diterima. Daya
keluaran modul surya juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bayangan,

Formatted: Indonesian

15 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


sudut kemiringan instalasi, dan kebersihan permukaan modul, gambar
modul surya seperti ditunjukan pada gambar 4.

Formatted Table

Gambar 44. modul surya Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt,
English (United States)
Formatted: English (United States)
Saat ini terdapat beberapa jenis modul surya yang ada di pasaran
Formatted: Keep with next, Tab stops: 1.75", Left
dengan ukuran daya yang bervariasi. Sebanyak 80 % modul surya dibuat
dengan menggunakan sel surya silikon polikristal dan 20 % menggunakan
sel surya lapisan tipis amorfous silikon. Modul surya silikon polikristal
paling banyak digunakan karena memiliki efisiensi dan life time yang
lebih tinggi. Secara fisik modul surya jenis ini berwarna biru gelap
berbeda dengan modul surya lapisan tipis amorfous silikon yang warnanya
berubah-ubah.

Pertimbangan untuk memilih modul surya yang akan digunakan dalam


sistem PV sebaiknya berdasarkan harga per watt peak-nya. Dengan kata
lain, modul surya berkapasitas 120 Wp dengan harga 6 juta (50rb/W) lebih
ekonomis dibanding modul surya seharga 5 juta dengan kapasitas daya
hanya 90 Wp (56ribu/W). Modul surya menghasilkan listrk dan arus DC.
Listrik DC ini dapat digunakan langsung pada beban-beban DC atau dapat
juga untuk mengisi aki/baterai. Listrik dari modul surya ini juga dapat

Formatted: Indonesian
16 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
digunakan pada peralatan listrik AC dengan menggunakan inverter untuk
mengubah arus DC menjadi AC.

b. Solar Charger Controller

Solar Charge Controller adalah salah satu komponen di dalam sistem


pembangkit listrik tenaga surya, berfungsi sebagai pengatur arus listrik
baik terhadap arus yang masuk dari Panel Surya maupun arus beban keluar
/ digunakan. Bekerja untuk menjaga baterai dari pengisian yang Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

berlebihan. Solar Charge Controller mengatur tegangan dan arus dari


Panel Surya ke baterai. Sebagian besar Panel Surya 12 Volt menghasilkan
tegangan keluaran sekitar 16 sampai 20 volt DC, jadi jika tidak ada
pengaturan, baterai akan rusak dari pengisian tegangan yang berlebihan.
Pada umumnya baterai 12Volt membutuhkan tegangan pengisian sekitar
13-14,8 volt (tergantung tipe baterai) untuk dapat terisi penuh.

Formatted: Normal, Indent: Left: 0.5", First line: 0.25", No


bullets or numbering

Fungsi dan fitur Solar Charge Controller: Formatted: Indent: Left: 0.75", No bullets or numbering

1. Saat tegangan pengisian di baterai telah mencapai keadaan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Indent: Left: 0.59", Hanging: 0.2", Numbered +
penuh,maka controller akan menghentikan arus listrik yang masuk ke Level: 2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +
Alignment: Left + Aligned at: 0.79" + Indent at: 1.04"
dalam baterai untuk mencegah pengisian yang berlebihan. Dengan
demikian ketahanan baterai akan jauh lebih tahan lama. Di dalam
kondisi ini, listrik yang tersuplai dari Panel Surya akan langsung
terdistribusi ke beban / peralatan listrik dalam jumlah tertentu sesuai
dengan konsumsi daya peralatan listrik.
2. Saat tegangan di baterai dalam keadaan hampir kosong, maka
controller berfungsi menghentikan pengambilan arus listrik dari
baterai oleh beban / peralatan listrik. Dalam kondisi tegangan tertentu
( umumnya sekitar 10% sisa tegangan di baterai ) , maka pemutusan
arus beban dilakukan oleh controller. Hal ini menjaga baterai dan
mencegah kerusakan pada sel – sel baterai. Pada kebanyakan model
controller, indikator lampu akan menyala dengan warna tertentu (
Formatted: Indonesian

17 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


umumnya berwarna merah atau kuning ) yang menunjukkan bahwa
baterai dalam proses pengisian. Dalam kondisi ini, bila sisa arus di
baterai kosong (dibawah 10%), maka pengambilan arus listrik dari
baterai akan diputus oleh controller, maka peralatan listrik / beban
tidak dapat beroperasi. Pada controller tipe – tipe tertentu dilengkapi
dengan digital meter dengan indikator yang lebih lengkap, untuk
memonitor berbagai macam kondisi yang terjadi pada sistem
pembangkit listrik tenaga surya tersebut.

c. Baterai atau aki Formatted: Indent: Left: 0.3", Hanging: 0.3"

Baterai atau istilah umumnya aki berfungsi untuk menyimpan energi Formatted: Normal, Indent: Left: 0.5", First line: 0.25"

dari modul surya sehingga dapat digunakan pada saat tidak ada sinar
matahari. Ada beberapa jenis baterai/aki yang dapat digunakan pada
sistem PV. Baterai/ aki mobil kurang cocok digunakan pada sistem PV
karena tidak mampu mengatasi fluktuasi pemakaian (discharge) yang
terjadi dalam sistem PV. Jenis barterai/ aki yang bisa digunakan antara
lain :

1. Baterai deep cycle Lead acid atau yang biasa digunakan pada mobil
golf
2. Baterai yang biasa digunakan pada kapal selam : dapat digunakan Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.75",
Line spacing: 1.5 lines
selama kurang lebih 2-3 tahun Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Ukuran kapasitas baterai dinyatakan dengan satuan ampere-hours


(Ah). Baterai dengan kapasitas 100 Ah, tegangan 12 V   dapat menyimpan
energi sebesar 1,200 Wh (12 V x 100  Ah). Ukuran baterai yang
digunakan pada sistem PV berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan
beban.. Umumnya baterai memiliki efisiensi sekitar  80%

d. Battery Change Control Unit

Battery charge control unit adalah perlatan elektronik yang digunakan


untuk mengatur mengatur overcharging (kelebihan pengisian, karena
Formatted: Indonesian
18 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
baterai dalam kondisi “full”) dan kelebihan tegangan dari panel surya.
Fungsi dari Battery charge control unit adalah sebagai berikut: 1.
Mengatur arus dan tegangan pada proses pengisian ke baterai,
menghindari overcharging, dan overvoltage 2. Mengatur arus yang diambil
dari baterai, agar baterai tidak full discharge 3. Mengatur arus lampu jika
terjadinya korsleting atau arus hubung singkat dan kesalahan dalam
pemasangan pada panel surya, baterai dan beban lampu.

e. Inverter

Inverter merupakan perangkat elektronik yang digunakan untuk


mengubah arus listrik searah (DC) menjadi arus listrik bolak – balik (AC).
Inverter mengkonversi arus searah (DC) dari perangkat seperti baterai dan
panel surya menjadi AC. Inverter yang digunakan dalam penelitian ini
berkapasitas 500 W/220 Vac. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan inverter: Pemilihan inverter haruslah disesuaikan dengan
kapasitas beban yang digunakan agar kinerja inverter maksimal. Misalnya:
beban yang digunakan komputer dan televisi yang bernilai 300 W, maka
inverter yang digunakan adalah 300 W ke atas

3. Penerapan sel surya Formatted: Heading 1, Indent: Left: 0", Hanging: 0.2",
Outline numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … +
4. Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Indent at:
0.5"
Penemuan sel surya memiliki tujuan untuk memudahkan kinerja manusia, Formatted: Font: Not Bold, Indonesian

sehingga perlu dilakukan penerapan sel surya, penerapan sel surya pada Formatted: Normal, Justified, Line spacing: 1.5 lines, No
bullets or numbering
kehidupan manusia antara lain.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Daniel & LimbongSurya, n.d.)
dengan judul penelitian Perbandingan Teknis Dan Ekonomis Penggunaan
Penerangan Jalan Umum Solar Cell Dengan Penerangan Jalan Umum
Konvensional, dengan lokasi pada jalan Ir.H Juanda Kota Medan pada penelitian
yang dilakukan menggunakan metode yaitu mengganti sumber tenaga
konvensional pada penerangan jalan umum menjadi Solar Cell, jenis lampu yang
digunakan ditunjukan pada tabel 1.

Formatted: Indonesian

19 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Caption, Keep with next
Table 11. Data lampu dan kemiringan ornament
Formatted: Centered, Tab stops: 2.3", Left
Formatted Table
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Centered, Tab stops: 2.18", Left + 3.34", Left

Hasil yang diperoleh dari penelitian diatas dengan berbagai pengolahan data
adalah sebagai berikut :
1. Sistem penerangan PJU solar Cell pada jalan Ir.H Juanda Medan tidak
dapat dikatakan baik seutuhnya, dikarenakan daya lampu yang
digunakan pada PJU solar cell lebih kecil dari pada pada PJU
konvensional, namun pada sisi kemerataan penerangan PJU Solar Cell
cukup baik dan sudah memenuhi nilai standar
2. Biaya perawatan PJU konvensional lebih besar dari biaya perawatan
PJU solar cell hingga pada tahun ke 10 beroperasi, karena usia/umur
material PJU konvensional lebih sedikit daripada PJU solar cell.
3. Break even point (BEP) pada Solar Cell akan lebih mudah tercapai
apabila menggunakan Solar Cell sebagai sumber utama pada PJU.

Kemudian pada penelitian (Nafis, Aman, & Hadiyono, 2015) dengan judul
Analisis Keekonomian Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Pada Sistem
Ketenagalistrikan Nias, pada pulau Nias sendiri sebagian besar pembangkitnya
mengunakan PLTD sehingga Biaya pokok produksi (BPP) pada sistem
ketenagalistrikan area Nias cukup tinggi, oleh karena itu untuk mengurangi emisi
karbon dari sektor pembangkit listrik maka jam operasional PLTD dikurangi dan
diganti dengan PLTS.
Formatted: Indonesian
20 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada sistem ketenaga listrikan di pulau
Nias didapat hasil Berdasarkan hasil analisis tentang perbandingan biaya energi
PLTS dan PLTD, dapat diambil kesimpulan bahwa: Biaya energi dari PLTS yang
direncanakan di area Nias lebih murah Rp. 307,02/kWh dari biaya bahan bakar
dari PLTD yang beroperasi di Area Nias. Jika PLTS dapat diterapkan yaitu 20%
dari kapasitas sistem maka penggunaan bahan bakar minyak dapat dihemat sekitar
1,95 juta liter per tahun yang setara dengan Rp 2,16 milyar per tahun.

Kemudian pada penelitian (Siahaan et al., 2014) dengan judul Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Indent: First line: 0.39", No bullets or
Implementasi Panel Surya Yang Diterapkan Pada Daerah Terpencil Di Rumah numbering

Tinggal Di Desa Sibuntuon, Kecamatan Habinsaran. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Indent: First line: 0"

Formatted: Indonesian
Formatted: Justified, Indent: First line: 0.39", Space After:
0 pt, Line spacing: 1.5 lines, Pattern: Clear (Background 1)
Formatted: Font color: Auto
Formatted: Font color: Auto

Setiap motor BLDC memiliki dua bagian utama, rotor (bagian berputar)

dan stator (bagian stasioner). Bagian penting lainnya dari motor adalah gulungan

stator dan magnet rotor.

Adapun konstruksi dari motor BLDC dapat dilihat pada gambar dibawah.

Formatted: Indonesian

21 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


Formatted: Font color: Auto
Formatted: Font color: Auto
Formatted: Indent: First line: 0.5", Space After: 0 pt

Gambar . kontstruksi BLDC Motor


Formatted: Font color: Auto
https://onexpirience.files.wordpress.com/2016/09/konstruksi.png)

1. Rotor

Rotor adalah bagian pada motor yang berputar karena adanya gaya

elektromagnetik dari stator, dimana pada motor DC brushless bagian rotornya

berbeda dengan rotor pada motor DC konvensional yang hanya tersusun dari satu

buah elektromagnet yang berada diantara brushes (sikat) yang terhubung.

Rotor dibuat dari magnet permanen dan dapat desain dari dua sampai delapan

kutub Magnet Utara (N) atau Selatan (S). Bahan material magnetis yang baik

sangat diperlukan untuk mendapatkan kerapatan medan magnet yang baik pula.

Biasanya magnet permanen dibuat menggunakan magnet ferrit. Tetapi saat ini

dengan kemajuan teknologi, campuran logam sudah kurang populer untuk

digunakan. Meskipun dinilai lebih murah, magnet ferrit mempunyai kekurangan

yaitu kerapatan fluks yang rendah sebagai bahan material yang diperlukan untuk

membuat rotor.

2. Stator
Formatted: Indonesian
22 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Stator adalah bagian pada motor yang diam/statis dan berfungsi sebagai

medan putar motor untuk memberikan gaya elektromagnetik pada rotor sehingga

motor dapat berputar. Pada motor DC brushless statornya terdiri dari 12 belitan

(elektromagnet) yang bekerja secara elektromagnetik dimana stator pada motor

DC brushless terhubung dengan tiga buah kabel untuk disambungkan pada

rangkaian kontrol sedangkan pada motor DC konvensional stator-nya terdiri dari

dua buah kutub magnet permanen.


Formatted: Font color: Auto
3. Hall Sensor

Tidak sama dengan DC motor brushed, putaran suatu BLDC motor

dikendalikansecara elektronis. Dalam proses berputarnya motor BLDC, gulungan-

stator harusdiberi tenaga dengan suatu urutan. Hal ini penting untuk mengetahui

posisi rotorsehingga kontrol dapat mengetahui lilitan mana yang harus diberi

tegangan sesuaiurutan.Posisi rotor, digunakanlah Hall Sensor yang ditempelkan

ke dalam stator.Pemasangan Hall sensor ini harus benar-benar sesuai dengan

posisi magnet padarotor. Kesalahan posisi pada pemasangan akan menyebabkan

kesalahan pula padasaat pemberian tegangan pada lilitan stator. Biasanya Hall

sensor ini dipasang pada suatu board atau PCB dengan posisi yang sudah fix kira-

kira selisih 60°sampai 120° antara sensor yang satu dengan yang lain.

Formatted: Indonesian

23 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


Formatted: Font color: Auto
Formatted: Font color: Auto

Gambar 1. Sensor hall


()

Namun sekarang hall sensor mulai ditinggalkan, dan diganti dengan resolver.
Fungsidari Resolver ini sama dengan Hall Sensor hanya bentuk dan cara
menentukan posisimagnet rotor berbeda. Resolver sebenarnya gabungan dari
Rotary Encoder danHall Sensor. Satu sisi Encoder difungsikan sebagai Speed
feedback sekaligus jugasebagai penentu posisi rotor, sedangkan hall sensor untuk
melihat posisi medan magnet rotor.

Formatted: Font: Bold, Font color: Auto

Formatted: Indonesian
24 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
4. Perancangan motor listrik BLDC Formatted: Font: Bold
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
Adapun untuk perancangan BLDC motor harus melakukan pehitungan rotor dan

statornya terlebih dahulu,adapun untuk perhitungannya adalah sebagai berikut :

4.1 Perancangan rotor BLDC motor

- Menghitung jumlah pole magnet

 Dengan mengasumsikan kecepatan motor maka jumlah pole dapat

120.𝑓
di ketahui dengan rumus 𝑛 =
𝑝

- Menentukan magnet yang digunakan

 Jenis magnet yang digunakan Neodymium batang panjang 50 mm,

lebar 15 mm dan tebal 6 mm

 Kerapatan fluks magnet N50 B = 1.425 Tesla

 Menentukan fluks magnet 𝜙 = 𝐵𝑥𝐴

4.2 Perancangan stator motor listrik BLDC

- Jumlah fasa yang digunakan yakni 3 fasa

- Menentukan jumlah kumparan


𝑃𝑥𝑁𝑝ℎ
 Rumus perhitungan jumlah kumparan 3 fasa 𝑁𝑠 = 2
, dengan

rumus tersebut maka dapat di ketahui jumlah kumparan pada motor

listrik.

 Pada tiap kumparan akan di beri lilitan oleh kawat email yang

besar kawat tersebut ditentukan oleh besarnya arus yang akan

melewati kawat, semakin besar arus maka kawat tersebut akan

semakin besar.

Formatted: Indonesian

25 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


- Menentukan jumlah kawat lilitan

 Karena jumlah kawat lilitan dan diameter kawat akan berpengaruh

terhadap diameter rotor maka untuk menghitung jumlah lilitan


𝐸
kawan dapat menggunakan rumus 𝑁 =
2𝜋𝐹𝜙 𝑁𝑠 /𝑛𝑝ℎ

Formatted: Font color: Auto

5. Rangkaian Pengendalian

Untuk menghasilkan medan putar pada motor DC,koneksi sumber ke


rotormenggunakan brush namun pada BLDC motor,pemberian sumber dilakukan
olehsebuah rangkaian pengontrol,rangkaian ini mendapat sumber dari listrik DC
yangkemudian diolah sehingga menghasilkan gelombang sinusoida atau kotak
stator,Kontrol ini mendapat masukan data dari hall sensor utuk mengatur
pemberian sumber pada stator.

Formatted: Centered

Gambar 2. Rangkaian control Motor Formatted: Font color: Auto

BLDC(https://www.anaheimautomation.com/products/brushless/brushless-driver-
controller-item.php?sID=275&serID=1&pt=i&tID=999&cID=23)

Formatted: Indonesian
26 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
6. Cara Kerja Motor Brushless DC motor

Formatted: Font color: Auto


Formatted: Font color: Auto

Gambar 2.Bagian dalam


Cara kerja pada motor BLDC cukup sederhana, yaitu magnet yang berada Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Font
color: Auto
pada poros motor akan tertarik dan terdorong oleh gaya elektromagnetik yang Formatted: Normal, Indent: First line: 0.5", Line spacing:
1.5 lines
diatur oleh driver pada motor BLDC. Hal ini membedakakn motor BLDC dengan
motor DC yang menggunakan sikat mekanis yang berada pada komutator untuk
mengatur waktu dan memberikan medan magnet pada lilitan. Motor BLDC ini
juga berbeda dengan motor AC yang pada umumnya menggunakan siklus tenaga
sendiri untuk mengatur waktu dan memberi daya pada lilitan. BLDC dapat
memberikan rasio daya dan beban yang lebih tinggi secara signifikan dan
memberikan efisiensi yang lebih baik dibandingkan motor tanpa sikat tradisional. Formatted: Font color: Auto

Formatted: Indent: First line: 0.5"


Pada prinsip dasar medan magnet adalah kutub yang sama akan saling

tolak menolak sedangkan apabila berlainan kutub maka akan tarik menarik. Jadi

jika kita mempunyai dua buah magnet dan menandai satu sisi magnet tersebut

dengan north (utara) dan yang lainnya south (selatan), maka bagian sisi northakan

coba menarik south, sebaliknya jika sisi north magnet pertama akan menolak
Formatted: Indonesian

27 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


sisi north yang kedua dan seterusnya apabila kedua sisi magnet mempunyai kutub

yang sama .

Prinsip mengenai kutub magnet tersebut dapat diterapkan dalam prinsip

kerja motor BLDC. Secara umum motor BLDC memiliki medan magnet

permanen pada rotor dan magnet yang berasal dari gaya elektromagnet (magnet

yang ditimbulkan dari pemberian input arus listrik) pada bagian kumparan stator.

Pada motor BLDC, kontroler berfungsi untuk mengatur arus masukan yang harus

dialirkan ke kumparan stator untuk dapat menimbulkan medan elektromagnet

yang sesuai untuk memutar rotor. Hal inilah yang menjadi pembeda dengan motor

DC konvensional, dan menggantikan kerja komutasi mekanisnya.

Magnet permanen pada motor BLDC dilengkapi dengan kumparan tiga fase.

Kumparan-kumparan tersebut terletak di bagian stator. Magnet bergerak terletak

di stator. Fase kumparan diaktifkan dengan penyesuain gerakan rotor. Rotasi

berbasis rotasi medan magnet diilustrasikan pada Gambar dibawah, bagian kiri

adalah fase pergerakan dan bagian kanan adalah fase eksitasi. Fluks stator

dihasilkan pada saat fase eksitasi, dan fluks rotor dihasilkan oleh magnet

permanen.

Formatted: Font color: Auto


Formatted: Font color: Auto

Formatted: Indonesian
28 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Gambar 3.Cara Kerja Motor BLDC

Keuntungan BLDC motor listrik: Formatted: Font color: Auto


Formatted: Indent: Left: 0"
Jika Anda masih tidak yakin apakah motor ini tepat untuk Anda, berikut adalah
rincian dasar beberapa keuntungan utama dari motor BLDC.
- High Speed Operasi - Sebuah motor BLDC dapat beroperasi pada Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

kecepatan di atas 10.000 rpm dalam kondisi dimuat dan dibongkar.


- Responsif & Percepatan Cepat - batin rotor Brushless DC motor Formatted: Font color: Auto

memiliki inersia rotor rendah, yang memungkinkan mereka untuk


mempercepat, mengurangi kecepatan, dan membalik arah dengan cepat.
- High Power Density - BLDC motor memiliki torsi berjalan tertinggi per
inci kubik setiap motor DC.
- Keandalan tinggi - BLDC motor tidak memiliki sikat, yang berarti
mereka lebih handal dan memiliki harapan hidup lebih dari 10.000 jam.
Hal ini menghasilkan lebih sedikit kasus penggantian atau perbaikan
secara keseluruhan dan kurang down time untuk proyek Anda.
- Kecepatan yang lebih baik untuk melawan karakteristik tenaga putaran
- Efisiensi tinggi
- Tahan lama atau usia pakainya lebih lama
Bagian yang sering diganti pada penggunan motor DC adalah
Brush dan komutator,hal ini karena pada saat motor DC bekerja,terjadi
gesekan secara terus menerus antara komutator dan brush, permukaan
brush akan menipis sedikit demi sedikit seiring berjalannya
waktu,sehingga kita harus melakukan penggantian brush motor,tetapi
jika kita menggunakan BLDC motor,dengan tidak adanya brush dan
komutator maka motor akan tahan lama..
- Nyaris tanpa suara bila dioperasikan
- Torsi lebih besar.
Motor BLDC pada umumnya mempunyai torsi yang lebih besar,hal ini Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Indent: Left: 0", First line: 0.39"
disebabkan medan tarik yang dihasilkan oleh stator sepenuhnya diterima oleh
Formatted: Indonesian

29 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


rotor karena rotor terbuat dari medan magnet permanen.. Tidak menyebabkan
kebisingan. Saat kita menggunakan motor dc,gesekan antara komutator dan brush
akan menghasilkan suara,hal ini akan menghasilkan ketidaknyamanan,tetapi tidak
sama halnya dengan motor BLDC, dengan tidak adanya komutator, menyebabkan
tidak adanya kebisingan yang ditimbulkan..
- Tidak adanya bunga api pada komutator. Formatted: Font color: Auto

Hubungan antara brush dan komutator yang longgar menyebabkan


terjadinya percikan api diantara keduanya,hal ini akan berbahaya jika motor
digunakan pada industri yang sensitif terhadap percikan api, tetapi dengan
menggunakan BLDC motor, dengan tidak adanya komutator dan
brush menyebabkan tidak adanya percikan api yang dirimbulkan oleh
motor.. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

- Tidak adanya belitan pada rotor. Formatted: Font color: Auto

Motor BLDC tidak mengalami gaya sentrifugal, karena gulungan


didukung oleh suatu body sehingga motor dapat didinginkan dengan mudah.
Jadi, tidak membutuhkan aliran udara untuk mendinginkan motor. Hal
ini menyebabkan motor BLDC tersebut dapat sepenuhnya tetutup dan
terlindung dari kotoran atau bahan asing lainnya.. Area pengaplikasiannya
dapat diperluas, termasuk daerah-daerah ledakan berbahaya.

Selain keunggulan yang dimiliki, motor BLDC pun memiliki


kelemahan. Diantaranya adalah:
- Biaya pengadaan yang tinggi.
Hal ini disebabkan karena Hall sensor mempunyai berbgai alat
pengontrol untuk menjalankannya,sedangkan padamotor DC hanya
menggunakan pengontrol berupa variable resistor..
- Membutuhkan pengendali kecepatan elektronik untuk menjalankannya.
Namun dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki,Motor BLDC tetap
lebih efisien untuk mengkonversi listrik menjadi energi mekanik dari motor
DC bersikat. kelebihan ini terutama disebabkan tidak adanya kerugian listrik

Formatted: Indonesian
30 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
dan gesekan brush. Di bawah beban mekanik tinggi, motor BLDC dan
motor dengan sikat berkualitas tinggi sebanding dalam efisiensinya.
7. APLIKASI Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering

Aplikasi Motor BLDC yang dapat kita jumpai pada kehidupan Formatted: Font color: Auto
Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0", First line: 0",
seharihari,diantaranya adalah : Space After: 10 pt

- Pada Cooling fan pada CPU computer. Formatted: Indent: Left: 0.5", Space After: 6 pt, Line
spacing: Multiple 1.1 li, No bullets or numbering
- Motor penggerak pada disket. CD atau DVD player.
- Baling-baling pada helikopter mainan.
- Pada kendaraan listrik dan kendaraan hibrida
Pada motor yang digunakan di industri, aplikasi motor BLDC semakin Formatted: List Paragraph, Line spacing: single
meningkat.Karena daya motor BLDC lebih kecil dibandingkan dengan
motor AC. Tidak adanya kapasitor dan motor DC secara keseluruhan lebih
efisisen. Daya yang kecil, putaran yang tinggi, dan torsi yang besar,
tersedianya berbagai macam ukuran, menjadikan prodesen memilih motor
BLDC dibandingkan dengan motor DC biasa.
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

8. PENGOPERASIAN / PENGONTROLAN

Skema pengontrolan pada motor BLDC adalah Sumber listrik DC masuk ke Formatted: Font color: Auto
Formatted: Indent: Left: 0"
dalamrangkaian decoder. Keluaran dari decoder adalah listrik 3 fase,listrik ini
digunakan untuk memberi suplay pada stator,sehingga menghasilkan putaran
medan magnet pada stator. Mikrokontroler digunakan untuk sinkronisasi putaran
medan magnet antara stator dengan rotor

Pada saat motor dalam keadaan berputar, hanya terdapat 2 sumber arus yang
masuk kedalam stator untuk membuat medan magnet yang dapat memutarkan
stator. Dalam hal ini, untuk memberhentikan putaran rotor yang bergantung pada
magnet stator adalah dengan memberikan arus yang sama pada ketiga masukan.

Terdapat dua metode dalam pengendalian BLDC yakni metode


konvensional atau metode six-step dan metode sinusoidal.

Metode six – step merupakan metode yang paling sering digunakan dalam Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

pengendalian BLDC komersial. Hal ini terjadi karena metode ini sederhana
Formatted: Indonesian

31 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


sehingga mudah diimplementasikan. Namun, metode ini memiliki kelemahan
yaitu memiliki arus rms yang tinggi, rugi – rugi daya yang tinggi, dan bising. Hal
ini terjadi karena PWM yang digunakan dalam metode ini merupakan PWM
square dengan frekuensi tertentu sehingga menciptakan gelombang AC yang
berbentuk trapezoid atau square. Akibat dari gelombang yang berbentuk square
timbul gelombang harmonik. Gelombang inilah yang menyebabkan motor bising
ketika berputar.

Metode ini disebut metode six step karena mampun menciptakan gelombang
trapezoid atau square yang menyerupai gelombang sinusoidal, digunakan PWM
square yang terdiri dari 6 bagian yakni 2 bagian positif, 2 bagian negatif, dan 2
bagian floating. Masing – masing besarnya 60 derajat gelombang sinusoidal.
Kondisi pada algoritma ini adalah kondisi ketika gelombang sinusoidal
berpotongan pada titik 0.

Untuk membentuk gelombang trapezoid atau gelombang square 3 fasa,


digunakan 3 buah algoritma six step yang masing – masing berbeda 1 step (60
derajat) antara satu algoritma dengan algoritma lainnya.

Pengendalian dengan metode PWM sinusoidal bertujuan untuk


menciptakan gelombang sinusoidal sebagai masukan motor. Kelebihan dari
pengendalian ini adalah memiliki arus rms yang lebih kecil dibanding dengan
metode six step, rugi – rugi yang kecil, dan tidak bising karena dalam gelombang
sinusoidal tidak terdapat harmonik. Hanya saja metode ini jarang digunakan
karena algoritma yang rumit dalam pembangkitan sinyal PWM sinusoidal. Proses
pembangkitan PWM sinusoidal dilakukan dengan cara membandingkan sinyal
sinusoidal dengan sinyal segitiga yang memiliki frekuensi lebih tinggi. Ketika
sinyal segitiga dan sinyal sinusoidal ini berpotongan pada dua titik, sebuah sinyal
PWM akan terbentuk.

Besar resolusi PWM yang dihasilkan tergantung dari frekuensi sinyal


segitiga yang digunakan. Semakin besar sinyal segitiga yang digunakan, resolusi
PWM yang dihasilkan semakin baik. Dan semakin tinggi resolusi PWM yang
digunakan semakin sempurna gelombang sinusoidal yang terbentuk. Karena
Formatted: Indonesian
32 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
rumitnya operasi yang digunakan dan banyaknya resource mikr okontroler untuk
membentuk PWM sinusoidal maka digunakan table-lookup. Tabel ini berisi
timing sinyal PWM sinusoidal yang telah terbentuk dari perbandingan kedua
sinyal tersebut sehingga kerumitan operasi matematika dapat dihindari.

Dalam implementasi , agar dapat mengendalikan keenam transistor pada


driver, sinyal PWM sinusoidal yang didapatkan dibagi menjadi 6 bagian atau step.
Masing – masing bagian atau step besarnya 60 derajat. Hal ini terjadi karena
perbedaan tiap fasa dari sinyal 3 fasa adalah 120 derajat dan tiap 60 derajat
terdapat gelombang yang berpotongan dengan nilai 0. Oleh karena itu sinyal
PWM tersebut harus dibagi menjadi 6 bagian untuk menunjang proses komutasi
pada BLDC.

Formatted: Indent: Left: 0", First line: 0"

BAB III

PENUTUP

Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan


menambah pengetahuan para pembaca.saya mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan
lugas.Karena saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan saya
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.Sekian penutup dari saya semoga dapat diterima di hati dan saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Formatted: Indonesian

33 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi


DAFTAR PUSTAKA

1)
2) http://sistem-tenaga-listrik.blogspot.co.id/2011/05/gangguan-pada-sistem- Formatted: Font color: Auto
Field Code Changed
tenaga-listrik.html
Formatted: Font color: Auto
3) http://www.blogteknisi.com/2015/08/sebab-sebab-timbulnya-gangguan- Formatted: Left, Line spacing: single, No bullets or
pada.html numbering
Formatted: Left, Indent: Left: 0", Line spacing: single
Formatted: Left, Line spacing: single

Akhmad, K. (2016). Axsium. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dan


Penerapannya Untuk Daerah Terpencil, 1(1). Retrieved from
http://www.axsiumgroup.com/the-absolute-best-way-to-measure-forecast-
accuracy-2/

Daniel, B., & LimbongSurya, T. K. (n.d.). PERBANDINGAN TEKNIS DAN


EKONOMIS PENGGUNAAN PENERANGAN JALAN UMUM SOLAR
CELL DENGAN PENERANGAN JALAN UMUM KONVENSIONAL, (1).

Djamin, M. (2019). Penelitian Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dan


Formatted: Indonesian
34 | Dasar Konversi Energi Mesin Listrik Lanjut
Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Teknologi Lingkungan, 11(2),
221. https://doi.org/10.29122/jtl.v11i2.1206

Nafis, S., Aman, M., & Hadiyono, A. (2015). The Economic Analysis of Solar
System Power Plant Implementations In Nias Electrical System. Ketenaga
Listrikan Dan Energi Terbarukan, 14(2), 83–94.

Purwoto, B. H. (2018). Efisiensi Penggunaan Panel Surya Sebagai Sumber Energi


Alternatif. Jurnal Emitor, 18, 10–14.

Siahaan, A., Muhammad Mujahidin, ST., M., & Deny Nusyirwan, ST., M. S.
(2014). Implementasi Panel Surya yang Diterapkan pada Daerah Terpencil di
Rumah Tingal di desa Sibunton, Kecamatan Habinsaran. Reneawble Energy,
(Renewable Energy), 13.

sitompul, R. (2011). MANUAL PELATIHAN Teknologi Energi Terbarukan


Yang Tepat Untuk Aplikasi Di Masyarakat Perdesaan, 298.

Formatted: Indonesian

35 | P a g e Dasar Konversi Mesin Listrik LanjutEnergi

Anda mungkin juga menyukai