Anda di halaman 1dari 40

Tugas Makalah

Mata Kuliah : Pembelajaran Mikro

8 KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

DISUSUN OLEH:

ARFAN WINANDA

1625042009

PTA 02/B

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr,Wb segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah
SWT,karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah 8 Keterampilan Dasar Mengajar dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Mikro.

Dalam menyelesaikan penyusunan mkalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan kami.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sebagai masukan bagi penulis.

Akhir kata penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya penulis
mengucapkan banyak terima kasih.

Makassar, 21 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 4

A. Definisi Keterampilan Dasar Mengajar ............................................... 4


B. Macam-Macam Keterampilan Dasar Mengajar ................................... 5

BAB III : PENUTUP ....................................................................................... 36

A. Kesimpulan .......................................................................................... 36
B. Saran ..................................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan
yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan
profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri
sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana
mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional,
kepribadian, dan sosial.
Kompetensi pedagogis berkenaan dengan kemampuan mengelola
pembelajaran dalam rangka mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang
dmiliki peserta didik. Salah satu kemampuan yang dituntut dari kompetensi ini
adalah kemampuan melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Agar dapat
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan baik, di samping
menguasai berbagai kemampuan, guru dipersyaratkan untuk menguasai
keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam
kompetensi guru.
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut
latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap
keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan
pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar bersifat
generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasi oleh semua guru,
baik guru TK, SD, SMP, SMA maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan
pemahaman dan kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar secara
utuh dan terintegrasi, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran.

1
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai
substansi bidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah
merupakan keterampilan penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar
mengajar.
Menurut hasil penelitian (Turney, 1979), terdapat 8 keterampilan dasar
mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan:
1. Bertanya
2. Memberi penguatan
3. Mengadakan variasi
4. Menjelaskan
5. Membuka dan menutup pelajaran
6. Membimbing diskusi kelompok kecil
7. Mengelola kelas
8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa definisi keterampilan dasar mengajar?
2. Sebutkan 8 macam keterampilan dasar mengajar ?
3. Apa saja komponen dari 8 keterampilan dasar mengajar ?
4. Apa saja fungsi dari 8 keterampilan dasar mengajar?
5. Bagaimakah prinsip penggunaan dari 8 keterampilan dasar mengajar?
6. Apa alasan pentingnya keterampilan dasar mengajar ?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan yaitu:
1. Mengetahui apa definisi dari keterampilan dasar mengajar serta macam-
macamnya.

2
2. Mengetahui alasan pentingnya seorang guru perlu memahami keterampilan
dasar mengajar.
3. Mengetahui prinsip penggunaan dari setiap masing-masing keterampilan
dasar mengajar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Keterampilan Dasar Mengajar


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar adalah melatih.
DeQueliy dan Gazali mendefinisikan mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi
yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the
guidance of learning”, mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses
belajar.
Alvin W.Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk
mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah
ataumengembangkan skill,attitude,ideals (citacita), appreciations(penghargan)
dan knowledge.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific
instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau
widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien
dan profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan
dengan beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan
harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu:
a. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
b. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to
teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar

4
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.

B. Macam-Macam Ketrampilan Dasar Mengajar


Menurut Turney terdapat 8 keterampilan mengajar/membelajarkan yang
sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
1. Keterampilan Bertanya
Dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh seorang guru
tidaklah lepas dari guru memberikan pertanyaan dan murid memberikan
jawaban yang diajukan.
Pada kenyataannya di lapangan ada banyak guru yang tidak menguasai
teknik-teknik dalam memberikan pertanyaan kepada siswa sehingga
banyak pertanyaan tersebut hanya bersifat knowledge saja artinya
kebanyakan hanya mengandalkan ingatan.
a. Alasan Perlunya Keterampilan Bertanya
Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan
bertanya. Alasan itu antara lain:
1) Pada umumnya guru masih cenderung mendominasi kelas dengan
metode ceramahnya. Guru masih beranggapan bahwa dia adalah
sumber informasi, sedangkan siswa adalah penerima informasi.
Oleh karena itu, siswa bersikap pasif dan menerima, tanpa
keinginan dan keberanian untuk mempertanyakan hal-hal yang
menimbulkan keraguannya. Dengan dikuasainya keterampilan
bertanya oleh guru, siswa dapat menjadi lebih aktif, kegiatan
belajar mengajar menjadi lebih bervariasi dan siswa dapat
berfungsi sebagai sumber informasi.
2) Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan
anak untuk bertanya sehingga keinginan anak untuk bertanya selalu
terpendam. Situasi seperti ini menular ke dalam kelas. Kesempatan
bertanya yang diberikan oleh guru tidak banyak dimanfaatkan oleh

5
siswa, sedangkan guru tidak berusaha untuk menggugah keinginan
siswa untuk bertanya.
3) Penerapan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) dalam
kegiatan pembelajaran menuntut keterlibatan siswa secara mental
intelektual. Salah satu ciri dari pendekatan ini adalah keberanian
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang memang
perlu dipertanyakan. Hal ini hanya mungkin terjadi jika guru
sendiri menguasai keterampilan bertanya yang mampu menggugah
keinginan siswa untuk bertanya.
4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajkukan guru hanya
berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

b. Fungsi Pertanyaan
Turney (1979) mengindentifikasi 12 fungsi pertanyaan. Keduabelas
fungsi tersebut antara lain:
1) Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu
topik
2) Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
3) Menggalakkan penerapan belajar aktif
4) Merangsang siswa memberikan pertanyaan sendiri
5) Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat
berlangsung secara maksimal
6) Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
7) Mengomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus
terlibat secara aktif dalam pembelajaran
8) Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan
9) Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses berpikir
10) Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau
pernyataan guru

6
11) Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
12) Membentu siswa menyetakan perasaan dan pikiran yang murni

c. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya


Pada dasarnya keterampilan bertanya dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian besar, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan
bertanya lanjut. Setiap jenis keterampilan bertanya tersebut akan
diuraikan lebih terperinci berikut ini:
1) Keterampilan Bertanya Dasar
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas 7 komponen. Ketujuh
komponen-komponen itu ialah sebagai berikut:
a) pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini
bertujuan agar pertanyaan yang diberikan guru mudah
dipahami oleh siswa.
b) pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan
maupun sewaktu-waktu saat guru akan memberikan
pertanyaan. Acuan tersebut berupa informasi yang perlu
diketahui siswa. Hal ini bertujuan sebagai pedoman bagi siswa
dalam menjawab pertanyaan.
c) pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat
pada inti masalah tertentu sesuai dengan pertanyaan.
d) pemindahan giliran, siswa pertama memberikan jawaban,
kemudian guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban
siswa pertama, lalu siswa ketiga dan seterusnya. Hal ini dapat
mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban yang
diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antarsiswa.
e) penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru. Guru menunjukkan pertanyaan
kepada seluruh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan
secara acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat giliran.

7
f) pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan
kemudian menunggu beberapa saat untuk siswa berpikir bar
kemudian meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab
pertanyaan.
g) pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab atau
siswa yang bisa menjawab namun tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan setelah memperoleh tuntunan dari guru siswa
tersebut akan mampu memberikan jawaban yang diharapkan.
2) Keterampilan Bertanya Lanjut
a) Sesuai dengan namanya, penguasaan atas keterampilan
bertanya lanjut dibentuk berdasarkan penguasaan
keterampilan bertanya dasar. Ini berarti bahwa ketika
menerapkan keterampilan bertanya lanjut, guru juga
menerapkan atau menggunakan keterampilan bertanya dasar.
Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri dari:
b) memberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman, aplikasi
(penerapan), alalisis dan sintesis, evaluasi, dan kreasi.
Pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi sesuai
dengan sifat materi dan karakteristik siswa.
c) pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir siswa
dapat berkembang secara baik dan wajar. Pertanyaan pada
tingkat tertentu hendaknya dimantapkan, kemudian beralih ke
tingkat pertanyaan yang lebih tinggi. Hal itu dikarenakan agar
tidak membingungkan siswa dan tidak menghambat
perkembangan kemampuan berpikir siswa.
d) penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru
dapat membimbing siswa untuk mengembangkan jawabannya.
e) peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha
untuk meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa
secara maksimal.

8
d. Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang
mempengaruhi keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
1) kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan
kehangatan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa
dalam menjawab pertanyaan.
2) menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:
a) mengulangi pertanyaan sendiri
b) Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak
memperhatikan pertanyaan pertama sehingga menurunkan
perhatian dan partisipasi siswa.
c) mengulangi jawaban siswa
d) Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan
penguatan sangat baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru
terbiasa mengulangi jawaban siswa maka siswa lain tidak akan
mendengarkan jawaban temannya karena jawabannya akan
diulangi oleh guru.
e) menjawab pertanyaan sendiri
f) Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa
tidak ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik
karena dapat membuat siswa frustasi dan malas berpikir.
g) mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
h) Sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan
pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga kelas
menjadi hidup. Namun, kalau hal ini dibiasakan maka akan
menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa
yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak
meminta jawaban perorangan. Untuk menghindari kebiasaan
ini, guru hendaknya menyusun pertanyaan secara baik dengan

9
tingkat kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak mungkin
menjawabnya secara serentak.
i) mengajukan pertanyaan ganda
j) Pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ganda dapat
menyebabkan siswa menjadi frustasi karena banyaknya
pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan menjadi
satu pertanyaan.
k) Guru hendaknya memecah pertanyaan menjadi beberapa
pertanyaan sehingga siswa yang kurang mampu berpikir dapat
memikirkan jawaban dengan tenang dan tidak menjadi frustasi.
l) menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
m) Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk
menjawab pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini
sebaiknya dihindari karena dapat membuat siswa lain tidak
memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru mengajukan
pertanyakan ke seluruh siswa, menunggu sejenak, kemudian
baru menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya.
3) memberikan waktu berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang dberikan
hendaknya lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika
menerapkan keterampilan bertanya dasar. Hal ini sangat perlu
diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang cukup untuk
berpikir dan menyusun jawabannya.
4) mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru
hendaknya disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat
kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu dan materi
pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5) menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru
setelah pelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah

10
pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas pertanyaan dalam
mengembangkan kemampuan berpikir, dan cakupan materinya
dapat diketahui dengan jelas.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan
keterampilan bertanya tersebut, diharap guru akan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir siswa serta meningkatkan
keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan-
pertanyaan yang diajukannya.

2. Keterampilan Memberi Penguatan


a. Pengertian Dan Tujuan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons yang diberikan terhadap perilaku atau
perbuatan yang dianggap baik, yang dapat membuat terulangnya atau
meningkatnya perilaku atau perbuatan yang dianggap baik tersebut.

Dalam kegiatan pembelajaran, penguatan mempunyai peran penting


dalam meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran. Pujian atau
respons positif guru terhadap perilaku perbuatan siswa yang positif
akan membuat siswa merasa senang karena dianggap mempunyai
kemampuan. Namun sayangnya, guru sangat jarang memuji perilaku
atau perbuatan siswa yang positif. Yang sering terjadi adalah guru
menegur atau memberi respons negatif terhadap perbuatan siswa yang
negatif. Oleh karena itu, guru perlu melatih diri sehingga terampil dan
terbiasa memberikan penguatan.

Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, tujuan memberi


penguatan adalah untuk:

1) meningkatkan perhatian siswa


2) membangkitkan dan memelihara motivasi siswa
3) memudahkan siswa belajar

11
4) mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta mendorong
munculnya perilaku yang positif
5) menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
6) memlihara iklim kelas yang kondusif

b. Komponen Keterampilan Memberi Penguatan


Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu
penguatan verbal dan penguatan nonverbal. Komponen-komponen
keterampilan memberikan penguatan yang harus dikuasai oleh guru
berkaitan dengan keterampilan menggunakan kedua jenis penguatan
tersebut ialah sebagai berikut:
1) Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling mudah
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yang dapat diberikan
dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan atau
dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku dan
penampilan siswa. Komentar, pujian, dan sebaganya tersebut dapat
diberikan dalam bentuk kata-kata dan kalimat.
2) Penguatan Nonverbal
penguatan nonverbal dapat dilakukan dengan berbagai cara antara
lain ialah sebagai berikut:
a) Mimik dan gerakan badan
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, anggukan,
tepukan tangan atau acungan ibu jari dapat mengomunikasikan
kepuasan guru terhadap respons siswa, yang tentu saja
merupakan penguatan yang sangat berarti bagi siswa.
b) Gerak mendekati
Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara
melangkah mendekati siswa, berdiri di samping siswa atau
kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk bersama
siswa atau kelompok siswa. Tujuan gerak mendekati adalah

12
memberikan perhatian, menunjukkan rasa senang akan
pekerjaan siswa, bahkan juga memberi rasa aman kepada
siswa.
c) Sentuhan
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa,
menjabat tangan siswa atau mengangkat tangan siswa yang
menang jika dilakukan dengan tepat dapat merupakan
penguatan yang efektif bagi siswa.
d) Kegiatan yang menyenangkan
Pada dasarnya siswa akan menjadi senang jika diberikan
kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang menjadi
kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia
berprestasi. Oleh karena itu, kegiatan yang disenangi siswa
dapat digunakan sebagai penguatan.
e) Pemberian simbol atau benda
Dalam situasi tertentu, penguatan dapat pula diberikan dalam
bentuk simbol atau benda tertentu. Simbol dapat berupa tanda
cek (V), komentar tertulis pada buku siswa, berbagai tanda
dengan warna tertentu. Sementara itu, benda yang digunakan
sebagai penguatan adalah benda-benda kecil yang harganya
tidak terlalu mahal, tetapi berarti bagi siswa. Misalnya, kartu
bergambar, pensil atau buku tulis, pin atau benda-benda kecil
lainnya.
3) Penguatan Tak Penuh
Selain kedua jenis penguatan di atas, ada satu cara pemberian
penguatan yang disebut dengan penguatan tak penuh. Sesuai
dengan namanya, penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban
atau respons siswa yang hanya sebagian benar, sedangkan bagian
lainnya masih perlu diperbaiki. Untuk itu guru berkata: “Bagian
pertama dari jawaban Anda sudah benar, tetapi alasan yang Anda
berikan belum mantap”. Kemudian guru meminta siswa lain untuk

13
memperbaiki jawaban yang masih perlu diperbaiki tersebut.
Dengan cara seperti itu, siswa akan memahami kualitas
jawabannya sehingga penguatan yang diberikan guru benar-benar
bermakna.

c. Prinsip Penggunaan Keterampilan Memberi Penguatan


Agar penguatan yang diberikan guru dapat berfungsi secara efektif,
guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pemberian penguatan
sebagai berikut:
1) Kehangatan dan keantusiasan
Penguatan yang diberikan guru haruslah disertai dengan
kehangatan dan keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat
ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya dengan muka/wajah
berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh dengan perhatian
atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang diberikan
memang sungguh-sungguh. Sebaliknya, penguatan yang diberikan
dengan suara lesu, sikap acuh tak acuh, wajah yang murung, tidak
akan ada dampak positif bagi siswa, bahkan hanya akan
menimbulkan kesan negatif bagi siswa.
2) Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa.
Artinya, siswa memang merasa terdorong untuk meningkatkan
penampilannya.
3) menghindari penggunaan respons negatif
Respons negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hinaa, hukuman
atau ejekan dari guru merupakan senjata ampuh yang dapat
menghancurkan iklim kelas yang kondusif dan kepribadian siswa
sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya menghindari segala jenis
respons negatif tersebut.
Di samping ketiga prinsip di atas, dalam meberikan penguatan, guru
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

14
1) sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya
memberikan penguatan kepada siswa tertentu, “Maron,
karanganmu bagus sekali”. Contoh penguatan kepada kelompok
siswa ataupun kepada seluruh siswa secara utuh, “Wah, Ibu bangga
benar dengan kedisiplinan kelas 2 ini”.
Dengan demikian, setiap penguatan yang diberikan oleh guru harus
jelas sasarannya, apakah dituju kepada pribadi tertentu, kepada
kelompok kecil siswa atau kepada seluruh siswa.
2) penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang
penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan
respons yang diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu
antara respons yang ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.
3) variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya
sehingga dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya.
Penguatan verbal dengan kata-kata yang sama dan terus-menerus
akan kehilangan makna hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa.
Demikian juga penguatan nonverbal yang dilakukan secara terus-
menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa, bahkan
mungkin akan menimbulkan respons negatif, misalnya menjadi
bahan tertawaan. Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha
mencari variasi baru dalam memberi penguatan

3. Keterampilan Mengadakan Variasi


a. Pengertian Dan Tujuan
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-
perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan
yang unik. Tanpa variasi hidup ini akan menjadi membosankan.

15
Variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk
hal-hal sebagai berikut:

1) menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar


2) meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu
3) mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan
menyelidiki hal-hal baru
4) melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam
5) meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.

b. Komponen-Komponen Keterampilan Mengadakan Variasi


Pada dasarnya variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yakni:
1) Variasi dalam gaya mengajar
Hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat
divariasikan oleh seorang guru ialah sebagai berikut:
a) Variasi suara, suara guru dapat dikatakan merupakan faktor yang
sangat penting di dalam kelas karena sebagian besar kegiatan
kelas akan bersumber dari hal-hal yang disampaikan guru secara
lisan.
b) Pemusatan perhatian, yaitu dengan mengucapkan kata-kata
tertentu secara khusus disertai isyarat atau gerakan seperlunya.
Misalnya, guru mengucapkan, “Jangan lupakan ini!”, sambil
menggarisbawahi kata-kata yang dimaksud.
c) Kesenyapan, yaitu diam sejenak sambil memandang kepada
siswa-siswa yang sedang sibuk sendiri.
d) Mengadakan kontak pandang, merupakan salah satu senjata
ampuh bagi guru dalam mengajar dengan tujuan mengecek
pemahaman siswa atau memberi perhatian khusus,

16
mencerminkan keakraban hubungan antara guru dan siswa
dalam belajar mengajar.
e) Gerakan badan dan mimik, merupakan alat komunikasi yang
efektif yang dapat mengkomunikasikan pesan secara lebih
efektif dibandingkan dengan ucapan yang bertele-tele.
f) Perubahan dalam posisi guru, harus dilakukan dengan niat
tertentu serta terkesan wajar dan tidak dibuat-buat.

2) Variasi dalam pola interaksi


Dilihat dari pengorganisasian siswa, pola interaksi dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu pola interaksi klasikal, kelompok, dan perorangan.
Berikut ini contoh variasi pola interaksi antara lan:
a) kegiatan klasikal
 Mendengarkan informasi dan tanya jawab secara
klasikal/diskusi klasikal
 Demonstrasi oleh guru atau siswa tentang satu keterampilan
atau percobaan
 Menyaksikan tayangan film, video atau permainan peran
yang kemudian diikuti oleh diskusi atau tugas-tugas lain
b) kegiatan kelompok
 Mendiskusikan pemecahan suatu masalah
 Menyelesaikan suatu proyek. Misalnya laporan tentang
suatu kegiatan
 Melakukan suatu percobaan/observasi
 Melakukan latihan suatu keterampilan
c) kegiatan berpasangan
 Merundingkan jawaban pertanyaan yang diajukan secara
klasikal
 Latihan menggunakan alat tertentu

17
3) Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran
Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor yang penting
dalam proses kegiatan pembelajaran. Alat bantu pelajaran dapat
divariasikan sesua dengan fungsinya serta variasi kesensitifan indera
para siswa. Sebagaimana diketahui ada siswa yang lebih mudah
belajar dengan cara mendengarkan, melihat, meraba, mencium atau
diberi kesempatan untuk memanipulasi media/alat bantu yang
digunakan.

c. Prinsip Penggunaan
Agar variasi dapat berfungsi secara efektif, guru perlu
memperhatikan prinsip penggunaan sebagai berikut:
1) Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu serta sesuai
dengan tujuan yang ingin dcapai, karakteristik kemampuan siswa,
latar belakang sosial budaya, materi yang sedang disajikan, dan
kemampuan guru menciptakan variasi tersebut
2) Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak
mengganggu terjadinya proses belajar
3) Variasi harus berlangsung secara lancar dan berkesinambungan,
hingga tidak merusak suasana kelas dan tidak mengganggu jalannya
kegiatan belajar
4) Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian
dan perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan
dicantumkan dalam rencana pembelajaran. Selain itu, perubahan
komponen keterampilan mengadakan variasi dapat dilakukan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan balikan
yang diterima guru dari siswa selama pembelajaran berlangsung.

18
4. Keterampilan Menjelaskan
a. Pengertian Dan Tujuan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang
diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan
hubungan, antara sebab akibat, yang diketahui dan yang belum
diketahui.

Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna


“membuat sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan terkandung makna
pengkajian makna secara sistematis sehingga yang menerima
penjelasan memiliki gambaran yang jelas tentang hubungan informasi
yang satu dengan informasi lainnya. Misal hubungan informasi baru
dengan lama, hubungan sebab akibat, hubungan antara teori dan
praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.

Kegiatan menjelaskan mempunyai beerapa tujuan. Tujuan-tujuan


tersebut antara lain ialah:

1) Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan


sebagainya secara objektif dan bernalar.
2) Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul
dalam proses pembelajaran.
3) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai
masalah melalui cara berpikir yang lebih sistematis.
4) Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya
terhadap konsep yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah
pengertian.
5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses
penalaran dalam penyelesaian ketidakpastian.

19
Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan
memungkinkan guru untuk:

1) Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-


benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa.
2) Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan
yang diberikan.
3) Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber.
4) Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar.
5) Menggunakan waktu secara efektif.

b. Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan


Keterampilan memberi penjelasan dapat dikelompokkan menjad
dua bagian besar, yaitu:
1) Keterampilan merencanakan penjelasan
Merencanakan isi pesan (materi) pembelajaran, merupakan
tahap awal dalam proses menjelaskan. Di dalamnya mencakup: (1)
menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan
termasuk unsur-unsur yang terkait, (2) menetapkan jenis hubungan
antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut, (3) menelaah hukum,
rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan
dalam menjelaskan masalah yang ditentukan. Menganalisis
karakteristik penerimaan pesan, agar guru mampu mengetahui
apakah siswanya sudah paham tentang materi yang dijelaskan atau
masih belum paham.
2) Keterampilan menyajikan penjelasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menyajikan
penjelasan:
a) Kejelasan ucapan dalam berbicara, sangat menentukan kualitas
suatu penjelasan.

20
b) Penggunaan contoh dan ilustrasi, agar penjelasan akan lebih
menarik dan mudah dipahami.
c) Pemberian tekanan, agar siswa lebih menangkap inti
permasalahan yang djelaskan.
d) Balikan, untuk memeriksa pemahaman siswa dengan cara
mengajukan pertanyaan atau ekspresi wajah siswa setelah
mendengarkan penjelasan guru.

c. Prinsip Penggunaan Keterampilan Menjelaskan


Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal
seperti di bawah ini:
1) Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru) dengan
yang mendengarkan (siswa) dan bahan yang djelaskan (materi).
2) Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran,
tergantung dari munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3) Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan
tujuan pelajaran.
4) Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila
kebutuhan akan suatu penjelasan muncul dari siswa.

5. Ketrampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran


a. Pengertian Dan Tujuan
Secara umum keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru
dalam memulai kegiatan pembelajaran,sedangkan keterampilan
menutup adalah ketrampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam
mengakhiri pelajaran.Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat
terjadi beberapa kali selama kegiatan pembelajaran berlangsung.yaitu
pada awal dan akhir setiap penggal kegiatan.Misalnya pada satu
kegiatan belajar dibahas beberapa topik.Pada awal dan akhir
pembahasan setiap topik guru dapat melakukan kegiatan membuka dan
menutup pelajaran.Kegiatan yang berkaitan dengan administrasi dan

21
pengelolaan seprti mengisi daftar hadir menyiapkan alat-alat pelajaran
atau memeriksa ketersediaan buku – buku pelajaran tidak termasuk
kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan
membuka dan menutup pelajaran adalah :
1) Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran.
2) Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti
pelajaran
3) Memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas tugas yang
harus dikerjakan siswa.

b. Komponen Keterampilan Membuka Dan menutup Pelajaran.


1) Membuka Pelajaran.
Komponen keterampilan yang dikuasai guru dalam membuka
pelajaran adalah sebagai berikut :
a) Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain :
 Memvariasikan gaya mengajar,
 Mengunakan alat-alat bantu mengajar.
 Penggunaan pola interaksi yang bervariasi.
b) Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah
membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajari atau
memasuki topik/kegiatan yang akan di bahas atau
dikerjakan,cara memberikan motivasi ada bermacam-macam
cara,diantaranya:
 Sikap hangat dan antusias
 Menimbulkan rasa ungin tahu.
 Mengemukakan ide yang bertentangan.
 Memperhatikan minat siswa.

22
c) Memberi Acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan
untuk memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang
berbagai topik atau kegiatan yang akan di pelajari siswa. Acuan
dapat diberikan dengan berbagai cara seperti:
 Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas.
 Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.
 Mengigatkan masalah pokok.
 Mengajukan pertayaan-pertanyaan.
2) Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akahir
penggal kegiatan.Agar kegiatan menutup pelajaran dapat
berlangsung secara efektif,guru diharapkan menguasai cara
menutup pelajaran sebagai bahan sebagai berikut :
a) Meninjau kembali (mereviu)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti
pelajaran,pada akhir penggal kegiatan guru hendaknya
melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa.Hal
ini dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu merangkum dan atau
membuat ringkasan inti pelajaran.
 Merangkum inti pelajaran.
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya
berlangsung selama proses pembelajaran. Misalnya, ketika
selesai menjelaskan suatu topik guru meminta siswa
merangkum topik yang telah dibahas.
 Membuat ringkasan
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk
memantapkan penguasaan siswa terhadap inti pelajaran.

23
b) Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup
dengan menilai penguasaan siswa tentang pelajaran yang telah
dibahas.Penilaian dapat dilakukan dengan cara berikut:
 Tanya –jawab secara lisan
 Mendemostrasikan ketrampilan.
 Mengaplikasikan ide baru.
 Menyatakan pendapat tentang masalah yang di bahas.
 Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa
secara tertulis.
c) Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan
kemampuan yang baru dipelajari,guru perlu memberikan tindak
lanjut yang dapat berupa:
 Tugas-tugas dapat dikerjakan secar individual,seperti
pekerjaan rumah (PR)
 Tugas kelompok untuk merancang sesuatu atau
memecahkan masalah berdasarkan konsep yang baru
dipelajari.

c. Prinsip-Prinsip Pengunaaan
Penerapan ketrampilan menbuka dan menutup pelajaran harus
mengikuti prinsip tertentu.Tanpa memperhatikan prinsip
tersebut,kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak akan
berlangsung secara efektif.Prinsip itu adalah:
1) Bermakna
Harus bermakana artinya harus relevan dengan materi yang
akan dibahas dan disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga
mampu mencapai tujuan yang diinginkan,seperti menarik
perhatian,meningkatkan motivasi, memberi acuan ,membuat
kaitan, mereviu atau menilai.

24
2) Berurutan dan Berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh
dari kegiatan pembelajaran,dan bukan merupakan kegiatan yang
lepas-lepas dan berdiri itu sendiri. Dalam hal ini guru hendaknya
berusaha membuat susunan kegiatan yang tepat,yang sesuai
dengan minat ,pengalaman,dan kemampuan siswa,serta jelas
kaitanya antara yang dengan yang lain.

6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


a. Definisi Diskusi Kelompok Kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok
adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka,
dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan
atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu
proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial,
serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok
dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang
(idealnya 5-9 orang).
2) Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan
paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok
mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling
mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3) Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama
antar anggota kelompok.

25
4) Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju
suatu kesimpulan.

Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat


disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah
suatu proses pembicaraan yang teratur yang melibatkan sekelompok
orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk
mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau
masalah.

Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan


karakteristik diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan
sebelumnya. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil, ada
pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman dari siswa
dalam kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok
masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk
urun rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman,
untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya
masalah yang didiskusikan.

Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan


salah satu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru,
karena melalui diskusi siswa didorong untuk belajara secara aktif,
belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi, saling menghargai, dan
berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang dikesankan
terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang.
Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui
diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif. Hasil
pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan diskusi
terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya yang
mungkin berbeda dengan temannya yang lain, membandingkan
interpretasi maupun informasi yang diperoleh. Dengan demikian

26
melalui kegiatan diskusi yang dikembanghkan dalam pembelajaran
setiap individu siswa dapat saling melengkapi, memperbaiki, sehingga
kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.

b. Tujuan dan Manfaat Diskusi


Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik
dengan cara setiap siswa menagjukan pendapat, saling tukar pemikiran
untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1) Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai
terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2) Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas
dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar
fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3) Memndorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam
membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari
guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa
belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4) Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk
beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam
kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya
diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

c. Tahap-Tahap Kegiatan diskusi


Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis
metode pwmbelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi
diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif
dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran. Oleh
karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka

27
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan
dasar sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus
berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa
pada topik atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian
apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi,
maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan
dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari
diskusi yang sedang dilakukan. Salah satu aspek untuk menunjang
efektifitas diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi
pembicaraan yang menyimpang. Semua pembicaraan harus
terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Oleh karena itu
sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a) Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau
kompetensi secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau
dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b) Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan
diusahakan harus menarik minat, menantang dan
memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan.
Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan
menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara
aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c) Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan
menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat
dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan
pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga
kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah
diskusi.

28
d) Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya
dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama proses berlangsung
hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum, sehingga pada
ahir diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan
akurat.
2) Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan,
komentar, pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi
ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik
pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau
permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan
semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil
diskusi itu sendiri.
Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus segera
memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi
yang kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan
demikian melalui upaya guru atau pimpinan diskusi urun rembug
memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta
diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang
disampaikan oleh anggota kelompok diskusi.
3) Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar
dan sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh
guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan
tersebut menjadi pendorong dan membimbimng setiap anggota
kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
4) Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih
kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide,
pendapat, komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari

29
diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangja mengembangkan
kemmapuan berfikir siswa secara opyimal, maka guru atau
pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk
berpikir dan menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi
tersebut.
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja
kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota
diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk
menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar.
Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan
demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau
guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara
tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu saja.
6) Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup
diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta
diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya,
sehingga setelah berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai
hasil berpikir bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam menutup diskusi
antara lain adalah:
a) Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok
pikiran yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah
dilaksanakan.
b) Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan
diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi
maupun rencana diskusi pada pertemuan berikutnya.
c) Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi
yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi,
wawancara, skala sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi

30
sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi
pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya
dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih
meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui
diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan berikutnya.

d. Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil


Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
1) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik
2) Termotivasi oleh kehadiran teman
3) Mengurangi sifat pemalu
4) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
5) Meningkatkan pemahaman diri anak
6) Melatih sisa untuk berfikir kritis
7) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8) Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa

e. Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil


1) Waktu belajar lebih panjang
2) Dapat terjadi pemborosan waktu
3) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran

7. Keterampilan Mengelola Kelas


Guru adalah yang bertanggung jawab terhadap kelas. baik tidaknya
kelas, lancar tidaknya kelas, itu tergantung dari guru. Pengelolaan kelas
adalah salah satu keterampilan yang harus guru miliki. Keterampilan
pengelolaan kelas adalah dasar sebagai seorang guru. Guru dituntut untuk

31
mampu mengoptimalkan kondisi belajar di kelas dan mengembalikan
seperti semula jika dirasa ada gangguan dalam pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah kegiatan untuk menciptakan,
mengembalikan dan mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya
proses pembelajaran di dalam kelas.

Sebagai contoh pengelolaan kelas adalah:


1) Menghentikan tindakan siswa yang tidak baik dan mengundang
kegaduhan di dalam kelas.
2) Pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu dalam menyelesaikan tugas.
3) Penetapan atran kelas yang efektif dan efisien.

a. Tujuan dari pengelolaan


1) Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak
yang berhenti karena tidak tahu akan tugas yang diberikan padanya
2) Setiap anak harus melakukan pekerjaan tanpa mrmbuang
waktu, artinya tiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

b. keterampilan pengelolaan kelas untuk menciptakan dan


memelihara kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan
cara:
1) Menunjukan sikap tanggap. Misalnya membuat siswa merasa bahwa
guru hadir bersama mereka dan tau apa yang mereka perbuat. Cara
ini dilakukan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak
mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberikan reaksi pada
serian gangguan dan kekacauan.
2) Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
3) Menegur : Teguran yang efektif harus memperhatikan : 1) jelas,
tegas, dan menuju pada siswa yang menggangu, 2) menghindari

32
peringatan yang kasar, 3) menghindari ocehan yang
berkepanjangan.
4) Memberikan penguatan

8. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil Dan Perorangan


Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu
berkisar antara 3- 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk
perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta
terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa maupun antara
siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
berikut :
1) Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan
siswa serta siswa dengan siswa
2) Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan
minatnya sendiri.
3) Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4) Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan
ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan
yang ingin dicapai.
5) Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah
sebagai berikut :
6) Organisator kegiatan pembelajaran
7) Sumber informasi bagi siswa
8) Pendorong bagi siswa untuk belajar / motivator
9) Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
10) Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan member bantuan yang
sesuai dengan kebutuhannya
11) Peserta kegiatan yang memepunyai hak dan kewajuban yang sama
dengan peserta lainnya

33
a. Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kevil atau
perorangan
1) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan
3) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

b. Komponen katerampilan membimbing diskusi kelompok kecil.


Komponen-komponen penting yang dapat dipelajari guru dalam
mengembangkan pembimbingan kelompok kecil adalah :
1) Pemusatan perhatian
2) Memperjelas permasalahan
3) Menganalisis pandangan peserta didik
4) Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik
5) Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
6) Mengadakan pendekatan secara pribadi
7) Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
8) Membimbing dan memudahkan belajar
9) Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
10) Menutup diskusi

c. Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing


diskusi kelompok kecil
1) Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak
ada kaitannya dengan topic pembicaraan
2) Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik
tertentu
3) Membiarkan peserta didik tidak aktif

34
4) Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik
5) Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik
untuk memikirkan pemecahan masalah
6) Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak
lanjut

35
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus
dikuasai oleh semua guru, baik guru SD, SMP, SMA maupun dosen di
Perguruan Tinggi. Jadi guru haruslah menguasai semua ketrampilan dasar
mengajar bukan hanya ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.
karena semua ketrampilan itu saling berhubungan. Jika seorang guru
hanya terampil dalam satu atau dua saja ketrampilan dasar mengajar hasil
dari kegiatan belajar mengajar tidak akan maksimal. Selain itu dengan
terampil dalam mengajar akan berdampak baik pada semuanya bukan
hanya siswa saja tetapi juga akan berdamapak baik kepada guru itu sendiri.
2. Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan
pengetahuan yang lebih kepada pendidik mengenai keterampilan
mengajar. Selain itu keterampilan dasar mengajar juga berperan penting
dalam proses pembelajaran, semakin guru itu memahami dan
mengaplikasikan keterampilan tersebut, semakin berpengaruh positif juga
terhadap proses pembelajaran.

B. Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan.
Menyadari kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati untuk
memberikan segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca bagi
kesempurnaan makalah ini.

36
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan
Keterampilan Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.

Rhezi. “Keterampilan Dasar Mengajar” http://rheziak.blogspot.co.id/2015/0/7


dalam diakses 20 November 2019

Slamet. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Usman, M. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Badung: PT Remaja


Rosdakarya

37

Anda mungkin juga menyukai