REVISI 1. Lampiran 1. Materi Ajar Fluida Statis
REVISI 1. Lampiran 1. Materi Ajar Fluida Statis
Fluida Statis
Fluida dapat dibedakan menurut wujud dari materinya, yakni fluida zat
cair dan fluida zat gas. Kedua bentuk zat tersebut termasuk zat yang dapat
mengalir, namun tidak dapat mempertahankan bentuknya yang tetap. Lain halnya
dengan zat padat, yang tidak dapat mengalir dan bentuknya selalu tetap, sehingga
zat padat tidak termasuk golongan fluida (Halliday, 2010: 568).
Berdasarkan keadaan atau kondisinya, fluida dibedakan menjadi dua
jenis yakni fluida statis dan fluida dinamis. Fluida statis merupakan jenis fluida
yang tidak bergerak atau fluida dalam keadaan diam. Sedangkan, fluida dinamis
adalah fluida yang bergerak. Dalam penelitian ini hanya akan membahas
mengenai materi Fluida Statis.
a. Massa Jenis (Densitas) dan Tekanan
Massa jenis atau density dilambangkan dengan symbol 𝜌 (rho),
merupakan suatu besaran yang dimiliki oleh setiap benda. Secara matematis,
massa jenis dituliskan sebagai berikut:
∆𝑚
𝜌= (1)
∆𝑉
Diasumsikan jika suatu fluida memiliki dimensi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan dimensi atom lain. Maka dari itu persamaan 1 dapat
ditulis menjadi :
𝑚
𝜌= 𝑉
(2)
dengan 𝑚 adalah massa benda dan 𝑉 adalah volumenya. Massa jenis ini
merupakan besaran skalar dan memiliki satuan SI yaitu kilogram per meter
kubik (𝑘𝑔⁄𝑚3 ). Benda yang murni terbuat dari suatu bahan akan memiliki
massa jenis yang selalu sama, meskipun ukuran dan massanya berbeda-beda
(Halliday, 2010: 569).
Suatu fluida tidak dapat menahan tegangan geser maupun tegangan
tarik. Oleh karena itu, tekanan yang dapat diberikan oleh fluida yaitu dengan
menekan benda dari semua sisi atau segala arah. Tekanan juga didefinisikan
sebagai gaya normal atau gaya dengan pengaruh fluida statis pada benda
selalu tegak lurus dengan permukaan benda tersebut (Serway, 2009: 638)
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
f
d
a c
b
e
Gambar 1 Besar Tekanan Selalu Sama di Semua Arah pada Fluida untuk
Kedalaman Tertentu (Sumber: Giancoli, 2001: 326)
Secara matematis, persamaan dari tekanan dituliskan sebagai
berikut:
𝐹
𝑃=𝐴 (3)
Keterangan:
𝑃 = Tekanan (𝑁⁄𝑚2 )
𝐹 = Gaya pada penampang (𝑁)
𝐴 = Luas penampang (𝑚2 )
Satuan SI dari tekanan adalah newton per meter persegi (𝑁⁄𝑚2 ),
yang selanjutnya diberi nama Pascal (𝑃𝑎). Berikut ini adalah satuan pascal
jika dihubungkan dengan beberapa satuan tekanan yang sifatnya non-SI,
yaitu:
1 atm = 1,00 × 105 𝑃𝑎 = 760 𝑡𝑜𝑟𝑟 = 14,7 𝑙𝑏⁄𝑖𝑛2
Atmosfer standar (atm) adalah satuan tekanan rata-rata atmosfer pada
permukaan laut. Satuan ini kadang-kadang digunakan sebagai tekanan acuan
atau standar. Sedangkan, torr adalah nama satuan yang diambil dari nama
Evangelista Torcelli yaitu fisikawan Italia penemu barometer (Halliday, 2010:
571).
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
1) Tekanan Hidrostatik
A B C D
𝑷𝟎
F1 F2
A1 A2
PA1 PA2
cairan
Keterangan:
𝑃1 = Tekanan pada pengisap 1(𝑃𝑎)
𝑃2 = Tekanan pada pengisap 2 (𝑃𝑎)
𝐹1 = gaya tekan pada pengisap 1 (𝑁)
𝐹2 = gaya tekan pada pengisap 2 (𝑁)
𝐴1 = luas pengisap 1 (𝑚2)
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
F1
h1
h2
h=h2-h1
F2
𝐹1 = 𝑃1 𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔ℎ1 𝐴 yang menuju ke bawah. Selain itu, zat cair tersebut juga
memberikan gaya ke atas pada permukaan bawah silinder dengan cara yang
sama yaitu 𝐹2 = 𝑃2 𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔ℎ2 𝐴. Gaya total yang disebabkan oleh tekanan
fluida disebut dengan gaya apung yang dilambangkan dengan FA.
𝐹𝐴 = 𝐹2 − 𝐹1
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔𝐴 (ℎ2 − ℎ1 )
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔𝐴ℎ
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑏𝑓 (11)
Dengan 𝑉𝑏𝑓 = 𝐴ℎ, adalah volume silinder yang tercelup. 𝜌𝑓 adalah massa
jenis zat cair atau fluida, maka 𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑏𝑓 = 𝑀𝑓 𝑔 yang merupakan berat dari
fluida yang memiliki volume sama dengan volume silinder tersebut.
Sehingga, disimpulkan bahwa gaya apung pada silinder tersebut sama dengan
berat fluida yang dipindahkan.
𝐹𝐴 = 𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑏𝑓
𝐹𝐴 = 𝑀𝑓 𝑔 (12)
Keterangan:
𝐹𝐴 = gaya apung (𝑁)
𝐹1 = gaya pada permukaan bagian atas benda (𝑁)
𝐹2 = gaya pada permukaan bagian bawah benda (𝑁)
𝐴 = luas permukaan benda (𝑚2 )
𝑀𝑓 = massa fluida (𝑘𝑔)
𝜌𝑏 = massa jenis fluida (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
𝑉𝑏𝑓 = volume benda yang tercelup dalam fluida (𝑚3 )
𝑔 = percepatan gravitasi Bumi (10 𝑚⁄𝑠 2 )
(Giancoli, 2001: 333).
Berdasarkan persamaan 12, dapat diketahui bahwa gaya angkat
hanya dipengaruhi oleh massa fluida atau zat cairnya, volume benda yang
tercelup, dan percepatan gravitasi. Sehingga gaya angkat tidak dipengaruhi
oleh massa benda. Namun dengan adanya gaya apung, berat benda yang
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
dimasukkan ke dalam zat cair akan lebih ringan jika dibandingkan dengan
berat benda tersebut di udara (Giancoli, 2001: 335).
Penerapan dari Hukum Archimedes, salah satunya yaitu pada
peristiwa mengapung, tenggelam, dan melayang. Ilustrasi pada gambar
berikut (Gambar 7), menunjukkan bahwa peristiwa mengapung, tenggelam,
atau melayang hanya ditentukan oleh massa jenis rata-rata benda dan massa
jenis dari fluidanya.
Kayu Gabus
Kuningan Es
Timah
Air
𝜌 = 1,0
Tenggelam Tenggelam Terapung Terapung Terapung
11 8,5 0,9 0,5 0,25
FA
FA
FA
𝑽𝒃𝒇 < 𝑽𝒃
w
𝑽𝒃𝒇 = 𝑽𝒃
w
(a) (b)
Gambar 8. Benda mengapung(a) dan Benda Melayang (b) dalam Zat Cair
(Sumber: Kanginan, 2017: 129)
(Kanginan, 2017: 123-129).
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
d. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan gejala naik turunnya partikel zat cair ketika
bersentuhan dengan suatu benda. Gejala ini muncul sebagai akibat adanya
kohesi tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dengan dinding
kaca. Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul yang sama
jenisnya. Sedangkan, gaya sdhesi adalah gaya tarik menarik antarmolekul
yang berbeda jenisnya,
Ketika zat cair tersebut menempel pada dinding kaca, maka akan
terjadi peristiwa melengkungnya permukaan zat cair. Peristiwa ini disebut
dengan meniskus. Meniskus cembung terjadi ketika gaya kohesi lebih besar
dari pada gaya adhesi, sehingga zat cair tidak akan membasahi dinding kaca.
Sedangkan meniskus cekung terjadi ketika gaya adhesi lebih besar dari gaya
kohesi, sehingga zat cair tersebut membasahi dinding kaca.
Gejala lain dalam kapilaritas yaitu sebatang pipa kapiler pada salah
satu ujungnya dimasukkan ke dalam air, maka permukaan air di dalam pipa
akan lebih tinggi dari permukaan air di luar pipa. Sedangkan jika ujung pipa
tersebut dimasukkan ke dalam raksa, ternyata permukaan raksa di dalam pipa
lebih rendah dari permukaan raksa di luar pipa.
Gejala kapilaritas dipengaruhi oleh tegangan permukaan zat cair (γ),
sudut kontak (θ), massa jenis fluida (ρ), jari-jari penampang pipa (r), dan
percepatan gravitasi Bumi. Tegangan permukaan pada zat cair merupakan
kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh lapisan yang elastis. Peristiwa tersebut dapat terjadi
karena adanya gaya kohesi, sehingga antarpartikel yang sejenis akan saling
tarik-menarik. Besarnya tegangan permukaan suatu zat cair ditentukan oleh
𝐹
persamaan 𝛾 = 𝑑, dengan 𝑑 = 2𝐿, Sehingga persamaannya menjadi :
𝐹
𝛾 = 2𝐿 (13)
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
Secara matematis gejala naik atau turunnya zat cair pada pipa kapiler
sebagai berikut:
𝛾 𝑐𝑜𝑠 𝜃
ℎ= (14)
𝜌𝑔𝑟
𝐹 𝑐𝑜𝑠 𝜃
ℎ=
2𝐿𝜌𝑔𝑟
Keterangan:
ℎ = kenaikan atau penurunan permukaan zat cair dalam pipa (𝑚)
𝛾 = tegangan permukaan zat cair (𝑁/𝑚)
𝐹 = gaya tegangan permukaan(𝑁) 𝑑 =
panjang permukaan tempat gaya bekerja (𝑚)
𝐿 = panjang kawat (𝑚)
𝜃 = sudut kontak
𝜌 = 𝑚assa jenis fluida (𝑘𝑔⁄𝑚3 )
𝑟 = jari − jari penampang pipa (𝑚)
𝑔 = percepatan gravitasi Bumi (10 𝑚⁄𝑠 2 )
Apabila gejala tersebut termasuk ke dalam meniskus cembung maka
sudut kontak (𝜃) adalah tumpul dan nilai cos 𝜃 = + (positif). Sehingga,
dapat diartikan bahwa zat cair mengalami peristiwa penaikkan. Sedangkan,
dalam meniskus cekung maka sudut kontak (𝜃) adalah lancip dan nilai
cos 𝜃 = − (negatif). Sehingga, zat cair mengalami peristiwa penurunan.
(Kanginan, 2013: 139-142).
e. Viskositas
Fluida memiliki gesekan internal dengan nilai tertentu yang disebut
sebagai viskositas. Viskositas dimiliki oleh zat cair maupun gas. Viskositas
ini sebenarnya adalah gaya gesekan antara lapisan-lapisan yang bersebelahan
dalam fluida ketika lapisan-lapisan tersebut bergerak saling melewati satu
dengan yang lainnya atau berpapasan. Pada zat cair, viskositas diakibatkan
oleh gaya kohesi antarmolekul. Sedangkan pada zat gas, viskositas muncul
sebagai akibat dari tumbukan antarmolekul.
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
Koefisien Viskositas, 𝜼
Fluida Temperatur (oC)
(Pa s)
Hidrogen 0 0,009 × 10−3
Uap air 100 0,013 × 10−3
1 Pa s = 10 P = 1000 cP (1000 sentipoise)
Lampiran 1 Materi Ajar Fluida Statis (Lanjutan)
13,4 kg
14,7 kg
FT = - mg F’T
FA
w = mg w = mg
(a) (b)