PENDAHULUAN
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
Fokus Asuhan Persalinan Normal adalah persalinan bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi. Akan tetapi persalinan yang bersih dan aman
juga dapat ke hal patologis, seperti terjadinya persalinan macet, rupture uteri,
infeksi atau sepsis, perdarahan, ketuban pecah dini, pre eklamsi dan eklamsia.
Kebijakan program nasional masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
mengalami banyak perubahan fisik maupun psikologis seperti terjadi infeksi nifas,
perdarahan nifas, infeksi saluran kemih, puting susu lecet, payudara bengkak, dan
lahir yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai bayi berumur 28 hari di
puskesmas dan jaringannya, maka setiap tenaga kesehatan harus memenuhi
standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Dalam masa transisi bayi baru lahir
ialah mengalami komplikasi. Komplikasi yang dapat dialami oleh bayi baru lahir
ialah suhu yang tidak stabil, hipoglikemi, polisemia dan kelainan neurologik
(Wiknjosastro,2010)
umum. Salah sati alasan penghentian atau berganti kontrasepsi adalah efek
samping yang dirasakan. Sampai saat ini tidak ada satupun alat kontrasepsi yang
bebas dari kegagalan, efek samping serta komplikasi. Proporsi akseptor Keluarga
masalah kesehatan daru pada peserta KB non hormonal yaitu obesitas, tulang
rapuh, sakit kepala, jerawat, kulit berminyak, tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, resistensi insulin, sembelit, perut kembung, haid tidak teratur, dan
AKI dan AKB juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan
tahun 2012 menunjukkan peningkatan Aki yang signifikan yaitu menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan penurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan AKB sebesar
22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015
sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar
kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dari target provinsi yaitu 305 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan Anka Kematian Bayi mencapai 23,6 per 1.000
penurunan yaitu pada tahun 2015 AKB sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup
Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung menurun tiga tahun terakhir,
tetapi tahun 2016 meningkat lagi. Menurut SUPAS tahun 2016, target untuk AKI
sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2016, AKI Provinsi Jawa
Timur mencapai 91,00 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami
peningkatan dibanding tahun 2015 yang mencapai 89,6 per 100.000 kelahiran
hidup.
Di Kota Surabaya, AKI tahun 2016 sebesar 85,72 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan AKB tahun 2016 sebesar 6,39 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini
per 100.000 kelahiran hidup dan AKB mencapai 6,48 per kelahiran hidup (Dinas
indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 di Kota Surabaya tahun 2015 sebesar
96,6% dari 47.480 ibu hamil yang ada di Kota Surabaya. Cakupan K4 di Kota
Surabaya pada tahun 2016, cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kota Surabaya
sebesar 98,45% daru 47.480 ibu hamil yang ada di Kota Surabaya. Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga keseharan di Kota Surabaya tahun 2016
mencapai 96,88% dari 45.322 kasus persalinan yang ada (Profil Kesehatan Kota
Surabaya, 2016).
tahun 2016 sebesar 93,88% dari 45.322 ibu nifas yang ada. Kunjungan bayi
neonatus (KN1) untuk bayi berusia<28 hari di asarana kesehatan yang meliputi
puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin atau rumah sakit bersalin yang ada di
kota Surabaya. Sedangkan kunjungan bayi (KN lengkap) di sarana kesehatan yang
ada di kota Surabaya pada tahun 2016 sebesar 97,58%. Cakupan peserta KB
(Keluarga Berencana) di kota Surabaya tahun 2015 sebesar 75,19% dari 486.609
Kematian ibu dan bayi dapat dicegah melalui kegiatan yang efektif untuk
mengatasi AKI dan AKB yaitu bekerja sama dengan rumah sakit untuk segera
masih tinggi karena ditemukan suatu masalah, yaitu masih ada komplikasi
kebidanan yang tidak ditangani oleh petugas kesehatan. Salah satu upaya yang
menyeluruh dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah
yang terus menerus antara seorang wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan
tenaga kesehatan bisa melakukan tindakan yang tepat dan sesuai dengan
Oleh karena itu, penulis melakukan asuhan kebidanan pada kehamilan sampai
Kedinding Surabaya.
1.2 Pembatasan Masalah
kepada klien mulai dari kehamilan, pendampingan persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir hingga usia 28 hari, sampai masa antara untuk mengikuti program
34-40 minggu), persalinan, nifas sampai ≥15 hari, neonatus 0-28 hari, dan masa
1.3 Tujuan
1.4.1 Sasaran
continuity of care mulai hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan masa antara.
Hal ini mengacu pada KepMenKes RI No.369 tahun 2007, tentang
dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah
1.4.2 Tempat
1.4.3 Waktu
2018.
1.5 Manfaat
kebidanan yang bersifat continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas,
praktik
3. Bagi Institusi
Kebidanan berkelanjutan.