Anda di halaman 1dari 18

SEVEN JUMP KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Kelompok 3
Nama Anggota:
1. Anik Suntiari
2. Arif Darmawan
3. Intan Nurani
4. Nidya Inggih Pratiwi
5. Ria Natalia Simanullang

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2019
SEVEN JUMP

LANGKAH I
Mengidentifikasi kata kata atau istilah yang maknanya tidak jelas:
 Lansia
 Usia 70 tahun
 Kepalanya pusing
 Panti jompo
 Jam tidur pada lansia
 Aktifitas mandiri
 Resiko jatuh
 Suka menyendiri, malas beraktifitas dan tidak mau berkumpul dengan teman temannya
 Sering lupa

LANGKAH 2
Membuat sebanyak mungkin daftar pertanyaan yang muncul setelah membaca kasus diatas
1. Apakah yang dimaksud dengan lansia?
2. Berapa kategori umur lansia?
3. Berapa lama waktu normal tidur pada lansia?
4. Apakah yang dimaksud dengan pusing?
5. Bagaimana bisa terjadi pusing?
6. Keluhan apa saja yang terdapat pada lansia?
7. Apakah yang dimaksud panti jompo?
8. Apakah tujuan panti jompo?
9. Aktifitas apa saja yang bisa dilakukan oleh lansia di panti jompo?
10. Apa yang dimaksud aktifitas mandiri?
11. Siapa sajakah yang beresiko jatuh?
12. Mengapa bisa beresiko jatuh?

1
13. Mengapa lansia suka menyendiri, malas beraktifitas dan tidak mau berkumpul dengan
temannya?
14. Kenapa sering lupa?
15. Apa peran perawat terhadap lansia dalam kasus tersebut?

LANGKAH 3
Menjawab dan memberikan suatu penjelasan terhadap masalah atau kasus yang sedang dibahas
(hipotesa sementara)
1. Apakah yang dimaksud dengan lansia?
Lansia adalah tahapan usia setelah sesorang melewati fase dewasa akhir, dimana pada
sebagian besarnya akan mengalami penurunan baik secara fisiologis, kognitif, maupun
psikologis.

2. Berapa kategori umur lansia?


Usia > 65 tahun

3. Berapa lama waktu normal tidur pada lansia?


Waktu tidur pada lansia normalnya 6-8 jam

4. Apakah yang dimaksud dengan pusing?


Pusing adalah suatu persepsi ketidaknyamanan yang dirasakan pada kepala yang
disebabkan oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal

5. Bagaimana bisa terjadi pusing?


- Kurangnya asupan oksigen yang masuk ke otak
- Kelelahan fisik
- Kurang istirahat/tidur
- Asupan nutrisi yang kurang
- Adanya trauma kepala
- Faktor stress
- Adanya gangguan neurologis

2
6. Keluhan apa saja yang terdapat pada lansia?
- Tidak bisa tidur
- Nafsu makan menurun
- Penurunan daya ingat dan fungsi kognitif
- Penurunan fungsi seksual
- Gangguan fungsi emosional, seperti mudah tersinggung, mudah marah, kekanak-
kanakan
- Penurunan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan ADL
- Gangguan fungsi fisiologis

7. Apakah yang dimaksud panti jompo?


Panti jompo adalah fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan terhadap lansia
yang membutuhkan bantuan dalam perawatannya

8. Apakah tujuan panti jompo?


Tujuan pelayanan panti jompo adalah membantu dan mendampingi para lansia dalam
memenuhi kebutuhan sehari-harinya

9. Aktifitas apa saja yang bisa dilakukan oleh lansia di panti jompo?
- Meningkatkan interaksi sosial
- Pemeliharaan kesehatan, seperti senam lansia dan check up kesehatan
- Memfasilitasi lansia untuk aktualisasi diri

10. Apa yang dimaksud aktifitas mandiri?


Aktifitas mandiri adalah kegiatan yang bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain

11. Siapa sajakah yang beresiko jatuh?


- Lansia
- Bayi
- Seseorang dengan penurunan kesadaran

3
- Seseorang dengan penurunan fungsi motoric

12. Mengapa bisa beresiko jatuh?


- Faktor fisik
o Adanya kelemahan/ gangguan fungsi motorik pada diri orang tersebut
- Faktor lingkungan
o Lantai licin
o Tidak terdapat pegangan
o Permukaan lantai yang tidak rata
o Ruangan gelap/ kurang pencahayaan

13. Mengapa lansia suka menyendiri, malas beraktifitas dan tidak mau berkumpul dengan
temannya?
Karena lansia tersebut belum bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di Panti Jompo

14. Kenapa sering lupa?


Terjadi karena adanya penurunan fungsi kognitif termasuk daya ingat yang terjadi
seiring bertambahnya usia

15. Apa peran perawat terhadap lansia dalam kasus tersebut?


- Membantu lansia dalam memenuhi kebutuhan ADL nya seperti makan, minum,
mandi, berpakaian
- Memfasilitasi lansia dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-harinya untuk
mengisi waktunya

4
LANGKAH 4
Pohon Masalah

LANSIA

Penurunan biologis/
Perubahan kejiwaan Perubahan sosial
fisik

Fungsi sosial
Penurunan masukan
Penurunan daya ingat menurun, kehilangan
nutrisi
hubungan famili

Penurunan aktivitas Fungsi intelektual Depresi

Penurunan fungsi
sendi, otot,
pendengaran, Demensia Perubahan cara hidup
penglihatan

Mudah marah/
Resiko jatuh Perasaan sedih Perubahan psikososial
tersinggung

Merasa kurang Membahayakan diri


Perasaan tak tenang
diperhatikan sendiri

Gangguan istirahat/ Menarik diri dari


Takut/ Ansietas
tidur lingkungan sosial

5
LANGKAH 5

Learning Outcome
- Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep lansia, teori perubahan pada lansia,
dan teori menua
- Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada domain 4 tentang
aktifitas/ istirahat

LANGKAH 6
1. Menjelaskan tentang konsep lansia, teori pada lansia dan teori menua
A. Definisi Lansia
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (Pasal 19 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan).
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang bersifat
promotif maupun preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia
lanjut yang berguna dan bahagia.

B. Proses menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Constantinides, 1994). Ini merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut)
secara alami. Ini dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.

6
Menjadi Tua (MENUA) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu
neonatus, toodler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia. Tahap berbeda ini dimulai
baik secara biologis maupun psikologis.
Menurut WHO dan Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan
tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian.

C. Batasan usia
a. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi:
 Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
 Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
 Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
 Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.
b. Menurut Setyonegoro, dalam Padila (2013) :
 Usia dewasa muda (elderly adulthood) usia 18/20-25 tahun
 Usia dewasa penuh (medlle years) atau maturitas usia 25-60/65 tahun
 Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas :
a) Young old (usia 70-75)
b) Old (usia 75-80)
c) Very old (usia >80 tahun)
c. Menurut Bee (1996) dalam padila (2013), bahwa tahapan masa dewasa adalah
sebagai berikut :
 Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
 Masa dewasa awal (usia 26-40 tahun)
 Masa dewasa tengah (usia 41-65 tahun)

7
 Masa dewasa lanjut (usia 66-75 tahun)
 Masa dewasa sangat lanjut (usia > 75 tahun)
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia adalah 60 tahun ke atas, dalam Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada Bab1 Pasal 1 Ayat
2. Menurut Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.

D. Teori proses menua


Sampai saat ini, banyak definisi dan teori yang menjelaskan tentang proses menua
yang tidak seragam. Proses menua bersifat individual, dimana proses menua pada setiap
orang terjadi dengan usia yang berbeda, dan tidak ada satu faktor pun yang ditemukan
dalam mencegah proses menua. Adakalanya seseorang belum tergolong tua (masih muda)
tetapi telah menunjukan kekurangan yang mencolok. Adapula orang yang tergolong lanjut
usia penampilannya masih sehat, bugar, badan tegap, akan tetapi meskipun demikian harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering dialami oleh lanjut usia. Misalnya,
hipertensi, diabetes, rematik, asam urat, dimensia senilis, sakit ginjal.
Teori-teori tentang penuaan sudah banyak yang dikemukakan, namun tidak
semuanya bisa diterima. Teori-teori itu dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu yang
termasuk kelompok teori biologis dan teori psikososial
a. Teori biologis
 Teori jam genetik
Menurut Hay ick (1965) dalam Padila (2013), secara genetik sudah terprogram
bahwa material didalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis
terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa
spesies-spesies tertentu memiliki harapan hidup (life span) yang tertentu pula.
Manusia yang memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel-
selnya diperkirakan hanya mampu membelah sekitar 50 kali, sesudah itu akan
mengalami deteriorasi.
 Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen yang merupakan usur penyusunan tulang diantaranya susunan
molekular, lama kelamaan akan meningkat kekakuanya (tidak elastis). Hal ini

8
disebabkan oleh karena sel-sel yang sudah tua dan reaksi kimianya
menyebabkan jaringan yang sangat kuat.
 Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membran sel yang menyebabkan kerusakan dan
kemunduran secara fisik.
 Teori imunologi
a) Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat di produksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah.
b) System immune menjadi kurang efektif dalam mempertahankan diri,
regulasi dan responsibilitas.
 Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasanya digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai (Padila, 2013:8).
 Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).

b. Teori psikososial
 Teori integritas ego
Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam
tiap tahap pekembangan. Tugas perkembangan terakhir merefleksikan
kehidupan seseorang dan pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaian konflik
antara integritas ego dan keputusasaan adalah kebebasan.
 Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan tetap bertahan
secara stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua bisa jadi mengindikasikan
penyakit otak.

9
c. Teori Sosiokultural
Teori yang merupakan teori sosiokultural adalah sebagai berikut :
 Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
berangsuran-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya,
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan interaksi
sosial lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi kehilangan ganda meliputi :
1. Kehilangan peran
2. Hambatan kontak sosial
3. Berkurangnya komitmen.
 Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana
seorang lanjut usia merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan
mempertahankan aktifitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktifitas
tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktifitas yang dilakukan (Padila,
2013:9).

d. Teori konsekuensi fungsional


Teori yang merupakan teori fungsional adalah sebagai berikut :
 Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut yang
behubungan dengan perubahan-perubahan karena usia dan faktor resiko
bertambah.
 Tanpa intervensi maka beberapa konsekuensi fungsional akan negatif, dengan
intervensi menjadi positif.

E. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia


Perubahan-perubahan fisik pada lansia menurut (Maryam, 2008:55) :
a. Sel
Jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler
menurun.

10
b. Kardiovaskuler
Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun
(menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurun, serta
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat.
c. Respirasi
Otot-otot pernafasan kekuatannya menurun dan kaku, elastisitas paru menurun,
kapasitas residu meningkat sehingga menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan
jumlahnya menurun, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada
bronkus.
d. Persarafan
Saraf panca indra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam
merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan
denganstress. Berkurang atau hilangnya lapisan myelin akson, sehingga
menyebabkan kurangnya respon motorik dan reflek.
e. Muskuluskeletal
Cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk, persendian membesar dan
menjadi kaku, kram, tremor, dan tendon mengerut dan mengalami sklerosis
(Maryam, 2008:56).
f. Gastrointestinal
Esophagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun dan peristaltik menurun
sehingga daya absorbsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi
organ aksesori menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormone dan
enzim pencernaan.
g. Pendengaran
Membrane timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran. Tulang-tulang
pendengaran mengalami kekakuan.
h. Penglihatan
Respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, akomodasi
menurun, lapang pandang menurun, dan katarak.
i. Kulit

11
Keriput serta kulit kepala dan rambut menipis. Rambut dalam hidung dan telinga
menebal. Elastisitas menurun, vaskularisasi menurun, rambut memutih (uban),
kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh, serta kuku kaki tumbuh berlebihan
seperti tanduk.

2. Menjelaskan asuhan keperawatan


NO Data fokus Problem Etiologi
1. DS : Hambatan Hambatan
 Lansia mengatakan tidak betah berada interaksi sosial mobilitas fisik,
dipanti lebih suka dirumah kendala
DO : lingkungan, dan
 Klien suka menyendiri , malas beraktifitas kendala
dan tidak mau berkumpul dengan teman- komunikasi
temannya.

2. DS : Sindrom Kelemahan
 Klien sering bertanya hari dan tanggal Kelemahan kognitif
kepada perawat Lansia
DO :
 Klien sering lupa hari, tanggal dan tahun.

3. DS : Insomnia Kendala
 Klien mengatakan sering pusing karena lingkungan
tidur hanya 4-5 jam sehari
 Selama di panti jompo sejak 6 bulan yang
lalu tidurnya 4-5 jam setiap hari dengan
tidur siang 1 jam dan sisanya tidur malam
 Lansia mengatakan tidak betah berada
dipanti lebih suka dirumah

12
Rencana keperawatan (NOC & NIC)

No. Diagnosa Outcomes Intervensi

1 Hambatan Keterlibatan Sosial Peningkatan Sosisalisasi


. interaksi Outcome untuk mengukur keterlibatan sosial 1. Dorong pasien dalam
sosial Indikator Dipertahankan Ditingkatkan pengembangan
berhubungan pada ke hubungan
dengan Partisipasi 1 3 2. Dorong keterlibatan
hambatan dalam dalam mementukan
mobilitas dukungan tim hubungan.
fisik, Partisipasi 1 3 3. Dukung hubungan
kendala sebagai dengan yang orang lain
lingkungan, seorang yang yang mempunyai
dan kendala sukarela ketertarikan dan tujun
komunikasi Interaksi 2 4 yang sama.
dengan 4. Anjurka aktivitas sosial
anggota dan komunitas.
keluarga 5. Dukung untuk
Interaksi 1 3 menceritakan masalah
dengan dengan yang lain.
tetangga 6. Dukung keterlibtan
Partisipasi 1 3 penuh dalam minat
dalam yang baru.
aktivitas yang 7. Anjurkan peduli untuk
lama dengan kebenaran dari orang
yang lain lain.

Keterangan : 8. Anjurkan partisipasi

5 : selalu dilakukan dalam kelompok atau

4 : sering dilakukan individu dalam kegiatan

3 : kadang-kadang dilakukan mengenang.

2 : jarang dilakukan 9. Anjurkan pasien untuk

13
1 : tidak pernah dilakukan mengubah lingkungan.
10. Fasilitasi pasien dalam
memasukan dan
merencakan aktivitas
mendatang
2 Sindrom NOC : Kognitif NIC: Stimulasi Kognisi
Kelemahan Outcome untuk mengukur kognitif 1. Tawarkan stimulasi
Lansia b.d Indikator Dipertahankan Ditingkatkan lingkungan melalui
kelemahan pada ke kontak dengan banyak
kognitif, Kemampuan 2 4 personil.
resiko jatuh, mengingat 2. Menggunakan bantuan
hambatan segera mengingat: Ceklis,
mobilitas, Ingatan jangka 2 4 jadwal, dan catatan
penurunan pendek pengingat
energi Ingatan jangka 2 4 3. Rangsang memori
panjang dengan mengulang
Keterangan : pemikiran terakhir klien.
1. Sangat terganggu 4. Sediakan instruksi lisan
2. Banyak terganggu dan tulisan
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu NIC : Manajemen
5. Tidak terganggu Demensia
1. Tentukan jenis dan
NOC : tingkat defisit kognitif
Pergerakan dengan alat pengkajian
Outcome untuk mengukur pergerakan yang terstandar
Indikator Dipertahankan Ditingkatkan 2. Monitor fungsi kognitif,
pada ke menggunakan alat

Keseimbangan 2 4 pengkajian yang

Gerakan otot 2 4 terstandar


3. Sediakan lingkungan

14
Gerakan sendi 2 4 fisik dan rutinitas sehari-
Bergerak 2 4 hari yang konsisten
dengan mudah
Keterangan :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Sedikit terganggu
5. Tidak terganggu
NOC : Tingkat demensia
Outcome untuk mengukur tingkat dimensia
Indikator Dipertahankan Ditingkatkan
pada ke
Disorentasi 2 4
waktu
Gangguan 2 4
pola tidur
Gangguan 2 4
pada kegiatan
sosial
Penarikan diri 2 4
secara sosial
Keterangan :
1. Berat
2. Cukup berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada

15
3 Insomnia b.d NOC : Status Kenyamanan : Lingkungan NIC : Manajemen
kendala Outcome untuk mengukur status kenyamanan : Lingkungan : Kenyamanan
lingkungan lingkungan
Indicator Dipertahankan Ditingkatkan 1. Ciptakan lingkungan yang
pada ke tenang dan mendukung
Kepuasan 2 5 2. Sediakan kamar terpisah
dengan jika terdapat preferensi
lingkungan dan kebuatuhan pasien
fisik 3. tentukan tujuan pasien
Adaptasi 2 5 dalam mengelola
lingkungan lingkungan dan
yang kenyamanan yang
dibutuhkan optimal.

NIC : Tarapi Relaksasi


1. Tentukan apakah ada
intervensi relaksasi
simasa lalu yang sudah
memberikan manfaat
2. Berikan deskripsi detail
terkait intervensi
relaksasi yang dipilih
3. Tunjukkan dan praktikan
teknik relaksasi pada
klien
4. berikan waktu yang tidak
terganggu karena
mungkin saja klien
tertidur.

16
DAFTAR PUSTAKA

Nanda Internasional.2018.Diagnosis keperawatan:definisi dan klasifikasi 2018-2019.


Jakarta : ECG Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2013).
Nursing Interventions Classification (NIC) (5th ed). America:Mosby Elseiver. Moorhead,
S., Jhonson, M., Maas, M.,&Swanson, L.(2013).
Nursing Outcomes Classification (NOC) (5th ed.). United states of America: Mosby
Elsevier.
Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Sofia Rhosma Dewi, Skep.Ners (2015)

17

Anda mungkin juga menyukai